BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Audit a. Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke (1997:2), “auditing is the accumulation and evaluation of evidence about quantifiable information of an economic entity to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent independent person.” Pengertian audit mengandung unsur-unsur sebagai berikut. 1) Suatu proses yang sistematis, artinya audit dilakukan tahap demi tahap dan memerlukan suatu perencanaan yang cermat serta pemilihan teknik audit yang tepat. 2) Adanya informasi yang dapat diukur (quantifiable information) dan kriteria tertentu (established criteria) atau seperangkat standar (set of standards). Informasi yang dapat diukur merupakan informasi yang dapat didiversifikasi atau diperiksa kebenarannya. Informasi tersebut merupakan milik kesatuan ekonomi tertentu. Dalam audit dilakukan penilaian terhadap tingkat kesesuaian suatu informasi atau asersi dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
3) Adanya bukti-bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atau keterangan yang digunakan oleh pemeriksa untuk menilai tingkat kesesuaian suatu informasi dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam setiap audit, pemeriksa harus mengumpulkan bukti-bukti audit yang cukup dan kompeten, dan mengevaluasi bukti –bukti tersebut berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 4) Audit harus dilakukan oleh seseorang yang berpengetahuan cukup untuk dapat mengerti kriteria yang ditetapkan dan cukup kompeten untuk menentukan jenis dan jumlah dari bukti-bukti yang diperlukan agar ia dapat menarik kesimpulan yang tepat. Seorang auditor juga harus bersikap independen, artinya tidak memihak. 5) Komunikasi hasil penemuan audit kepada para pemakai laporan audit, sehingga dapat menyampaikan tingkat kesesuaian antara apa yang telah diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan kepada pemakainya.
b. Jenis-Jenis Audit Auditing dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan diadakannya audit tersebut. Arens dan Loebbecke (1997:4) menyatakan ada tiga jenis audit, yaitu audit operasional, audit ketaatan dan audit laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
1) Audit operasional (operational audit) Audit operasional yaitu melihat kembali prosedur dan metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Tujuannya untuk memberi rekomendasi kepada manajemen dalam memperbaiki operasi perusahaan. 2) Audit ketaatan (compliance audit) Audit ketaatan yaitu auditor menentukan apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang ada. 3) Audit laporan keuangan (audit of financial statement) Audit laporan keuangan lebih mengarah pada laporan keuangan secara keseluruhan dan kualitas informasi yang dihasilkan.
c. Prosedur Audit Adapun prosedur audit yang akan dilakukan secara umum adalah sebagai berikut : 1) mengumpulkan
informasi-informasi
mengenai
sistem
pengendalian manajemen yang ada di perusahaan, 2) melakukan tanya jawab baik secara langsung maupun dengan memberikan kuisioner pada para karyawan di perusahaan, 3) memeriksa otorisasi dari setiap dokumen, 4) membuat laporan audit operasional, 5) memberikan rekomendasi.
2. Audit Operasional a. Pengertian Audit Operasional Definisi audit operasional menurut Arens dan Loebbecke (1997:4), “An operational audit is a review of any part of an organization’s operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness.”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa audit operasional adalah : 1) merupakan suatu proses penelaahan yang sistematis atas aktivitas, metode, dan prosedur pengolahan suatu badan usaha, 2) mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari aktivitas, metode, dan prosedur pengolahan yang dilakukan oleh suatu badan usaha, 3) melaporkan hasil evaluasi kepada pihak yang berwenang dan memberikan rekomendasi yang berguna bagi peningkatan dan perbaikan kepada pihak manajemen.
b. Komponen Audit Operasional Audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, pengelolaan sumber daya, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Audit manajemen juga diarahkan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan objek audit, baik fungsi manajerial maupun fungsi bisnis perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Audit operasional lebih berorientasi ke masa depan, artinya hasil dari penilaian berbagai kegiatan operasional tersebut diharapkan dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh badan usaha. Komponen audit operasional umumnya berkaitan dengan penilaian efisiensi serta efektivitas dari aktivitas, metode, dan prosedur yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh suatu badan usaha. Ada empat komponen audit menurut Reider dan Harry R. (1994:114) yaitu keuangan, ketaatan, ekonomi dan efisiensi, serta efektivitas. 1) Keuangan Fokus utama komponen ini adalah ketepatan akuntansi dan prosedur pencatatan yang memadai. 2) Ketaatan Ketaatan adalah pemenuhan mengenai ketaatan hukum yang dapat dipakai dan peraturan-peraturan, kebijakan serta prosedur internal. 3) Ekonomi dan efisiensi Komponen ini mengenai pencapaian keseimbangan optimum antara biaya dan hasil. Di mana auditor mengevaluasi antara biaya minimal dan produktivitas maksimal. 4) Efektivitas Komponen ini mengenai hasil-hasil dan prestasi yang dicapai dan keuntungan yang didapatkan. Dalam mengevaluasi efektivitas dari kegiatan operasi, auditor menanyakan apakah aktivitas mencapai tujuan akhir analisa adalah kualitatif daripada kuantitatif.
c. Jenis-Jenis Audit Operasional Audit operasional dikelompokkan menjadi tiga jenis sesuai dengan keragaman departemen dan ruang lingkup, yaitu : 1) Internal audit. Audit operasional ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau departemen yang bersangkutan dengan sistemsistem prosedur-prosedur atau fasilitas-fasilitas. Auditor yang mengerjakan dapat dari perusahaan mereka sendiri (internal auditor). Internal audit merupakan teknik dimana manajemen dapat merasakan masalah mereka sendiri dan menilai kinerja organisasi kebutuhan titik kekuatan dan kelemahannya.
Universitas Sumatera Utara
2) External audit. Audit operasional ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pemasok mereka atau sub pemasok. Auditor dapat dari auditor internal maupun auditor eksternal. Audit operasional dikerjakan untuk menilai status kontrak atau perjanjian yang dibuat
perusahaan
pemasok
atau
sub
pemasok
untuk
menentukan keadaan perusahaan atas barang yang akan diterima sesuai dengan yang dibayarkannya. 3) Extrinsic Audit. Audit operasional ini dilakukan oleh pelanggan atau badan-badan yang berkaitan dengan peraturan atau suatu agen inspeksi. Audit ini meliputi pelanggan dari perusahaanperusahaan pemasok dan sub pemasok. Sedangkan menurut Arens dan Loebbecke (1994:756), jenis audit operasional dibagi menjadi tiga kategori, yaitu fungsional, organisasional, dan penugasan khusus. 1) Fungsional Keunggulan audit fungsional adalah memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor, sehingga auditor dapat lebih efisiensi memakai seluruh waktu mereka untuk memeriksa sesuai bidangnya. Kelemahan dari audit ini adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan. 2) Organisasional Rencana organisasi dan metode untuk mengkoordinasikan aktivitas yang ada, sangat penting dalam audit jenis ini. 3) Penugasan Khusus Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Contohnya penyelidikan memungkinkan fraud dalam suatu divisi dan membuat suatu rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.
Universitas Sumatera Utara
d. Tujuan Audit Operasional Tujuan utama audit operasional adalah mengevaluasi efektivitas dan efisiensi organisasi, namun audit operasional juga dapat menjangkau aspek yang ketiga, yaitu ekonomisasi. Evaluasi ekonomi adalah pemeriksaan atas biaya dan manfaat dari suatu kebijakan atau prosedur. Dalam
konteks
audit
operasional,
evaluasi
ekonomi
merupakan
pertimbangan jangka panjang tentang apakah manfaat kebijakan atau prosedur lebih besar daripada biayanya. Menurut Sukrisno (1996:173), tujuan audit operasional adalah sebagai berikut : 1) untuk menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam badan usaha, 2) untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, dan harta lainnya) yang dimiliki oleh badan usaha telah digunakan secara efisien dan ekonomis, 3) untuk menilai efektivitas badan usaha dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, 4) untuk memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian internal, sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional badan usaha, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas dari kegiatan operasi badan usaha. Menurut Reider dan Harry R. (1994:16), tujuan audit operasional dibagi menjadi dua, yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Adapun tujuan khusus audit operasional adalah sebagai berikut : 1) to review and evaluate the adequacy of the accounting system and related internal accounting controls (including both accounting and administrative controls), 2) to analyze system and controls as related to internal control, functional operating, and legal compliance, 3) to analyze the capability to accomplish agreed upon stated goals, objective, and results in management:approved plan,
Universitas Sumatera Utara
4) to compare actual accomplishment or result with the goal established in management plan for the period and to determine reasons that established goal were not tneet, 5) to analyze and explain cost overturns of high unit cost for each function/activity for with such data can be quantified. Sedangkan tujuan umum audit operasional menurut Reider dan Harry R. (1994:84) adalah sebagai berikut : 1) to asses performance as compared with appropriate measurement criteria, 2) to identify operations for improvement for economy, efficiency, and effectiveness standpoint, 3) to develop recommendations for improvement or further action. Berdasarkan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan audit operasional mengandung beberapa aspek yaitu menganalisis sistem, membandingkan dan menentukan kinerja, mengidentifikasi operasi serta mengembangkan
rekomendasi.
Dengan
diadakannya
pemeriksaan
operasional secara teratur diharapkan badan usaha dapat segera mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan segera melakukan perbaikan.
e. Manfaat Audit Operasional Manfaat audit operasional adalah untuk menemukan berbagai permasalahan dan penyebabnya, menurunkan biaya dan meningkatkan pendapatan, kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu juga mengevaluasi dan menilai struktur pengendalian internal perusahaan. Menurut Widjayanto (1992:15), manfaat yang diperoleh dari audit operasional adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1) identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran dan prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas, 2) identifikasi kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen, 3) evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu, 4) penetapan apakah organisasi sudah memenuhi prosedur, peraturan, kebijaksanaan, serta tujuan yang telah ditetapkan, 5) penetapan efisiensi dan efektivitas sistem pengendalian manajemen, 6) penetapan tingkat keandalan laba (reliability) dan kemanfaatan (usefulness) dari berbagai laporan manajemen, 7) identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya, 8) identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan dan mengurangi biaya untuk hambatan dalam organisasi.
f. Ruang Lingkup dan Sasaran Audit Operasional Ruang lingkup pemeriksaan operasional meliputi semua aspek kegiatan manajemen. Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (1993:7), ruang lingkup itu dapat mencakup seluruh kegiatan/program atau hanya mencakup bagian/elemen/dimensi tertentu dari suatu bagian kegiatan atau program. Cakupan periode yang diperiksa juga bervariasi mungkin seminggu, beberapa bulan, setahun atau bahkan beberapa tahun tergantung pada masalah yang diidentifikasi memerlukan perbaikan. Sasaran pemeriksaan operasional adalah kegiatan, aktivitas, program atau bidang-bidang organisasi yang diketahui dan diidentifikasi memerlukan perbaikan/peningkatan dalam segi kehematan, efisiensi dan efektivitasnya. Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Universitas Sumatera Utara
(1993:7), sasaran pemeriksaan operasional harus selalu mempunyai 3 unsur pokok, yaitu : 1) kriteria yang jelas berupa standar /ukuran, ketentuan yang harus diikut i/ditaati, 2) penyebab dari suatu tindakan atau kegiatan yang tidak sesuai dengan criteria, 3) akibat dari suatu tindakan, atau kegiatan menyimpang dari kriteria yang dapat diukur/dinilai dengan uang atau akan menyebabkan tidak tercapainya sasaran dan tujun yang harus dicapai.
g. Tahap-Tahap Audit Operasional Struktur umum dari audit operasional adalah proses lima tahap, yaitu : 1) Pengenalan Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi yang sedang diaudit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar belakang informasi, tujuan, struktur organisasi dan pengendalian kegiatan atau fungsi yang sedang diaudit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan. 2) Survei Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan (preliminary survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang diaudit.
Universitas Sumatera Utara
3) Pengembangan Program Pada
awalnya
auditor
menyusun
program
pekerjaan,
berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap penting
dari
hasil
survei
pendahuluan.
Auditor
juga
menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personil yang sesuai, menentukan keterlibatan personil lainnya dalam penugasan, serta menelaah kertas kerja audit. 4) Pelaksanaan Audit Pelaksanaan
audit
merupakan
tahap
utama
dari
audit
operasional. Auditor melaksanakan prosedur audit yang telah ditentukan dalam program audit untuk mengumpulkan buktibukti,
melakukan
analisis,
menarik
kesimpulan,
dan
mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi. 5) Pelaporan Tahap
pelaporan
merupakan
tahap
yang
penting
bagi
keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit operasional pada umumnya mengandung dua unsure utama, yaitu (1) tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta (2) temuan-temuan khusus dan rekomendasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut
Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan
(1993:8), tahap-tahap audit operasional adalah persiapan pemeriksaan, pengujian pengendalian manajemen, pemeriksaan lanjutan, dan pelaporan. 1) Persiapan Pemeriksaan Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi yang telah diperoleh guna mengidentifikasikan hal-hal yang potensial mengandung titik kelemahan. Tahap ini juga merupakan tahap perencanaan. 2) Pengujian Pengendalian Manajemen Tahap ini bertujuan untuk menemukan masalah yang ada dan melihat/mengumpulkan bukti 3) Pemeriksaan Lanjutan Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan bukti yang cukup, guna mendukung audit objective yang telah diperoleh pada tahap pengujian dan pengkajian ulang sistem pengendalian manajemen. 4) Pelaporan Tahap ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan termasuk rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan guna meyakinkan pihak manajemen tentang nilai, arti penting dan keabsahan hasil pemeriksaan serta mendorong pihak manajemen atau pejabat yang berwenang untuk melakukan perbaikan.
3. Perbedaan Audit Keuangan dengan Audit Operasional Sebelum
mengadakan
audit
operasional,
hendaknya
kita
mengetahui perbedaan antara audit operasional dengan audit keuangan biasa. Audit keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham dan kantor pelayanan pajak. Sedangkan audit operasional adalah penelaahan secara sistematik aktivitas operasi
Universitas Sumatera Utara
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang objektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Menurut Arens dan Loebbecke (1997:791) ada tiga perbedaan antara audit keuangan dan audit operasional. Perbedaan pertama terletak pada audit keuangan berorientasi pada masa lalu dan lebih menekankan pada apakah informasi historis dicatat dengan benar. Sedangkan audit operasional berorientasi pada kinerja operasi masa mendatang dan lebih menekankan pada efisiensi dan efektivitas. Perbedaan yang kedua adalah dalam hal distribusi laporan. Laporan yang diterbitkan sebagai hasil dari audit keuangan ditujukan kepada banyak pemakai laporan keuangan dan didistribusikan secara detail, sehingga kata-kata yang digunakan dalam laporan tersebut harus tepat. Sedangkan laporan audit operasional sangat berbeda dari satu audit ke audit lainnya karena keterbatasan distribusi laporan operasional dan beragamnya sifat audit untuk efisiensi dan efektivitas. Perbedaan yang ketiga adalah mengenai keterlibatan bidang bukan keuangan. Audit operasional mencakup banyak aspek efisiensi dan efektivitas dalam sebuah badan usaha. Oleh karenanya banyak melibatkan berbagai aktivitas yang khas. Audit keuangan dibatasi hanya pada hal-hal yang langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.
4.
Penjualan dan Penagihan Piutang a.
Definisi Penjualan dan Penagihan Piutang Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilai berhasil
dilihat dari kemampuannya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat mengembangkan dan memperluas bidang usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan, semakin besar volume penjualan, semakin besar pula laba yang akan diperoleh
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu, dan menunjukkan pertumbuhan perusahaan. Definisi penjualan menurut Arens dan Loebeckke (2000:398), “The sales and collection involve the decition and process necessary for the transfer of the ownership of goods and service to customer and end with the conversation of material service into an account receivable and ultimately into cash.” Menurut
Standar
Akuntansi
Keuangan,
dinyatakan
bahwa
penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan. Definisi piutang menurut Kieso dan Wygrandt (2002:325), “Receivables are claims held against customers and others for money, good or service.
Those
receivables expected to be collected within a year or during the current operation cycle, whichever is longer, are classified as current receivables. All other receivables are classified as non current.” Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yaitu badan usaha atau seseorang yang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit dan pembayaran dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara
b. Arti Penting Penjualan dan Penagihan Piutang Penjualan merupakan sumber penghasilan utama perusahaan. Secara sederhana, penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak milik atas barang dan jasa dari pihak penjual ke pihak pembeli. Pada umumnya, penjualan dilakukan secara tunai dan kredit. Dalam penjualan tunai, pihak pembeli langsung melakukan pembayaran pada saat barang atau jasa diserahkan penjual dan menjadi haknya. Sebaliknya, dalam penjualan kredit, pihak pembeli tidak langsung melakukan pembayaran pada saat barang atau jasa diserahkan penjual dan menjadi haknya. Akibatnya timbul piutang. Piutang merupakan kewajiban pihak pembeli terhadap penjual. Piutang usaha merupakan piutang yang terjadi akibat transaksi penjualan atas barang atau jasa dalam kegiatan normal. Piutang di luar usaha merupakan piutang yang tidak terjadi karena penjualan barang atau jasa. Misalnya, piutang yang timbul karena pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, klaim asuransi, retitusi pajak, royalti, dan lain-lain. Piutang dalam hubungan istimewa merupakan piutang yang timbul akibat adanya hubungan istimewa perusahaan dengan pihak terutang. Sebagian besar perusahaan, melakukan penjualannya secara kredit sehingga semakin besar nilai penjualannya maka semakin besar pula nilai piutangnya. Dengan demikian, sebagian besar aktiva perusahaan dalam bentuk piutang, artinya penjualan dan penagihan piutang merupakan salah satu faktor utama penentu kelangsungan hidup perusahaan. Penagihan
Universitas Sumatera Utara
piutang
yang
terkendali,
akan
membawa
dampak
positif
bagi
perkembangan perusahaan.
c.
Penjualan dan Penagihan Piutang Penjualan dan penagihan piutang merupakan salah satu akun
penting dalam perusahaan. Melalui akun ini, perusahaan mendapat pendapatan (revenue) sebagai penentu profit perusahaan dan menjamin berlangsungnya aktivitas perusahaan. Akun penjualan dan penagihan piutang meliputi keputusan dan proses yang diperlukan dalam pengalihan hak kepemilikan barang dan jasa yang siap dijual kepada pelanggan. Akun ini dimulai dari penerimaan order pesanan pelanggan dan berakhir dengan penerimaan uang kas perusahaan. Fungsi-fungsi dalam akun penjualan dan penagihan piutang adalah sebagai berikut : 1) Pemrosesan pesanan pelanggan Permintaan barang dan jasa dari pelanggan merupakan titik awal dari semua akun penjualan dan penagihan piutang, yang merupakan penawaran resmi pelanggan terhadap pembelian sejumlah barang dan jasa berdasarkan syarat tertentu. Dokumen yang dipergunakan meliputi : a) Customer order, merupakan permintaan barang dan jasa dari pelanggan, yang dapat diterima melalui surat, telepon, formulir
Universitas Sumatera Utara
tercetak yang dikirimkan kepada calon pelanggan yang ada, salesman, ataupun cara lainnya. b) Sales order, merupakan dokumen yang berisi deskripsi, jumlah dan informasi berkaitan dengan barang dan jasa pesanan pelanggan. Dokumen ini digunakan sebagai bukti persetujuan kredit dan pengiriman barang. 2) Pemberian persetujuan kredit Sebelum pengiriman barang pihak berwenang harus menyetujui kredit bagi pelanggan yang membeli secara kredit. Bila pengendalian terhadap fungsi ini lemah maka akan menyebabkan besarnya piutang tak tertagih. Bagi sebagian besar perusahaan, penjualan kredit menunjukkan persetujuan untuk mengirimkan barang dan jasa. 3) Pengiriman barang Merupakan fungsi kritis, karena merupakan titik awal dalam siklus penyerahan aktiva perusahaan. Dokumen yang digunakan adalah shipping document, yang merupakan dokumen yang dipersiapkan untuk melakukan otorisasi pengiriman barang, mencatat deskripsi barang yang dikirim dan data lain yang relevan. Dokumen ini juga digunakan sebagai tagihan kepada pelanggan. Salah satu jenis dokumen ini adalah bill of landing, yang merupakan kontrak tertulis antara perusahaan pengangkutan barang dengan penjual atas penerimaan dan pengiriman barang.
Universitas Sumatera Utara
4) Penagihan kepada pelanggan Penagihan kepada pelanggan, lebih dikenal dengan istilah billing, yang menyatakan bahwa semua pengiriman yang terjadi telah dibuat penagihnya, tidak ada pengiriman yang tidak ditagih lebih dari sekali dan setiap
pengiriman
ditagih
dalam
jumlah
yang
benar.
Artinya,
membebankan pelanggan atas sejumlah barang dan jasa yang dikirim sesuai dengan harga yang telah diotorisasi. Sistem billing meliputi : pembuatan faktur penjualan, diikuti dengan pembaharuan buku besar, dengan terjadinya penjualan dan penagihan piutang. a) Faktur penjualan, merupakan dokumen yang berisi deskripsi sejumlah barang dan jasa yang dijual, termasuk ongkos angkut, asuransi, jangka waktu pembayaran dan data relevan lainnya. b) Jurnal penjualan, merupakan jurnal yang mencatat transaksi penjualan. c) Laporan
ikhtisar
penjualan,
merupakan
dokumen
yang
merangkum penjualan selama satu periode. d) Berkas induk piutang usaha, merupakan catatan atau file yang berisi penjualan, penerimaan kas, retur untuk pelanggan dan saldo piutang setiap pelanggan. e) Neraca saldo piutang usaha, merupakan daftar jumlah piutang untuk setiap pelanggan dan tanggal transaksi setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima (pembayaran tunai), nota kredit
Universitas Sumatera Utara
yang diterbitkan dan saldo akhir. Dokumen ini dikirimkan ke setiap pelanggan. 5) Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas Fungsi ini meliputi penerimaan, penyetoran dan pencatatan penerimaan kas. Hal penting untuk diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya pencurian yang dapat terjadi sebelum dan sesudah pencatatan penerimaan kas dan penyetoran uang kas ke bank dalam jumlah yang benar dan waktu yang tepat. Semua uang kas yang disetor ke bank, dicatat dalam berkas transaksi penerimaan kas yang digunakan untuk pencatatan jurnal penerimaan kas dan memperbaharui buku besar. Dokumen yang digunakan : a) Remittance advice, merupakan dokumen yang menyertai faktur penjualan yang dikirim ke pelanggan dan dikembalikan ke penjual beserta pembayaran tunai. Dokumen ini berisi nama pelanggan, nomor faktur pelanggan dan jumlah faktur pada saat penerimaan pembayaran. b) Prelisting of cash receipt, merupakan daftar yang dipersiapkan oleh pihak independen, yaitu pihak yang tidak mempunyai akses terhadap kas tidak bertanggung jawab atas pencatatan penjualan dan piutang ketika kas diterima. Dokumen ini digunakan untuk memverifikasi apakah kas yang diterima telah dicatat dan disetorkan dengan jumlah dan pada waktu yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
c) Cash receipt journal, merupakan jurnal untuk mencatat penerimaan kas hasil penagihan penjualan tunai dan penerimaan kas lainnya. 6) Pemrosesan dan pencatatan pengembalian dan potongan penjualan Jika pelanggan tidak puas terhadap barang yang diterima, biasanya penjual
bersedia
menerima
pengembalian
barang
tersebut
atau
memberikan potongan harga. Pada umumnya, perusahaan mempersiapkan laporan penerimaan barang yang dikembalikan dan pengembalian barang tersebut ke gudang. Dokumen yang digunakan : a) Credit
memo,
merupakan
dokumen
yang
menunjukkan
pengurangan jumlah tagihan kepada pelanggan yang disebabkan oleh adanya barang yang dikembalikan atau potongan penjualan. b) Sales return and allowance journal, merupakan jurnal untuk mencatat pengembalian barang dan potongan penjualan. 7) Penghapusan piutang tak tertagih Jika piutang tak dapat ditagih karena diperkirakan debitur pailit, maka jumlah piutang tersebut harus dihapuskan. Praktek akuntansi yang tepat menghendaki penyesuaian piutang tak tertagih. Dokumen yang digunakan adalah uncollectable account authorization form yaitu dokumen yang digunakan perusahaan untuk menunjukkan kewenangan dan mengotorisasi penghapusan piutang tak tertagih.
Universitas Sumatera Utara
8) Penentuan cadangan kerugian piutang Penentuan cadangan kerugian piutang, harus mencakup jumlah yang memadai untuk jumlah penjualan periode berjalan yang menurut perusahaan tidak dapat tertagih di masa yang akan datang. Penentuan cadangan kerugian piutang ini melalui metode penyisihan yakni penentuan suatu perkiraan akhir tahun atas saldo piutang yang tidak dapat ditagih, yang dapat menggunakan dasar penjualan bersih atau saldo piutang.
B. Tinjauan Penelitan Terdahulu Beberapa tinjauan penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
No. 1.
2.
3.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Variabel Hasil George Penerapan Audit Operasional Tidak adanya Agung untuk Meningkatkan Efisiensi departemen internal Bhuvana dan Efektivitas Fungsi audit sehingga tidak (2001) Produksi pada PT. Graha diketahui penyebab Cendana terjadinya hambatan dalam fungsi produksi Unggul Peranan Audit Internal dalam Audit internal Trudeau Menunjang Efektivitas perusahaan telah (2007) Pengendalian Internal memadai sehingga Penjualan dan Penagihan berperan dalam Piutang (Studi Kasus pada menunjang efektivitas PT. INTI Bandung) pengendalian internal penjualan dan penagihan piutang Talita Ully Tinjauan Pengendalian Aktivitas pengendalian Situmorang Internal atas Penjualan Kredit internal yang diterapkan (2009) pada PT. Sumatera Berlian perusahaan terhadap Motors penjualan kredit dan penagihan piutang masih memiliki kelemahan dan tidak
Universitas Sumatera Utara
menerapkan aktivitas pemantauan terhadap efektivitas pengendalian intern Sumber : Diolah Penulis, 2010 Bhuvana dalam penelitiannya di Universitas Petra Christian pada tahun 2001 yang berjudul “Penerapan Audit Operasional untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Produksi pada PT. Graha Cendana” menemukan bahwa PT. Graha Cendana tidak mempunyai departemen internal audit untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap aspek yang terjadi pada proses bisnis sehingga tidak mengetahui penyebab terjadinya hambatan-hambatan dalam fungsi produksi yang akhirnya menyebabkan keterlambatan pengiriman barang pesanan ke pelanggan. Penyebab terjadinya hambatan-hambatan dalam fungsi produksi dapat dipecahkan dengan melakukan cara pemeriksaan operasional, sehingga dapat dicari alternatif perbaikan terhadap fungsi produksi badan usaha ini. Trudeau dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan dan Penagihan Piutang (Studi Kasus pada PT. INTI Bandung)” tahun 2007 menyimpulkan bahwa audit internal perusahaan telah memadai sehingga berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan penagihan piutang. Adapun saran yang disampaikan penulis yaitu mengenai syarat audit internal, pelaksanaan pelatihan bagi auditor internal dan jumlah auditor yang efektif dalam melakukan audit, agar dapat dijadikan bahan pertimbangan guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Situmorang dalam penelitiannya di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2009 yang berjudul “Tinjauan Pengendalian Internal atas Penjualan Kredit pada PT. Sumatera Berlian Motors” menyimpulkan bahwa prosedur penjualan yang diterbitkan perusahaan sudah cukup baik, namun aktivitas pengendalian internal yang diterapkan perusahaan terhadap penjualan kredit dan penagihan piutang masih memiliki beberapa kelemahan. Selain itu, perusahaan tidak menaksir resiko yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan secara wajar dan tidak menerapkan aktivitas pemantauan terhadap efektivitas pengendalian intern.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirumuskan kerangka konseptual seperti pada gambar 2.1.
Pemeriksaan Operasional (X)
H1
Fungsi Penjualan dan Piutang (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Variabel Bebas •
(X)
: Pemeriksaan Operasional
Variabel Terikat •
(Y)
: Fungsi Penjualan dan Piutang
2. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena, dengan demikian, hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menurut Erlina (2007:41), “Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. H1 : variabel pemeriksaan operasional secara simultan berpengaruh terhadap fungsi penjualan dan piutang di PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh.
Universitas Sumatera Utara