7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis ). Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainya seperti ginjal, tulang dan usus. 2. Kuman tuberkulosis Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu di sebut pula sebagai Basil Tahan Asam ( BTA ). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tem pat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant ( tertidur lama selama beberapa tahun ), dan akan muncul kembali bilamana kondisi tubuh menurun. 3. Cara Penularan Sumber Penularan adalah penderita Tb Paru BTA positif . Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada
suhu
kamar selama beberapa jam, ketika droplet yang
mengandung kuman terhirup ke dalam saluran pernafasan, kuman tersebut
7
8
dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh yang lain, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainya . Daya penularan dari seorang penderita di tentukan oleh banyaknya kuman yang di keluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila pemeriksaan dahak negatif, maka penderita tersebut di anggap tidak menular. Kemungkinan seorang terinfeksi TBC di tentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. ( DEPKES RI 2002 )
4. Risiko Penularan Risiko penularan setiap tahun ( Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI ) di Indonesia cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap tahun di antara `1000 penduduk, 10 orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TBC, hanya sekitar 10 % dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TBC. Dari keterangan tersebut di atas, dapat di perkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI 1 %, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 ( seratus ) penderita setiap tahun, dimana 50 penderita adalah BTA positif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang
menjadi
penderita TBC adalah daya tahan tubuh yang rendah, di antaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS. ( DEPKES RI.2002 ).
9
B. Gejala-gejala Tuberkulosis 1. Gejala Utama. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 ( tiga ) minggu atau lebih .
2. Gejala tambahan, yang sering di jumpai : a. Dahak bercampur darah . b. Batuk darah c. Sesak nafas dan rasa nyeri dada . d. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan ( malaise ), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan . C. Pengobatan Tuberkulosis Tujuan pengobatan tuberkulosis yaitu menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan. Ada dua prinsip pengobatan tuberkulosis, yaitu : a. Paling sedikit menggunakan dua obat anti tuberkulosis. b. Pengobatan harus berlangsung setidaknya 3-6 bulan setelah sputum negatif untuk tujuan sterilisasi lesi dan mencegah kambuh.
D. Jenis Obat Anti Tuberkulosis 1. Isoniazid ( H ) Dikenal dengan nama INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi kuman dalam beberapa hari pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman yang sedang berkembang.
10
Dosis harian yang di anjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan dosis pengobatan intermiten 3 kali seminggu di berikan dengan dosis 10 mg/kg BB. 2. Rifampisin ( R ) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat di bunuh oleh isoniazid. Dosis yang di berikan 10 mg/kg BB di berikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu. 3. Pirazinamid ( Z ) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang di anjurkan 25 mg /kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu di berikan dengan dosis 35 mg / kg BB. 4. Streptomisin ( S ) Bersifat bakterisid dan bakteriostatik terhadap kuman tuberkulosis . Dosis harian yang di anjurkan 15 mg / kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu di gunakan dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75/hari, sedangkan untuk umur 60 tahun atau lebih di berikan 0,50 gr / hari. 5. Etambutol ( E ) Obat ini tetap menekan pertumbuhan kuman tuberkulosis yang telah resisten terhadap isoniazid dan streptomisin. Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang di anjurkan 15 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu di gunakan dosis 30 mg/kg BB.
11
E. Efek Samping Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) Efek samping yang sering di jumpai yaitu mual, muntah, tidak nafsu makan, flu like syndrome, nefritis interstisial, nekrosis tubular akut. Efek samping hematologik dapat berupa agranulositosis, trombositopenia , dan anemia. F. Trombositopenia Trombositopenia merupakan kelainan hematologis yang di tandai oleh adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah perifer. Hal ini bisa di sebabkan oleh : 1
Kegagalan produksi trombosit yang memadai. Ini merupakan penyebab tersering trombositopenia. Depresi selektif megakariosit dapat di akibatkan oleh toksisitas obat ( misalnya Fenibutazon, ko-trimoksazol, garam emas, diuretika tiazid, tolbutamid ) atau oleh infeksi virus. Jumlah megakariosit yang berkurang juga dapat merupakan bagian kegagalan sumsum tulang umum pada anemia aplastik, leukemia, mielosklerosis atau infiltrasi sumsum tulang.
2
Peningkatan penggunaan dan dekstruksi lempingan-lempingan darah trombosit perifer / sekuekstrasi trombosit dalam limfa. Umur lempingan darah dalam keadaan normal adalah sembilan sampai sebelas hari, peningkatan penggunaan atau pemendekan umur di imbangi dengan jumlah produksi trombosit, yang dapat mencapai sebanyak lima kali produksi normal. Apabila kapasitas produksi sudah di
12
lampaui, maka pecahlah plasma-megakariosit dan terlepasnya trombosittrombosit tersebut. 3
Disfungsi trombosit Pada beberapa penyakit jumlah trombosit tetap normal, tetapi trombosit tidak berfungsi secara normal, yaitu tidak mampu mencegah perdarahan contohnya penyakit von willebrand, gagal ginjal, leukimia, mieloma multifel, sirosis hefatis, lupus erimateus sistemik. Obat-obatan yang bisa menyebabkan disfungsi trombosit contohnya aspirin, penisilin dosis tinggi. ( www.medicastore.com/penyakit/777/disfungsi ).
G. Trombosit Di dalam tubuh manusia terdapat keping darah berbentuk cakram, tidak berinti dan tidak berwarna, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan lekosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar, diameter rata-rata 1-2 µm dan volume sel rata-rata 5,8 fl. Jumlah trombosit adalah 200.000-300.000 keping / mm3 darah, masa hidupnya sekitar 8-10 hari, setelah itu keping darah akan di bawa ke limpa untuk di hancurkan. Sisa-sisa sel tersebut akan di makan makrofag. Trombosit merupakan sel kecil yang beredar dalam darah, yang mempunyai peranan penting untuk menghentikan perdarahan dan memulai perbaikan
pembuluh
willebrand .php )
darah
yang
cedera.
(www.hemofilia.or.id/von_
13
a. Produksi Trombosit Trombosit di hasilkan dalam sumsum tulang dengan pragmentasi sitoplasma megakariosit–megakarioblas. Megakariosit matang dengan proses reflikasi endomiotik inti secara singkron, sitoplasma
menjadi
granular dan selanjutnya trombosit di bebaskan. Setiap megakariosit menghasilkan sekitar 4000 trombosit. Interval waktu dari sel asal ( stem cell ) sampai di hasilkan trombosit sekitar 10 hari pada manusia. b. Sirkulasi Trombosit Volume trombosit berkurang saat matang dalam sirkulasi. Bukti terakhir menyatakan bahwa trombosit muda dapat memakan waktu 24-36 jam dalam limpa setelah di bebaskan dari sumsum tulang. Status limpa normal tidak mengakibatkan kerusakan apapun terhadap trombosit. c. Fungsi Trombosit Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis selama respon haemostatik normal terhadap luka vaskuler. Inti fungsi ini adalah reaksi trombosit diantaranya yaitu: 1. Adhesi trombosit. Setelah luka pembuluh darah, trombosit melekat diri pada jaringan ikat subendotelial yang terbuka. Fungsi vital ini tergantung sebagian pada faktor VIII ( AHF:Anti Haemofhilicc Faktor / faktor von willebrand ) yang merupakan bagian fraksi utama molekul faktor VIII, setelah melekat pada jaringan ikat subendotel, trombosit akan
14
melepaskan isi
granulanya yang mencakup ADP (nukleotida),
Serotonin, fibrinogen, enzim lisosin dan faktor penetralisasi heparin. 2. Agregasi trombosit ADP yang di lepaskan menyebabkan makin banyak trombosit beragregasi ( berkelompok ) pada luka vaskuler. ADP menyebabkan trombosit membengkak dan mempermudah membran trombosittrombosit yang berdekatan untuk melekat satu sama lain. Proses yang di hidupkan terus dari agregasi trombosit ini mengakibatkan pembentukan massa trombosit yang cukup besar untuk menyumbat daerah luka. 3. Fusi trombosit. Konsentrasi tinggi ADP, enzim-enzim yang di bebaskan selama reaksi pelepasan menyebabkan fusi irreversibel trombosit yang beragregasi pada tempat luka vaskuler. Faktor pertumbuhan yang ada dalam granula trombosit merangsang sel-sel otot polos pembuluh darah untuk memperbanyak diri dan ini dapat mempercepat kesembuhan luka. H. Pengaruh Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) terhadap Trombosit Mekanisme alergi telah di tunjukan sebagai penyebab banyak trombositopenia karena efek samping obat anti biotika, dimana pada sebagian besar trombositopenia yang tergantung obat, antibodi di arahkan melawan antigen protein obat-plasma, kemudian di serap ke trombosit. Trombosit di bungkus oleh imunoglobulin atau komplemen. Jika rangkaian komplemen di aktifkan, trombosit mengalami lisis langsung dalam sirkulasi. Hitung trombosit sering kurang dari 10 x 10 9 /L.