9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup saling berdampingan sehingga
manusia
sangat
membutuhkan
akan
informasi.
Dengan
berkomunikasilah manusia dapat berkembang, Komunikasi menurut Raymond S. Ross menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.1 Hakikat Komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “Bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (Communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (Communicatee). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the contenct of the message),
1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal : 62
10
kedua lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa.2 2.1.2 Proses Komunikasi Proses Komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder A. Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar,warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. B. Proses Komunikasi Secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya kerena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2003, Hal : 28
11
Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. 3 2.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. 4 Fungsi komunikasi tersebut adalah : a.
Menyampaikan informasi (To Inform) : Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat mengetahui apa yang dia ketahui kepada orang lain
b. Mendidik (To Educated) : Komunikasi dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam segala hal. c.
Menghibur (To Entertain) : Dengan komunikasi kita dapat memperoleh atau menghibur orang lain.
d.
Mempengaruhi (To Influence) : Komunikasi yang dilakukan setiap orang, dapat memberikan suatu bujukan atau pengaruh terhadap orang lain.
2.1.4 Tujuan Komunikasi Sama seperti yang telah diuraikan bahwa komunikasi merupakam suatu bentuk kegiatan interaksi diantara sesama manusia, maka didalam melakukan
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu KomunikasI, Teori dan Praktek, PT.Rosdakarya, Bandung 2007, Hal : 11-16 4 Hafid Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2004. Hal. 55
12
setiap kegiatan tentunya kita memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dan tujuan komunikasi tersebut adalah : a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan prilaku (behaviour change) d. Perubahan sosial (social change).5 Dari tujuan komunikasi tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan komunikasi seseorang melakukan komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan orang tersebut dapat melakukan perubahan, seperti sikap dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan pendapat dari tidak setuju menjadi tidak setuju, perubahan prilaku dari suka menjadi tidak suka, serta perubahan sosial dimana dengan komunikasi kita dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan siapa saja tanpa membedakan status sosial. 2.2 Teori Efek Komunikasi Efek komunikasi telah lama menjadi objek perhatian dan studi. Jangkauan efek bisa mulai mulai dari efek media yang sangat kuat sampai ke “tidak efek sama sekali”. Teoritis awal menyatakan komunikasi massa berperan sebagai pemberitahuan kepada kita tentang peristiwa, sesuatu, orang, dan tempat yang tidak bisa kita jumpai secara langsung. Watler Lippmann mengatakan hal ini ketika dia menulis tentang “dunia luar dan gambaran dikepala kita.” Dia mendeskripsikan “hubungan segitiga” antara situasi (scene) tindakan (ditafsirkan 5
Onong Uchajana Effendi. Op.Cit Hal 8
13
sebagai orang, tempat, tindakan, dan seluruh fenomena yang mungkin ada), persepsi terhadap situasi tindakan, respon berdasarkan persepsi. Sisi terakhir dari segitiga ini tercapai ketika responsnya memengaruhi situasi tindakan awal. Media massa dalam model ini berada diantara situasi tindakan dan persepsi audien.6
Persepsi terhadap tindakan
Media Situasi Tindakan
Massa
Respons terhadap persepsi Sumber : Berdasarkan “Hubungan segitiga” dalam Watler Lippmann, Public Opinion (New York : Harcourt, Brace and Company, 1927) hal. 16-17
Lippmann menunjukan bahwa kebanyakan dari kita tidak dapat atau tidak punya akses langsung kedunia ; dunia adalah “diluar jangkauan, diluar pandangan, diluar pemikiran. Media massa membantu kita menciptakan “gambaran yang terpercaya” tentang dunia yang berada diluar jangkauan dan pengalaman langsung kita. Gagasannya tentang dampak media terhadap persepsi publik bukan hanya mewakili kajian efek komunikasi massa tetapi juga membangun basis konseptual untuk apa yang kelak dikenal sebagai Public Relations.7 Penentuan agenda dari efek komunikasi massa dibangun berdasarkan gagasan Lippmann tentang dampak media dengan cara membedakan antara apa
6
Scott M. Cutlip, Allen H. Center. Glen M. Broom, Effective Public Relations Edisi kesembilan, Jakarta : Kencana, 2007, hal : 233-234 7 Ibid, hal : 234
14
yang kita pikirkan tentang sesuatu dan apa yang kita pikirkan. Kita bisa memperoleh manfaat dengan menyusun jenis-jenis pengaruh dalam sejenis kerangka kerja atau skema. Dimensi-dimensi yang berhubungan
Pergerakan menuju tindakan
KONATIF
Pembelian
Bidang Motivasi, pesan-pesan merangsang merangsang atau mengarahkan keinginan
Penyataan
AFEKTIF
Pilihan
Bidang Emosi. Pesan-pesan yang mengubah Tingkah laku dan perasaan
Kesukaan
KOGNITIF
Pengetahuan
Bidang Pemikiran/gagasan. Pesan-pesan menyediakan informasi dan Kenyataan-kenyataan
kesadaran
Gambar 2.1.5.1 Model Bagan Pengaruh-pengaruh komunikasi Sumber : diambil dari R. Lavidge dan G.A Steiner, “A Model for Predictive Measurements of Advertising Effectiveness. “Journal of Marketing 25 (1961) : 61, diterbitkan oleh American Marketing Associations.
Enam langkah tersebut dikelompokan kedalam tiga dimensi atau kategorikategori berikut : Kognitif, Afektif, dan Konatif. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu, Afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu dan konatif berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap
15
sesuatu.8 Persiet McCombs dan Shaw mereformulasi dan memperluas teori penentu agenda dengan menyatakan,” Media bukan hanya memberi tahu kita apa yang kita pikirkan tentang sesuatu, tetapi juga bagaimana kita memikirkan tentangnya, dan konsekuensinya, apa yang akan dipikirkan.9 Sementara Barelson memformulasikan faktor-faktor tersebut dalam hipotesa sebagai berikut : “Some kinds of communications on some kinds of issues brought to be attantion of some kinds of public under kinds of conditions have some kinds of effect”. “Berbagai jenis saluran komunikasi bagi berbagai jenis persoalan yang menarik perhatian bagi berbagai jenis orang yang berada dalam berbagai jenis kondisi menimbulkan berbagai jenis efek”10 Ada lima faktor penting dalam formulasi Berelson, yaitu : 1. Jenis saluran komunikasi yang digunakan. Dalam hal ini efektifitas komunikasi
dalam
memperngaruhi
opini
publik
berubah-ubah
menurut
salurannya: a. semakin pribadi suatu komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik. b. Semakin informal suatu saluran komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik 8
Werner J. Severin, James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi, sejarah, metode, dan terapan didalam media massa Edisi Kelima, Jakarta, Kencana, 2011 hal : 16 9 Opcit, Scott M. Cutlip, Allen H. Center. Glen M. Broom, Effective Public Relations Edisi kesembilan, hal : 236 10 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, PT.Grasindo, 2003, hal :42
16
c. Semakin khusus suatu saluran komunikasi, semakin kuat pengaruh atas khalayak dibandingkan dengan saluran yang lebih umum. d. Isi dan sifatnya reporialnya umumnya lebih efektif dari pada isi yang bersifat editorial atau yang bersifat representatif e. Peristiwa umumnya lebih efektif dari pada kata-kata, sebab peristiwa lebih bersifat “fait accopilo” f. Isi yang bersifat emosional lebih efektif dibandingkan dengan isi bersifat rasional 2. Jenis Persoalan a. persoalan yang baru b. persoalan yang tidak tegas c. persoalan tokoh-tokoh yang disegani 3. Jenis Orang a. Semakin kuat prediposisi orang semakin sulit untuk diubah. b. Semakin sedikit pengatahuan orang tentang sesuatu semakin mudah komunikasi massa mempengaruhi opini mereka 4. Jenis Kondisi a. Kondisi monopoli lebih efektif dibandingkan kondisi persaingan b. Penampilan yang dibuat-buat kurang efektif dibandingkan dengan penampilan yang tidak direncanakan
17
5. Jenis Efek a. Efek jangka panjang dan pendek b. Efek yang mengubah dan mempertahankannya c. Efek yang diharapkan dan yang tidak diharapkan d. Efek langsung dan tidak langsung.11 2.3 Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations Public Relations merupakan bagian dari instansi, perusahaan atau organisasi, dimana perannya sangat penting dalam menunjang keberhasilan laju perusahaan. Menurut definisi (British) Institute of Public Relation (IPR), “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.12 Terdapat banyak pengertian mengenai Public Relations pada saat ini, banyak ahli Public Relations mengemukakan pendapat mereka mengenai definisi Public Relations, Cutlip dan Center, 13 misalnya dalam bukunya Effektive Public Relations mengemukakan bahwa :
11
Ibid, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, PT.Grasindo, 2003, hal 45 Franks Jefkins. Public Relations. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. 2003. Hal 9 13 Kustadi, Suhandang, Public Relations Perusahaan, Yayasan Nuansa Cendikia, 2004, hal. 45
12
18
Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatau lembaga kepada publiknya dan pengkomunikasian informasi gagasan-gagasan. Serta pendapat dari publiknya dan pengkomunikasian itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu perusahaan yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya. Secara sederhana peran dan fungsi Public Relations adalah untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan didalam atau diluar suatu instansi dan menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatankegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan Beratus-ratus definisi ditulis orang dalam upaya mereka mendapatkan intisari Hubungan Masyarakat, dengan cara membuat daftar aktivitas utama yang membentuk praktek ini. Almarhum Dr. Rex F. Harlow, ilmuan dan tokoh profesional hubungan masyarakat kawakan yang mengumpulkan definisi yang ditulis sejak awal 1900-an dan 1976, mengidentifikasi unsur-unsur utama dari setiap definisi, dan mengklasifikasi gagasan utamanya. ia berkata bahwa ia akan berupaya untuk mengatakan apa itu hubungan masyarakat, dan bukan apa yang dilakukan hubungan masyarakat. Tetapi setelah menganalisis 472 definisi, ia membuat satu definisi yang mencakup aspek konseptual dan oprasionalnya yaitu : 14
Hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakatnya, yang melibatkan manajemen dan melayani kepentingan masyarakat ; membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahaan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal 14
Scott M, Cutlip, Allen H. Center, Glen M Broom, Effective Public Relations : Merancang dan melaksanakan kegiatan kehumasan dengan sukses Edisi kedelapan, Indeks, Jakarta, 2005, hal: 4
19
untuk membantu mengantisipasi kecendrungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya Unsur-unsur yang serupa dalam berbagai definisi yang menyiratkan bahwa hubungan masyarakat bersifat : 1. Melakanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen 2. Menangani hubungan antara organisasi dan masyarakatnya 3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap, dan prilaku didalam dan diluar organisasi 4. Menganalisa dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap masyarakat 5. Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarkat dan kelangsungan
hidup
organisasi 6. Memberikan
anjuran
kepada
manajemen
perihal
pembentukan
kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan baru yang saling menguntungkan terhadap organisasi dan masyarakatnya 7. Membentuk dan mengelola komunikasi dua arah antara organisasi dan masyarakatnya 8. Menghasilkan perubahan khusus dalam hal kesadaran, pendapat sikap, dan prilaku didalam dan diluar organisasi 9. Menghasilkan hubungan baru dan atau terpelihara antara organisasi dan masyarakatnya
20
2.3.2 Aktivitas Public Relations Aktivitas humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dan berbagai macam symbol komunikasi verbal maupun non verbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progres report, menulis untuk presentasi, membuat press release, membuat rekomendasi dan sebagainya.15 Onong Uchajana Effendy mengatakan bahwa aktivitas public relations dapat dibagi kedalam kedua bagian, yaitu hubungan kedalam (internal relations) dan hubungan keluar (eksternal relations) untuk itu diperlukan komunikasi.16 Menurut Arifin Abdurachman, hubungan external dapat dibagi dalam kategorikategori sebagai berikut :17 a. Goverment Relations yaitu hubungan organisasi atau perusahaan dengan intansi pemerintah b. Costumer Relations yaitu hubungan antara pimpinan perusahaan dengan para relasi atau pelanggan dengan tujuan untuk
mencari dan
mempertahankan pelanggan c. Press Relations yaitu hubungan antara pimpinan perusahaan dengan pihakpihak pers seperti dengan pihak surat kabar dan majalah d. Community Relations yaitu hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitarnya
15
Frida Kumastuti, Dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal.27 Onong Uchajana Effendy. Humas suatu studi kronologis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1992. Hal. 18 17 I.G. Wursanto, pokok-pokok pengertian humas dan management, Pustaka Dian, Jakarta : 1985, hal :45 16
21
Dalam melaksanakan aktivitas external di sebuah organisasi, seorang PR harus dapat menyuguhkan informasi mengenai kegiatan organisasinya yang patut ditonjolkan, karena aktivitas external sangat menunjang keberadaan suatu organisasi atau perusahaan dimata khalayak disamping aktivitas internal. Hal tersebut dapat mendukung hasil kerja humas secara maksimal dan sekaligus memperoleh reputasi yang positif dari pihak khalayaknya.
2.3.3 Tugas dan Fungsi Public Relations Public Relations mempunyai fungsi timbal balik keluar dan kedalam. Keluar humas harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran masyarakat yang
positif
terhadap
segala
tindakan
dan
kebijakan organisasi
atau
perusahaannya. Kedalam humas berusaha menggali dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran
yang kurang menguntungkan
dalam masyarakat sebelum tindakan itu dijalankan. Irving Smith Kogan dalam artikelnya “Public Relations” mengatakan bahwa fungsi humas adalah fungsi manajemen sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat, menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.18 sedangkan empat unsur dasar humas menyatakan bahwa :19 a. Humas merupakan filsafat manajemen yang bersifat social
18
F. Rachmadi, Human Relation and Public Relation, PT. Remaja Rosda karya, Bandung : 1992, hal: 9 19 H. Frazier Moore, Humas : membangun citra dengan komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosda karya, 2004, Hal : 7
22
b. Humas adalah suatu pernyataan tentang filsafat tersebut dalam keputusann kebijakan c. Humas adalah tindakan akibat kebijakan tersebut d. Humas merupakan komunikasi dua arah yang menunjang kearah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, atau mempromosikan kepada khalayak sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik Secara struktural humas merupakan bagian integral dari suatu organisasi, jadi fungsi humas tidak terpisahkan dari fungsi perusahaan. Makan humas menyelenggarakan
komunikasi
timbal
balik
antara
organisasi
dengan
khalayaknya. Berikut pernyataan F. Rachmadi mengenai fungsi dan tugas PR adalah : A. Fungsi Pokok Public Relations adalah a. Sebagai alat bantu untuk mengerti dan memahami sikap public dan mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan perusahaan untuk mengubah sikap mereka. b. Dan sebagai sebuah program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan20 B. Tugas dan kewajiban Public Relations dalam keseharian adalah : 21 a. Menunjang kegiatan management dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan yang diwakilinya
20
F. Rachmadi, Op Cit hal :9 F. Rachmadi, Human Relation and Public Relation, PT. Remaja Rosda karya, Bandung : 1992, hal: 23 21
23
b. Membina hubungan baik antara organisasi dengan khalayaknya (internal relations dan external relations) dalam rangka menanamkan pengertian c. Menumbukan
motivasi
dan
partisipasi
publik
dalam
upaya
menciptakan iklim pendapat (opini public) yang menguntungkan, memonitor atau merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat, menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis atau visual kepada khalayak d. Dan melakukan studi analisis atas reaksi serta tanggapan khalayak terhadap kebijakan dan langkah tindakan perusahaan termasuk segala macam pendapat public yang mempengaruhi perusahaan, memberikan informasi kepada penjabat (eksekutif) tentang public acceptance atau non public acceptance atas cara-cara dan pelayanan perusahaan kepada khalayak Dari tugas dan fungsi public relations harus secara konsisten dikelola sehingga pencapaian yang diingikan dapat diperoleh. Dan seorang public relations berhasil dalam mengelolanya.
2.4 Persepsi 2.4.1 Pengertian Persepsi Ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang baru dikenalnya, biasanya orang mempunyai opini. Opini ini muncul karena orang tersebut
24
mempunyai persepsi, akar opini ini bersumber tak lain dari persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor seperti : 22 1. Latar belakang budaya 2. Pengalaman masa lalu 3. Nilai-nilai yang dianut 4. Berita-berita yang berkembang Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu : seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat
pada interpretasi,
yang dapat
didefinisikan sebagai
“meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna. Persepsi mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat-alat panca indra (mata,telinga, hidung,kulit, dan lidah), Atensi dan Interpretasi. Sensasi menunjuk pada pesan yang dikirim ke otak melalui alat-alat panca indera manusia. Panca indra adalah reseptor yang berfungsi sebagai penghubung antara otak manusia dengan lingkungan sekitar. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik.23 Ada beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli
22
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta : 2008, hal :23-24 23 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, (Long.cit Hal : 168-169)
25
1. Robert A. Baron dan Paul B. Paulus dalam Deddy Mulyana mengatakan, bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita.24 2. Brian Fellows dalam Deddy Mulyana mengatakan, bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.25 3. Joseph A. DeVito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimuli yang memperngaruhi indra kita.26 Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi ini merupakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu atau informasi. Bisa saja dalam situasi yang sama, seseorang akan memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, hal ini bisa terjadi karena setiap orang kan melihat sesuatu hal melalui panca indra nya. Namun
setiap
orang
akan
berbeda
dalam
mengikuti,
mengatur,
dan
menginterpretasikan informasi yang masuk. Dalam uraian mengenai persepsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Persepsi-persepsi dibangun oleh keempat faktor tersebut, mengenai latar belakang budaya menyatakan bahwa suatu budaya perusahaan sudah menjadi bagian dari identitas perusahaan karena disetiap perusahaan atau institusi pasti memiliki perbedaan budayanya. Suatu perusahaan harus menciptakan budaya yang baik
24
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, Hal : 167) 25 Ibid : 168 26 Ibid : 168
26
sehingga publik mendapat nilai-nilai baik pula. persepsi itu lahir dari adanya pengalaman dimasa lalu yang dipertajam oleh nilai-nilai budaya, nilai-nilai yang dianut, serta berita-berita yang berkembang. Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman dibenak seseorang dan siap diputar kelak dikemudian hari bila dihadapkan oleh stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokan dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi. 2.4.2 Proses Persepsi Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah semestinya ada. Namun informasi yang datang dari organ-organ indra, perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti ; dan proses ini dinamakan persepsi. Meskipun banyak stimulus berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat-saat tertentu. apa yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga pada proses kognitif yang merefleksikan minat, tujuan, dan harapan seseorang pada saat itu. Pemusatan persepsi ini disebut “perhatian”. Jalaluddin Rakhmat menggambarkan proses terjadinya persepsi dengan skema model.27 Stimulus
27
Atensi
Interpretasi
Kognitif
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung : 1994, hal 51
27
1. Perhatian (Attention) Bila kita lihat, yang menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian (Attention). Menurut Kenneth E. Anderson seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi mengatakan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lain melemah.28 Dengan kata lain perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan alat indra lainnya. Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsanganrangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu, faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan, dan gerakan. Sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yaitu motif, kesediaan dan harapan. 29 Manusia akan lebih memperhatikan hal-hal yang menarik dari pada yang tidak menarik. Apa saja yang menjadi perhatian kita, dapat lolos dari perhatian orang lain. Kita hanya ingin melihat apa yang kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjolkan atau melibatkan diri kita.
28
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung : 2001, hal 52 29 Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia Bandung Cetakan I, 2003, Hal 448-449
28
2. Penafsiran (Interpretasi) Persepsi juga sering disebut dengan tindakan memberi makna melalui indra-indra kita untuk menafsirkan suatu informasi dalam bentuk yang lebih berarti. Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya, dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan. Setiap makna yang timbul akan berbeda-beda dengan individu lainnya dalam menafsirkan informasi. Hal ini karena setiap individu mengorganisasikan rangasangan yang diterimannya sesuai dengan kenyataan yang ada didirinya. Oleh karena itu, ragam penafsiran akan muncul pada setiap individu walaupun stimulinya sama. 3. Pengetahuan (Kognitif) Persepi adalah sumber pengetahuan tentang dunia, kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengelilingnya. “pengetahuan adalah kekuasaan” menurut Udai Pareek (1996). Tanpa pengetahuan, kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancarindra atau data. 30 Setelah tahap atensi dan interpretasi, akan muncul suatu respon yang disebut kognitif atau kognisi. Dimana merupakan suatu keyakinan diri dari 30
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia Bandung Cetakan I, 2003, (Op.Cit, hal :451)
29
individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan muncul apabila individu telah mengerti rangsangan tersebut sehingga individu harus diberikan informasiinformasi yang cukup mempengaruhi perkembangan kognisinya. Terdapat beberapa segi atau proses yang dikemukakan Udai Pareek (1996) sebagai berikut:31 1. Proses menerima rangsangan Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra, melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyetuhnya, sehingga kita memperlajari segi-segi lain dari sesuatu itu. 2. Proses menyeleksi rangsangan Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Terdapat dua faktor menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi seleksi persepsi, dalam menyeleksi berbagai gejala untuk persepsi, faktor-faktor intern berkaitan dengan diri sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayan umum, dan penerimaan diri. Sedangkan Faktor ektern yang dianggap penting pengaruhnnya
31
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia Bandung Cetakan I, 2003, (Op.Cit, hal :451-464)
30
persepsi terhadap seleksi rangsangan ialah : intensitas, ukuran, kontras, gerakan, ulangan, keakraban, sesuatu yang baru. 3. Proses pengorganisasian Rangsangan yang diterima selanjutkan diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan yakni: a. Pengelompokan Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokan dalam suatu bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokan rangsangan itu antara lain : kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu kelompok, kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga dikelompokan menjadi satu, ada suatu kecendrungan untuk melengkap hal-hal yang dianggap belum lengkap b. Bentuk timbul dan latar Ini merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik dan paling
pokok.
Dalam
melihat
rangsangan
atau
gejala,
ada
kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada dilatar belakang. c. Kemantapan persepsi Ada
suatu
kecenderungan
perubahan-perubahan
untuk
konteks
tidak
menstabilkan
persepsi,
mempengaruhinya.
dan
Dalam
31
persepsi dunia tiga dimensional, faktor ketetapan memainkan peranan yang penting. 4. Proses penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima. 5. Proses pengecekan Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya. Pengecekan ini dapat dilakukan dari waktu kewaktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan oleh data baru. 6. Proses reaksi Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasannya dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak dengan sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah dibentuknya. Dari uraian diatas dalam beberapa proses yang memperngaruhi persepsi, sangat berkesinambungan yang dimulai dari proses penerimaan rangsangan hingga proses reaksi penerima pesan itu dari seluruh proses tersebut akan menciptakan suatu persepsi seseorang.
32
2.5 Festival UMB Ke-5 Dalam rangka menunjang kegiatan kehumasan Universitas Mercu Buana yang terkemas dalam Branding Image UMB 27 Tahun ke stakeholder utama yakni para siswa siswi SD, SMP dan SMA/K, perlu adanya suatu kegiatan komunikasi yang komprehensif, yang intinya melakukan program edukasi dan awareness / menciptakan pemahaman awal tentang keberadaan UMB di dalam benak murid murid SD, SMP dan SMA/K. Berdasarkan assessment kepada murid murid SD, SMP dan SMA/K, ternyata dibutuhkan suatu knowledge experience dalam mendukung peningkatan awareness terhadap UMB. Knowledge experience tersebut adalah mekanisme yang diterapkan kepada murid murid SD, SMP dan SMA/K yang belum pernah tahu terhadap eksistensi UMB, melalui partisipasi dan keterlibatan murid murid SD, SMP dan SMA/K dalam rangkaian event edukatif yang menonjolkan keunikan UMB. Kondisi yang terjadi selama 27 tahun berdirinya UMB, telah terjadi perubahan mindset khalayak terhadap UMB, walau masih sangat parsial. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan UMB di masa depan, jika tidak terkelola dengan baik. Dalam mendukung program pendidikan yang memfokuskan pada penguatan skill, knowledge dan attitude, perlu dirumuskan kegiatan yang bersifat pembentukan soft skill dan hard skill. Kegiatan yang positif ini, bagi sebagian remaja tentu tidak lagi asing, namun jika tidak dipelopori dan dilakukan secara terus menerus akan mengalami penurunan kualitas. Dalam jangka panjang
33
diperlukan pembinaan secara simultan dan berkelanjutan untuk mengarahkan tumbuhnya remaja yang berkualitas. Untuk itulah Biro Sekertariat Univ & Humas akan menyelenggarakan program untuk yang Kelima kalinya bertajuk Festival UMB dengan tema utama “DIVERSITY, CREATIVITY & GREEN LIVING” Tema ini mengusung dan menonjolkan diversity / keberagaman, suatu wacana yang saat ini sangat mahal dan layak didengungkan. Diversity / keberagaman menjadi icon yang harus di endorse terus menerus, karena keberagaman adalah substansi dari nila nilai Bhineka Tunggal Ika, yang menjadi dasar filosofis Negara Republik Indonesia tercinta. Keberagaman adalah tema aktual yang sangat populer, dimana, dengan keberagaman semua akan melihat bahwa perbedaan itu indah jika disikapi dengan dewasa dan bijaksana. Spirit ini harus dibangun sejak remaja dan diedukasi sejak dini, agar calon penerus bangsa kelak mampu menjadi pribadi yang berwawasan keragaman, tidak egois terhadp kepentingannya sendiri. Spirit sukses bersama dalam lingkungan yang beragam akan terus kita gemakan dimasa depan. Gaya hidup hijau atau green living, dalam beberapa tahun terakhir mulai banyak dikampanyekan dan dilakukan. Reduce adalah R pertama dari prinsip 3R, yaitu mengurangi sampah yang kita hasilkan. Aktivitas reduce dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana, baik di rumah, kantor, sekolah, di manapun anda berada. Bumi kita sudah sangat penuh oleh sampah. Sampai kapan kita mau tidak peduli terhadap kelestarian bumi kita ini ? Sampai kapan kita mau hidup seenaknya sendiri tanpa memikirkan generasi mendatang kita. Mari kita mulai sekarang,
34
sebelum keadaan bumi ini menjadi semakin parah. Mari kita mulai dari hal-hal yang kecil di rumah kita atau pada kegiatan kita sehari-hari. Jika setiap orang mau melakukan bagiannya masing-masing, alangkah besarnya pengaruh yang bisa diberikan untuk kelesatrian bumi kita. Kasihilah bumi, karena inilah tempat tinggal kita satu-satunya di dunia ini. Sekaligus UMB akan menonjolkan spirit enterpreneurship sebagai pengejawantahan visi misi UMB. Sekaligus peneguhan kembali tentang spirit enterpreneurship yang telah 27 tahun menaungi UMB, sejak berdirinya tahun 1985 lalu. Untuk perguruan tinggi, sebagai lembaga yang memiliki concern dan tangungjawab untuk ikut melakukan pembinaan, maka perlu adanya suatu titik tekan yang fokus kepada pembinaan soft skill. Dalam hal ini perguruan tinggi, khususnya Universitas Mercu Buana memilih kepada penguatan nilai ethic, entrepreneur, kemampuan berbahasa asing dan aplikasi IT. Sosialisasi nilai nilai ini sudah harus dimulai dari level remaja khususnya murid murid SD, SMP dan SMA/K. 32
2.5.1 Tujuan Festival UMB Ke-5 Tujuan diselenggarakannya Festival UMB ke 5 dengan tema “DIVERSITY, CREATIVITY & GREEN LIVING”, meliputi: 1. Menumbuhkan awareness murid - murid SD, SMP dan SMA/K tentang wawasan ethis, enterpreneurship, IT dan skill berbahasa asing.
32
Proposal Festival UMB Ke-5 Tahun 2012
35
2. Menumbuhkan awareness murid - murid SD, SMP dan SMA/K tentang perkembangan masyarakat, budaya, olahraga, teknologi dan seni dan lingkungan hijau 3. Menumbuhkan awareness murid - murid SD, SMP dan SMA/K tentang jiwa keberagaman, dengan indikator arakteristik mahasiswa yang masuk sangat beragam dari sisi etnis, agama, suku dan skill.
2.5.2 Waktu Pelaksanaan dan Program Festival UMB Ke-5 Festival UMB
: 19 November - 4 Desember 2012 (Pukul: 08.00-16.00)
Pembukaan
: Senin, 19 November 2012 (Pukul: 08.00-12.00)
Tempat Pelaksanaan : Universitas Mercu Buana Jakarta Barat Kompetisi SMA/SMK
1. Workshop Mesin
1. Futsal
2. Workshop Public Speaking
2. English Speech
3. Workshop Animasi
3. Paduan Suara
4. Workshop Psikologi
4. Paskibra
5. Workshop Arsitektur
5. Marawis 6. Matematika 7. Tari Saman
Workshop SMP 1. Workshop Psikologi 2. Workshop Public Speaking
Kompetisi SMP 1. Futsal 2. Pramuka Workshop SMA/SMK
Workshop SD Komunitas Dongeng Anak
36
2.5.3 Susunan Panitia Festival UMB Ke-5 Steering Commitee Pengarah
: Dr. Arissetyanto Nugroho, MM
Penanggung Jawab
: Dr. Purwanto Dana Santoso, Ir. M.Eng,Sc, Ph.D Endi Rekarti, MM
Organizing Commitee Ketua Festival UMB
: Irmulan Sati T, M. Si
Sekretaris & Bendahara
: Silvi A. Rachman
Sie Acara Festival UMB
: Intan S. Ningsih
Sie Workshop Profesi
: Heri Agung Prabowo & Rika Fadhila T
Sie Kompetisi & Komunitas Dongeng
: Noviana Pakasi, Citra Sentosa, Puji Lestari, Anisa Handayani, Ade Indra Irawan, Andriansyah
Sie Dokumentasi
: Jemangat, Abed Nego
Sie Akomodasi dan Transportasi
: Magito, Gunadi
Sie Desain dan Publikasi
: Iis Sholihat, Rendo Rahayu
Sie Webside
: Fauzi Nur Iman
Sie Kampanye Sekolah Hijau & Kampus Hijau : Yudo Hardito
37
2.6 Reputasi 2.6.1 Pengertian Reputasi Salah satu konsep penting Public Relations adalah Reputasi organisasi atau perusahaan. Reputasi perusahaan dinilai penting karena stakeholder lebih peduli dengan konsep ini. Stakeholder menyadari bahwa image dan brand perusahaan memiliki pengaruh terhadap mereka. Dalam perkembangannya organisasi membutuhkan pengelolaan yang spesifik dan terukur, termasuk pengelolaan reputasinya. Reputasi bagi sebuah organisasi adalah hal vital karena hidup dan matinya organisasi, sangat tergantung sejauhmana kemampuan organisasi mengelola Reputasi baiknya. Pemetaan reputasi yang diulas oleh John Doorley dan Freed Garcia, agar lebih detail menggunakan rumus. Reputasi = Sejumlah Citra = Performance / Prilaku (Kinerja) + Komunikasi. Definisi ini membuat kita lebih jelas bahwa performance/kinerja dan prilaku, seharusnya sebaik/seiring dan konsisten dengan kegiatan komunikasi. 33 Berdasarkan penjelasan definisi diatas bahwa sebuah Reputasi berawal dari sekumpulan citra, citra sebuah organisasi sangat membantu dalam pembentukan reputasi. Citra tidak dapat dibentuk dengan sendirinya, melainkan perlu adanya kinerja yang baik dan pelaksanaan komunikasi yang konsisten sehingga publiknya percaya bahwa seluruh yang dilakukan organisasi adalah untuk mencapai reputasi yang baik dimata publiknya. 33
Aswad Ishak dan Setio Budi HH, Public Relations dan Corporate Social Responsibility, ASPIKOM, Perhumas, dan Buku Litera, 2011, hal : 38
38
Selain itu Reputasi menurut Fombrun dan Van Riel yang menurut keduanya, reputasi adalah penilaian keseluruhan terhadap organisasi atau stakeholder organisasi. Lebih lanjut, reputasi dianggap kumpulan persepsi dari stakeholder terhadap kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Garis besar yang dapat ditarik dari definisi reputasi yaitu adanya keterlibatan stakeholder dan aktivitas organisasi. 34 Mengulas definisi menurut Fombrun dan Van Riel sebuah reputasi merupakan sebuah kumpulan persepsi dari stakeholdernya dimana sebuah organisasi dalam pelaksanaan aktivitas organisasinya lebih terbuka sehingga kepercayaan stakeholder diperoleh. Setelah sekumpulan persepsi itu merujuk pada hal yang positif,
maka citra akan terbentuk kemudian reputasi positif akan
tercapai. Dapat dilihat corporate image di industri pelayanan dan industri financial, hasilnya teridentifikasi lima faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen atas corporate image. Hal tersebut meliputi : 35 1. Corporate Identity a. Nama b. Logo c. Keistimewaan corporate identity yang berbeda satu sama lain d. Harga 34
Aswad Ishak dan Setio Budi HH, Public Relations dan Corporate Social Responsibility, (Ibid hal : 73) 35 Aswad Ishak dan Setio Budi HH, Public Relations dan Corporate Social Responsibility, ASPIKOM, Perhumas, dan Buku Litera, 2001 (Ibid, hal 36)
39
e. Level dan Kualitas Periklanan 2. Reputasi a. Gaya manajemen dan kepemimpinan b. Kredibilitas atas upaya yang dilakukan organisasi c. Garansi pelayanan yang memadai d. Budaya organisasi yang fokus pada konsumen 3.
Level pelayanan a. Ragam pelayanan (pelayanan utama dan pendukung) b. Akses pelayanan c. Prosedur pelaksanaan
4.
Lingkungan fisik yang dapat dilihat a. Lingkungan / Atsmosfer b. Dekorasi / warna c. Tata letak mampu d. Tata penampilan dan luas gedung e. Fasilitas Parkir f. dan perhatian g. Kemampuan
5.
Kontak Personil a. Ramah dan santun b. Penampilan c. Sikap dan prilaku d. Staf dan perhatian
40
e. kemampuan 2.6.2
Prinsip – Prinsip Reputasi Untuk memahami reputasi lebih jelas perlu dilihat ada beberapa prinsip-
prinsip reputasi, dimana prinsip tersebut diulas dalam pendekatan yang beragam dan menekan pada aspek multiple perspective stakeholder (pendekatan dari sudut pandang dan khalayak yang beragam). Prinsip-prinsip tersebut meliputi : 36 1. Prinsip pertimbangan Multiple Stakeholders Dalam prinsip kesatu ini, perlu adanya suatu kesepahaman tentang prioritas untuk memetakan kebutuhan masing-masing stakeholder sekaligus, setiap stakeholder memiliki standar, kebutuhan, dan kepuasan yang berbeda. Dalam tulisan Fombrun’s (1998) tentang stakeholder perspective, yang meliputi : a. Kepercayaan
(sudut
pandang
karyawan)
:
kebanggaan,
pemberdayaan b. Kredibilitas (sudut pandang investor) : keuntungan, pertumbuhan dan prospek c. Keterandalan produk dan terpercaya (sudut pandang konsumen) : promosi kualitas, pelayanan, mendukung, konsumen d. Tanggung jawab kepada komunitas (sudut pandang komunitas) : tanggung jawab kepada masyarakat sekitar perusahaan, pelayanan komunitas dan mendukung lingkungan hijau.
36
Aswad Ishak dan Setio Budi HH, Public Relations dan Corporate Social Responsibility, (Ibid, hal : 30-34)
41
2. Prinsip elemen utama reputasi saling berkaitan Prinsip ini mengulas bahwa masing-masing elemen utama reputasi itu bersifat interdependensi, saling berkaitan. Tidak bisa disusun secara terpisah, namun harus menjadi satu kesatuan. Jika satu elemen reputasi dihilangkan, atau tidak masuk dalam keseluruhan indikator reputasi, maka akan mengurangi makna dan subtansi reputasi itu sendiri. Contohnya, jika menilai reputasi sebuah organisasi perguruan tinggi, tentu tidak bisa hanya dilihat dari elemen kurikulum saja, namun juga dilihat bagaimana teknik pengajar dosennya, suasana kampus, perpustakaan dan lain sebagainya. Sehingga reputasi harus dilihat secara holistik 3. Prinsip reputasi disusun melalui interaksi yang berjenjang Ibarat
model
komunikasi
yang
berjenjang
(two
step
flow
communication). Demikian juga reputasi, bergerak dari yang paling kecil sampai paling tinggi indikatornya. Hal ini membutuhkan rantai (chain) komunikasi yang mampu menghubungkan elemen reputasi yang satu kelainnya. 4. Prinsip reputasi dapat dinilai dan memiliki nilai Reputasi bernilai dan dapat dinilai, karena reputasi memiliki indikator yang terukur dan dapat dilihat, dapat diakses, kemampuan organisasi untuk
mengoprasionalkan
kebutuhan
reputasinya,
tentu
akan
membawa penilaian stakeholder lebih jelas terhadap reputasi organisasi tersebut.
42
5. Prinsip reputasi dapat dikelola Reputasi memiliki indikator yang jelas dan terukur dan dapat dikelola, maka elemen-elemen pembentuk reputasi dapat dikelola. Pemahaman mengelola reputasi adalah pemahaman dasar dalam tahap manajemen public relations. Pengelolaan reputasi berdasarkan tahapan manajemen dalam organisasi yang meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling. Ini adalah pemahaman manajemen yang paling mendasar. 6. Prinsip reputasi dan performance keuangan saling berkaitan Jika organisasi memiliki reputasi yang positif, maka performance keuangannya pun akan membaik. Seiring dengan peningkatan reputasi yang semakin hari semakin positif, maka pendapatan organisasi pun akan meningkat. Keduanya saling mempengaruhi dan secara signifikan membentuk simbiosis mutualisma. 7. Prinsip reputasi (rangking) mengarahkan pada performance keuangan Jika aspek reputasi pada akhirnya dapat mendukung kinerja dan performance keuangan, maka ranking reputasi pun akan semakin meningkatkan performance kinerja keuangan. Perlu kiranya organisasi melakukan ranking dan pemetaan terhadap reputasinya, agar mampu meningkatkan performance keuangan. 8. Prinsip reputasi dapat dihitung/diukur Reputasi memiliki indikator yang jelas, sehingga dapat diukur keberadaannya. Idealnya menghitung reputasi dilakukan secara berkala, untuk melihat apakah ranking reputasi masih dalam kondisi
43
rawan atau sudah aman. Sehingg tidak mempengaruhi keberadaan organisasi berikutnya. Pengukuran reputasi dapat melalui survey khayalak, survei konsumen, sampai survey terhadap penggunaan media informasi yang di asses kepada khalayak organisasi. Bahkan riset yang dilakukan melalui media monitoring pun mampu menjadi alat untuk mengukur reputasi. 9. Prinsip reputasi dapat hilang dengan mudah dibandingkan saat disusun Prinsip reputasi dibangun secara bertahap adalah benar. Kebalikannya dengan mudahnya meruntuhkan reputasi yang pada dasarnya sangat mudah untuk diruntuhkan. 10. Prinsip reputasi dapat dianalisis dengan pendekatan interdisipliner Untuk menganalisis sebuah reputasi organisasi mengacu pada beragam pendekatan interdispliner, hal ini mengindikasikan bahwa reputasi dapat dilihat dari aspek sosial, politik, ekonomi, bahkan aspek psikologis. Reputasi harus dianalisa dengan pendekatan yang beragam, agar sebagai pengelola reputasi mampu melihat, aspek apa sajakah yang sebaiknya diukur dan dianalisa untuk menghasilkan indikator reputasi yang memadai. 2.6.3 Reputasi Organisasi Pemahaman publik terhadap organisasi akan menimbulkan reputasi positif organisasi. Hal ini terjadi karena dasar terbentuknya reputasi yang solid adalah apabila identitas dan image organisasi sejalan. Reputasi berbeda dengan image karena reputasi dibangun dalam waktu lama dan bukan merupakan persepsi yang
44
mudah dicapai dalam waktu singkat. Reputasi juga berbeda dengan identitas karena reputasi adalah hasil dari persepsi stakeholder eksternal dan internal, dimana identitas hanya dibangun oleh perusahaan itu sendiri.37 Pada dasarnya reputasi organisasi adalah tanggung jawab setiap anggota organisasi. Perusahaan yang sadar dan merespons lingkungan eksternalnya dengan melakukan hal-hal yang benar akan melihat reputasinya tumbuh dan berkembang. Para pendukung reputasi manajemen akan mengatakan bahwa reputasi perusahaan dapat dibangun secara terencana. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Weber Shandwick dan Reputation Institue (2006), ada enam elemen inti yang secara bersama-sama membentuk bangunan reputasi perusahaan : 38 a. Tanggung jawab : mendukung tujuan mulia, menunjukan tanggung jawab lingkungan dan tanggung jawab sosial. b. Komunikasi : ditandai dengan keterbukaan, pengungkapan secara penuh dan terbuka untuk berdialog. c. Barang dan jasa : menawarkan kualitas dan inovasi yang berkelas tinggi, serta kepuasan pelanggan. d. Bakat : memberikan hadiah kepada karyawan secara adil, keberagaman latar belakang karyawan, dan menunjukan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan staf.
37
Ridawan Nyak Baik dan Irmulan Sati, Koalisi Dominan “Refleksi Kritis atas Peran dan Fungsi Public Relations dalam Manajemen, BPP Perhumas, 2004, Hal : 94 38 Keith Butterick, Pengantar Public Relations, Teori dan Praktik, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2012, Hal 62
45
e. Matriks keuangan : melampaui para pesaing dan menunjukan stabilitas keuangan serta nilai investasi jangka panjang f. Kepemimpinan : dibangun oleh CEO dan tim senior, menunjukan kepemimpinan yang baik dan perilaku etis. Reputasi Perusahaan adalah “representatif kolektif” serangkaian citra dan persepsi yang dihasilkan dari banyak pendapat yang berbeda tentang perusahaan atau organisasi. Untuk membangun dan menjaga reputasi perusahaan yang baik, perlu berhubungan dengan sejumlah stakeholder yang bisa jadi semua memiliki pendapat atau pandangan berbeda mengenai perusahaan, tetapi secara kolektif memberikan kontribusi pada keseluruhan reputasi perusahaan.
2.7 Penelitian Terdahulu Berdasarkan Int. Journal of Economics and Management yang berjudul Managing Reputation, Stakeholder Relations, Corporate Social Responsibility dari Universiti Putra Malaysia menjelaskan hipotesa : RQ 1 : How do participants perceive the importance of CR, SR, and CSR to the organisation? RQ 1 : Bagaimana partisipan merasakan pentingnya CR (Corporate Reputation) , SR (Stakeholder Relations), dan CSR organisasi? Reputasi perusahaan adalah pusat agenda utama organisasi diawaki melalui serangkaian program komunikasi korporasi. Dalam konteks terapan reputasi
46
perusahaan, Riel dan Fombrun (2007) Menggambar dari data yang dikumpulkan, ditemukan bahwa ada enam tema kunci dari perusahaan reputasi yang dikategorikan berdasarkan dari Riel dan Fombrun. Model: 1.
'Harga' reputasi,
2.
Peningkatan profitabilitas,
3. strategi bisnis yg berkelanjutan, 4. unik identitas & kemampuan organisasi yang khas, 5. Kekuatan yang dominan, dan 6. Pengelolaan risiko Temuan ini juga mendukung gagasan Balmer reputasi (2001), karena ia berpendapat untuk reputasi perusahaan adalah persepsi abadi diadakan suatu organisasi oleh individu, kelompok atau jaringan yang membentuk sistem kolektif keyakinan dan pendapat yang mempengaruhi tindakan masyarakat berkaitan dengan organisasi. Tidak
mengherankan,
reputasi
perusahaan
dapat
mempengaruhi
profitabilitas yang lebih besar dan mempertahankan strategi bisnis yang besar dari waktu ke waktu seperti yang dijelaskan oleh senior manager dari perusahaan telekomunikasi besar:
47
Reputation is very important as it represents a company’s brand and perceptions of consumers on the organisation. It can improve profitability and sustain business strategy through a brand health tracking (system). We can track the consumers perception on us and the brand disposition; “Reputasi ini sangat penting karena merupakan merek perusahaan dan persepsi konsumen pada organisasi. Hal ini dapat meningkatkan profitabilitas dan mempertahankan strategi bisnis melalui kesehatan merek pelacakan (sistem). Kita bisa melacak persepsi konsumen pada kita dan disposisi merek.” Selanjutnya CSR yang dianggap sebagai inti konsep bisnis dalam mengintegrasikan
paradoks
antara
memaksimalkan
nilai
ekonomi
dan
memberikan kontribusi terhadap kewajiban sosial. Tema kunci dikategorikan berdasarkan pada gagasan CSR ditangani oleh McWilliams et al., (2006). Penelitian ini menyimpulkan enam tema CSR koheren dipraktekkan oleh perusahaan-perusahaan sebagai berikut : 1.
Nilai CSR dalam organisasi,
2. Keterlibatan Perusahaan dalam kegiatan masyarakat (skenario win-win antara bisnis dan komunitas), 3. Keterlibatan masyarakat (yaitu, donasi, sponsorship), 4. Top manajemen merupakan nilai program CSR 5. Kebijakan CSR dalam organisasi, 6. Tanggung Jawab untuk melindungi lingkungan - kewajiban moral atau tugas bisnis
48
Keberlanjutan CSR diperlukan untuk perusahaan yang sangat baik, apabila tidak berkelanjutan maka akan merusak reputasi perusahaan ditambahkan oleh kepala komunikasi perusahaan entrepreneuship dan perusahaan investasi: CSR is not a one-off project. It is a sustainability work. If you can’t sustain the project, just forget it about it because it will affect your reputation and if you wouldn’t manage your reputation well, it going to be disaster. “CSR bukan hanya satu kali proyek. Ini adalah pekerjaan keberlanjutan. Jika Anda tidak dapat mempertahankan proyek, lupakan saja tentang hal itu karena akan mempengaruhi reputasi anda dan jika Anda jika tidak mengelola reputasi anda dengan baik, itu akan menjadi bencana.”
RQ 2 : H ow do participants perceive the relationship between CR, SR and CSR developed? (alignment and integration of these key concepts) RQ 2: Bagaimana participant memahami hubungan antara CR, SR dan CSR dikembangkan? (penyelarasan dan integrasi konsep-konsep kunci) Sebagian besar informan memberikan komentar positif pada konsep-konsep kunci dari CR, SR, dan CSR. Sebagian besar informan bersemangat membahas konsep-konsep kunci dari CR, SR dan CSR menyelaraskan dan mengintegrasikan mereka dengan praktek mereka saat ini. Ini berarti mereka semua saling terkait yang mengarah ke kinerja sosial perusahaan yang lebih baik, dan mendorong visibilitas ke publik. Argenti dan Barnes (2009, hal. 20) mendukung temuan ini dengan menekankan bahwa “lingkungan bisnis modern dalam konteks perubahan mendalam yang terus mendefinisikan kembali cara perusahaan berinteraksi dengan para pemangku kepentingan mereka. Mereka juga menambahkan bahwa
49
keunggulan pertumbuhan dan pentingnya keberlanjutan standar melaporkan kepada reputasi organisasi dan garis bawah” (Argenti dan Barnes, 2009, hal. 172). Ketika ditanya tentang bagaimana informan membangun dan menumbuhkan hubungan yang menguntungkan dengan para pemangku kepentingan mereka, seorang manajer senior dari perusahaan mobil terkemuka berkomentar integrasi antara SR dan CSR: “We always communicate with them (stakeholders). For example, we produce our CSR reports. It has been recognised internationally when we got A plus rating from Global Reporting Initiative. So, this is one of ways of communicating with our stakeholders.” “Kami selalu berkomunikasi dengan mereka (stakeholder). Sebagai contoh, kita menghasilkan laporan CSR. Telah diakui secara internasional ketika kami mendapat A plus dari Global Reporting Initiative. Jadi, ini adalah salah satu cara berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan kami.” Keselarasan dan integrasi antara CR dan SR terungkap sebagai manajer perusahaan transportasi menekankan pada:
“One thing is certain, there is a high cost to pay for losing reputation (CR), which is the good standing among our stakeholders. Fo instance, for our customers, a good repuattion serves a as a signal of the underlying quality of an organisation’s products and services. This creates values, association and transaction which may improve our corporate reputation.” “Satu hal yang pasti, ada biaya tinggi untuk membayar kehilangan reputasi (CR), yang merupakan performa yang baik antara para pemangku kepentingan kami. Untuk Misalnya, bagi pelanggan kami, repuattion baik melayani sebagai sinyal kualitas yang mendasari produk dan jasa organisasi. Ini menciptakan nilai, asosiasi dan transaksi yang dapat meningkatkan kami reputasi perusahaan.” Bukti pada keselarasan dan integrasi antara CR, SR dan CSR ditangani oleh manajer perusahaan terkemuka makanan cepat saji sebagai berikut:
50
“I would say that the good internal value is the key driver of reputation because we start internalizing 7 key values with our employees. We have to ensure that our employees understand (the value) and at the same time they practice the values that we introduce and I would say that the program an initiative that we do are that CSR and we talk about CSR we don’t just talk about charity. And also all our CSR initiatives that we do which include food quality, food safety.”
“Mengelola Reputasi Perusahaan, Stakeholder Relations, dan Corporate Social Responsibility Saya akan mengatakan bahwa nilai internal yang baik adalah pendorong utama reputasi karena kita mulai internalisasi nilai 7 kunci dengan karyawan kami. Kami harus memastikan bahwa karyawan kami memahami (nilai) dan pada saat yang sama mereka mengamalkan nilai-nilai yang kita memperkenalkan dan aku akan mengatakan bahwa program inisiatif yang kita lakukan adalah bahwa CSR dan kita berbicara tentang CSR kita tidak hanya berbicara tentang amal. Dan juga semua inisiatif CSR yang kita lakukan yang meliputi kualitas makanan, keamanan pangan.” 2.7.1 Hipotesa Penelitian Berdasarkan penjelasan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa suatu program komunikasi bisa dihubungan dengan sebuah reputasi, apabila program tersebut berkelanjutan dalam pelaksanaan nya maka peningkatan reputasi akan diterima. Dalam hubungannya dengan studi tentang persepsi siswa-siswi SMA/K Jakarta Barat terhadap Festival UMB Ke-5 dengan Reputasi Universitas Mercu Buana, maka dapat dirumuskan suatu hipotesa yang dapat memberikan jawaban sementara bagi permasalahan. Rumusan Hipotesis Penelitian adalah : “Ada Hubungan Antara Persepsi Siswa-Siswi SMA/K Jakarta Barat Terhadap Festival UMB Ke-5 dengan Reputasi Universitas Mercu Buana”