TATANAN GEOLOGI
BAB II TATANAN GEOLOGI
II.1
Struktur Regional Berdasarkan peta geologi regional (Alzwar et al., 1992), struktur yg berkembang di
daerah sumur-sumur penelitian berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Struktur yang berarah timurlaut-baratdaya hadir dalam bentuk sesar geser, sedangkan yang berarah baratlaut-tenggara hadir dalam bentuk sesar normal (gambar 2.1). Struktur-struktur tersebut memiliki kemiringan >800 dengan jurus 300-400 dan 3300-3400 (Bogie et al., 2008). Struktur dengan arah timurlaut-baratdaya juga berkembang pada Lapangan Panasbumi Kamojang, Darajat, dan Karaha-Bodas dan merupakan target penting dalam pengeboran. Berdasarkan korelasi rekahan dari formation imaging logs dan kelurusan di permukaan pada lapangan panasbumi tersebut, struktur dengan arah ini merupakan zona permeabel (Huntoro et al., 1996, Pramono, 2001, Nemcok et al., 2001b, op.cit. Geoscience Team of MNL dan Unocal Geothermal Technology, 2002). Pada beberapa sumur di Lapangan Panasbumi Wayang Windu juga memiliki zona permeabel yang menjadi target penting dalam pengeboran dengan arah struktur timurlaut-baratdaya (Geoscience Team of MNL dan Unocal Geothermal Technology, 2002).
II.2
Stratigrafi
II.2.1 Stratigrafi Regional Sumur-sumur penelitian termasuk ke dalam area Lapangan Panasbumi Wayang Windu yang terdiri dari endapan vulkanik Kuarter dan Tersier. Secara regional, stratigrafi daerah penelitian mengacu pada Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk oleh Alzwar et al., 1992 (gambar 2.1). Penyebaran batuan di permukaan pada lapangan panasbumi ini terdiri dari 4 satuan batuan (dari tua ke muda), yaitu:
ELFINA 12006011
5
TATANAN GEOLOGI
a. Satuan Andesit Waringin, Bedil, Malabar Tua Satuan ini diendapkan pada Kala Pleistosen. Satuan ini terdiri dari perselingan lava, breksi, dan tuf. Terdapat juga andesit piroksen dan hornblenda yang berselang-seling. b. Satuan Endapan Rempah Lepas Gunungapi Tua Tak Teruraikan Satuan ini diendapkan pada Kala Pleistosen setelah diendapkannya Satuan Andesit Waringin, Bedil, Malabar Tua. Satuan ini terdiri dari tuf hablur halus-kasar dasitan, breksi tufan mengandung batuapung dan endapan lahar tua bersifat andesit basalan. c. Satuan Batuan Gunungapi Malabar-Tilu Satuan ini diendapkan pada Kala Pleistosen setelah diendapkan Satuan Endapan Rempah Lepas Gunungapi Tua Tak Teruraikan. Satuan ini terdiri dari tuf dan breksi lahar yang mengandung sedikit batuapung dan lava. d. Satuan Batuan Gunungapi Muda Satuan ini diendapkan pada Kala Holosen setelah diendapkan Satuan Batuan Gunungapi Malabar-Tilu. Satuan ini terdiri dari eflata dan lava aliran bersusunan andesit basalan (sumber Gunung Wayang (Qyw), Gunung Windu (Qyw), Gunung Papandayan (Qyp), Gunung Cikurai (Qyc), Gunung Masigit (Qym), Gunung Haruman (Qyh), dan Gunung Kaledong (Qyk). Selain itu, terdapat 1 satuan batuan yang berumur Tersier yang berada di bawah Gunung Wayang dan Windu dan tersingkap jauh ke arah selatan daerah penelitian, yaitu Satuan Breksi Tufaan. Satuan ini diendapkan pada Zaman Tersier dan terdiri dari breksi, tuf, dan batupasir. Satuan ini diduga merupakan reservoir pada sistem panasbumi dominasi air yang terletak di bagian selatan dari Lapangan Panasbumi Wayang Windu (Geoscience Team of MNL dan Unocal Geothermal Technology, 2002).
II.2.2 Stratigrafi pada Sumur Penelitian Sumur-sumur penelitian terletak di bagian tengah hingga ke utara dari Lapangan Panasbumi Wayang Windu. Sumur penelitian tersebut terdiri dari MB-1, MB-2, MB-3, dan WR (gambar 2.2). Pada sumur-sumur penelitian terdiri dari 2 satuan batuan, yaitu Satuan Breksi Andesit dan Satuan Andesit (gambar 2.3 dan 2.4).
ELFINA 12006011
7
TATANAN GEOLOGI
II.2.2.1 Stratigrafi pada Sumur MB-1 Pada sumur MB-1 dilakukan pemilihan sampel serbuk bor sebanyak 8 sampel, yaitu pada kedalaman 101-104 m, 491-494 m, 749-752 m, 779-782 m, 842-845 m, 938-941 m, 10101013 m, 1049-1052 m (gambar 2.5). Berdasarkan analisis petrografi, pada sumur MB-1 terdapat Satuan Andesit dengan ketebalan sekitar 1200 m yang terdiri dari litologi andesit dan tuf litik (gambar 2.3 dan 2.5). Satuan Andesit ini disetarakan dengan Satuan Batuan Gunungapi Malabar-Tilu (Alzwar et al., 1992). Litologi andesit hadir pada kedalaman 101-104 m, 779-782 m, 842-845 m, 938-941 m, 1010-1013 m, dan 1049-1052 m (gambar 2.5). Litologi tuf litik hadir pada kedalaman 491-494 m dan 749-752 m (gambar 2.5).
Gambar 2.5 Penampang litologi pada sumur MB-1.
ELFINA 12006011
11
TATANAN GEOLOGI
Litologi tuf
litik pada sumur MB-1 secara megaskopis memiliki warna abu-abu
keputihan, secara mikroskopis memiliki tekstur klastik dan kemas terbuka (gambar 2.7). Butirannya terdiri dari litik andesit, tuf kristal, tuf gelas, dan kristal. Matriksnya terdiri dari tuf yang telah terubah menjadi mineral lempung dan mineral opak. Mineral sekunder yang hadir terdiri dari mineral lempung, mineral opak, kuarsa, anhidrit, gipsum, klorit, epidot, dan kalsit. Butiran litik telah tergantikan oleh mineral lempung, kuarsa, dan mineral opak .
II.2.2.2 Stratigrafi pada Sumur MB-2 Pada sumur MB-2 dilakukan pemilihan sampel serbuk bor sebanyak 10 sampel, yaitu pada kedalaman 255-258 m, 558-561 m, 789-792 m, 843-846 m, 891-894 m, 1014-1017 m, 1122-1125 m, 1134-1137 m, 1137-1140 m, dan 1179-1674,5 m (gambar 2.8). Berdasarkan analisis petrografi, pada sumur MB-2 terdapat Satuan Andesit dengan ketebalan sekitar 950 m yang terdiri dari litologi andesit dan tuf litik (gambar 2.3 dan 2.8). Satuan Andesit ini disetarakan dengan Satuan Batuan Gunungapi Malabar-Tilu (Alzwar et al., 1992). Litologi andesit hadir pada kedalaman 255-258 m, 558-561 m, 891-894 m, dan 1014-1017 m (gambar 2.8). Litologi tuf litik hadir pada kedalaman 789-792 m, 843845 m, 1122-1125 m, 1134-1137 m, 1137-1140 m, dan 1170-1674,5 m (gambar 2.8). Litologi andesit pada pada sumur MB-2 secara megaskopis memiliki warna hitam keabuan hingga hitam, secara mikroskopis memiliki tekstur porfiritik (gambar 2.9), fenokris terdiri dari plagioklas, klinopiroksen, ortopiroksen, dan mineral opak. Masadasar terdiri dari plagioklas, piroksen, mineral lempung, dan mineral opak. Mineral sekunder yang hadir terdiri dari mineral lempung, kuarsa, anhidrit, klorit, wairakit, epidot, kalsit, oksida besi, dan mineral opak. Litologi tuf
litik pada sumur MB-2 secara megaskopis memilki warna abu-abu
keputihan hingga abu-abu kehitaman, secara mikroskopis memiliki tekstur klastik dan kemas terbuka (gambar 2.10). Butirannya terdiri dari litik andesit, tuf kristal, tuf gelas, dan kristal. Matriksnya terdiri dari tuf yang telah terubah menjadi mineral lempung dan mineral opak. Mineral sekunder yang hadir terdiri dari mineral lempung, mineral opak, kuarsa , anhidrit, gipsum, klorit, epidot, dan kalsit. Butiran litik telah tergantikan oleh mineral lempung, kuarsa, dan mineral opak. ELFINA 12006011
13