BAB II PERANAN PROSPEKTUS DALAM TRANSAKSI EFEK DI PASAR MODAL
A. Pengertian Prospektus Pengertian prospektus menurut Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek. 42 Pada pengertian prospektus, Padmo Sumasto menyebutkan bahwa prospektus merupakan media pemberitahuan tertulis mengenai emiten dan rencana emisinya, yang antara lain memuat informasi mengenai keadaan perusahaan dan prospeknya. 43 Prospektus sendiri berasal dari kata istilah prospek yang berarti pernyataan formal yang mengandung gambaran detail tentang keadaan perusahaan dalam hubungannya dengan harapan-harapan di masa yang akan datang. Sedangkan pengertian prospektus menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah surat selebaran yang berisi pemberitahuan mengenai buku baru (aturan asuransi dan sebagainya). 44 Prospektus adalah dokumen resmi yang dikeluarkan emiten dalam rangka menjual surat berharga atau efek kepada masyarakat. Prospektus menjadi sangat penting keberadaannya jika perusahaan baru pertama kali menjual surat berharga kepada masyarakat sebab hanya dari sinilah masyarakat bisa mendapatkan informasi. 45
42
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 26. 43 Adrian Sutedi, Loc. Cit. 44 W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit., hlm. 769. 45 Sawidji Widoatmodjo, Loc. Cit.
Universitas Sumatera Utara
Prospektus
ialah
pernyataan
yang
dicetak
atau
informasi
yang
dipergunakan untuk penawaran efek dengan maksud mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau memperdagangkan efek, kecuali pernyataan atau informasi yang berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dinyatakan bukan prospektus.46 Prospektus adalah gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadikannya sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga atau
perusahaan
untuk
memberikan
gambaran
mengenai
saham
yang
ditawarkannya untuk dijual kepada publik. Suatu prospektus umumnya berisikan informasi material tentang reksadana, saham, obligasi dan investasi lainnya seperti misalnya penjelasan tentang bidang usaha perseroan, laporan keuangan, biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perseroan, daftar aset perseroan, dan lain-lain informasi yang bersifat material. 47 Pasal 78 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa: 1.
Setiap Prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang Fakta Material yang diperlukan agar Prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan.
2.
Setiap Pihak dilarang menyatakan, baik langsung maupun tidak langsung, bahwa Bapepam telah menyetujui, mengizinkan, atau mengesahkan suatu 46 47
Adrian Sutedi, Loc. Cit. http://id.wikipedia.org/wiki/Prospektus, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
Efek, atau telah melakukan penelitian atas berbagai segi keunggulan atau kelemahan dari suatu Efek. 3.
Ketentuan mengenai Prospektus diatur lebih lanjut oleh Bapepam. 48 Penjelasan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal menerangkan lebih lanjut bahwa: 1.
Prospektus merupakan salah satu dokumen pokok dalam rangka Penawaran Umum. Oleh karena itu, informasi yang terkandung di dalamnya harus memuat hal-hal yang benar-benar menggambarkan keadaan Emiten yang bersangkutan sehingga keterangan atau informasi dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan keputusan investasinya. Apabila informasi yang disajikan tidak benar tentang fakta yang material, atau tidak mengungkapkan informasi yang benar tentang fakta yang material, hal tersebut dapat mengakibatkan pemodal mengambil keputusan investasi yang tidak tepat.
2.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah adanya Pihak-Pihak yang menggunakan keterangan yang tidak benar dengan menyebutkan bahwa Bapepam telah memberikan persetujuan, izin, pengesahan, penelitian atau penilaian atas berbagai segi keunggulan suatu Efek dengan maksud untuk mempengaruhi masyarakat agar membeli Efek yang ditawarkan.
3.
Yang dimaksud dengan “ketentuan mengenai Prospektus” dalam ayat ini, antara lain mengenai bentuk dan isi Prospektus. Prospektus tersebut sekurang-kurangnya memuat: 48
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab IX Emiten dan Perusahaan Publik Bagian Ketiga Prospektus dan Pengumuman Pasal 78.
Universitas Sumatera Utara
a. uraian tentang Penawaran Umum; b. tujuan dan penggunaan dana Penawaran Umum; c. analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan; d. risiko usaha; e. data keuangan; f. keterangan dari segi hukum; g. Informasi mengenai pemesanan pembelian Efek; dan h. keterangan tentang anggaran dasar. 49 Pada kenyataannya, isi dari suatu prospektus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Informasi banyak bersifat kualitatif. Umumnya informasi yang disajikan memang banyak yang bersifat kualitatif, yang diduga banyak berpengaruh terhadap jalannya suatu perusahaan.
2.
Taksiran-taksiran. Kalaupun ada informasi yang kuantitatif, umumnya dibuat atas dasar taksiran-taksiran atau dengan menggunakan metode-metode penilaian.
3.
Belum siap pakai. Banyak informasi dalam prospektus yang belum siap pakai, sehingga agar dapat dipakai untuk pengambilan keputusan perlu interpretasi dan analisis lebih lanjut.
49
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab IX Emiten dan Perusahaan Publik Bagian Ketiga Prospektus dan Pengumuman Pasal 78.
Universitas Sumatera Utara
4.
Rentang waktu. Karena ada rentang waktu antara waktu pembuatan prospektus dengan waktu prospektus dibaca oleh publik, maka belum tentu informasi tersebut masih akurat, terutama informasi yang berkenaan dengan keadaan ekonomi secara makro.
5.
Risiko-risiko. Banyak risiko-risiko yang mungkin akan dihadapi oleh suatu perusahaan yang mesti pula diperhatikan dan risiko seperti ini disebutkan dalam suatu prospektus, seperti risiko terhadap bisnis, risiko lingkungan, risiko terhadap industri atau risiko mengenai tidak likuidnya saham. 50 Persyaratan tentang bentuk dan isi prospektus dapat dijumpai dalam
peraturan IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum, yang secara singkat mensyaratkan bahwa prospektus harus: a.
Dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif;
b.
Memuat ringkasan dari fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting yang harus diungkapkan pada bagian awal prospektus;
c.
Memuat semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal;
d.
Mengungkapkan fakta material secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industri emiten;
50
Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 85-86.
Universitas Sumatera Utara
e.
Mengurutkan penyampaian fakta sesuai dengan relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu; dan
f.
Menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang dapat mengakibatkan luput dari perhatian pembacanya. 51 Apabila di dalam prospektus akan dimuat pula foto, diagram, atau tabel,
maka emiten harus berhati-hati dalam menempatkannya di dalam prospektus guna menghindari kesan yang menyesatkan kepada pembacanya. Informasi yang harus dituangkan dalam prospektus itu sendiri sekurang-kurangnya harus memuat: 1.
Uraian tentang penawaran umum;
2.
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum;
3.
Pernyataan utang;
4.
Analisis dan pembahasan manajemen mengenai kegiatan dan keuangan perusahaan;
5.
Risiko usaha;
6.
Kejadian setelah tanggal laporan akuntan;
7.
Keterangan tentang emiten;
8.
Kegiatan dan prospek usaha emiten;
9.
Laporan keuangan;
10. Pendapat dari segi hukum; 11. Kebijakan dividen; 12. Penjamin emisi;
51
M. Paulus Situmorang, Op. Cit., hlm. 96.
Universitas Sumatera Utara
13. Lembaga dan profesi penunjang pasar modal; 14. Perpajakan; 15. Laporan penilai (jika ada); 16. Wali amanat dan penanggung (jika ada); 17. Informasi mengenai pemesanan pembelian efek; dan 18. Keterangan tentang anggaran dasar. 52 Selanjutnya, Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan rambu-rambu yuridis bagi suatu prospektus, yaitu sebagai berikut: 1.
Dilarang memuat hal-hal: a. Keterangan yang tidak benar tentang fakta material. b. Tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material.
2.
Memuat semua rincian tentang fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal.
3.
Fakta dan pertimbangan yang paling penting ditempatkan pada tempat yang paling awal.
4.
Ekstra hati-hati dalam penggunaan foto, diagram atau tabel karena sangat potensial untuk terjadinya misleading.
5.
Diungkapkan dalam bahasa yang jelas dan komunikatif.
6.
Pengungkapan fakta material harus ditekankan sesuai bidang usaha atau sektor industrinya.
7.
Mestilah terdapat pernyataan bahwa semua lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang disebut dalam prospektus tersebut bertanggung jawab
52
Ibid., hlm. 97-98.
Universitas Sumatera Utara
sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah RI dan kode etik, norma serta standar profesi masing-masing. 8.
Selanjutnya harus ada pula pernyataan bahwa sehubungan dengan penawaran umum, setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam prospektus tanpa persetujuan tertulis dari emiten dan penjamin pelaksana emisi.
9.
Menurut penjelasan atas Pasal 78 ayat (3) dari Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, maka suatu prospektus sekurang-kurangnya memuat: a. Uraian tentang penawaran umum. b. Tujuan dan Penggunaan Dana Penawaran Umum. c. Analisis dan Pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan. d. Risiko usaha. e. Data keuangan. f. Keterangan dari segi hukum. g. Informasi mengenai pemesanan pembelian efek, dan h. Keterangan tentang Anggaran Dasar.
10. Harus ada “klausula Huruf Besar” (yakni klausula yang dicetak dengan huruf besar) yaitu terhadap hal-hal sebagai berikut: a. BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU
TIDAK
MENYETUJUI
MENYATAKAN
KEBENARAN
PROSPEKTUS
INI.
SETIAP
EFEK ATAU
INI.
TIDAK
JUGA
KECUKUPAN
PERNYATAAN
ISI
YANG
Universitas Sumatera Utara
BERTENTANGAN
DENGAN
HAL-HAL
TERSEBUT
ADALAH
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. b. EMITEN DAN PENJAMIN EMISI EFEK (jika ada) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. c. Jika direncanakan untuk menstabilisasi harga efek tertentu, maka mesti ada klausula huruf besar sebagai berikut: DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN HARGA PASAR EFEK YANG SAMA, BAIK JENIS MAUPUN KELASNYA, DENGAN YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, PENJAMIN EMISI DAPAT MELAKUKAN STABILISASI HARGA PADA TINGKAT HARGA YANG LEBIH TINGGI DARI YANG MUNGKIN TERJADI DI BURSA EFEK SEKIRANYA TIDAK DILAKUKAN STABILISASI HARGA. JIKA PENJAMIN EMISI MELAKUKAN STABILISASI HARGA,
MAKA
PENAWARAN
BAIK
UMUM
STABILISASI TERSEBUT
HARGA
DAPAT
MAUPUN
DIHENTIKAN
SEWAKTU-WAKTU. 53 Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan penjamin pelaksana emisi efek (jika ada). Peraturan mengenai prospektus ini diatur dalam Undang-
53
Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 83-85.
Universitas Sumatera Utara
Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan peraturan Bapepam Nomor IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum, Peraturan Bapepam Nomor IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas maka dikenal beberapa tahapan prospektus di Indonesia yaitu: 54 1.
Prospektus Awal (preliminary/redherring prospectus) digunakan dalam rangka penawaran awal atau guna melihat minat pasar (book building). Prospektus ini adalah dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam prospektus yang disampaikan kepada Bapepam sebagai bagian dari pernyataan pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal, jumlah dan harga penawaran efek, penjaminan emisi efek, tingkat suku bunga obligasi, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan. 55 Dalam praktek yang terjadi di pasar modal Indonesia, fungsi prospektus awal dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada calon investor memperoleh informasi segera setelah Pernyataan Pendaftaran diterima oleh Bapepam. Dalam konteks ini muncul suatu persoalan, yaitu apakah perlu dibuat suatu ketentuan bagi emiten untuk memberitahukan kapan dan dimana calon investor bisa memperoleh prospektus awal. Misalnya membuat ketentuan yang mengatur adanya prospektus awal. Dalam perkataan lain, perlu dibuat
54 55
http://id.wikipedia.org/wiki/Prospektus, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Prospektus, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
ketentuan yang dapat mengambil alih fungsi prospektus ringkas menjadi prospektus awal. 56 2.
Prospektus Ringkas (iklan) ini digunakan dalam rangka penawaran umum kepada publik. Prospektus ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini. Prospektus ringkas ini sekurang-kurangnya harus mencakup informasi tentang: a) prakiraan tanggal efektif; b) prakiraan masa penawaran; c) prakiraan tanggal pengembalian uang pemesanan; d) prakiraan tanggal penyerahan surat efek; e) prakiraan tanggal penjatahan; f) prakiraan tanggal pencatatan yang direncanakan; g) nama lengkap, alamat, logo (jika ada), nomor telepon/telex/faksimili dan nomor kotak pos (tidak saja kantor pusat tetapi juga pabrik serta kantor perwakilan), kegiatan usaha utama dari Emiten; h) nama Bursa efek (jika ada) dimana efek tersebut akan dicatatkan; jenis dari penawaran, termasuk uraian mengenai sifat, kisaran jumlah dan uraian singkat tentang efek yang ditawarkan serta nilai nominal dan kisaran
56
Bismar Nasution, Op. Cit., hlm. 92.
Universitas Sumatera Utara
harga; prakiraan nama lengkap dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek (jika ada); i) serta beberapa persyaratan teknis yang secara detail dapat dilihat pada peraturan termaksud. 3.
Prospektus Lengkap (cetakan). Prospektus ini dipublikasikan setelah Pernyataan Pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam. 57 Jadi,
Prospektus
harus
kredibel.
Artinya,
segala
isinya
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jajaran direksi dan komisaris bertanggung jawab penuh untuk menjamin kebenaran materi informasi yang disampaikan kepada pemegang saham dan masyarakat luas. 58 Prospektus paling tidak menyajikan hal-hal berikut: 1.
Jadwal proses go public.
2.
Sejarah singkat perusahaan.
3.
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
4.
Para pengelola (komisaris dan direksi).
5.
Struktur organisasi.
6.
Pendapat dari konsultan hukum.
7.
Pendapat dari penilai.
8.
Laporan keuangan, yang sudah diaudit akuntan publik: a. Neraca b. Laporan laba/rugi c. Laporan perubahan modal 57 58
http://id.wikipedia.org/wiki/Prospektus, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010. M. Irsan Nasarudin, dkk., Op. Cit., hlm. 231.
Universitas Sumatera Utara
9.
Proyeksi, yang dirinci per tahun.
10. Kebijaksanaan dividen yang akan diambil emiten. 11. Risiko, yaitu kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan perusahaan tidak berhasil mencapai proyeksi sehingga menyebabkan investor akan merugi.
B. Pengertian Efek Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan efek. Pengertian efek menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. 59 Sedangkan pengertian efek menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan (seperti surat saham, surat obligasi dan sebagainya). 60 Efek dalam bahasa Inggris disebut securities, dalam bahasa Belanda disebut effecten, dan dalam bahasa Latin disebut effectus. Kata securities (sekuritas) bersumber pada pengertian bahwa surat berharga tersebut memberikan garansi atau jaminan yang dapat dicairkan (liquid) dengan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu. 61
59
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5. 60 W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit., hlm. 266. 61 M. Paulus Situmorang, Op. Cit., hlm. 5.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis efek yaitu: 1.
Saham (Stock) Saham dalam bahasa Belanda disebut andeel, yang berarti andil, sero atau penyertaan modal dalam suatu perusahaan. Dalam Blacks’s Law Dictionary, 6th Edition, dijelaskan pemahaman mengenai saham (share) adalah: share means the unit into which the proprietary in a corporation are divided. Dari dua definisi tersebut dapat dilihat bahwa saham berkaitan erat dengan pembentukan
modal
dan
adanya
badan
hukum
perusahaan.
Oleh
Schilfgaarde, dikatakan bahwa saham adalah suatu hak terhadap harta kekayaan suatu perseroan. Bahkan dikatakannya bahwa saham adalah suatu hak atas bagian dari sesuatu terhadap harta kekayaan suatu perseroan. 62 Jenis-jenis saham yaitu: a) Berdasarkan Cara Peralihan yaitu: 1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock/Aan Toonder) Saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan. 2. Saham Atas Nama (Registered Stock/Op Naam) Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu.
62
Adrian Sutedi, Op. Cit., hlm. 33-34.
Universitas Sumatera Utara
b) Berdasarkan Hak Tagihan yaitu: 1. Saham Biasa (Common Stock) Saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian dividen, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal di masyarakat. 2. Saham Preferen (Preferred Stock) Saham
yang
memberikan
prioritas
pilihan
(preferen)
kepada
pemegangnya, seperti: a. Berhak didahulukan dalam hal pembayaran dividen. b. Berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa. c. Mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi. 3. Saham Istimewa Pemegang saham istimewa (golden share) mempunyai hak lebih dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam proses penunjukkan direksi perusahaan. Di dalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah. 63
63
M. Irsan Nasarudin, dkk., Op. Cit., hlm. 189-194.
Universitas Sumatera Utara
c) Berdasarkan Pemberian yaitu: 1. Saham Bonus Jenis saham yang diberikan kepada pemegang saham lama tanpa penyetoran ke kas perseroan. Penerbitan saham bonus dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara modal perseroan dengan kekayaan perseroan. 2. Saham Pendiri Saham yang diberikan kepada orang yang berjasa ikut mendirikan PT sebagai wujud penghargaan. Saham bonus ini seperti halnya saham biasa dan mengandung hak-hak seperti halnya saham biasa. Pemegang saham jenis ini tidak diharuskan membayar harga nominalnya ke dalam kas perseroan. 64 2.
Obligasi (Bond) Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi, surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli utang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi
64
Adrian Sutedi, Op. Cit., hlm. 36.
Universitas Sumatera Utara
menurun, nilai obligasi naik dan sebaliknya, jika bunga meningkat, nilai obligasi turun. 65 Jenis-jenis obligasi yaitu: a) Berdasarkan Cara Pengalihan yaitu: 1. Obligasi Atas Unjuk (Bearer Bond) Ciri-ciri penting dari obligasi atas unjuk meliputi: a. Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. b. Setiap sertifikat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran bunga dilakukan. c. Sangat mudah untuk dialihkan. d. Kertas sertifikat obligasi dibuat dari bahan berkualitas tinggi seperti bahan pembuat uang. e. Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan kupon bunga dan sertifikat obligasi. f. Kupon bunga dan sertifikat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan penggantian. 2. Obligasi Atas Nama (Registered Bond) Untuk pokok pinjaman, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga dan untuk pokok bunga nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga. Sedangkan untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum
65
Ibid., hlm. 41.
Universitas Sumatera Utara
dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak ada kupon bunga, karena bunga langsung disampaikan kepada pemilik yang namanya tercantum dalam daftar perusahaan emiten. b) Berdasarkan Jaminan yaitu: 1. Obligasi dengan Jaminan (Secured Bond/Debentures) Obligasi yang diberi agunan (collateral) untuk pelunasan pokok pinjaman beserta bunganya yang berupa harta kekayaan perusahaan, bisa berupa tanah, gedung, dan lain-lain. 2. Obligasi tanpa Jaminan Obligasi yang tidak didukung oleh agunan. 3. Obligasi dengan Penanggungan Utang (Guaranteed Bonds) 4. Obligasi yang diterbitkan dengan Jaminan Hak Tanggungan dan Agunan Aset (Mortgage and Other Asset Backed Bonds) Obligasi jenis ini banyak terdapat di Amerika Serikat, Jerman, Meksiko, dan Inggris. Tanah dengan Hak Tanggungan dan Aset Non-Tanah mengalami proses sekuritisasi kemudian dijadikan jaminan untuk obligasi yang dikeluarkan senilai harga yang ditaksir. c) Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga yaitu: 1. Obligasi dengan Bunga Tetap Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu. 2. Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap Cara penetapan bunga obligasi ini bermacam-macam.
Universitas Sumatera Utara
3. Obligasi tanpa Bunga (Zero Coupon) Jenis obligasi ini tidak mempunyai kupon bunga dan sebagai konsekuensinya pemilik tidak memperoleh pembayaran bunga secara periodik. Keuntungan yang diperoleh dari pemilikan obligasi ini diukur dari selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo (sebesar nilai pari atau nilai nominal) dengan harga pembelian. 4. Obligasi yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (Perpectual Bond) Salah satu jenis obligasi yang tidak mempunyai batas jatuh temponya. Perusahaan yang menerbitkan surat berharga ini tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan utang tersebut, kecuali perusahaan tersebut dilikuidasi. 5. Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond) Obligasi ini menjanjikan untuk memberikan suku bunga secara mengambang. d) Berdasarkan Nilai Pelunasan yaitu: Obligasi dikaitkan dengan merosotnya nilai uang. Di sini nilai pelunasan obligasi dikaitkan dengan indeks harga tertentu, seperti klausula emas, klausula perak, valuta asing, indeks harga konsumen. e) Berdasarkan Konvertibilitas (Convertible Bond) yaitu: Jenis obligasi ini memberikan hak bagi pemegangnya untuk menukarkn obligasi yang dimilikinya dengan saham (common stock) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat-syarat pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
f) Berdasarkan Penerbit yaitu: Banyaknya dan tersebarnya emiten di beberapa daerah, maka obligasi juga berasal dari lembaga atau daerah tertentu, oleh karena itu dilihat dari pihak yang menerbitkannya, maka obligasi dapat dibedakan atas: 1. Obligasi Pemerintah Pusat Setiap obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi tanpa jaminan (non-secured bond). Di Indonesia saat ini hanya obligasi Bank Indonesia yang dipasarkan di pasar internasional yang dimaksudkan untuk bench mark bagi obligasi BUMN dan perusahaan swasta nasional. 2. Obligasi Pemerintah Daerah Obligasi Pemerintah Daerah (Pemda) belum diperkenalkan di Indonesia, walaupun dari segi potensi ada beberapa Pemda yang mempunyai prospek mengeluarkan obligasi dalam rangka menambah dana investasi Pemda. 3. Obligasi Perusahaan Swasta Obligasi ini dikeluarkan oleh perusahaan komersial swasta dalam rangka penghimpunan dana untuk kegiatan usaha bisnisnya. 4. Obligasi Asing (Foreign Bonds) Obligasi jenis ini adalah obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di suatu negara dalam mata uang negara setempat, tetapi penerbitnya adalah badan hukum asing. Misalnya, Leyland plc menerbitkan obligasi yang diperdagangkan di bursa Tokyo senilai 50 juta Yen.
Universitas Sumatera Utara
5. Obligasi Sampah (Junk Bonds) Obligasi ini adalah obligasi yang credit rating di bawah tingkat PBB. Obligasi ini ditawarkan dengan bunga yang lebih tinggi. Agak spekulatif, tetapi studi Michael Milken pada awal 1970-an di beberapa bursa di dunia menghasilkan kesimpulan yang mengejutkan. Obligasi sampah memberikan pendapatan yang lebih tinggi ketimbang obligasi yang berkredit rating bagus (investment grade bonds). g) Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo yaitu: Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo yang berbeda-beda yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu: 1. Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun). 2. Obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun). 3. Obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun). 66 3.
Right Right adalah instrumen derivatif yang ditawarkan kepada publik melalui pasar modal sesuai dengan mekanisme yang berlaku di pasar modal. Adapun yang dimaksud dengan right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang saham lama perusahaan publik untuk membeli saham baru yang hemdak diterbitkan. Dengan right itu pemegang saham lama berhak untuk didahulukan mendapatkan penawaran beli dari perusahaan secara proporsional pada harga
66
M. Irsan Nasarudin, dkk., Op. Cit., hlm. 183-187.
Universitas Sumatera Utara
yang telah ditetapkan sebelumnya untuk jangka waktu pendek, tetapi pemilik right tidak mendapatkan dividen, karena ia bukan bukti pemilikan (equity). 67 4.
Waran (Warrant) Waran (warrant) adalah suatu opsi (options) untuk membeli sejumlah tertentu instrumen keuangan (saham) pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Pada dasarnya waran (warrant) ini adalah sama dengan opsi (options), yaitu hak untuk membeli sejumlah saham, namun waran (warrant) ini dikeluarkan oleh pihak issuer atau perusahaan yang menerbitkan efek. 68 Pengertian waran (warrant) menurut Penjelasan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak Efek dimaksud diterbitkan. 69
5.
Kontrak Berjangka Atas Indeks Efek (Index Futures) Indeks efek adalah kontrak atau perjanjian antara 2 pihak yang mengharuskan mereka untuk menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Objek yang dipertukarkan disebut underlying asset. Setiap pihak sebelum membuka kontrak harus menyetorkan margin awal dan karena kontrak tersebut memiliki waktu yang terbatas, maka pada saat jatuh tempo, posisi kontrak harus ditutup pada berapapun harga yang terjadi bursa.
67
Ibid., hlm. 203. Ibid., hlm. 204. 69 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5. 68
Universitas Sumatera Utara
Margin itu sendiri harus berada pada suatu level harga tertentu dan jika margin tersebut turun di bawah level tersebut, yang biasanya diakibatkan kerugian yang sangat besar, lembaga kliring akan meminta investor untuk menambah dananya kembali. Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa seluruh transaksi pada kontrak berjangka dilakukan di bursa efek. 70 6.
Opsi (Options) Pengertian opsi (options) menurut Penjelasan Pasal 1 angka 5 UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu hak yang dimliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain atau sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.71
7.
Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) Efek beragun aset (asset backed securities) adalah efek yang disekuritisasi. Artinya, aset tersebut dinilai dengan efek yang kemudian diperjualbelikan. Sekuritisasi aset merupakan suatu proses menjadi suatu piutang atau tagihan yang kemudian ditransformasikan ke dalam efek yang dijamin dengan aset tersebut. Kumpulan piutang atau tagihan tersebut diubah menjadi investasi yang diperdagangkan di pasar modal. 72 Dasar hukumnya adalah Pasal 1 huruf b Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), yang menyebutkan bahwa Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang
70
Adrian Sutedi, Op. Cit., hlm. 49. Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5. 72 M. Irsan Nasarudin, dkk., Op. Cit., hlm. 196. 71
Universitas Sumatera Utara
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat utang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) dan Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. 73 8.
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Pengertian kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) menurut Pasal 1 huruf a Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. 74 Dari keseluruhan jenis efek tersebut, dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.
Efek Penyertaan Yang dimaksud dengan efek penyertaan adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk ikut serta ke dalam equity suatu perusahaan, yakni menjadi pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Ke dalam efek penyertaan ini termasuk:
73
Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Pasal 1 huruf b. 74 Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Pasal 1 huruf a.
Universitas Sumatera Utara
a. Saham-saham dengan berbagai jenisnya, b. Dan juga derivatifnya seperti right, warrant, dan options, c. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif, d. Kontrak berjangka atas efek, dan lain-lain. 2.
Efek Utang Yang dimaksud dengan efek utang adalah efek dimana penerbitnya (issuer) mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali suatu masa nanti sesuai kesepakatan di antara para pihak. Tentunya utang tersebut disertai dengan bunga, baik yang dihitung secara diskon (discount rate) ataupun secara perhitungan bunga biasa (interest bearing). Akan tetapi, khususnya terhadap efek di pasar modal, bunga secara diskon jauh lebih sering dipraktekkan. Termasuk ke dalam efek utang ini adalah obligasi, commercial paper, surat pengakuan utang, dan bukti utang.
3.
Efek Konversi (Semi Ekuiti) Yang dimaksud dengan efek konversi adalah efek yang sebenarnya efek utang tetapi kemudian pada saat yang telah ditentukan dapat menukarkannya efek utang tersebut dengan efek penyertaan. Baik pertukaran tersebut diwajibkan, atau ada pilihan dari pihak pemegang efek yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan “Obligasi Konversi”.
4.
Efek Derivatif Ada juga beberapa jenis efek yang ditawarkan kepada publik yang sebenarnya hanya kelanjutan saja dari efek yang telah terlebih dahulu
Universitas Sumatera Utara
dipasarkan. Termasuk ke dalam jenis efek derivatif ini antara lain adalah right, warrant, options,dan lain-lain. 75
C. Peranan Prospektus dalam Transaksi Efek di Pasar Modal Prospektus digunakan dalam kegiatan penawaran efek Emiten kepada masyarakat sebelum efek yang ditawarkan tersebut diperdagangkan di bursa efek. Kegiatan memperjualbelikan efek emiten di bursa efek inilah yang disebut dengan perdagangan efek di pasar sekunder. Di dalam perdagangan efek di pasar sekunder, ada mekanisme dan tahap-tahap yang mengatur bagaimana cara untuk melakukan transaksi efek. Sebelum membahas mengenai mekanisme dan tahap-tahap dalam pasar sekunder, ada baiknya kita mengetahui bentuk dan jenis transaksi yang dapat dilakukan di pasar sekunder. Secara umum transaksi di dalam pasar sekunder dapat dibedakan dalam: 1.
Transaksi Bursa Adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek, pinjammeminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.
2.
Transaksi di Luar Bursa Adalah transaksi antar perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan transaksi antar pihak yang bukan perusahaan efek.
75
Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 7-8.
Universitas Sumatera Utara
3.
Transaksi Nasabah Pemilik Rekening Adalah transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan efek untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara perusahaan efek dengan nasabah tersebut.
4.
Transaksi Nasabah Umum Adalah transaksi melalui pemesanan efek dalam penawaran umum oleh pemodal yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan efek.
5.
Transaksi Nasabah Kelembagaan Transaksi efek antara perusahaan efek dengan nasabah tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan tersebut.76 Selain 5 (lima) jenis transaksi efek di atas, dikenal juga bentuk transaksi
yang dilakukan dalam pasar sekunder, antara lain: 1.
Transaksi Marjin Adalah transaksi efek oleh nasabah dimana pembiayaannya sebagian dilakukan oleh perusahaan efek (perantara pedagang efek) dengan jaminan saham atau dana yang dibeli.
2.
Transaksi Titipan Adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan efek (perantara dagang efek) atau pesanan dari perantara pedagang efek lain dimana imbalannya
76
M. Paulus Situmorang, Op. Cit., hlm. 118-120.
Universitas Sumatera Utara
diberikan dalam bentuk pembagian komisi atas transaksi tersebut berdasarkan persetujuan mereka. 3.
Transaksi Pinjam-Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing) Adalah transaksi yang dilakukan antar perusahaan efek (perantara dagang efek) dengan tujuan untuk menghindari gagal serah dari perusahaan efek.
4.
Transaksi Menjual atau Membeli Efek dengan Perjanjian Membeli atau Menjual Kembali (Repurchasing Agreement Reverse Repo) Adalah transaksi dimana perantara perdagangan efek menjual efek kepada nasabah atau pihak lain dengan harga tertentu dan membeli kembali efek yang sejenis pada tanggal tertentu dengan harga yang sama ditambah dengan bunga atau dengan harga yang lebih tinggi. 77 Untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi
nasabah di salah satu perusahaan efek. Perusahaan efek harus mempunyai izin yang dikeluarkan oleh Bapepam (UUPM Pasal 8). Investor dapat menjadi nasabah di salah satu atau beberapa perusahaan efek. Perusahaan efek akan menjadi perantara nasabah dalam proses jual beli saham. Proses untuk menjadi nasabah di perusahaan efek sama ketika membuka rekening untuk menjadi nasabah di bank. Investor membuka rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening yang memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan. 78 Setelah nasabah tercatat di perusahaan efek, maka nasabah dapat melakukan order jual atau beli di perusahaan efek yang bersangkutan. Biasanya 77 78
Ibid., hlm. 121-122. M. Irsan Nasarudin, dkk., Op. Cit., hlm. 134.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; ada yang sebesar Rp 25.000.000,00, ada yang sebesar Rp 15.000.000,00, dan seterusnya, namun ada juga perusahaan efek yang menentukan misalnya 50% dari nilai transaksi yang akan dilakukan. Jadi, jika seorang nasabah akan melakukan transaksi sebesar Rp 10.000.000,00 maka yang bersangkutan diminta untuk menyetor sebesar Rp 5.000.000,00.79 Dalam perdagangan saham, jumlah yang dijualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot berarti 500 saham, dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham-saham yang tercatat di bursa. BEI memberikan ilustrasi, misalnya harga saham ABC Rp 1.000,00, maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot saham tersebut menjadi (500 dikali Rp 1.000,00) sejumlah Rp 500.000,00. Sebagai ilustrasi lain, jika saham XYZ harga per sahamnya Rp 2.500,00 maka dana minimal untuk membeli saham tersebut berarti (500 dikali Rp 2.500,00) sebesar Rp 1.250.000,00. 80 Transaksi efek diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat disampaikan baik secara tertulis maupun lewat telepon dan disampaikan kepada perusahaan efek melalui sales atau dealer. Pesanan tersebut harus menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijual dan dengan menyebutkan 79 80
Ibid. Ibid., hlm. 134-135.
Universitas Sumatera Utara
harga yang diinginkan. Sebagai contoh, seorang pemodal menelepon kepada dealer dimana ia akan menjadi nasabah, dan menyampaikan bahwa ia berminat untuk melakukan pembelian atas saham ABC sebanyak 2 lot (1.000 saham) pada harga Rp 3.000,00 per saham. Pesanan tersebut setelah diteliti oleh perusahaan efek (misalnya, apakah dana atau saham yang akan dibeli atau dijual ada, batas limit perdagangan dan sebagainya) kemudian disampaikan kepada pialang di lantai bursa (floor trader) untuk dilaksanakan. Pesanan jual atau beli para pemodal dari berbagai perusahaan akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antar order tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya transaksi. 81 Setelah transaksi terjadi, maka harus menerbitkan daftar transaksi bursa sebagai dasar penyelesaian transaksi. Daftar tersebut dikirimkan ke anggota bursa, lembaga kliring dan penjamin (dalam hal ini adalah PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia/PT. KPEI), dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian (dalam hal ini PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia/PT. KSEI) sebagai dasar penyelesaian efek. 82 Berdasarkan daftar tersebut, ditentukan hak dan kewajiban masing-masing anggota bursa. Dalam proses pemenuhan kewajiban tersebut, PT. KPEI berfungsi sebagai lembaga kliring dan penjamin antar anggota bursa. Sedangkan PT. KSEI berfungsi sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yaitu sebagai sentral penyimpanan efek yang ditransaksikan di bursa. 83
81
Ibid. M. Paulus Situmorang, Op. Cit., hlm. 124. 83 Ibid. 82
Universitas Sumatera Utara
Transaksi efek yang terjadi membawa konsekuensi kepada nasabah jual atau beli untuk menerima atau menyerahkan efek atau dana melalui perusahaan efek masing-masing sesuai dengan pesanan. Pemilik saham atau kuasanya dapat meminta kepada emiten atau biro administrasi (BAE) atau melalui perusahaan efek untuk meregistrasikan sahamnya pada daftar pemegang saham dengan menyerahkan surat saham asli, konfirmasi penyelesaian transaksi efek, copy slip penyelesaian yang dikeluarkan Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) yang telah dilegalisasi oleh perusahaan efek anggota bursa. 84 Penyelesaian efek dinyatakan gagal apabila terjadi gagal bayar dan gagal serah. Gagal serah terjadi apabila nasabah (perusahaan efek) jual tidak dapat menyerahkan saham untuk penyelesaian transaksi efek, sedangkan gagal bayar terjadi apabila nasabah (perusahaan efek) beli tidak dapat menyerahkan dana untuk penyelesaian transaksi efek. 85 Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan informasi atau fakta material mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik, yang dapat mempengaruhi keputusan investor. Dalam hal penawaran saham publik seperti pada penawaran umum perdana atau biasa dikenal dengan istilah IPO maka prospektus mengenai IPO ini akan didistribusikan oleh penjamin emisi atau pialang saham kepada investor potensial. 86 Pengertian perusahaan publik menurut Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki 84
Ibid. Ibid., hlm. 125. 86 http://id.wikipedia.org/wiki/Prospektus, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010. 85
Universitas Sumatera Utara
modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000.00 (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 87 Sedangkan Pengertian penjamin emisi efek menurut Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. 88 Dalam penyampaian pernyataan pendaftaran, emiten harus membuat prospektus yang berisikan tentang latar belakang, kondisi keuangan, status hukum, kekayaan, risiko, dan rencana-rencana untuk masa yang akan datang yang dimiliki perusahaan. Setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif, emiten tetap harus menyampaikan secara berkala informasi mengenai keadaan keuangan dan peristiwa penting yang terjadi yang nyata-nyata dapat mempengaruhi keputusan investor atau pemegang saham. Informasi tersebut merupakan dokumen publik dan diserahkan kepada Bapepam serta diberikan bagi siapa saja yang memerlukan. Informasi yang disampaikan kepada investor merupakan informasi yang benar dan memadai bagi investor, yaitu informasi yang telah dianalisis dan diinterpretasikan, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Kealpaan, kesalahan, atau ketidakcukupan (insufficient) full disclosure dalam penyampaian informasi dapat dikenakan sanksi pidana, perdata, atau administratif yang berupa
87
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 22. 88 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 17.
Universitas Sumatera Utara
denda dan peringatan tertulis kepada direksi, komisaris, pemegang saham utama perusahaan, akuntan, atau konsultan hukum yang terlibat dalam penawaran umum. 89 Di sisi lain, bagi emiten, prospektus mempunyai arti sebagai iklan, guna menggoda investor agar membeli efek yang dijual. Karena itu, prospektus akan dibuat semenarik mungkin, baik desain dan mutu bahan percetakannya maupun substansi isi informasi yang ingin disampaikan kepada investor. Satu hal yang harus diketahui oleh investor, meskipun prospektus tampak sangat menarik, tidak ada yang menjamin kebenaran isi prospektus tersebut. Karena itulah Bapepam-LK selalu dan perlu menyatakan dalam setiap prospektus yang dikeluarkan oleh emiten bahwa Bapepam-LK tidak menjamin kebenaran isi prospektus. Semuanya diserahkan kepada pendapat investor. Oleh karena itu, kemampuan membaca dan memahami isi prospektus sangatlah penting. 90 Suatu prospektus harus benar-benar berisikan informasi penting apa adanya. Banyak tuduhan sekarang bahwa emiten yang melakukan go public di pasar modal Indonesia banyak yang menyediakan prospektus secara tidak layak, yakni hanya untuk: 1.
Sekadar memenuhi kewajiban yuridisnya yang terbit dari peraturan-peraturan yang ada. Jadi hanya sekadar basa-basi saja.
2.
Sekadar
menjadi
pengangkat
image
perusahaan
(self
congralatory
prospectus).
89 90
M. Irsan Nasarudin, dkk., Op. Cit., hlm. 231. Sawidji Widoatmodjo, Op. Cit., hlm. 61-62.
Universitas Sumatera Utara
3.
Bahkan hanya sekadar iklan belaka bagi suatu perusahaan (emiten) untuk dapat membuat saham-sahamnya menjadi laku di pasar modal, tidak ubahnya seperti fungsi iklan-iklan yang ada di media massa. 91 Sekarang ini bukan lagi rahasia bahwa prospektus bukan lagi sarana
transparansi tapi lebih merupakan ajang promosi. Mestinya dalam bidang pasar modal dengan tegas dilarang adanya puffing (melebih-lebihkan), sungguhpun dalam bidang iklan masih dapat diterima. Juga seyogianya kita punya ketentuan yang lebih teliti dan rinci untuk mengatur tatacara prediksi perusahaan, yang merupakan salah satu elemen terpenting dalam suatu prospektus yang ada sekarang merupakan self congratulatory prospectus. Prospektus harus dibuat dalam bentuk tertentu dan berisi keteranganketerangan tertentu pula. Pada dasarnya prospektus memuat apa yang dinamakan undang-undang sebagai Informasi atau Fakta Material. Pengertian informasi atau fakta material menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. 92 Buku prospektus dari perusahaan yang go public atau menjual saham kepada masyarakat melalui pasar modal tidak sama dengan iklan perusahaan. Isi prospektus harus lengkap, tidak boleh hanya memuat data-data yang bagus saja dari perusahaan. Data atau informasi yang mengandung risiko terhadap 91
Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 81. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 7. 92
Universitas Sumatera Utara
perkembangan perusahaan juga harus dimuat, misalnya batas waktu lisensi atau izin memproduksi juga harus dikemukakan secara jelas. Informasi yang disajikan dalam prospektus adalah laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi keuangan dan non-keuangan yang secara teoritis informasi keuangan memang merupakan salah satu sumber utama dalam proses penentuan harga suatu IPO karena tidak ada harga pasar sampai dimulainya harga sekunder. Pada saat tersebut umumnya para investor memiliki informasi terbatas seperti yang diungkapkan dalam prospektus. Prospektus berfungsi sebagai media informasi, media komunikasi, bahkan juga media promosi antara emiten dengan masyarakat investor. Emiten membuat rincian informasi keuangan maupun non-keuangan. Informasi yang diungkapkan dalam prospektus ini akan membantu investor untuk membuat keputusan yang rasional mengenai risiko dan nilai saham yang sesungguhnya ditawarkan emiten. Semakin berkualitas informasi tersebut semakin membantu pembentukan harga saham wajar. Informasi keuangan dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba atau rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sebaliknya, informasi non-keuangan berisi informasi tentang penjamin emisi, auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lain yang mendukung. 93 Dalam kaitannya dengan informasi, prospektus mempunyai peranan yang sangat penting dalam transaksi efek karena dengan prospektus inilah investor
93
http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
dapat memperoleh gambaran umum dari perusahaan, kondisi, prospek ekonomi, rencana investasi, ramalan laba, dan dividen yang dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan rasional mengenai risiko dan nilai saham yang ditawarkan perusahaan. Investor umumnya menggunakan prospektus ini untuk menilai masa depan dari perusahaan yang efeknya atau sahamnya mereka beli. Jadi keterbukaan informasi ini sudah harus dimulai sejak sebuah perusahaan menyatakan dirinya go public, sejak mereka menerbitkan prospektus yang berkaitan dengan penawaran efek atau sahamnya, selain terbuka dan akurat, informasi ini pun harus jujur. Fungsi prospektus sangat vital bagi setiap investor karena prospektus memberikan pengetahuan yang cukup dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan untuk membeli suatu saham. Maka bentuk atau isi dan saat penyampaian prospektus kepada calon investor memerlukan pengaturan yang cukup sehingga dapat bermanfaat sebagai salah satu cara untuk melindungi investor dari penjualan yang curang (fraudulent sales). 94 Dalam rangka penawaran umum, prospektus mempunyai fungsi sebagai berikut: 1.
Prospektus merupakan fakta Prospektus merupakan sarana kondisi objektif perusahaan pada saat melakukan penawaran umum. Emiten dan Penjamin Emisi Efek menyatakan bertanggung jawab atas semua isi yang terkandung dalam prospektus,
94
Bismar Nasution, Op. Cit., hlm. 136.
Universitas Sumatera Utara
sehingga pemodal dapat menggunakan prospektus sebagai cara untuk mengetahui kondisi perusahaan dimana pemodal akan menanamkan dananya. 2.
Prospektus merupakan dokumen formal dalam penawaran umum a. Keadaan emiten Prospektus merupakan sarana untuk mengungkapkan keadaan emiten pada saat itu. Emiten berkewajiban mengungkapkan kondisi-kondisi perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan investasi. Dalam prospektus juga diungkapkan tentang pernyataan tentang kebenaran terhadap hal yang dinyatakan dalam prospektus. Misalnya pernyataan bahwa selain yang diungkapkan dalam laporan keuangan. b. Janji dan komitmen Dalam prospektus disebutkan tentang janji-janji yang merupakan komitmen yang akan dipenuhi oleh perusahaan di masa mendatang. Janjijanji tersebut misalnya janji untuk membagikan dividen. Biasanya dalam prospektus disebutkan tentang porsi laba yang dibagikan sebagai dividen dan periode pembagian, dan janji perseroan tidak akan mengeluarkan saham baru dalam jangka waktu tertentu setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif.
3. Prospektus merupakan Prospektus merupakan alat perjanjian efek Ada ketentuan bahwa tidak ada satu pihakpun dapat menjual efek kecuali pembeli telah mendapat kesempatan membaca prospektus. Hal tersebut diatur dalam Pasal 71 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa tidak satu pihakpun dapat menjual efek dalam
Universitas Sumatera Utara
penawaran umum, kecuali pembeli atau pemesan telah menerima atau memperoleh kesempatan untuk membaca prospektus berkenaan dengan efek yang bersangkutan sebelum atau pada saat pemesanan dilakukan. 95 Kewajiban prospektus ketika akan melakukan penawaran umum cenderung dikategorikan sebagai informasi awal, padahal bukan itu kenyataannya. Prospektus merupakan analisa dan tujuan ke depan dari perusahaan tersebut setelah menjadi perusahaan publik. Prospektus merupakan penggambaran secara rinci informasi mengenai kinerja perusahaan dalam tiga tahun terakhir (laporan keuangan) arus kas, serta rencana ke depan perusahaan yang antara lain berisi penggunaan dana, kebijakan dividen, rencana (corporate plan), manajemen serta risiko dari perusahaan. Sama halnya dengan investasi pada pasar perdana, investor yang bermaksud untuk melakukan investasi di pasar sekunder, selain harus mempelajari prospektus, laporan keuangan emiten, juga perlu memantau perkembangan emiten tersebut melalui keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bapepam maupun bursa. Informasi yang harus diperhatikan lebih lanjut oleh investor yang akan berinvestasi pada pasar sekunder antara lain adalah prospektus. Untuk mengetahui gambaran awal dari emiten yang menerbitkannya, investor perlu mengetahui kondisi awal dari penerbitan tersebut melalui prospektus. Dengan kata lain, prospektus memberikan gambaran masa lalu dan kondisi saat ini. Oleh karena itu, prospektus mempunyai peranan yang sangat penting dalam transaksi efek.
95
http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 23 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara