BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asam Urat a. Pengertian Asam Urat Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein makanan yang mengandung purin (terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang - kacangan dan buncis) atau dari penguraian purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai senyawa natrium urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh (Vitahealt. 2005). Sering kali asam urat dikatakan sebagai penyakit kaum pria, karena 90 % 95 % penderitanya adalah kaum pria. Wanita jarang ditemukan menderita penyakit ini, terutama yang masih mengalami menstruasi karena hormone estrogen membantu pengeluaran asam urat melalui ginjal. Kadar normal asam urat pada pria 3,0 - 7,1 mg/dl, pada wanita 2,6 - 6,0 mg/dl
( Elok Dyah
Masswati, 2006)
B. Metode Penerapan Kadar Asam Urat 1. Alat Point Of Care Test Point Of Care Test merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana. Alat ini disebut juga bedside testing, near patient testing, alternative site testing. POCT dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan untuk 4
sampel serum atau plasma. Asam urat POCT menggunakan katalisator spesifik untuk pengukuran asam urat dalam darah kapiler ( whole blood ). a. Alat yang digunakan pada Point Of care Test Satu set alat POCT terdiri dari : 1) Blood Uric Acid Meter, merupakan alat pengukur asam
urat yang
mempunyai layar untuk menampilkan hasil pemeriksaan. 2) Blood Uric Acid Test Strip, merupakan strip untuk setiap kali pemeriksaan, terdapat zona untuk meletakkan spesimen, yang dipasangkan pada alat pengukur / blood uric acid meter. 3) Lancing Device and lancet, alat / jarum untuk mengambil spesimen.
b. Prinsip pemeriksaan kadar asam urat pada POCT Strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator asam urat akan mengoksidasi asam urat dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk dalam alat POCT setara dengan konsentrasi asam urat dalam darah ( User Guide Uasure ).
c. Masalah tahap pra analitik pada pengukuran kadar asam urat dengan POCT Untuk menghindari kesalahan pra analitik pada pemeriksaan kadar asam urat 6 dan menggunakan POCT, perlu diperhatikan dari mana asal spesimen tersebut bagaimana perlakuan yang benar terhadap spesimen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pengambilan spesimen dari kapiler adalah : 1) Pasien harus memiliki sirkulasi dan kehangatan tangan yang cukup.
2) Tempat pengambilan spesimen harus dibersihkan dengan alkohol/air sabun hangat dan dibiarkan kering. 3) Pastikan untuk membersihkan tetesan pertama sebelum menganalisa kadar asam urat pada tetesan kedua. Selain itu keterbatasan dari alat POCT ini perlu juga diperhatikan, antara lain : 1) Hematokrit di bawah 35 % karena adanya penurunan Hb, sehingga darah menjadi encer ( evitroth kurang ) dan di atas 50 % Hb naik darah kental ( evitroth meningkat ) dapat mengganggu hasil. 2) Kadar yang tinggi dari asam askorbat, bilirubin, dapat mengganggu hasil tes. Untuk menghindari kadar yang tinggi dari asam askorbat, disarankan melakukan tes setelah puasa 12 jam. 3) Alat ini hanya mampu mendeteksi kadar asam urat antara 3,0 mg/dl sampai 20 mg/dl. Di luar hasil itu alat akan menampilkan “ Low “ hasil rendah kurang dari normal atau “ High “ tinggi.
d. Kelebihan Pemeriksaan Asam Urat Dengan Point Of Care Test 1) Hasil tes dapat diketahui segera 2) Volume darah yang dibutuhkan sedikit 3) Dapat segera dilakukan tes ulang 7 4) Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat tidur pasien 5) Tidak memerlukan tempat khusus 6) Penyimpanan mudah 7) Harga lebih murah
e. Kekurangan Pemeriksaan Asam Urat Dengan Point Of Care Test 1) Hasil tes, akurasinya masih dipertanyakan 2) Adanya faktor pengganggu pemeriksaan seperti : volume eritrosit, vitamin C dan bilirubin 3) Adanya faktor ketergantungan bahan pemeriksa / close methode 4) Alat hanya mampu mendeteksi kadar asam urat antara 3,0 mg/dl sampai 20,0 mg/dl (user guide uasure)
2. Fotometer Fotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar suatu zat secara kuantitatif. Sistem pencahayaan merupakan hal utama pada fotometer. Untuk menjaga agar lampu stabil fungsinya dan tahan lama, maka sumber listrik harus dijaga agar stabil tegangannya. Filter merupakan bagian terpenting, umumnya forometer dilengkapi 1 set filter standar dengan pilihan panjang gelombang tertentu. Kuvet adalah wadah sampel pada pemeriksaan fotometer. Beberapa fotometer mempunyai kuvet yang cocok hanya untuk alat tertentu. Fotosel sebagai sensor penerima cahaya dan mengubahnya menjadi impuls listrik merupakan bagian alat yang sensitif ( Pelatihan Program Nasional, 1999 ). 8 a. Fotometer Dialab Fotometer Dialab mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1) Sistem pembacaan - Absorbance range : - 0,2 sampai 2,2 A - Panjang gelombang : 340 nm sampai 700 nm
- 9 filter - Stabilitas variasi pembacaan hasil dari 20 pembacaan pada
405 nm
dalam waktu 1,6 menit dengan jarak 5 detik <= 0,005 A 2) Pengatur suhu : dapat diprogram pada suhu 230 C sampai 400 C dengan tahap 10 C. Stabilitas + 0,20C. 3) Kuvet : aliran kuvet (dengan sistem penyedot), dengan kuvet (makro, semi mikro, mikro), ukuran tabung tes (diameter 12 mm, panjang 75 mm). 4) Sistem penyedot sampel : sistem aliran dengan pompa peristaltik terdapat di dalam alat tersebut. 5) Printer : hasil pemeriksaan dapat dikeluarkan oleh printer dengan kecepatan 40 karakter tiap detik. 6) Kondisi ruangan : di dalam ruangan pada ketinggian 2.000 m, pada suhu 150 - 350 C (User’s Manual).
b. Prinsip Pemeriksaan Kadar Asam Urat dengan Metode Enzimatic Colorimetric Uric acid secara enzimatik dirubah menjadi allantion dan hydrogen peroxide. Hydrogen peroxidase yang terjadi bereaksi dengan 3,5 Dichlore9 - 2 hidroxybenzenesulfonic
acid
dan
4
-
aminophenazone
quinoneimine yang berwarna merah coklat. Skema reaksi : Uric acid + O2 + 2H2O uricase allation + CO2 + 2H2O2
membentuk
2H2O2 + 3,5 dichloro - 2 - hidroxybenzenesulfonic acid + 4 - aminophenazon peroksidase
N - ( 4 - antipyril ) - 3 - chloro - 5 - sulfonate -
benzoquinonemonoimine + HCl + 4H2O
c. Masalah Tahap Pra analitik pada Pengukuran Kadar Asam Urat dengan Fotometer Urat dengan Fotometer Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan sampel serum antara lain : 1) Sampel lipemik dapat menyebabkan hasil pemeriksaan kadar asam urat tinggi palsu ( keruh ), lipemik : kandungan lipid dalam darah ( cholesterol dan trigliserida ) yang meningkat 7300 mg/dl encerkan 3 X 100 ul serum + 200 ul Nacl 2) Sampel hemolosis dapat mempengaruhi hasil kadar asam urat 3) Sampel ikterik juga mempengaruhi pembacaan pada fotometer, ikterik : kenaikan pada faal hati
d. Kelebihan Pemeriksaan Asam Urat Dengan Fotometer 1) Hasil tes lebih akurat 2) Kadar asam urat yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat terbaca10 3) Tes dilakukan oleh petugas laboratorium di laboratorium 4) Tidak ada faktor ketergantungan bahan habis pakai/reagen (open methode)
e. Kekurangan Pemeriksaan Asam Urat Dengan Fotometer
1) Hasil tes membutuhkan waktu yang lebih lama 2) Volume darah yang dibutuhkan lebih banyak 3) Untuk tes ulang dibutuhkan waktu yang lama 4) Pemeliharaan dan penimpanan dibutuhkan tempat khusus 5) Harga lebih mahal. (Users Manual)
C. Presisi dan Akurasi 1. Presisi / Ketelitian Yaitu keterdekatan hasil pemeriksaan diantara replikat-replikat yang berasal dari suatu sampel. Ketelitian terutama dipengaruhi oleh kesalahan acak yang tidak dapat dihindari. Impresisi yaitu penyimpangan dari hasil pemeriksaan terhadap nilai rata – rata yang dinyatakan dengan SB (simpang baku) dan KV (Koefisien Variasi). Semakin kecil penyimpangan tersebut berarti semakin dekat hasil pemeriksaan satu sama lain dari satu seri pemeriksaan ulang. Hal itu dapat disebut dengan reprodusibilitasnya (keterdapatan ulangan) baik (Imam Budiwiyono, 2002). 11 2. Akurasi / Ketepatan Penyimpangan dari nilai benar biasanya disebabkan oleh kesalahan sistematik antara lain larutan standard dan spesifitas analitik. Hal yang mempengaruhi impresisi juga akan mempengaruhi inakurasi (Imam Budiwiyono,2002).
D. Kerangka Teori
Vena
Yang mempengaruhi kadar asam urat : ⇒ Diet purin ⇒ Obat – obatan ⇒ Alkohol ⇒ Asam ribonukleat dari sel – sel
Yang mempengaruhi hasil : ⇒ sampel lipemik ⇒ Sampel hemolisa
Serum (vena) Fotometer Sampel
Kapiler
Pemeriksaan kadar asam urat
Whole blood ( kapiler ) POCT
Yang mempengaruhi hasil : ⇒ Sirkulasi dan kehangatan tangan ⇒ Tempat sampling belum kering ⇒ tetesan pertama tidak dibuang ⇒ Bilirubin, vitamin C, nilai hemotokrit
E. Kerangka Konsep
Kapiler ( whole
Point Of Care Rujukan
Sampel Vena ( serum )
Fotometer
12
F. HIPOTESA Ada perbedaan antara kadar asam urat dengan menggunakan alat Point of Care Test (POCT) dan Fotometer berdasarkan Nilai Rujukan.