BAB I PENDAHULUAN
1.1
Lingkungan Eksternal Perusahaan Salah satu indikator dari pembangunan nasional adalah peningkatan taraf
hidup dan angka harapan hidup (AHH) penduduk suatu bangsa. Pada tahun 2015 ini proyeksi AHH bangsa Indonesia adalah 70,1 tahun. AHH yang tinggi ini membuat populasi penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin besar. Jumlah penduduk lansia di Indonesia dapat dikatakan cukup banyak dan diperkirakan akan semakin membesar pada tahun yang akan datang. Meskipun demikian, sarana kesehatan untuk pasien lanjut usia masih sulit ditemui (Detik, 2012) Keberhasilan pembangunan kesehatan suatu bangsa dapat terlihat dari peningkatan taraf hidup dan AHH. Peningkatan AHH ini akan sejajar dengan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terjadi peningkatan AHH. Pada tahun 1995-2000 AHH di Indonesia adalah 66 tahun. Angka ini meningkat menjadi 69,1 tahun pada tahun 2005-2010 dan proyeksi pada tahun 2010-2015 menjadi 70,1 tahun (BPS, 2011) Tabel 1.1 Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia tahun 1995-2015 Keterangan
1995-2000
2000-2005
2005-2010
2010-2015*
AHH
66,0
67,8
69,1
70,1
Sumber : BPS, 2011
1
Secara global, populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia pun diprediksi akan meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di wilayah Asia dan Global setelah tahun 2050 (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Persentase dan Proyeksi Penduduk Lansia di Dunia, Asia dan Indonesia pada Tahun 1950 – 2050 Sumber : Kementerian Kesehatan, 2013
Menurut laporan yang dipublikasikan oleh BPS, populasi penduduk lansia di Indonesia tahun 2010 adalah 7,6% dari total seluruh penduduk Indonesia, yaitu sebesar 18 juta jiwa. BPS juga menproyeksikan jumlah penduduk lansia akan meningkat menjadi 27 juta jiwa pada tahun 2020. Laporan dan proyeksi dari BPS mengenai penduduk lansia di Indonesia dapat dilihat dari tabel 1.2.
2
Tabel 1.2 Proyeksi Proporsi Penduduk Lansia 2010 -2035 Keterangan
2010
2015
2020
2025
2030
2035
238
255
271
284
296
305
7.6%
8.5%
10.0%
11.8%
13.8%
15.8%
18
22
27
34
41
48
Populasi Penduduk (dalam jutaan) Persentase Penduduk 60+ (Lansia) Populasi Lansia (dalam jutaan) Sumber : BPS, 2011
Kemenkes dan BPS menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara yang berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk lansia pada tabel 1.2 pada tahun 2010, telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk dan di tahuntahun mendatang akan diproyeksi lebih besar lagi pertumbuhan penduduk lansianya, Struktur penduduk yang menua tersebut juga merupakan salah satu indikator akan keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional. Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat. Berdasarkan data BPS, sebaran penduduk lansia di Indonesia akan bervariasi dan tidak merata antar pulau dan kota. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar 1.2.
3
Gambar 1.2 Penduduk Lansia Berdasarkan Propinsi Tahun 2012 Sumber : Kementerian Kesehatan, 2013
Bila ditinjau menurut tipe daerah, persentase lansia yang bekerja di daerah perkotaan (51,46%) lebih tinggi dibandingkan lansia prdesaan (38,99%). Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh jenis pekerjaan di pedesaan bersifat informal yang tidak memiliki persyaratan yang umumnya tidak dapat dipenuhi oleh penduduk lansia, seperti faktor umur dan pendidikan. Presentase lansia berdasarkan tipe ini dapat dilihat dari gambar 1.3.
4
Gambar 1.3 Persentase Penduduk Lansia Indonesia Menurut Tipe Daerah Tahun 2011 Sumber : Kementerian Kesehatan, 2013 Berdasarkan Sakernas tahun 2009, hampir 11% lansia miskin. Penduduk lansia miskin yang tinggal di desa lebih banyak (13,55%) dari penduduk lansia miskin yang tinggal di kota (7,8%) seperti tampak pada gambar 1.4.
Gambar 1.4 Persentase Ekonomi Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah Tahun 2011 Sumber : Kementerian Kesehatan, 2013
5
Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan baik modern maupun tradisional, tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan. Berdasarkan hasil publikasi kemenkes, terdapat tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan yaitu praktik tenaga kesehatan sebesar 33,2%, praktik dokter/poliklinik sebesar 30,56%, dan puskesmas sebesar 29,31%. Hal ini dapat terlihat dari gambar 1.5.
Gambar 1.5 Proporsi Penduduk Lansia yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat Tahun 2012 Sumber : Kementerian Kesehatan, 2013
Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempublikasikan berita bahwa, pada tahun 2013 hanya terdapat 8 Rumah Sakit Umum dan 16 Rumah Sakit Jiwa yang memiliki sarana rujukan kesehatan untuk lansia, sisanya dirujuk melalui program Puskesmas Santun Usia Lanjut. Dari data yang dipublikasikan
6
Kemenkes tersebut, dapat disimpulkan juga bahwa rata-rata penduduk lansia di Indonesia tidak memiliki masalah dengan keadaan ekonomi, karena 89% dari populasi penduduk lansia di Indonesia di klasifikasikan sebagai warga yang tidak miskin. Suatu pendekatan yang akan digunakan dalam mengatasi permasalahan sosial ini adalah melalui pendekatan entrepreneurship. Entrepreneurship menurut Hisrich, et al. (2009) adalah sebagai berikut : “Entrepreneurship is the processof creating something new with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, physic, and social risk, and receiving the resulting reward of monetary and personal satisfaction and independence.” Banyak
kalangan
menilai
bahwa
entrepreneurship
bukan
hanya
mementingkan sisi keuangan jangka pendek saja, namun sudah memandang bahwa entrepreneurship perlu keterkaitan beberapa elemen agar dapat terciptanya sustainable entrepreneurship.
Menurut Shepherd dan Patzelt (2010) sustainable
entrepreneurship dapat tercipta apabila seorang entrepreneur dapat focus kepada pelestarian alam, menunjang alam semesta, komunitas masyarakat, dalam mengejar peluang untuk menjaga eksistensi produk, proses dan layanan yang dihasilkan untuk mendapatkan keuntungan tertentu, yang secara luas dapat ditafsirkan sebagai keuntungan ekonomi dan nonekonomi baik bagi individu itu sendiri, ekonomi dan masyarakat secara jangka panjang dan berkesinambungan. Melihat fenomena sosial diatas maka timbulah suatu kesempatan dalam membentuk dan menjalankan suatu ide bisnis yang dapat bekesinambungan yaitu
7
klinik geriatri, dimana ceruk pasarnya sudah terlihat sangat besar dan banyak permintaan dari masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosial ini.
1.2
Lingkungan Internal Perusahaan Dalam melakukan analisis lingkungan internal perusahaan, perlu melihat 2
faktor yang merupakan dasar perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Secara umum konsumen dari klinik geriatri ini adalah pasien geriatri, yaitu orang tua berusia di atas 60 tahun yang memiliki penyakit majemuk (multipatologi) akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan/atau kondisi sosial yang bermasalah. Pasien geriatri pada umumnya memiliki karakteristik khusus, yaitu telah terjadi berbagai penyakit kronis, penurunan fungsi organ, dan penurunan status fungsional (disabilities). Akibatnya, pasien geriatri sering mendapatkan banyak obat dari banyak dokter. Hal ini justru membahayakan tubuh mereka karena fungsi-fungsi organ yang sudah menurun tersebut. Berbeda dari pasien muda, stres pada fisik atau psikososial yang relatif ringan dapat memicu timbulnya penyakit akut pada pasien geriatri. Oleh karena itu, kualitas perawatan yang baik sangat diperlukan dalam pengelolaan pasien. Mengingat banyaknya masalah pada seorang pasien geriatri, maka perlu ditangani oleh sebuah tim ahli dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja secara interdisiplin. Sama seperti halnya klinik atau rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak-anak, dimana klinik tersebut membutuhkan pendekatan yang
8
berbeda, maka dari itu muncul juga pandangan bahwa layanan untuk lansia juga membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi masalah kualitas ditentukan sebelumnya. Pendekatan perawatan untuk lansia ini merupakan nilai yang dapat ditawarkan dari ide bisnis ini. Berdasarkan PMK No 79 mengenai penyelengaraan pelayanan geriatri atau pasien lansia, disebutkan bahwa terdapat dua prinsip utama yang harus dipenuhi guna melaksanakan pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia, yaitu pendekatan holistik serta tatakerja dan tatalaksana secara tim. Dalam penyelenggaraan pelayanan, peran Tim Terpadu Geriatri adalah memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna/ komprehensif terhadap pasien geriatri, berupa penegakkan diagnosis medik dan fungsional (melalui suatu asesmen/pengkajian paripurna pasien geriatri), pelayanan nonmedikamentosa dan medikamentosa serta rehabilitasi, termasuk pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik. Pelayanan medikamentosa pada pasien geriatri bersifat menyeluruh, dengan memerhatikan aspek fisiologis dan nutrisi pasien. Rencana bisnis klinik geriatri ini akan bernama Senior Healthiness Treatment atau disingkat “SEHAT”.
9
1.3
Rumusan Masalah 1. Berdasarkan kondisi saat ini serta analisis ekternal dan internal, penulis mencoba untuk menggali lebih dalam mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien geriatri atau lansia dalam menggunakan jasa layanan perawatan kesehatan di klinik geriatri yang ada. 2. Selanjutnya akan dibuatkan Business Model Canvass untuk bisnis klinik geriatri terpadu dengan menggunakan sudut padang dari Blue Ocean Strategy 3. Dibuatkan Business Plan untuk menjalankan bisnis tersebut.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan : 1. Analisa yang tepat terhadap kebutuhan pasien geriatrik atau lansia pada umumnya dan penyedia sarana pelayanan kesehatan geriatri. 2. Menghasilkan suatu model bisnis yang tepat. 3. Menghasilkan suatu business plan yang baik untuk bisnis klinik geriatri “SEHAT”
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian model dan rencana bisnis ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Dunia Akademik, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk para akademisi dan Universitas Gadjah Mada khususnya untuk dapat menjadi panduan dan pengetahuan dalam hal yang berkaitan pembuatan model
10
bisnis dan rencana bisnis klinik geriatri serta dapat dijadikan bahan rujukan dalam melakukan penelitian berikutnya. 2. Dunia praktik, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemilik dan perencana bisnis sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk mengembangjan usaha klinik geriatri.
1.6
Sistematika Penelitian Tesis ini akan terdiri dari 5 bab dimana pada bab I menjelaskan mengenai
latar belakang penelitian yang terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dari Klinik Geriatri SEHAT, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan yang menguraikan secara singkat struktur dari penulisan penelitian ini . Pada bab II menjelaskan mengenai landasan teori dimana akan dijelaskan beberapa teori yang mendasari penelitian ini. Bab III akan menjelaskan metode penelitian mulai dari level data, metode pengumpulan data dan juga teknik analisis data. Bab IV merupakan strategi dan rencana bisnis dengan menggunakan nine building blocks. Terakhir adalah Bab V yang merupakan penjelasan mengenai pengelolaan rencana aksi strategi yang dibahas secara rinci yang terdiri dari kegiatan, penanggung jawab, kinerja serta waktu.
11