METODOLOGI
BAB II METODOLOGI
2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup
Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0
0 [AHHo]
tahun) yang akan
dicapai oleh sekelompok
penduduk. Angka Kematian Bayi
Banyaknya kematian bayi yang berumur kurang dari
(AKB)
1 (satu) tahun per seribu kelahiran hidup.
Indeks Peluang Hidup
Perbandingan antara selisih angka harapan hidup 0
0 tahun
tahun dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum angka harapan hidup 0 tahun tersebut.
Harapan Lama
Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
Sekolah (HLM)
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Rata-rata Lama
Rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh
Sekolah (RLS)
penduduk berusia 25 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
5
METODOLOGI
Indeks Harapan Lama
Perbandingan antara selisih angka harapan lama
Sekolah
sekolah usia 7 tahun ke atas dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum angka melek huruf tersebut.
Indeks Rata-rata
Perbandingan antara selisih rata-rata lama sekolah
Lama Sekolah
dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum rata-rata lama sekolah tersebut.
Indeks Pengetahuan
Penjumlahan antara indeks harapan lama sekolah dengan indeks rata-rata lama sekolah.
Konsumsi per Kapita
Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan.
Makanan
mencakup
makanan
termasuk
makanan
seluruh jadi,
jenis
minuman,
tembakau dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Indeks Daya Beli
Perbandingan antara selisih nilai standar hidup layak
Masyarakat
konsumsi per kapita dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum standar hidup layak konsumsi per kapita tersebut.
2.2. Metodologi Metode Penghitungan IPM : 1. Komponen usia hidup (longevity) diukur dengan angka harapan hidup atau e 0
yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
6
METODOLOGI
Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. 2. Komponen pengetahuan (knowledge) diukur dengan harapan lama sekolah
dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Survei IPM. Indikator harapan lama sekolah diperoleh dari variabel peluang penduduk bersekolah pada umur tertentu. Sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. 3. Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukannilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli. Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Survei IPM, dihitung dari level kabupaten hingga level kecamatan. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas nonmakanan. Metode penghitungannya menggunakan Metode Rao.
Penghitungan IPM dilakukan dengan menggunakan rumus :
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
7
METODOLOGI
Dimana
:
X(1) = indeks peluang hidup X(2) = indeks pengetahuan X(3) = indeks standar hidup layak Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Dalam penulisan ini IPM disajikan dalam ratusan (dikalikan 100) sekedar untuk memudahkan membaca, dengan rumus sebagai berikut :
.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
8
METODOLOGI
Catatan : a) Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua b) Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025 IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
9
METODOLOGI
Ukuran Perkembangan IPM Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu digunakan ukuran pertumbuhan IPM per tahun. Pertumbuhan IPM menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian sebelumnya. Semakin tinggi nilai pertumbuhan, semakin cepat IPM suatu wilayah untuk mencapai nilai maksimalnya.
Keterangan: IPMt : IPM suatu wilayah pada tahun t IPMt-1 : IPM suatu wilayah pada tahun (t-1)
Rumus di atas menghasilkan angka dalam persentase dan dapat juga digunakan untuk mengukur kecepatan perubahan komponen IPM.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
10
METODOLOGI
Status Pembangunan Manusia Meningkatnya pembangunan manusia dapat dilihat berdasarkan besaran IPM. Klasifikasi status pembangunan manusia yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Nilai IPM
Status Pembangunan Manusia *)
< 60
Rendah
60 IPM < 70
Sedang
70 IPM < 80
Tinggi
80
Sangat Tinggi
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
11