BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1. Pengertian kinerja keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukan bahwa perusahaan dikelola dengan baik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata Kinerja diartikan sabagai suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Sedangkan menurut Suyadi Prawiro Sentono, Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tetang tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Dalam opersional dunia usaha kinerja perusahaan dapat dirumuskan sebagai hasil kerja yang diperoleh atas kegiatan atau operasi yang dilakukan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu dan laba merupakan salah satu tolak ukur penting dalam penilaian kinerja perusahaan (Standar Akuntansi Keuangan : 2001) Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian untuk mencapai tujuan perusahaan dibidang keuangan dan secara keseluruhan kontribusi tersebut dapat berupa atau bersifat kuantitatif seperti akuntansi dan personalia serta bersifat kualitatif seperti pemasaran dan produksi. Sedangkan penilaian kinerja bagi pihak luar manajemen dapat diartikan sebagai pengukur atas prestasi yang dicapai untuk
memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan serta mengevaluasi kinerja manajemen (Standar Akuntasi Keuangan : 2001)
2.2. Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelapor keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan penggunan laporan keuangan dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan berisi tentang prestasi perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan datang. Pengertian laporan keuangan (Standar Akuntansi Keuangan : 2001) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi atau laba laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas / laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan. Disamping itu termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Laporan keuangan pada prinsipnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan serta aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba atau rugi dan laporan keuangan lainnya. Menurut Standar Akuntansi
keuangan, laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan, unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan rugi laba adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Secara umum laporan keuangan meliputi :
1. Neraca Neraca merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai jumlah harta, utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Angka-angka dalam neraca memberikan informasi yang sangat banyak mengenai keputusan yang telah diambil oleh perusahaan. Informasi tersebut dapat bersifat operasional atau strategis, baik kebijaksanaan modal kerja, investasi, maupun kebijakan struktur permodalan yang telah diambil oleh perusahaan (Agnes Sawir : 2003). Neraca terdiri atas tiga bagian utama yaitu aktiva, kewajiban dan modal. a. Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan memperoleh laba perusahaan. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu :
1) Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau diukurkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu paling lama satu tahun. 2) Aktiva tak lancar adalah aktiva yang mempunyai kegunaan relatif permanent atau jangka panjang (mempunyai umur dan ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). b. Kewajiban Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesainya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban atau hutang perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Hutang lancar (hutang jangka pendek) adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2) Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. c. Modal Modal adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh kewajibannya (Modal = Aktiva – kewajiban).
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang sistematika tentang penghasilan biaya serta laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan pada periode tertentu (Munawir : 2000) Prinsip-prinsip umum yang diterapkan dalam penyusunan laba rugi adalah : 1
Bagian satu menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari atau service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.
2
Bagian dua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi (Operating Expenses).
3
Bagian tiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (Non Operating Income and Expenses)
4
Bagian empat menunjukkan laba atau rugi insidentil (Extra Orrdinarugain or Loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
2.3. Tujuan dan Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan Menurut norma-norma pemeriksaan akuntansi untuk memenuhi maksud eksternal maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa sehingga (IAI : 2001) : a. Memenuhi kepentingan untuk : 1. Memberikan informasi keuangan secara kualitatif mengenai perusahaan tertentu untuk memenuhi keperluan para pemakai dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
2. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan. 3. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan kemampuan memperoleh laba dari perusahaan. 4. Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan-perubahan dalam aktiva dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi yang sesuai dengan keperluan para pemakai. b. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok (IAI : 2001) yaitu : a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat dipengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
c.
Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika beban dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d.
Dapat dibandingkan Para pemakaian harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pemakaian yang harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antara periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada Standar Akuntansi Keuangan termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan membantu pencapaian daya banding.
2.4. Rasio Kinerja keuangan Perusahaan Rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan yang dapat menunjukkan kepada analis risiko dan peluang bagi perusahaan. Dalam mengadakan interprestasi dan analisis laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan diperlukan adanya ukuran atau “yardistick” tertentu. Alat ukur yang bisa digunakan dalam pemeriksaan ini adalah rasio keuangan yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan dari perkiraanperkiraan tertentu (data keuangan ) dalam laporan neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi. Rasio adalah suatu alat yang dinyatakan dalam “arithmetical term” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data laporan keuangan (Bambang Riyanto : 2001). Perhitungan rasio digunakan karena dengan cara ini akan diperoleh perbandingan yang lebih berguna dan lebih informative dari pada melihat angka saja. Kombinasi data-data tersebut akan memberikan pandangan mendalam tentang perusahaan yaitu kondisi keuangan dan laba. Namun perlu juga berhati-hati dalam memilih dan menginterprestasikan rasio harus disesuaikan dengan kebutuhan penganalisis. Analisis rasio keuangan terdiri dari dua jenis perbandingan (Bambang Riyanto : 2001) yaitu : a. Membandingkan rasio saat ini dengan rasio dimasa lalu dan yang diharapkan dimasa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. b. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan kira-kira sama ukurannya atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama. Apabila dilihat dari sumbernya, rasio-rasio keuangan dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu : 1. Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio) Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratio) Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lain yang berasal dari laporan laba rugi. 3. Rasio-rasio antar laporan (Inter Statement Ratio) Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lain berasal dari laporan laba rugi. Sedangkan bila dilihat dari tujuan analisis maka rasio keuangan dapat digolongkan menjadi : 1. Rasio Likuiditas Masalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera dipenuhi. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek serta menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan dalam jangka pendek. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini dapat diperoleh pandangan tetang keadaan solvabilitas kas pada saat ini dan kemampuan perusahaan untuk tetap mempertahankan solvabilitasnya. Dalam penelitian, rasio-rasio likuiditas yang dipergunakan adalah a. Current Ratio Current Ratio yaitu merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kesanggupan membayar hutang. b.
Cash Rasio Cash Ratio adalah perbandingan antara kas/bank dengan hutang lancar.
c. Quick Ratio Quick Ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Persediaan tidak diperhitungkan karena merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid dan paling sering memahami fluktuasi harga oleh karena itu apabila likuidasi maka atas aktiva ini mungkin akan diderita kerugian yang lebih besar jika dibandingkan aktiva lancar lainnya. Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek. Sedangkan rasio cepat merupakan ukuran yang penting untuk mengetahui kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan penjualan persediaan (Bambang Riyanto : 2001).
2. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan. Kewajiban yang dimaksud disini adalah semua kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable. Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan cara membandingkan total hutang (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) dengan modal sendiri cara ini sering disebut dengan total aktiva (Bambang Riyanto : 1995). Solvabilitas yang digunakan adalah : a. Total Debt to Equity Ratio
Total Debt to Equity Ratio yaitu sebagian kemampuan dari setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk seluruh hutang.
b. Total Assets to Debt Ratio Total Assets to Debt Ratio yaitu dengan membandingkan jumlah aktiva perusahaan dengan disatu pihak dengan jumlah utang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dipihak lain.
3. Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan efektifitas manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang telah dilakukan perusahaan ada bermacam-macam cara dalam penilaian rentabilitas suatu perusahaan, maka tidaklah mengherankan apabila ada beberapa perusahaan yang berbeda-beda dalam cara menghitung rentabilitasnya. Dalam penilaian rasio rentabilitas yang digunakan adalah a. Return Of Investment Ratio ROI adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva. b. Operating Margin Ratio Operating Margin adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih. c. Return On Equity Ratio
ROE adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan modal sendiri. 2.5. Kerangka Pemikiran Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat penting tak terkecuali BUMN. Kondisi keuangan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan terutama pada neraca dan laporan rugi laba. Bagi yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, sangatlah perlu mengetahui kondisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan analisis terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran hasil usaha yang dicapai pada periode tertentu. Kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 1 Kerangka Pemikiran
LAPORAN KEUANGAN
RASIO LIKUIDITAS
RASIO SOLVABILITAS
KINERJA KEUANGAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
RASIO RENTABILITA