BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Pemilihan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Soko, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Lokasi penelitian yang dipilih adalah tempat tinggal penduduk yang rentan bahaya longsor. Pemilihan tempat tinggal sebagai lokasi penelitian dilakukan karena ingin mengetahui lebih dalam keinginan pindah penduduk yang tinggal di daerah rentan bahaya longsor. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan oleh alasan karena Desa Soko merupakan daerah yang rentan bahaya longsor.
2.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang mengacu pada teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indept interview) dengan informan. Pada penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata dan gambar-gambar. Data yang berupa angka-angka hanya berifat sebagai penunjang. Data yang dimaksud meliputi transkip wawancara mendalam. Deskriptif atau narasi tertulis sangat penting dalam pendekatan kualitatif, baik dalam pencatatan data maupun penyebaran hasil penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2000:3), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu bergantung pada pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahan. Penelitian kualitatif menurut Moleong, dkk (1993:45) adalah metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dari pengertian tersebut, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati Sedangkan sumber data pada penelitian ini yaitu : 26
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau data yang bersumber dari informan dan pengamatan langsung di lokasi penelitian sehubungan dengan permasalahan yang diteliti berupa data demografi yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam kepada informan untuk mengetahui keinginan berpindah penduduk. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban yang seobjektif mungkin serta menghindari hasil yang bias dalam penelitian. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui buku-buku, catatan dan dokumen atau literatur yang berupa Data Potensi Desa Soko serta bacaan lain yang dijadikan teori dalam menganalisa data yang ditentukan.
2.3 Pemilihan Informan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan teknik pemilihan informan dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia merupakan penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek dan situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono 2008:50). Maka pemilihan informan tidak didasari pada kuantitas melainkan didasarkan pada kualitas informan atas masalah yang diteliti. Informan tersebut merupakan tokoh masyarakat di daerah penelitian sehingga dapat memberikan informasi yang terkait dengan keinginan pindah penduduk di daerah rentan bahaya longsor secara mendalam. Dalam pelaksanaan di lapangan untuk mengumpulkan data, pemilihan informan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Jadi yang menjadi kepedulian peneliti kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya sampel sumber data (Sugiyono 2008:57).
27
2.4 Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang tidak terkait dengan variable-variabel atau hipotesis dari informan (Moleong, 1990). Dalam metode kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
2.4.1 Observasi Observasi merupakan suatu proses pengamatan terhadap subjek penelitian, baik dilakukan terhadap informan maupun lingkungan daerah penelitian secara cermat dan terperinci (Nasution, 1992). Observasi dilakukan sebagai tahap awal untuk melihat situasi atau kondisi daerah penelitian. Observasi dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan melibatkan panca indera dan terjun langsung ke lapangan, maupun secara tidak langsung yaitu melalui perantara media seperti teleskop, handycam, dll (Satori dan Komariah. 2010). Dalam penelitian ini, observasi akan dilakukan secara langsung di daerah rentan bahaya longsor yang merupakan tempat tinggal penduduk Desa Soko, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Observasi akan dilakukan dengan mengamati tempat tinggal penduduk di daerah rentan bahaya longsor dan melihat kegiatan penduduk di tempat tersebut.
2.4.2 Wawancara Wawancara merupakan cara utama yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data. Wawancara adalah proses percakapan atau tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dengan yang diwawancarai (Bungin (ed). 2001). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi sejelas mungkin untuk memberikan gambaran utuh dan menyeluruh mengenai informasi yang didapat dari informan yang tentunya informan yang dipilih haruslah representative dengan tema penelitian. Teknik wawancara yang akan dilakukan penulis adalah teknik wawancara mendalam dengan menggunakan indepth interview. Indepth interview merupakan wawancara yang bersifat lentur dan
28
terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus, sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap, dan pandangan mereka terhadap daerah rentan bahaya longsor. Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan dengan narasumber dari lingkungan di sekitarnya yaitu tokoh masyarakat dan penduduk yang tinggal di dekat daerah longsor. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 75 informan termasuk 9 kunci informan didalamnya. 9 kunci informan tersebut mewakili kondisi daerah rentan bahaya longsor.
2.4.3 Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mendukung proses pengumpulan data. Dokumentasi dapat berupa pustaka-pustaka yang sesuai dengan penelitian, seperti buku-buku teori yang berkaitan dengan tema penelitian, kaset rekaman yang digunakan peneliti untuk mewawancarai informan dan narasumber atau pun artikel-artikel koran dan internet yang berkaitan dengan penelitian. Data-data yang diperoleh dari pengumpulan dokumentasi tersebut dapat dijadikan referensi untuk mendukung proses penelitian.
2.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan metode kombinasi atau mix method. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian dengan menggunakan teknik analisis deskriptif secara kuantitatif dengan menggunakan skala acuan normatif, untuk mengukur indikator variabel yang satu dengan yang lain. Selain itu dalam menganalisis data-data, digunakan rata-rata untuk mengetahui rata-rata untuk jawaban responden pada setiap kategori pertanyaan.
29
Sementara untuk mengetahui kecenderungan kesesuaian digunakan analisis penelitian kualitatif yang diperoleh dari wawancara mendalam kepada informan. Selanjutnya hasil wawancara disajikan dalam bentuk teks naratif. Data yang diperoleh di lapangan akan disusun selama proses penelitian dan akan dianalisis selama proses pengumpulan data. teknik analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan suatu proses yang melingkar dan saling berkaitan. Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis eksplanasi. Analisis eksplanasi merupakan analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi di suatu tempat. Mekanisme yang digunakan dalam analisis eksplanasi ini adalah covering-law explanation. Dalam mekanisme ini, analisis eksplanasi yang digunakan untuk menjawab fenomena tersebut adalah berpegangan dengan teori-teori yang ada. Jadi dalam analisis ini akan digunakan teori-teori yang relevan dengan fenomena yang akan diteliti untuk menjelaskan fenomena tersebut. Data yang diperoleh di lapangan akan disusun berdasarkan catatan lapangan (field note) dan rekaman wawancara dengan informan. Rekaman wawancara yang telah didapat, kemudian dilihat tendensi (kecenderungan) yang muncul. Selama pengumpulan data, akan dilakukan pengecekan terhadap informasi yang didapat untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan keabsahan data. Keabsahan data dapat diperoleh dengan menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 1990). Teknik triangulasi terdiri dari tiga proses yang saling berkaitan, yaitu mendeskripsikan, mengklasifikasikan, dan melihat konsep. Teknik triangulasi digunakan dengan tujuan untuk menghindari persepsi atau pun pendapat penulis yang diperoleh selama penulis berada di lapangan.
30
Telaah Pustaka Pemilihan Lokasi Penelitian
Metode Penelitian Pra Kerja Lapangan Pemilihan Informan Penelitian Penyiapan Data Lapangan
Kerja Lapangan
Survei Lapangan
Pengumpulan Data Lapangan
Pasca Kerja Lapangan
Analisis Data
Tingkat Keinginan Penduduk Untuk Berpindah
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
31
2.6 Batasan Operasional
Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk diartikan sebagai semua bentuk perpindahan penduduk secara geografis/ruang (spatial), baik untuk sementara (temporary) maupun untuk menetap (permanent) (Pressat, 1985: 144). Dalam mobilitas penduduk mengandung
konsep
migrasi
yang
hanya
mencakup
perpindahan
permanen/menetap dengan mengacu pada kriteria perubahan tempat tinggal dan waktu. Dalam mobilitas penduduk tercakup migrasi sementara yang mencakup mobilitas sirkuler, musiman, dan ulang-alik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua bentuk migrasi adalah mobilitas penduduk, tetapi tidak semua mobilitas penduduk mencakup migrasi (Romdiati, 2007).
Migrasi Permanen
Migrasi permanen adalah perpindahan penduduk yang melewati batas geografis tertentu (dalam penelitian ini batas terkecil kabupaten/kota) yang dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan dan mempunyai keinginan menetap (Romdiati, 2007). Migrasi tersebut sesuai untuk daerah rentan bahaya longsor.
Migrasi Nonpermanen
Migrasi nonpermanen adalah perpindahan penduduk yang melewati batas geografis
tertentu
(dalam
penelitian
ini
menggunakan
batas
terkecil
kabupaten/kota), dilakukan dalam jangka waktu pendek (< 6 bulan) dan tidak ada keinginan menetap di daerah tujuan (Romdiati, 2007).
Persepsi
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan, memahami, menghayati, menginterpretasikan, dan mengevaluasi terhadap sesuatu hal berdasarkan informasi yang ditampilkan.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah dari serangkaian pertimbangan. Pengambilan keputusan dalam konteks penelitian ini adalah pengambilan keputusan bermigrasi di daerah rentan bahaya longsor.
32
Keinginan Pindah Penduduk
Keinginan adalah niat yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Keinginan pindah penduduk adalah kecenderungan atau niat penduduk untuk berpindah tempat tinggal menurut pilihannya sendiri. Keinginan untuk berpindah dapat muncul pada penduduk yang tinggal di daerah rentan bahaya longsor karena sesuatu yang buruk mungkin dapat terjadi pada mereka.
Bahaya Longsor
Bahaya longsor dapat terjadi karena gerakan massa batuan, tanah yang menuruni lereng dan keluar dari lereng. Terjadinya gerakan massa batuan dan tanah tersebut dikarenakan akumulasi air yang terdapat di dalam tanah sehingga bobot tanah menjadi besar. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air dapat berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah yang mengalami pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Untuk mengetahui karakteristik longsor, harus diketahui pula sifat-sifat fisik dan morfologi tanah (Naghbali, 2012).
33