BAB II
PEMBAHASAN 2.1
DATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
: Ayam Kremes Jenggo
Bidang Usaha
: Kuliner
Jenis Produk
: Berbagai jenis makanan dan minuman
Alamat Perusahaan
: Jl. Jaring Raya no.30
Komp. Ruko Griya
Martubung, Medan Nomor Telepon
: 061-6858077
Mulai Berdiri
: September 2011
Lokasi dan Fasilitas
: Terletak di komplek ruko yang sudah mulai ramai berwirausaha. Memiliki kamar mandi yang bersih dan ruang ibadah yang nyaman.
2.2
BIODATA PEMILIK / PENGURUS
Nama
: Dio Agung Herubawa
Jabatan
: Pimpinan
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan, 28 November 1990
Alamat Rumah
: Jl. Tempirai Lestari 22 No.35 Blok V Griya Martubung, Medan
Nomor Telepon
: 085760635026 / 061-77042327
Alamat E-mail
:
[email protected]
Pendidikan Terakhir
: Diploma III
2.3
STRUKTUR ORGANISASI
Warung Ayam Kremes ini menggunakan jenis struktur organisasi Fungsional Vertikal yang merupakan pengelompokan posisi ke dalam departmendepartemen berdasarkan pada keterampilan, keahlian, dan sumber daya yang digunakan. Struktur fungsional dapat digambarkan sebagai departementalisasi menurut sumber daya manusia, keahlian teknik, manufaktur mewakili sumber daya spesifik yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas organisasi. Adapun struktur organisasi dari usaha Ayam Kremes ini adalah:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ayam Kremes Jenggo Dio Agung Herubawa Pimpinan
Silvi
Sugeng
Imam
Eka
Kasir
Koki
Cuci Piring
Pelayan
Untuk tahap awal usaha Ayam Kremes ini hanya dikelola oleh satu orang pemilik dan empat orang karyawan. Namun jika usaha ini berkembang dengan baik maka akan dilakukan penambahan karyawan. 2.4
ASPEK PASAR Pada usaha Ayam Kremes yang akan dijalankan ini, penulis tidak hanya
menjual ayam kremes saja tetapi ada berbagai jenis makanan dan minuman
lainnya. Jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Kremes, Ayam Goreng Tepung serta banyak lagi lainnya. Sedangkan minumannya seperti berbagai jenis jus buah, teh manis, lemon tea, capucino dan lain-lain.
2.4.1 Produk yang dihasilkan Menu andalan di warung kami adalah : 2.4.1.1 Ayam Kremes Salah satu menu andalan dari usaha ayam kremes ini adalah ayam kremes. Ayam kremes adalah ayam goreng yang dimakan bersama bumbu kremesan yang ditaburkan di atasnya. ayam goreng ini populer dari Kawasan Jawa Tengah. Berbeda dengan masakan jawa lainnya, ayam kremes rasanya cenderung gurih, bukan manis, sehingga lebih bisa diterima lidah pada umumya. Harga satu potong ayam kremes ini adalah Rp. 10.000,- (plus nasi) Gambar 2.2 Ayam Kremes
2.4.1.2 Ayam Goreng Tepung Sebagai pilihan lain dari menu di warung kami adalah Ayam Goreng Tepung. Ayam yang dicelupkan ke adonan tepung dan digoreng dengan api yang sedang. Ayam Goreng Tepung digoreng hingga matang dan berubah warna, lalu
diangkat dan ditiriskan. Menu ini disajikan bersama saus sambal dan saus tomat yang membuat ayam ini lebih menarik. Satu potong Ayam Goreng Tepung seharga Rp. 10.000 (plus nasi). Gambar 2.3 Ayam Goreng Tepung
2.4.1.3 Aneka Jus Dan sebagai menu lain dari minuman warung kami juga menyediakan berbagai jenis jus buah. Yakni jus pokat, jus semangka, jus melon. jus strawberry, jus sirsak dan berbagai jus buah lainnya. Satu gelas jus dipatok dengan harga Rp.8000. Gambar 2.4
Aneka Jus
Cara memasak Ayam Kremes: •
Cuci daging ayam yang masih utuh atau dipotong (menurut selera) hingga tidak ada sisa darah yang menempel di daging ,usahakan maras (jantung ayam) di buang agar ayam tidak cepat bau.
Gambar 2.5
•
Masukkan air dan bumbu yang sudah di haluskan ke dalam panci
Gambar 2.6
•
Rebus Ayam kurang lebih 25 menit agar ayam lebih empuk dan bumbu lebih meresap ke dalam daging Ayam (tidak hanya asin luarnya saja).
Gambar 2.7
•
Setelah
Ayam
selesai
di
rebus
tiriskan
sebentar
untuk
mengeringkan badan ayam.
Gambar 2.8
•
Saring kuah atau kaldu ayam, buang ampasnya. Dinginkan kaldunya.
Gambar 2.9
•
Setelah kuah kaldu ayam dingin, siapkan adonan kremes. Caranya: Campur tepung tapioka dan telur hingga merata Gambar 2.10
•
Tambahkan sedikit air agar tidak terlalu pekat
Gambar 2. 11
•
Siapkan wajan
•
Masukkan adonan tepung tapioka kedalam wajan dengan perlahanlahan ditambah kaldu ayam
Gambar 2.12
•
Aduk hingga adonan menjadi seperti bubur (jangan terlalu pekat/encer)
Gambar 2.13
•
Panaskan minyak secukupnya. Masukkan ayam ke dalam wajan, goreng hingga sedikit menguning. Kemudian masukkan bubur tepung tapioca (kanji) dengan sendok di atas ayam yang sedang digoreng (ayam jangan terlalu kering, agar bubur tapioka lebih lekat dengan ayam). Balik secara bergantian. Jika sudah kuning kecoklatan, angkat dan tiriskan. Gambar 2.14
•
Saring minyak bekas menggoreng ayam, lalu di panaskan lagi. Goreng sisa bubur tepung (untuk membuat kremesan) dengan cara sendokkan sedikit demi sedikit di atas api kecil. Setelah kecoklatan, angkat dan tiriskan. Gambar 2.15
•
Ayam goreng Kremes siap di sajikan
Gambar 2.16
2.4.2
Keunggulan Produk Keunggulan Kompetitif Produk Ayam Kremes :
a. Makanan yang bercita rasa tinggi, menggugah selera dan pelayanan terbaik. b. Harga lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis dari ayam goreng kremes yang sudah terkenal. c. Higienis, tanpa bahan pengawet. d. Kebersihan dan kenyamanan yang selalu dijaga. e. Memiliki variasi menu yang memanjakan pelanggan. f. Menggunakan bahan-bahan yang alami.
g. Memiliki koki berpengalaman baik seperti tamatan tata boga SMK atau perguruantinggi serta mendapatkan sertifikat kursus memasak disebuah lembaga kursus. h. Dimasak setelah dipesan untuk menjaga agar smua makanan disajikan dalam keadaan panas dan gurih.
Selain keunggulan-keunggulan yang di atas ada beberapa pelayanan yang diberikan sebagai ciri khas dari bisnis “Ayam Kremes Jenggo” antara lain : a. Dapat menerima pesanan dalam jumlah besar. b. Menerapkan pelayanan 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun ) 2.4.3
Gambaran Pasar Ditinjau berdasarkan jumlah penduduk, daya beli dan minat konsumen
terhadap Ayam Kremes yang terkenal ataupun tidak, penulis optimis bahwa ayam kremes yang penulis pasarkan akan laris dipasaran. Hal ini juga dilihat dari jumlah pengunjung yang datang kerumah makan Ayam Kremes yang sudah terkenal ataupun tidak, sangat menjanjikan. Bahkan cenderung meningkat untuk hari-hari tertentu, misalnya malam minggu, hari minggu ataupun hari libur. Usaha ini terletak didaerah kawasan industri dan banyak sekolah yang merupakan ladang yang subur untuk membuka bisnis makanan. Terlebih lagi masih sedikit sekali ditemukannya jenis usaha yang sama di sekitar lokasi usaha ini. Untuk tahap awal bisnis ini penulis membuka warung Ayam Kermes ini hanya di Medan saja, tetapi jika usaha ini berkembang dengan baik maka penulis
berencana untuk membuka cabang dari bisnis ini di kota lainnya seperti Binjai, Tebing Tinggi, dan Kisaran. Karena di kota tersebut belum banyak dijumpai warung yang menjual Ayam kremes ini. 2.4.4 Target Pasar Dalam menganalisa pasar, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti kelompok usia, pendapatan, dan gaya hidup yang sangat berkorelasi dengan pola pembelian. Dari faktor-faktor yang ada tersebut, kami menentukan target pasar dengan karakteristik sebagai berikut : Tabel 2.1 Karakteristik Sasaran Pasar Karakteristik Wilayah Geografis
Keterangan Jl. Jaring Raya no.30 Komp. Ruko Griya Martubung, Medan.
Pekerjaan
Pelajar, Buruh pabrik, Karyawan, Supir angkot dan Masyarakat sekitar.
Jenis Kelamin
Pria dan Wanita
Umur
Semua Usia (Anak-Anak, Remaja dan Dewasa)
Pendapatan
< Rp.1.500.000,00
Gaya Hidup
Menyukai makanan dan minuman khas
Dalam menjalankan usaha, perlu juga memperhatikan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan ekonomi dan daya beli konsumen. Oleh karena itu, kami menentukan harga jual produk sesuai dengan daya beli. Namun pada intinya, semua lapisan pembeli akan dapat membeli produk ini, karena kami menetapkan harga yang murah namun tetap menjaga kualitas produk demi kepuasan konsumen. Bidikan pasar di area kawasan industri, pendidikan dan sangat dekat dengan terminal angkot sudah dipikirkan secara matang. Para buruh pabrik, pelajar serta supir angkot menjadi sasaran konsumen utama yang akan dirangkul disamping masyarakat yang berada di sekitar usaha ini. 2.4.5
Trend Perkembangan Pasar Selera dan perubahan perilaku konsumen yang disebabkan perubahan
pendapatan
sangat
berpengaruh
terhadap
perkembangan
pasar.
Untuk
mengantisipasinya, warung kami telah membuat berbagai variasi makanan dan minuman dengan harga yang ekonomis dan mudah terjangkau oleh tingkat konsumen manapun. 2.4.6
Strategi Pemasaran Ayam Kremes Strategi pemasaran yang akan dibuat haruslah mencakup perkiraan akan
hasil yang diharapkan dan mempertimbangkan alternative ke depan. Untuk memperkenalkan jenis usaha baru yang akan dibuka, maka usaha ayam kremes ini juga menerapkan strategi pemasaran yang telah terorganisir dengan seksama demi meningkatkan penjualan produk ke depannya. Berbagai usaha pemasaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Promosi penjualan • Berbentuk launching atau syukuran dengan mengundang para tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar lokasi usaha. • Promosi langsung ke konsumen. 2. Iklan •
Brosur / daftar harga
•
Iklan di media cetak lokal
•
Selebaran
3. Mouth to Mouth, adalah sebuah kegiatan promosi yang dilakukan oleh konsumen produk kita secara sukarela, dimana mereka menceritakan pengalamannya mengkonsumsi atau menggunakan produk kita dan menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. 2.4.7
Strategi Pemasaran Perusahaan Strategi pemesaran perusahaan juga dapat dilakukan berdasarkan analisa
7P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas : 1. Product Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk ayam kremes yang memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang
tinggi. Ayam kremes ini dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menggugah selera masyarakat. 2. Price Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Dalam menentukan harga ayam kremes, kita mempertimbangkan hal-hal yang telah disebutkan oleh Raymond Corey yaitu ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Harga produk pastinya lebih murah dari produk pesaing. Satu potong ayam seharga Rp. 10.000.
3. Promotion Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung. Dan juga memasang spanduk dan menyebarkan brosur.
4. Placement Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen. 5. People Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan bersahabat. 6. Process Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan. 7. Physical Evidence Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Logo official dari Ayam Kremes ini adalah gambar ayam kremes itu sendiri.
2.4.8
Proyeksi Penjualan
Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil /sepeda motor yang melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Kremes yang sudah cukup terkenal di Medan dimana rata-rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Kremes cukup laris dan memasyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan karena harganya yang terjangkau.
Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Kremes yang kurang terkenal yang notabene adalah produk tiruan dari Rumah Makan Ayam Kremes terkenal di Medan dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 400 potong. Dengan mengambil asumsi bahwa kalau proyek Ayam Kremes ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 40 potong ayam ditambah lagi dengan minuman jus aneka rasa maka omset yang diharapkan adalah Rp 720.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga ayam kremes adalah Rp 10.000,-/potong dan harga jus Rp 8.000,-/gelas jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk sejenis dari ayam kremes yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
Keuntungan yang akan diperoleh (per hari) dimana faktor biaya dihitung sebagai berikut :
Pendapatan:
1. Ayam kremes dan ayam goreng tepung: Rp10.000 x 40 potong
= Rp 400.000,-/hari
2. Minuman (asumsikan: jus) Rp 6.000 x 40 gelas Total Pendapatan
= Rp 240.000,-/hari = Rp 640.000,-/hari
Pengeluaran: 1. Harga Ayam: Rp.20.000,-/ekor x 10 ekor
= Rp 200.000,-/hari
2. Biaya bahan untuk membuat ayam kremes dan ayam goreng tepung
= Rp 170.000,-/hari
3. Buah-buahan
= Rp 40.000,-/hari
4. Saos sambal dan saos tomat
= Rp 50.000,-/hari
Total Biaya Produksi (Tabel 2.4)
= Rp 460.000,-/hari
Maka, total laba per hari
= Rp 180.000,-
Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan “Ayam Kremes” No
Bulan
Penjualan (potong)
1
I
1200
2
II
1200
3
III
1220
4
IV
1225
5
V
1250
6
VI
1260
7
VII
1260
8
VIII
1270
9
IX
1275
10
X
1280
11
XI
1290
12
XII
1300
Dari gambar tabel 2.2 berikut memperlihatkan peningkatan permintaan setiap bulannya dari bisnis ayam kremes ini. Pada bulan pertama permintaan ayam sebanyak 1200 potong yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 40 potong (kremes, tepung goreng) dan akan terus naik tiap bulannya. Ini dapat disebabkan hadirnya ayam kremes dengan tampilan dan konsep yang berbeda dapat menembus pasar kuliner dan dapat bersaing dengan produk yang sejenis maupun yang berbeda.
2.4.9
Analisis Pesaing
2.4.9.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri dapat mengancam pesaing yang ada. Untuk usaha Ayam Kremes ini ancaman akan masuknya pendatang baru dapat merebut pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya produk yang sejenis maupun yang berbeda seperti ayam penyet, ayam sambal ijo, ayam batokok dan sebagainya. Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam penjualan produk ayam kremes ini. 2.4.9.2 Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan sebagainya. Untuk usaha ayam kremes ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar area kawasan industri sangat minim, maka disini ada peluang yang sangat besar untuk menguasai pasar. 2.4.9.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Dalam usaha ayam kremes ini yang menentukan harga berada ditangan perusahaan, ini disebabkan karena harga telah tertera di dalam buku menu. 2.4.9.4 Saluran Distribusi Penggunaan saluran distribusi yang tepat akan memberikan manfaat seperti tersedianya produk pada moment yang tepat bagi konsumen, dan juga akan tersedianya produk di lokasi yang menyenangkan bagi pelanggan potensial.
Dalam pemasaran dan penjualan Ayam Kremes hanya menggunakan satu saluran distribusi. 1) Zero Level Channel: Dari produsen langsung ke konsumen Gambar 2.17 Saluran pemasaran Ayam Kremes Jenggo
Produsen
Konsumen
Gambar 2.17 menjelaskan bahwa saluran yang digunakan oleh Ayam Kremes Jenggo adalah saluran No Channel atau Zero Level Channel yaitu saluran yang pemasarannya langsung dari produsen ke konsumen. Saluran ini tidak memiliki perantara, dikarenakan usaha ayam kremes ini “menjajakan” produknya dengan cara mendirikan warung atau cafe sehingga konsumen datang langsung untuk membeli produk Ayam Kremes ini. Dan dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing dari usaha ayam kremes ini adalah produk sejenis, adapun keunggulan dan kelemahan dari pesaing usaha kami adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Analisis Pesaing PESAING
KEUNGGULAN 1. 2.
Ayam Penyet Kak Lela
3.
4.
Staf yang telah berpengalaman Perusahaan memiliki brand image yang kuat Usaha dijalankan dalam jangka panjang Lebih dahulu muncul membuka usaha
2.5
ASPEK PRODUKSI
2.5.1
Bahan Baku
KELEMAHAN 1. 2. 3. 4.
Lahan parkir yang kurang luas Harga yang lebih mahal Pelayan yang kurang ramah Kurang higienis
Perencanaan bahan baku merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari): Tabel 2.4 Bahan Baku No
Uraian
Banyak
@
Jumlah Harga
20.000
200.000
1
Ayam
10 ekor
2
Beras
6kg
8000
48.000
3
Tepung Bumbu Ayam Goreng
2 sachet
3.500
7.000
4
Tepung Tapioka
1kg
7.000
7.000
5
Telur
10 butir
1.000
10.000
6
Minyak Goreng
3kg
12.000
36.000
7
Bawang Putih dan bawang merah
0,5kg
40.000
20.000
8
Cabe
1kg
8.000
8.000
9
Tomat
1kg
8.000
8.000
10
Timun
1,5kg
3.000
4.500
11
Garam
0,5kg
3000
1.500
12
Bumbu-bumbu
-
20.000
20.000
13
Gula
2kg
10.000
20.000
14
Buah-buahan
-
100.000
100.000
15
Saos
1 sachet
50.000
50.000
Total
540.000
2.5.2
Bahan Penolong Bahan yang digunakan sebagai bahan pembantu bahan pokok produksi, yaitu: Tabung Gas
LPG 12kg
@ Rp 300.000,-
Plastik & Steroform
2.5.3
Rp50.000,-
Peralatan yang Dibutuhkan Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan
juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan. Tabel 2.5 Peralatan Warung Ayam Kremes
Merk
Jumlah Unit
Harga
Jumlah Harga
Miyako
1
100.000
100.000
2. Nampan
Claris
1
30.000
30.000
3. Pisau
Kiwi
1
20.000
20.000
4. Kuali
Maxim
1
50.000
50.000
5. Baskom
Kiramas
1
20.000
20.000
6. Timbangan
Lion Star
1
50.000
50.000
Claris
1
25.000
25.000
Nama Mesin/Peralatan
1. Kompor Gas
7. Talam
Polytron
1
500.000
500.000
9. Piring
-
120
10.000
1.200.000
10. Sendok dan Garpu
-
100
3.000
300.000
11. Gelas
-
100
3.000
300.000
12. Meja
-
10
50.000
500.000
13. Bangku
-
40
30.000
120.000
Karce
1
50.000
50.000
Miyako
1
300.000
300.000
Belle
3
50.000
150.000
8. Frezeer Box 200 liter
14. Kalkulator 15. Blender 16. Baju karyawan Total Pembelian
2.5.4
3.715.000
Sarana Penunjang Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang
termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon.
Tabel 2.6 Sarana Penunjang Jenis Biaya
Jumlah Biaya
1.
Listrik
Rp 150.000,-
2.
Air
Rp 90.000,-
3.
Biaya telefon
Rp 80.000
Total Biaya Sarana Penunjang
2.5.5
Rp 320.000,-
Proses Produksi Gambar 2.18 Proses Produksi
Aktivitas yang dilakukan meliputi proses mencari ayam serta bahan makanan dan minuman lainnya, proses memasak, dan proses penyajian. Ayam didapat dari peternak yang menternak ayamnya secara alami. Peternak seperti ini terdapat
tidak begitu jauh dari tempat penjualan. Proses memasak makanan
dilakukan dengan dua cara yaitu makanan dimasak terlebih dahulu dan makanan baru dimasak saat dipesan. Terakhir, proses penyajian adalah menyajikan hasil masakan berupa makanan atau minuman dengan hiasan kepada pelanggan.
2.6
ANALISIS SDM Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-
hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karna usaha saya ini bergerak di bidang makanan maka untuk pelayan dan kasir saya hanya memerlukan tamatan SMA atau SMK, sedangkan untuk koki saya memerlukan koki yang telah menamatkan kuliahnya di bidang tataboga dan juga memiliki sertifikat khusus. Untuk gaji para pegawai : 3
Koki
Rp 1.000.000,-/bulan
4
Kasir
Rp 800.000,-/bulan
5
Pelayan
Rp 7.000.000,-/bulan
6
Cuci piring
Rp 500.000,-/bulan
2.7
RENCANA PENGEMBANGAN PASAR
2.7.1
Strategi Produksi Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan
kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang. 2.7.2
Strategi Organisasi dan SDM Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan
karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
2.7.3
Strategi Marketing Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi
marketing yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur, poster dan spanduk yang akan lebih dipasarkan kepada masyarakat umum. 2.7.4
Strategi Keuangan Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah atau membuka
cabang baru untuk mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan yang dihasilkan. 2.8
ANALISA KEUANGAN
2.8.1
Proyeksi Keuangan Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana
yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:
A. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan Uraian
Jumlah
a. Peralatan
3.715.000
b. Biaya pra operasi (renovasi gedung)
3.000.000
Jumlah
6.715.000
B. RENCANA ARUS KAS RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah) WARUNG AYAM KREMES TAHUN 2011 Tabel 2.8 Rencana Arus Kas
Bln 0
Bln 1
Bln 2
Bln 3
Bln 4
Bln 5
Makanan
12.000
12.000
12.200
12.250
12.500
Minuman
7.200
7.200
7.320
7.350
10.000
0
0
0
10.000
19.200
19.200
6.715
0
0
Bln 6
Bln 7
Bln 8
Bln 9 Bln 10
Bln 11
Bln 12
12.600
12.600
12.700
12.750
12.800
12.900
13.000
7.500
7.560
7.560
7.620
7.650
7.680
7.740
7.800
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19.520
19.600
20.000
20.160
20.160
20.320
20.400
20.480
20.640
20.800
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13.800
13.800
13.900
13.950
14.000
14.100
14.120
14.150
14.170
14.200
14.250
14.270
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
0
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
A. PENERIMAAN Penerimaan Penjualan
Modal Sub Total Penerimaan B. PENGELUARAN Pembelian Asset (Investasi) Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Pembantu Upah Buruh Produksi
Biaya Produksi Lain-Lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Biaya Sewa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Biaya Pemeliharaan
0
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
Biaya Pemasaran
500
0
0
0
500
0
0
500
0
0
50
0
0
Alat Tulis Kantor
60
0
0
0
50
0
0
50
0
0
50
0
0
320
320
320
320
320
320
320
320
320
320
320
320
320
Biaya Administrasi Lain-lain
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Sub Total Pengeluaran
7.995
17.820
17.820
17.920
18.520
18.020
18.120
18.690
18.170
18.190
18.320
18.270
18.290
2.005
1.380
1.380
1.600
1.080
1.980
2.040
1.470
2.150
2.210
2.160
2.370
2.510
0
2.005
3.385
4.765
6.365
7.445
9.425
11.465
12.935
12.935
15.145
17.305
19.675
2.005
3.385
4.765
6.365
7.445
9.425
11.465
12.935
12.935
15.145
17.305
19.675
22.185
Listrik, Air, Telepon
C. SELISIH KAS D. SALDO KAS AWAL E. SALDO KAS AKHIR
C. Laporan Keuangan PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS 5 TAHUN KE DEPAN WARUNG AYAM KREMES Proyeksi Aliran Kas Usaha (Berdasarkan proyeksi peningkatan proyek penjualan sebesar 10% per tahun) Tabel 2.9 Proyeksi Laporan Arus Kas
Tahun Uraian 1
2
3
4
5
a. Sumber dana (in flow)
250.480.000 308.594.000
339.453.400
373.398.740
410.738.614
b.Penggunaan dana (out
226.145.000 291.472.500
320.619.750
352.681.725
387.949.897,5
flow) c. Arus kas bersih (net
24.335.000
26.768.500
29.445.350
32.389.885
35.628.873,5
0
2.435.000
29.203.500
58.648.850
91.038.735
24.335.000
29.203.500
58.648.850
91.038.735
126.667.608,5
flow = a – b) d. Keadaan kas awal e. Keadaan kas akhir (c + d)
D. Break Event Point
Fixed cost (FC)
= Rp 48.960.000,-
Harga jual / price (P)
= Rp 250.480.000,-
Variabel cost (VC)
= Rp 216.846.000,-
FC BEP
= P - VC
48.960.000 BEP
=
= 0,43 x 12 bulan 250.480.000 – 136.619.535
= 5,16 Bulan Modal akan kembali pada saat bisnis telah berjalan selama = 5,16 Bulan
2.9
ANALISIS RESIKO USAHA
2.9.1
Analisis Resiko Usaha 1. Modal yang selalu berubah ubah pada waktu tertentu akibat kebijakan ekonomi pemerintah yang menyebabkan harga berubah. 2. Perubahan selera konsumen 3. Pelanggan yang tidak tetap yang setiap tahunnya terus berganti 4. Keadaan alam yang tidak dapat diperkirakan 5. Munculnya usah yang sama
2.9.2
Antisipasi resiko Usaha 1. Modal dan cadangan modal yang besar akan mengatasi ketika perekonomian tidak stabil 2. Produsen akan menambah daftar menu setiap bulannya agar konsumen tidak merasa bosan 3. Terus melakukan promosi, sehingga mendapat pelanggan baru 4. Lebih meningkatkan kualitas produk dan juga SDM