BAB II TANJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi 1. Definisi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2001:51). Sedangkan menurut Mahmud (1990: 41) Persepsi merupakan tafsiran dari stimulus yang telah ada di dalam otak. Dari kedua definisi mengenai persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan hasil olah otak atas informasi yang diterimanya dari indera berdasar pengalaman baik itu objek maupun peristiwa. 2. Stimuli persepsi Sebelum terjadi persepsi pada manusia, diperlukan stimuli yang ditangkap melalui organ tubuh yang kita kenal dengan indera (Sarwono, 2010: 86). Indera yang saat ini secara universal kita kenal adalah hidung, mata, telinga, lidah, dan kulit. 3. Faktor yang berperan dalam persepsi Walgito (2010: 101) mengatakan dalam bukunya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain: a. Objek yang dipersepsi b. Alat indera dan syaraf c. Perhatian
9 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
B. Pembina Pramuka 1. Definisi Menurut UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pasal 14 menyebutkan bahwa tenaga pendidik dalam pendidikan kepramukaan salah satunya adalah pembina. Sedangkan menurut Kwarnas (2011: 92) : Pembina Pramuka adalah anggota dewasa yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip dalam Pendidikan Kepramukaan secara sukarela bergiat bersama peserta didik, dengan penuh kesabaran memotivasi, membimbing, membantu serta memfasilitasi kegiatan pembinaan peserta didik. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembina pramuka merupakan tenaga pendidik dalam pendidikan kepramukaan yang secara sukarela melakukan pembinaan kepada peserta didik. 2. Tingkatan Pembina Pramuka Pembina pramuka memiliki beberapa tingkatan kualifikasi, seperti yang tertuang dalam AD Gerakan Pramuka pasal 27 tentang kurikulum tersirat kualifikasi pembina yang diawali dengan Pembina Mahir Dasar, Pembina Mahir Lanjut, Pelatih Dasar dan yang paling tinggi adalah Pelatih Lanjutan. C. Syarat Kecakapan Umum 1.
Pengertian Syarat Kecakapan Umum Syarat Kecakapan Umum adalah Syarat kecakapan yang wajib
dimiliki oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum diperoleh setelah lulus melalui ujian-ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan (Kwarnas, 2011: 126).
10 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
2. Tujuan Pokok SKU Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 27 mengatakan bahwa Syarat Kecakapan Umum ditujukan agar Peserta Didik mencapai tingkat tertentu dalam setiap golongan pramuka. Pasal 34 bahkan mengatakan bahwa SKU merupakan bentuk sertifikasi terhadap peserta didik.
D. Gerakan Pramuka 1. Definisi Undang-undang no. 12 tahun 2010 menyebutkan bahwa Gerakan Pramuka
adalah
organisasi
yang
dibentuk
oleh
pramuka
untuk
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Sejalan dengan itu, Ambalan Pandawa Srikandi (2010: 10) mengatakan bahwa Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. 2. Prinsip Dasar Kepramukaan Dalam AD/ART Gerakan Pranuka disampaikan bahwa Prinsip Dasar Kepramukaan adalah sebagai berikut: a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; c. peduli terhadap din sendiri; d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
11 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
3. Fungsi Kepramukaan Kepramukaan memiliki fungsi sebagai kegiatan menarik bagi anak atau pemuda, pengabdian bagi orang dewasa serta alat bagi masyarakat (Ambalan
Pandawa
Srikandi,
2010:
10).
Maksudnya,
pendidikan
kepramukaan memiliki fungsi terhadap lintas generasi, bukan saja para pemuda tetapi juga bagi mereka yang sudah dewasa.
E. Penggalang 1. Definisi Penggalang Penggalang adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 1115 tahun (Kwarnas, 2011: 51). Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat keingintahuan yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok. Jika dilihat dari klasifikasi usia, maka golongan penggalang termasuk ke dalam klasifikasi remaja dimana menurut Yusuf (2011: 96) masa remaja merupakan masa dimana identitas diri berkembang. 2. Jenjang Jenjang dalam pramuka penggalang terdiri dari penggalang ramu, rakit dan terap. Dimana setiap jenjang dapat diraih dengan cara menempuh Syarat-syarat Kecakapan Umum. Pasal 24 AD Gerakan Pramuka tentang Jenjang mengatakan bahwa: Jenjang pendidikan penggalang menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun dalam kegiatan masyarakat melalui kegiatan belajar sambil melakukan.
12 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
F. Pendidikan Karakter 1. Definisi Pendidikan Karakter Menurut Saptono (2011: 23) Pendidikan Karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berlandaskan kebijakan inti yang baik bagi masyarakat. Sedangkan menurut Samani (2012: 45) Pendidikan Karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam hati, raga, rasa, pikir serta karsa. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk memberikan tuntunan kepada peserta didik dalam rangka mengembangkan karakter baik agar dapat menjadi manusia yang seutuhnya berdasar pada kebijakan inti yang ada di masyarakat.
2. Strategi Pendidikan Karakter Pusat Kurikulum Kemendiknas (2011) yang dikutip oleh Samani (2012: 146) menyarankan empat hal dalam rangka pengembangan diri dan pengembangan budaya sekolah, yaitu: a. Kegiatan rutin, Merupakan kegiatan yang dilaksanakan Peserta Didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. b. Kegiatan spontan, Bersifat spontan, saat itu juga, pada saat terjadi keadaan tertentu seperti mengumpulkan sumbangan untuk korban bencana.
13 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
c. Keteladanan, Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan sikap guru serta tenaga kependidikan di sekolah. d. Pengondisian, Penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, seperti ketersediaan tempat sampah yang memadai.
3. Prinsip Pendidikan Karakter Lickona, Schaps dan Lewis (2010) dalam Yaumi (2014:11) menguraikan
sebelas
prinsip
dasar
dalam
menunjang
keberhasilan
pelaksanaan pendidikan karakter. Kesebelas prinsip yang dimaksud adalah: a. Komunitas
sekolah
mengembangkan
nilai-nilai
etika
dan
kemampuan inti sebagai landasan karakter yang baik. b. Sekolah mendefinisikan karakter secara komprehensif untuk memasukkan pemikiran, perasaan, dan perbuatan. c. Sekolah menggunakan pendekatan komprehensif, sengaja dan proaktif untuk pengembangan karakter. d. Sekolah menciptakan masyarakat peduli karakter. e. Sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindakan moral. f. Sekolah menawarkan kurikulum akademik yang berarti dan menantang yang menghargai semua peserta didik mengembangkan karakter, dan membantu mereka untuk mencapai keberhasilan. g. Sekolah mengembangkan motivasi diri peserta didik.
14 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
h. Staf sekolah adalah masyarakat belajar etika yang membagi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan karakter dan memasukkan nilai-nilai inti yang mengarahkan peserta didik. i. Sekolah mengembangkan kepemimpinan bersama dan dukungan yang besar terhadap permulaan atau perbaikan pendidikan karakter. j. Sekolah melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter. k. Sekolah secara teratur menilai dan mengukur budaya dan iklim, fungsi-fungsi staf sebagai pendidik karakter serta sejauh mana peserta didik mampu memanifestasikan karakter yang baik dalam pergaulan sehari-hari.
15 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017
G. Kerangka Berpikir Bagan 1. Kerangka Berpikir Terjadi Degradasi
treatment
RPJPN 2005-2025: Pendidikan Budaya dan
Moral Bangsa
Karakter Bangsa
Inisiasi Kemendiknas: 18 Karakter Bangsa
Integrasi dalam semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan
Pendidikan Kepramukaan
Penempuhan Syarat
Kecakapan Umum
Persepsi Pembina Pramuka terhadap pendidikan Karakter Bangsa dalam SKU
16 Persepsi Pembina Pramuka..., Sena Indra Purwanto, FKIP 2017