BAB II PT. PERUSAHAAN PERKEBUNAN (PP) LONDON SUMATRA INDONESIA TBK Sejarah perkebunan nusantara sudah berlangsung sejak lama. Bangsa Indonesia pernah dikenal dengan komoditas perkebunannya hingga membuat bangsa-bangsa lain tertarik untuk menguasainya. Sejarah mencatat bagaimana keuntungan besar diraih jaringan niaga Verenidge Oostindische Compagnie (VOC). Kemudian tanam paksa yang memberikan Belanda uang sekitar 830 juta gulden. Agrarisch Wet 1870 merupakan cikal bakal perusahaan perkebunan besar. Sekitar 100 tahun setelah Agrarisch Wet 1870, yaitu tahun 1970-an, pemerintah mulai mengembangkan perkebunan besar badan usaha milik negara (BUMN) dengan menggunakan pinjaman luar negeri. Pada 1980-1990an awal perusahaan besar swasta mulai masuk perkebunan, didukung oleh Program Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN). Seiring waktu berjalan, perkebunan di Indonesia pun semakin lama semakin besar dan menjadi salah satu komoditas terbesar (http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=3866&coid=3&caid=21&gid)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Perkembangan luas perkebunan Indonesia Tahun 2005-2009 (dalam Ha) Komoditas 2005 2006 2007 2008 K. Sawit 5.453.817 6.594.914 6.766.836 7.007.876 Kelapa 3.803.614 3.788.892 3.795.037 3.798.338 Karet 3.279.391 3.346.427 3.413.717 3.469.960 Kakao 1.167.046 1.320.820 1.379.279 1.473.259 Kopi 1.255.272 1.308.732 1.295.912 1.302.893 Tebu 381.786 396.441 427.799 442.151 JambuMete 579.650 569.197 570.677 569.677 Cengkeh 448.857 444.658 453.292 457.172 Teh 139.121 135.590 133.734 129.336 Tembakau 198.212 172.234 198.054 203.627 Kapas 5.982 6.263 13.737 16.601 Lada 191.992 192.604 189.054 190.777 Jumlah 16.904.740 18.276.772 18.636.859 19.061.666
2009 7.321.897 3.800.846 3.524.583 1.592.982 1.309.184 480.148 566.394 460.186 129.599 212.698 20.000 191.612 19.610.129
(Sumber : Ditjen Perkebunan, 2009) Sejarah perkembangan perkebunan di Sumatera Utara, dimulai pada abad ke-19 (tahun 1880an) di mana perkebunan tumbuh secara konvensional melalui tanaman tembakau. Dari tanaman inilah pada awalnya Sumatera Utara, khususnya Medan tumbuh berkembang sampai saat ini. Akan tetapi sayangnya, lambat laun tanaman tembakau ini kurang menjadi perhatian di Sumatera Utara karena tidak lagi bisa memberikan manfaat ekonomi seperti dulu, bahkan sudah sampai kepada titik-titik yang merugikan dan ada sebagian arealnya sudah ditanami kepala sawit. Tanaman kelapa sawit, sebenarnya tumbuh berkembang bermula karena ketidakberhasilan para pekerja pada waktu menanam tembakau yang disebabkan ketidakcocokan kandungan tanah yang ada di luar wilayah yang telah berhasil ditanami tembakau. Pada tahun 1910, seorang warga Jerman K. Schadt mempelopori uji coba penanaman kelapa sawit yang kemudian ternyata
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan
minat
pengusaha
dari
Belgia,
Andrien
Hallet
untuk
mengembangkan kelapa sawit dalam satu perkebunan besar (Ditjenbun, 2008). Sumatera Utara sebagai salah satu propinsi di Indonesia juga memiliki banyak perusahaan perkebunan. Tabel 2 Perusahaan Perkebunan yang ada di Sumatera Utara Jenis Perusahaan Jumlah 1. PTP
88
2. PT
187
3. CV
1
4. Koperasi
1
5. Yayasan
1
6. Perusahaan daerah
5
7. Lainnya
1
(Sumber : Statistik Perusahaan Perkebunan 1995 BPS Biro Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia) Perusahaan perkebunan tersebut terdiri dari berbagai jenis seperti perusahaan perkebunan karet, coklat, ataupun kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai 1.827 ribu ha (34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%), dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha (52,8%) (http://hileud.com/hileudnews?title=Sawit+Indonesia+Untuk+Dunia).
Universitas Sumatera Utara
Adalah fakta, bahwa minyak sawit adalah satu-satunya komoditi non migas Indonesia yang menempati posisi strategis dalam percaturan minyak nabati dunia, mengingat Indonesia adalah penghasil terbesar komoditas ini. Produksi minyak sawit masih memegang peranan penting dalam kontribusi minyak nabati dunia. Pada tahun 2001, produksi minyak sawit Indonesia meningkat menjadi 8 juta ton lebih. Dari total produksi nasional yang mencapai 8 juta ton CPO tersebut, Sumatera memiliki kontribusi produksi lebih dari 6,9 juta ton CPO per tahun. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu penghasil utama komoditi kelapa sawit dengan areal perkebunan di Sumatera Utara tahun 2002, seluas lebih dari 650 ribu hektar, total produksi mencapai 2,6 juta ton produksi mencapai 2,6 juta
ton
(http://www.forplid.net/studi-kasus/6-perkebunan-perkebunan-/110-
perkebunan-sawit- sumatera-.html). Dalam bab ini, saya menjelaskan secara umum mengenai perusahaan perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk yang terdapat di Medan. Semua informasi diperoleh dari situs Lonsum dan data-data milik perusahaan.
2. 1. Sejarah Perusahaan PT. PP London Sumatra Medan Tbk Sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaan reformasi hingga masa pembangunan sekarang, perusahaan di Indonesia khususnya di kawasan Sumatera Utara mengalami perkembangan. Perusahaan yang berkembang umumnya adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Sumatera Utara. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Horrison & Crossfield Ltd yang berdiri sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie (hak konsensi) berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan Resident Sumatra Timur dalam rangka Konferensi UndangUndang pokok Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1. Pada tahun 1962 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini di bentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 di hadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta dengan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat di hadapan notaris yang sama. Situasi negara yang saat itu mengalami pergolakan dengan Inggris turut menimbulkan dampak pada perusahaan. Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya kepada bangsa Indonesia. Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan suatu badan pemerintah dengan nama Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP Dwikora I & II.
Universitas Sumatera Utara
Seiring perjalanannya pada tahun 1967 diadakanlah suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd dan anak perusahaannya berdasarkan ketetapan Presiden No.6 tahun 1967. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 Maret 1968. maksud dan tujuan dari persetujuan ini adalah : a) Pengembangan hak milik penguasaan dari pemerintah Republik Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah di kelolanya. b) Melakukan kerja sama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet dan kelapa sawit dan proyek-proyek pangan yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan. c) Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan. d) Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996 dan semua pengaturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaan-perusahaan asing di Indonesia. e) Undang-undang No.1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia. Dengan hadirnya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan tersebut oleh pemerintah Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan terjadi penggantian nama menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
a) PT. Nagadong Plantation Company b) PT. Seibulan Plantation Company c) PT. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel d) PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi Keempat perusahaan ini menggabungkan diri dan menamakannya menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Perusahaan ini adalah jenis perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan Penanaman Modal tanggal 12 November 1991 No.794/III/PMA/1991. Pada tanggal 27 Juli 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama. Jumlah kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk pada saat itu adalah dengan komposisi saham sebesar 47, 23 % Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5, 83 % dan sisanya sebesar 46, 94 % dimiliki oleh masyarakat. Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih memfokuskan usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai komoditas utama Perseroan. Gambar 1 Sejarah Lonsum
Universitas Sumatera Utara
2.2. Bidang Bisnis Lonsum Dimulai pada 1906 dengan sebuah perkebunan kecil tembakau dan kopi dekat Medan. Terus berkembang menjadi salah satu perusahaan agribisnis terkemuka, memiliki lebih kurang 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia. Bidang bisnis Lonsum mencakup pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan, pemrosesan dan penjualan produk-produk kelapa sawit, karet, kakao, teh dan bibit. Lonsum memiliki banyak kebun, pabrik dan juga berfokus pada penelitian dan pengembangan tanaman yang menjadi andalan Lonsum dalam berbisnis.
Universitas Sumatera Utara
a. Kelapa Sawit Perkebunan kelapa sawit Lonsum tersebar di tiga lokasi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Luas total perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara adalah 35.623 hektar, dan terdapat 4 pabrik pengolah minyak sawit. Perseroan memproduksi minyak ini sawit dan prosuk inti sawit dalam jumlah terbatas di Sumatera Utara. Sedangkan Sumatera Selatan memiliki perkebunan kelapa sawit plasma menghasilkan seluas 31.726 hektar. Jumlah pabrik pengolah minyak sawit di daerah ini ada enam. Kalimantan Timur memiliki 5.100 hektar perkebunan kelapa sawit inti. Sebuah pabrik pengolah sawit baru sedang dibangun di daerah ini siap beroperasi pada bulan Juli 2009. b. Karet Lonsum memiliki tujuh pabrik yang memproduksi sheet rubber dan crumb rubber untuk penjualan domestic maupun ekspor. Saat ini Lonsm memiliki lahan perkebunan karet seluas 17.394 hektar, yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan, yang terdiri dari perkebunan inti dan plasma. c. Kakao Lonsum telah mengurangi kawasan tanam kakao hingga lebih dari 40% selama beberapa tahun terakhir dan memiliki kawasan tanam seluas 2.748 hektar. Perkebunan kakao terdapat di daerah Sumatera Utara, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. d. Teh
Universitas Sumatera Utara
Teh dihasilkan di perkebunan Kertasarie, Jawa Barat, yang luasnya sekitar 569 hektar. e. Bibit Bibit yang diproduksi Lonsum sebagian besar dijual ke pihak luar, dan sisanya digunakan untuk perkebunan sendiri serta ditanam di kebun pembibitan untuk dijual sebagai bibit siap tanam.
2.3 Kebun-Kebun Perusahaan Lonsum memiliki Lonsum memiliki 38 perkebunan inti dan 14 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pengelolaan kebun dilakukan dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen dan tenaga kerja yang terampil serta professional. Perseroan saat ini memiliki 20 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan. 2.3.1 NO 1 2 3 4
Kebun Inti
Estate Name (Nama Kebun) Dolok
District (Kabupaten) Batubara
Gunung Malayu Rambong Sialang Sibulan
Asahan Serdang Bedagai Serdang Bedagai
Province (Propinsi) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara)
Description (Keterangan) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm & Rubber Estate (Kebun Sawit dan Karet)
Universitas Sumatera Utara
5
Bah Bulian
Simalungun
North Sumatra (Sumatera Utara)
Oil Palm Estate (Kebun Sawit)
6
Bah Lias
Simalungun
North Sumatra (Sumatera Utara)
7
Sei Rumbiya
Labuhan Batu
North Sumatra (Sumatera Utara)
8
Begerpang
Deli Serdang
9
Sei Merah
Deli Serdang
10
Bungara
Langkat
11
Turangie
Langkat
12
Pulo Rambong
Langkat
13
Bukit Hijau
Musi Rawas
14
Belani Elok
Musi Rawas
15
Musi Rawas
16
Batu Cemerlang Ketapat Bening
17
Sei Kepayang
Musi Rawas
North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan)
Oil Palm, Cocoa &Coconut (Kebun Sawit, Kakao dan Kelapa) Oil Palm & Rubber Estate (Kebun Sawit & Karet) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit)
18
Gunung Bais
Musi Rawas
19
Riam Indah
Musi Rawas
20
Sei Lakitan
Musi Rawas
21
Sei Gemang
Musi Rawas
22
Terawas Indah
Musi Rawas
23
Tulung Gelam
24
Kubu Pakaran
25
Bebah Permata
26
Tirta Agung
Ogan Komering Ilir Ogan Komering Ilir Ogan Komering Ilir Musi Banyuasin
27
Budi Tirta
Musi Banyuasin
28
Suka Damai
Musi Banyuasin
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan)
Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Rubber Estate (Kebun Karet) Rubber Estate (Kebun Karet) Rubber Estate (Kebun Karet) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit)
Musi Rawas
Universitas Sumatera Utara
29
Sei Punjung
Musi Banyuasin
30
Arta Kencana
Lahat
31
Kencana Sari
Lahat
32
Kertasarie
Bandung
33
Treblasala
Banyuwangi
34
Isuy Makmur
Kutai Barat
35
PahuMakmur
Kutai Barat
36
Balombissie
Bulukumba
37
Palang Isang
Bulukumba
38
Pungkol
Minahasa
2.3.2
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan)
Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit)
South Sumatra (Sumatera Selatan) West Java (Jawa Barat) East Java (Jawa Timur)
Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Tea Estate (Kebun Tea) Cocoa & Coconut Estate (Kebun Kakao & Kelapa) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Rubber Estate (Kebun Karet) Rubber Estate (Kebun Karet) Cocoa & Coconut Estate (Kebun Kakao & Kelapa)
East Kalimantan (Kalimantan Timur) East Kalimantan (Kalimantan Timur) South Sulawesi (Sulawesi Selatan) South Sulawesi (Sulawesi Selatan) North Sulawesi (Sulawesi Utara)
Kebun Plasma Kebun plasma adalah kebun yang dibangun dan dikembangkan
oleh perusahaan perkebunan serta ditanami dengan tanaman perkebunan. Kebun plasma ini sejak penanamannya dipelihara dan dikelola oleh kebun inti hingga berproduksi. Setelah tanaman mulai berproduksi, penguasaan dan pengelolaannya diserahkan kepada petani rakyat (dikonversikan). Petani menjual hasil kebunnya kepada kebun inti dengan harga pasar dikurangi cicilan atau angsuran pembayaran hutang kepada kebun inti berupa modal yang dikeluarkan kebun inti membangun kebun plasma tersebut. NO
Estate Name (Nama Kebun)
District (Kabupaten)
Province (Propinsi)
Description (Keterangan)
Universitas Sumatera Utara
1
Marga Sido
Musi Rawas
2
Musi Rawas
3
Muara Kelingi Pelita Jaya
4
Eka Sari
Musi Rawas
5
Air Bening
Musi Rawas
6
Dwi Makmur
Musi Rawas
7
Bukit Hijau
Musi Rawas
8
Tirta Agung
Musi Banyusin
9
Suka Damai
Musi Banyuasin
10
Arta Kencana
Lahat
11
Kubu Pakaran
12
Tulung Gelam Bebah Permata Tibona
Ogan Komering Ilir Ogan Komering Ilir Ogan Komering Ilir Bulukumba
13 14
Musi Rawas
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan)
Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit)
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan)
Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit) Oil Palm Estate (Kebun Sawit)
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sulawesi (Sulawesi Selatan)
Rubber Estate (Kebun Karet) Rubber Estate (Kebun Karet) Rubber Estate (Kebun Karet) Rubber Estate (Kebun Karet)
2. 4 Pabrik – Pabrik Perusahaan Untuk memaksimalkan sumber daya alam yang di miliki oleh perusahaan baik itu berupa kelapa sawit, kokoa, karet maupun teh, Lonsum memiliki beberapa unit pabrik yang akan mempermudah proses produksi dari bahan mentah ke setengah jadi hingga menjadi bahan jadi. Perseroan saat ini memiliki 21 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan.
Universitas Sumatera Utara
NO 1
Factory Name (Nama Pabrik) Turangie
District (Kabupaten) Langkat
2
Begerpang
Deli Serdang
3
Dolok
Batu Bara
4
Gunung Malayu
Asahan
5
Belani Elok
Musi Rawas
6
Sei Lakitan
Musi Rawas
7
Gunung Bais
Musi Rawas
8
Terawas Indah
Musi Rawas
9
Arta Kencana
Lahat
10
Tirta Agung
Musi Banyuasin
11
Bah Lias
Simalungun
12
Kertasarie
Bandung
13
Treblasala
Banyuwangi
14
Sei Rumbiya
Labuhan Batu
15
Cengal
Ogan Komering Ilir
16
Palang Isang
Bulukumba
17
Sei Rumbiya
Labuhan Batu
18
Cengal
Ogan Komering Ilir
19
Palang Isang
Bulukumba
Province (Propinsi) North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara)
Description (Keterangan) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit)
North Sumatra (Sumatera Utara) North Sumatra (Sumatera Utara)
Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit)
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sumatra (Sumatera Selatan) North Sumatra (Sumatera Utara)
Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit)
West Java (Jawa Barat) East Java (Jawa Timur) North Sumatra (Sumatera Utara)
Tea Factory (Pabrik Teh) Cocoa Factory (Pabrik Kakao) Sheet Rubber Factory
South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sulawesi (Sulawesi Selatan) North Sumatra (Sumatera Utara) South Sumatra (Sumatera Selatan) South Sulawesi (Sulawesi Selatan)
Sheet Rubber Factory
Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit) Seed Processing (Pengolahan Bibit)
Sheet Rubber Factory
Crumb Rubber Factory Crumb Rubber Factory
Crumb Rubber Factory
Universitas Sumatera Utara
20
Mesuji/MKAP
Ogan Komering Ilir
21
Pahu Makmur
Kutai Barat
South Sumatra (Sumatera Selatan) East Kalimantan
Crumb Rubber Factory Palm Oil Mill (Pabrik Kelapa Sawit)
2.4.1 Sejarah Begerpang Palm Oil Mill Begerpang Palm Oil Mill terletak di desa Batu Lokong kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dan berjarak 35 Km dari kota Medan Sumatera Utara. Begerpang Palm Oil Mill di bangun pada tahun 2001 dan pertama kali beroperasi pada tanggal 09 Juli 2003 dengan kapasitas olah 45 ton/jam dan tingkat Extraction/Rendemen Oil 24,5 % dan Kernel 6 %.
Begerpang Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan pengolahan FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Begerpang Estate, Sei Merah Estate dan Rambong Sialang Estate, di mana sebelumnya FFB dari ketiga estate ini dikirimkan dan diolah di Rambong Sialang Palm Oil Mill. Namun berhubung crop (hasil panen) FFB dari ketiga Estate ini semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman sawit tersebut dan Rambong Sialang Oil Mill yang memiliki kapasitas olah 20 Ton/jam dinilai tidak mampu lagi untuk menampung dan mengolah FFB dari ketiga Estate tersebut, maka dengan pertimbangan sisi ekonominya perusahaan menutup Rambong Sialang Palm Oil Mill dan membangun Begerpang Palm Oill dengan kapasitas olah 45 Ton/jam.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Penelitian dan Pengembangan Untuk menjaga kualitas dan kuantitas dari produk yang menjadi andalan, Lonsum memiliki pusat penelitian dan pengembangan sendiri yang dinamakan Sumatra Bioscience yang terletak di Simalungun. Sumatra Bioscience Bah Lias Research Station (BLRS Lonsum) didukung oleh staff ahli pemuliaan yang profesional dan berpengalaman.
2.6 Visi dan Misi Perusahaan 2.6.1 Visi Perusahaan Visi perusahaan adalah sesuatu yang penting, karena visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Secara singkat dapat dinyatakan, visi adalah pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Perusahaan membutuhkan visi yang dapat digunakan sebagai : 1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan. 2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya. 3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture) (Wibisono, 2006:43) Visi dari Lonsum adalah To be the Leading 3C (Crops, Cost, Conditions) and Research Driven Suistanble Agribusiness yaitu menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal Tanaman -
Universitas Sumatera Utara
Biaya - Lingkungan (3C) yang berbasis penelitian dan pengembangan. Visi ini di rumuskan dari beberapa komponen yaitu : a. Leading : Better than best, role mode (leaders/organization) -
Crops
–
quality
plantations
(estate
performance),
appropriate infrastructure -
Cost – low cost
-
Condition – conducive working environment, conducive social environment.
b. R & D driven – Breeding, consultative service (External and Internal). c. Suistanble – Very Long Business
2.6.2 Misi Perusahaan Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa (Wheelen dalam Wibisono, 2006: 46). Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam suatu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait. Menurut Pak Riyanto, secara mudah misi Lonsum artinya adalah “untuk apa Lonsum itu
Universitas Sumatera Utara
ada?” dan ini pertama kali dicetuskan oleh pendiri yang berorientasi mencari untung. Lonsum memiliki Misi : To add Value for stakeholders in Agribusiness yakni menambah nilai bagi “stakeholders” di bidang agribisnis. Misi ini memiliki beberapa komponen penting yaitu : a. Add – Kaizen (Incremental), yang terdiri dari : Leading (exponential) dan Innovation b. Value – Profit, yakni : People (Employee and Community) dan Planet (Suistanable environment) c. Stakeholders – Shareholder : Employee, Community, and Suistanble Environment d. Agribusiness – Suistanaible and integrated Agribusiness
2.7 Simbol Lonsum Simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia (Saifuddin, 2005: 289). Suatu simbol membawa suatu pesan yang mendorong pemikiran atau tindakan. Simbol memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku selain gagasan dan nilai-nilai. Lonsum sebagai sebuah perusahaan agribisnis memiliki simbol yang didominasi warna hijau yang identik dengan alam.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2 Simbol Lonsum
Warna Hijau dalam simbol Lonsum mencerminkan bahwa perusahaan ini bererak dalam bidang perkebunan dan turut bertujuan untuk menghijaukan wilayah Indonesia. Gambar daun sawit melambangkan daun sawit yang sedang berkembang di mana perusahaan ini sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan sawit sebagai komiditi perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain seperti karet, coklat dan juga teh.
2.8 Tanggung Jawab Perusahaan Natufe (2001: 9) dengan mengutip definisi dari WBCSD (World Business Council for Suistanaible Development) menyebut tanggung jawab perusahaan atau lebih dikenal dengan CSR (Corporate Sosial Responsibility) sebagai komitmen berkelanjutan bagi kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (dalam Tantry Widiyanarti, 2005: 78). Perusahaan yang akuntabel akan memperhatikan CSR nya semaksimal mungkin yang akan didukung oleh semua insan perusahaan yang bersih (good corporate governence). Lonsum menggabungkan fungsi Lingkungan dan
Universitas Sumatera Utara
Komunitas menjadi satu Departemen yaitu Environment & CSR Coordination untuk memastikan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan dapat dikoordinasikan secara lebih baik dan efektif. Disadari bahwa komunitas merupakan suatu pemangku kepentingan yang berarti bagi bisnis Lonsum. Karena itu mereka yang tinggal di sekitar lingkungan operasional Lonsum perlu mendapat perhatian dalam penentuan Kebijakan Lingkungan
Perusahaan
dalam
hal
pengembangan
program-program
kesejahteraan. Laporan CSR yang terpisah termasuk dalam agenda setiap rapat Direksi, dan seluruh proyek yang terkait dengan lingkungan dan komunitas telah digabungkan dalam satu departemen CSR guna menjamin tercapainya tujuantujuan secara integral. Perseroan melanjutkan program-program pengembangan komunitas dalam berbagai aspek yang meliputi pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, layanan masyarakat, infrastruktur, dan bencana alam. a. Pendidikan Di tahun 2008, Lonsum memberikan 144 beasiswa bagi murid-murid SD, SMP dan SMA di sekitar lingkungan perkebunan, termasuk memberikan buku-buku dan sejumlah komputer. Perseroan juga melaksanakan rehabilitasi sepuluh bangunan sekolah di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
Sebuah program untuk
meningkatkan wawasan para guru TK dilaksanakan oleh Lonsum melalui kerjasama dengan Indonesian Heritage Foundation.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 Salah satu contoh CSR Lonsum dalam pendidikan dengan menyediakan bus sekolah bagi para anak di lingkungan perkebunan.
b. Kesehatan Program pemeriksaan kesehatan untuk para ibu dan anak-anak diselenggarakan di salah satu dari empat perkebunan kami di Sumatera Utara. Program tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan ibu-ibu yang melahirkan dan bayinya, pemeriksaan darah, USG, konsultasi kehamilan, dan pemberian susu dan vitamin. c. Kepedulian Sosial Selama Lebaran dan Natal tahun 2008, Perseroan menyediakan 6.465 bingkisan bagi keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar perkebunan kami di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Universitas Sumatera Utara
d. Ekonomi Dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dari komunitas di sekitar perkebunan, perusahaan memberikan bimbingan penyuluhan dalam peternakan kambing yang dilaksanakan di Sumatera Utara dan Selatan. Program ini berlangsung sukses berkat tekniknya yang mudah, risiko kegagalan yang rendah dan secara relatif hasilnya cepat dinikmati oleh masyarakat. 2.9 Tugas dan Wewenang dalam Struktur Organisasi
Berikut adalah tugas dan wewenang masing-masing bagian yang terdapat di dalam PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan yang berdasarkan struktur organisasi yang terlampir dalam laporan di bawah ini : 1. Board of Commisioner Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan. Posisi ini dikuasai oleh pemegang
saham
yang
pengangkatannya
ditunjuk/disahkan
oleh
pemegang saham. Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: a. Mengawasi pekerjaan Direksi. b. Berhak memeriksa dokumen, gedung dan kekayaan perusahaan. c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan kepentingan perseroan. d. Berhak memeriksa atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
e. Berhak meminta agar Presiden Direktur memanggil para Persero untuk menyelenggarakan Rapat Luar Biasa. f. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja tahunan yang diajukan Presiden Direktur. g. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan menurut cara pandang yang baik. 2. President Director Presiden Direktur adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban mengusai pekerjaan para direktur. Presiden Direktur berkewajiban mempertanggung jawabkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut: a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam perusahaan. b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar. c. Merencakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Director Research a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultasi perusahaan selama kunjungan ke perusahaan. b. Mengontrol produksi bibit sawit, karet, dan hasil pemeliharaan bibit unggul. 4. Director Production a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun kuantitas. b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi. 5. Director Accounts a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan uang yang tidak tepat. b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan. c. Bertanggung jawab terhadap pembukuan laporan keuangan. d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk dan keluar. 6. Inspectorate a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan b. Mengadakan percobaan-percobaan terhadap tanah, bibit dan lainlain baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.
Universitas Sumatera Utara
7. Estate Departement a. Membuat laporan bulanan dan tahunan. b. Memperkirakan pengeluaran tahunan. c. Menunjukkan hasil panen bulanan dan laporan hasil panen tengah bulan. d. Mengatur peredaran uang tunai. e. Membuat laporan rutin ke pemerintah. f. Membuat perbandingan harga tiap bulan. g. Mengurus penjualan bibit. h. Mengatur pemakain modal. i. Mengurus pembelian. j. Menganalisa daun tanaman. 8. Bahlias Research Station (North Sumatera and South Sumatera) a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan b. Meneliti dan mengadakan percobaan-percobaan terhadapan tanah, bibit, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual. 9. Seed production section Bertugas khusus untuk memproduksi benih seperti sawit, coklat dan karet baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.
10. Tissue Cultur a. Melakukan pengembangan bibit dan menggunakan kultur jaringan. b. Melakukan penelitian atas bibit-bibit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
11. Management Departement a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, training, kenaikan pangkat sampai pada masalah pemberhentian maupun pensiun. b. Mengurusi segala macam secretariat, pengaturan perjalanan tamutamu perusahaan, tiket, akomodasi, dll. c. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan hukum, agraria, perizinan, dan keamanan. d. Bertindak sebagai public relation perusahaan. e. Mengawasi masalah umum di dalam perusahaan baik itu masalah karyawan, staff maupun masyrakat yang mempunyai hubungan dengan perusahaan. 12. Training Section a. Merencanakan training. b. Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun yang lama baik staff maupun karyawan. 13. General and Home Affect Menangani dan mengendalikan masalah, problem, dan gangguan yang terjadi di rumah atau kediaman atau di mana saja untuk para Dewan komisaris, Presiden Direktur dan Direktur. 14. Clinic Section Menangani pengobatan para staff dan karyawan kantor di klinik-klinik dan juga pelayanan yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
15. Draffing Section a. Membuat gambar bangunan dan pabrik b. Membuat peta-peta kebun Commodity Section. c. Menerima pesanan konsumen terhadap hasil produksi yaitu kelapa sawit, karet dan coklat. d. Mengirimkan pesanan. 16. Estate Departement a. Melakukan evaluasi terhadap tugas Inspector b. Melakukan pengontrolan data perkebunan c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan bidang tanaman. d. Mengevaluasi cara kerja para pegawai dan staff yang meneliti tanaman. 17. Development Officer Bertanggung jawab atas lahan yang akan dipergunakan untuk penanaman bibit. 18. Personnel Section a. Mendokumentasikan kartu dan berkas staff dan pegawai b. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian staff, pegawai dan buruh. c. Mengurus acara-acara keagamaan. d. Mempersiapkan dokumen dan izin yang diperlukan baik untuk karyawan maupun pihak luar.
Universitas Sumatera Utara
e. Memeriksa dan mengontrol rekening pengobatan pada klinik pada perusahaan. 19. Public relation / security a. Sebagai utusan / perwakilan perusahaan untuk menghadiri undangan baik dari perusahaan ataupun relasi. b. Mewakili perusahaan dalam pameran dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. c. Menangani masalah-masalah yang terjadi baik di kantor maupun di perkebunan seperti demonstrasi dan sekaligus juga sebagai pihak yang menggunakan situasi. 20. General Affairs Department Berfungsi sebagai bagian umum yang tugasnya untuk memberikan pelayana bagian umum seperti membuat surat-surat dinas, surat perjalanan dinas, cuti pegawai, kesehatan, keagamaan, olahraga, humas, serta bidangbidang umum lainnya. 2.9.1 Kategori Karyawan atau Staf Dalam Lonsum, dikenal ada
beberapa
tahapan
dalam
pengklasifikasian orang yang bekerja didalamnya. Tahap pertama adalah orang yang bekerja jika sedang banyak dibutuhkan tenaga kerja. Orang ini biasa disebut dengan istilah buruh harian lepas, namun Lonsum sendiri menyebutnya PW (Piece Work). Pekerja jenis ini sering ditemukan dikebun dan Pabrik Lonsum yang biasanya masa kerjanya tidak sampai tiga bulan. Sering terjadi juga pekerja yang berawal dari PW kemudian naik pangkat menjadi DRP.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Kategori Karyawan/Staf dalam Lonsum
MRP
Staf Karyawan
DRP
Karyawan
PW DRP adalah tahapan selanjutnya, singkatan dari Daily Rate Personal yang sudah termasuk kedalam bagian karyawan Lonsum. Selanjutnya adalah MRP atau Monthly Rate Personal yang juga dapat dikategorikan sebagai karyawan Lonsum. Selain karyawan, dalam MRP juga ada yang disebut staf. Yang membedakan MRP dan DRP adalah gaji (salary) yang diberikan pada karyawan. Perusahaan membayar gaji karyawan DRP perhari, sedangkan karyawan/staf MRP dibayar perbulan. Kemudian di dalam DRP tidak dikenal adanya jenjang (grade) sementara dalam MRP ada. Jenjang tersebut diawali dari G1 – G7 (jenjang paling bawah) lalu beranjak naik hingga A5 yang berarti itu adalah jenjang tertinggi untuk kategori staf.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4 Tabel kategori karyawan/staf di Lonsum
Universitas Sumatera Utara