BAB II LANDASAN TEORI
Untuk itu dalam memahami pokok-pokok persoalan akanpenelitian ini. Di wilayah Sidorejo (Salatiga). Margosari 1, RT 3 khususnya, menyangkut dengan perilaku menyimpang atau tindakan penyimpangan. yang dilakukan mahasiswa (Perantau) dalam komunitas RT, perlu ada pendekatan teori yang tepat. Sesuai masalah yang akan diteliti, dalam pembahasan bab ini akan dikemukakan pendekatan-pendekatan
teoritis yang
berkaitan dengan masalah tersebut. Juga penulis mengakui bahwa menyangkut dengan perilaku menyimpang berkaitan dengan konflik kelompok sudah lumayan banyak di angkat oleh para peneliti sebelumnya. Yang di sebabkan karenamengkomsumsi minuman keras. Sedangkan disini penulis akan meneliti menyangkut dengan perilaku menyimpang spesifiknya lebih pada mahasiswa yang tidak taat pada aturan kos dan RT. Kerangka teori yang ada dalam pendekatan penelitian ini, Penulis, menggunakan perspektif – perspektif teoritis sosiologis yang di bangun oleh George Herbert Mead. Dalam menelaah persoalan penelitian yang ada berkaitan dengan perilaku individu individu dalam kelompok sosial. Mead, mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk kreatif. Selain itu dikaji persoalan perilaku atau tindakan dari sekelompok individu (mahasiswa) yang ada dalam RT, dan kemudian di nilai oleh kelompok masyarakat yang hidup berdampingan dengan kondisi mahasiswa yang tidak merespon positif aturan kos serta RT sebagai sebuah kebiasaan warga yang terlembaga sesuai nilai dan norma.
12
Mengkaji akan persoalan serupa di atas menjadi hal menarik yang ada dalam lingkup ruang interaksi sosial (masyarakat), karena berkaitan dengan fenomena sosial individu antar individu atau individu antar kelompok ataubeberapa individu dengan kelompok masyarakat. Sama halnya dengan kasus penelitian ini berkaitan dengan perilaku mahasiswa dalam komunitas sosial (masyarakat RT), sehingga seperti apa yang di katakan Mead bahwa manusia sebagai makhluk kreatif. perlu di ketahui maksudnya , Bahwa manusia itu tidak saja mampu menciptakan produk – produk fisik yang merupakan bagian dari kebudayaan, peradaban, dan peninggalan – peninggalan yang masih dinikmati semua pelaku kehidupan, tetapi jauh lebih penting dari itu. Ketika manusia mampu menciptakan kehidupan sosial mereka sendiri plus pernik – pernik, ia melakukan proses interaksi dengan sikap positif. Proses interaksi yang di nilai antar sesama katakanlah menyimpang dari nilai dan norma dalam arti berdampak negatif (Rachmad, 2008). Dari hasil respon manusia itu sendiri seperti yang dimaksud dalam kasus penelitian ini antara masyarakat sebagai perespon pada mahasiswa yang ada dalam lingkungan sosial yang sama yaitu komunitas RT. Setiap manusia atau dalam hal ini yang di sebut dengan masyarakat itu sendiri dengan kondisi dan tuntutan hidup secara pola sosiologis manusia itu sendiri dengan tuntutan. tanpa ia sadari tindakan untuk berinteraksi sebenarnya sudah menjadi budaya (Kultur) dalam kehidupan sosial yang begitu nyata jadi kemudian hal tersebut tidak dapat di sangkal lagi. Karena dengan kondisi sosial interaksi antar manusia sehingga kemudian ia, dengan sendirinya mengalami di alektika bahasa, baik itu bahasa yang berbentuk verbal maupun non-verbal.
13
Maupun itu bahasa lewat percakapan atau gerakan – gerakan yang lain menyangkut dengan hal fisik yang memulai dari Diri (Self), secara khususnya dan menyangkutdengan konsep ini juga yang sementara coba di bangun lewat teoritis Mead itu sendiri. di sanalah manusia atau individu yang lebih besar di kenal sebagai(society) masyarakat dengan sendirinya akan memutuskan sesuatu dengan Mind (Pikiran) yang di miliki seperti apa yang menjadi proses pengkajian sosial oleh Mead itu sendiri. Dengan proses pendekatan teoritis ini yang kemudian akan menjadi pandanganmendasar penelitian dalam menyikapi persoalan penelitian tentang perilaku mahasiswa yang di jadikan respon lewat (Mind) Pikiran sekelompok masyarakat di dalam komunitas RT, tindakan atau sebuah perilaku yang terjadi pada kehidupan beberapa mahasiswa ini di mulai dari suatu tindakan beberapa individu dan individu lain. Dengan penilaian warga masyarakat pada mahasiswa atas dasar sebuah permasalahan yaitu: (1). Sekelompok mahasiswa sebagian besar kurang bersikap toleransi pada aturan yang ada di Kos/RT. (2). Dan selain dari ketidak taatan dalam menyikapi peraturan yang ada dalam lingkungan masyarakat RT dan juga Kos (Pemondokan), mahasiswa
juga
cenderung
kurang
membuka
diri
dalam
bersosialisasi dengan warga. Di dalam teoritisnya Mead, perlu di ingat bahwa Mead juga sempat menjelaskan tentang sebuah (Self) diri ini sangat memiliki pengaruh dari dua unsur yang ada dalam teori ini, yakni I dan Me. I terlihat sebagai subjek dan Me lebih pada objek (Rachmad, 2008). 14
yang kemudian seperti hal dalam penelitian ini terkait dengan fenomena mahasiswa melalui pandangan warga terhadap mahasiswa pada umumnya permasalahan di mulai dari beberapa orang dan meramba cenderung lebih besar karena saling mempengaruhi tanpa di sadari tindakan yang sama kerap di lakukan oleh beberapa dari mahasiswa. Tindakan dari sebagian mahasiswa ini menurut warga RT 3 cenderung sangat tercela pada nilai, norma dan budaya yang ada dan di sebut sebagai sebuah perilaku yang terlihat sangat menyimpang. 2.1.
Perilaku Menyimpang
Perilaku adalah sebuah tindakan positif atau negatif, yang di lakukan oleh individu atau sekelompok orang. Terjadi pada sebuah lingkungan yang di mana ia berada. Perilaku atau tindakan merupakan asal kata, dari sebuah kata tindak atau menindak, tindak yang berarti : bias sebagai sebuah langkah, perbuatan. Sedangkan kata menindak yang berarti : mengambil tindakan bisa secara positif maupun negatif (Novianto,2008). Perilaku atau sebuah tindakan juga di kenal sebagai cara berpikir seseorang yang mengarah pada diri individu maupun kelompok dalam tingkatan organisasi pula bermasyarakat, bahwa dalam prinsip psikologi sosial misalkan bahwa kemudian yangsangat penting bisa dikatakan bahwa masing-masing manusia berbeda dilihat dari tindakan atau perilaku yang ada. Misalnya, setiap orang yang berbeda memilikikeunikan persepsi, kepribadian serta pengalaman hidup(Gibson,1996). Dalam hidup manusia berbeda latar belakang etnis, juga kemampuan belajar, dan dalam menangani stres, serta sikap, kepercayaan dan tingkat aspirasi yang berbeda perlu di sadari akan konteks – konteks sosial seperti ini yang pada umumnya bahwa dalam 15
tindakan atauaksimanusia yang jelas secara faktual tindakan atau aksi tersebut selalu nyata terjadi dalam struktur sesuai analisis sosial. Seperti apa yang di katakan seorang tokoh sosiolog seperti Talcott Parsons; bahwa manusia memiliki unsur berkesadaran, berkemauan, dan berkelakuan, yang selalu beradapada posisi sentral (Veeger, 1993). Secara fungsionalisme dan strukturalisme itu sama dalam menempatkan prioritas objek diatas subjek atau dalam pengertian tertentu, keutamaan struktur diatas aksi dan kemudian konsep atau Hal serupa ini seperti yang dirumuskan oleh Mead terkaitmasalah asal-usul social bagi kesadaran refleksif (Giddens, 2009). Berkaitan dengan perilaku mahasiswa dalam komunitas social yang di mulai dari I dan MeSebagai, Contoh: mahasiswa yang hidup berdampingan dengan komunitas masyarakat yangada di “Margosari 1” RT 3, fakta atau sesuai dengan realitas yang di lihat olehmasyarakat. Bahwa, mahasiswa setempat sebagian besar tidak mentaati aturan yang di berlakukan dalam lingkungan tersebut. Sehingga tindakan sendiri akan muncul dalam lingkungan sosial secara spesifik akan berdampak positif atau negatif, jika secara bermasyarakat dalam pemikiran Mead, pengaruh utama adalah Me “Aku”. Untuk itu Aku inilah yang punya pengaruh untuk menentukan tindakan itu akan terjadi secara positif atau negatif (Ritzer, Douglas. 2008). Seperti apa yang penulis mencoba untuk meneliti lebih lanjutberkaitan dengan tindakan individu atau sekelompok orang. Secara isyarat hal bahasa yang di maksudkan oleh Mead dalam teori simbolik, jelas untuk dapat mencegah hal-hal yang berdampak negatif. hal tersebutharus dapat di lakukan melalui komunikasi atau pula membahasakan 16
kepada Me “Aku” atau pula individu itu sendiri. Untuk itu berkaitan dengan Tindakan, Diri, Simbolikdan Masyarakat.Penulis mencoba untuk mengkaji berdasarpada pendekatan teorinya Mead. Penulis juga akan lebih teliti dalam mengkaji pendekatan teoritis George Herbert Mead, dan selanjutanya menyangkut dengan Perilaku atau Tindakan yang akan penulis mencoba untuk mempelajari memahami dari sumber konsep Talcott Parsons tetapi bukan berarti penulis akan mengkaji pada umumnya konsepnya Parson. Di sini penulis kemudian mencoba membangun bangunan berpikir untuk memecahkan masalah lewat perspektif – perspektif dari George Herbert Mead melalui sebuah tindakan individu dalam kelompok sosial. Menyimpang lewat sebuah respon terhadap perilaku yang di klaim sebagai tindakan yang menyimpangmerupakan sebuah deviasi yang memiliki arti relatif tolok ukurnya berbeda-beda. Adakalanya di bedakan antara penyimpangan pada taraf interaksi socialdengan penyimpangan yang memilikisifat pribadi atau psikologisdalam artian berkaitan dengan Diri (Self)atau Mind (Pikiran), yang hal serupa lewat metoda – metoda yang kerap misalnya di bangun oleh Lindesmith dan Straus dalam memberikan ilustri sebagai berikut.Dalam contoh menggambarkan relatifitas budaya dan penyimpangan sosial dan individual. Sudah jelas bahwa penyimpangan – penyimpangan tertentu sifatnya sosial maupun individual seperti misalnya hubungan sumbang(incest). Namun adakalah pengelompokan penyimpangan yang secara sosial tidak berinteraksi. Sebagai contoh juga misalnya, kebanyakan Waria mempunyai perilaku yang samaakan tetapi apabila antara mereka tak ada interaksi sosial, maka tak ada kelompok sosial sangat jelas individu tidak terlepas dengan kelompok sosial (Soleman, 1993).
17
Untuk itu kembali dikaji perilaku mahasiswa yang hidup dan berinteraksi dalam masyarakat. Yaitu, di dalam komunitas sosialyang berada pada sebuah RT menyangkut dengan tindakan. kalau di lihat dalam pemikiran Parsons adalah sebuah penyesuaian diri, pencapaian tujuan, persaingan dan penanganan nilai, norma dan budaya. Berkaitan denganstruktur sistem tindakan umum yang di sana ada sistem kultur, sosial, kepribadian dan perilaku. bahwa dalam sebuah organisasi masyarakat itu sendiri ada berbagai macam prinsip, dari masing-masing individu dalam mempertahankanhidup. Berdasarkan konsep yang di bangun oleh parsons. Kalau di lihat masalah empirik menyangkut dengan perilaku mahasiswa, yang berujung pada tindakan menyimpang “ di nilai sebagai sebuah hal yang negatif”. hal ini sangat berkaitan pula dengan skema yang di bangun oleh Talcott Parsons, yang tidak terlepas dari sebuah kontrol yangada dalam komunitas masyarakat semisal (Soekanto,1990). Untuk itu terlihat pula dalam masyarakat ada macam warna seperti dalam prinsip yang di jelaskan awal, bahwa masyarakat memiliki dialektika hidup yang berbed-beda. Juga respon masyarakat yang berada dalam satu komunitas itu tinggibaik respon itu muncul secara positif atau negatif, responnya pada siapa, jelas respon tertujupada individu-individu yang ada pada sebuah lingkungan tersebut atau
respon terjadi secara
timbal-balik antara individu yang satu dengan yang lain.Individu yang jelas masingmasing memiliki latar belakangkulturyang sama maupun berbeda, secara kulturrespon jelas terlihat pada pembiasaannya.
18
Semua mengarah pada tindakan fisik organis itu sendiri. Untuk itu berkaitan dengan masalah yang ada letaknya ada pada (respon)masyarakatdalam melihat fakta yang terjadi melalui perilaku mahasiswa yang ada pada sebuah komunitas sosial. sebagai (respon) tindakan atau perilaku yang diungkapkan oleh masyarakat bahwa tindakan mahasiswa adalah tindakan yang menyimpang lewat (respon) masyarakat. Mengapa, menyimpang karena mahasiswa pada umum yang berada di lingkungan tersebut tidak mentaati aturan yang di berlakukan oleh masyarakat melalui komitmen bersama di RT 3. Kalauanalisis sementara berdasarkan informasi yang disampaikan warga. Pada kegiatan harian yang penulis lakukan kemudian hal ini yang menjadi ajakan teoritis dalam Mead bahwa pemahamannya tentang tindakan itu bermunculan mulai dari individu itu sendiri entah kemudian tindakan itu baik atau buruk melalui pengaruh pikiran, diri dan interaksi sosialnya. Kemudian juga dalam kajian analisis teoritis ini akan ada penjelasan selebihnya berkaitan konsep Mahasiswa, yang dimana seorang Mahasiswa juga memiliki sikap individual dalam diri seorang Mahasiswa pula. Untuk lebih jauh memahami akan pemahaman Mahasiswa, berikut penjelasan konsep tersebut.
19
2.2.
Mahasiswa
Mahasiswa adalah sekelompok pelajar yang menuntun ilmu di perguruan tinggi. Yang dikenalsebagai kaum Intelektual, juga di kenal sebagai filsuf-filsuf muda di abad kekinian. Dan perguruaan tinggi sendiri merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki nilai-nilai serta aturan yang menyatuhkan dan bersifat mengikat diantara kelompok mahasiswa yang ada. Disana mahasiswa atau kelompok intelektual ini di tuntun agar dapat mendukung akan sebuah sistem nilai, norma, kultur (budaya). terkait dengan konsep yang dapat mempengaruhi dan akan membentukkan sebuah tingka - laku mahasiswa. Penulis ketahui jelas pada saat ini akan melihat tindakan atau perilaku mahasiswa pada sebuah komunitas RT, mahasiswa yang ada adalah pada umumnya mahasiswa rantau yang merupakan mahasiswa yang kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana yang berasal dari daerah masing-masing. Berbekal ilmu pengetahuan ternyata tidak menjadi ukuran dalam kritikan yang di sampaikan masyarakat pada indentitas sebagai mahasiswa itu sendiri, sesuai apa yang menjadi objek penelitian penulis, ketika mengamati proses timbal-balik masyarakat dalam menilai mahasiswa yang tidak mentaati aturan yang di berlakukan di Kos (pemondokan), RT (rukun tetangga). Mahasiswa yang di maksud disini adalah mahasiswa yang berada di Margosari 1, RT 3. Pada umumnya mahasiswa yang tinggal di RT 3adalah mahasiswa pendatang dari luar pulau jawa. Antara lain mahasiswa yang berasal dari wilayah timur Indonesia dan sebagian dari bagian Indonesiabagian barat. Seperti, Sumatera, NTT, Sulawesi, Maluku dan Jawa sendiri Yang menuntun ilmu di Universitas Kristen Satya Wacana, salatiga. 20
2.3.
Komunitas Sosial
Komunitas Sosial tersebut merupakan sebuah lingkungan di mana ada masyarakat.yang memiliki kuasa dalam menghidupkan kehidupan secara berkeluarga maupun bertetangga. Komunitas juga tidak terlepas dari sebuah pengertian yang mengartikan sebagai suatu lingkungan yang terlembaga. Lingkungan yang memiliki keteraturan hidup antar sesama masyarakat yang berada pada lingkungan tersebut. Dalam masyarakat sendiri sangat di butuhkan yang namanya sebuah proses kerjasama atau pula proses asosiatif, perlu di ketahui bahwa proses asosiatif merupakan suatu kerjasama antara orang peroragan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama adalah unsur terpenting dalam kehidupan masyarakat, sebab melalui kerjasama akan tercipta keserasian dalam interaksi sosial (Widiarto, 2000). Serta bias menerimaperbedaan dalam pola hidup tetapi selalu memiliki prinsip hidup yang berbeda-beda. Sesuai apa yang penulis mencoba melakukan pengamatan ketika berada di lingkup sosial. Seperti contoh, masyarakat memilikiaturan dalam sebuah lingkungan sosial, namun dalam mencapai kematangan hidup. Ia, mampu memperoleh dengan kemampuan dirinya sendiri. Seperti kita lihat pula pada tokoh-tokoh sebelumnya dalam memahamimasyarakat. Salah satunya, Mead mengartikan masyarakat sebagai sebuah dasar dari istilah (society) yang berarti prosessocial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri. Masyarakat sangat penting dalammembentuk pikiran dan diri. Di tingkat lain, menurut Mead, masyarakat mencerminkannya sekumpulan tanggapan terorganisir yang di ambil alih oleh individu dalam membentuk aku (me).
21
Mead mempunyai sejumlah pikiran mengenai atau tentang pranata sosial (sosial institutions). Secara luas, Mead mendefinisikan pranata sebagai tanggapan bersama dalamkomunitas atau kebiasaan hidup komunitas (Ritzer,2004). Warga dalam artian disini adalah sebuah komunitas masyarakat yang hidup dan selalu berinteraksi antarayang satu dengan yang lain atau pula warga masyarakat yang di kenal dengan sebuah sistem yang terintegrasi dari struktur dan fungsi sosial (Mantra, 1985). kita sadar karena dalam sistem sendiri manusialah yang dapat mengubah semua situasi sosial yang nyata dalam ruang lingkup sosial.ini yang terlebih dulu di simak dengan mengunakan pendekatan masalah empirik yang ada. berkaitan dengan teoritis yang di maksud, untuk lebih jauh lagi akan di bahas pada pokok-pokok pembahasan selanjutnya. Masalahnya seperti apa yang penulis ceritakan diawal (BabI). penulis akan mencoba menelah berdasarkan konsep teoritis yang ada, berjalan dari idealisasinya Mead. Dalam mengupas akan teoritikalnya mengenai, Diri (Self), Tindakan, Simbolik. Kalau di lihat dalam masalah yang ada terkait dengan perilaku yang di lakukan oleh sebagian mahasiwa mengenai dengan tindakan negatif, berdasarkan respon masyarakat. Juga tambahan pendekatan teoritis yang coba di lihat dari kajiannya Mead. Penulis akan mencoba menganalisis sebaik mungkin dalam menelah masalah penyimpangan dalam tahapan yang ada. Penulis meneliti menyangkut dengan perspektif metode sosiolgi penyimpangan. hal ini sangatlah modern tetapi ada masih banyak teoritis yang hanya memberikan komentar pula baik secara tulisan dan bahkan sebagai sebuah idealisasi sebagai contoh apa yang di ungkapkan oleh Soekanto. bahwa hasil-hasil penelitian secara metodologi pada umumnya hanyalah merupakan kecenderungankecenderungan sikap tindakan manusia. 22
Bagi ilmu-ilmu perilaku atau sosial untuk berperan sebagai faktor pengubah masyarakat.Yang jelas seperti istilah system sosial sebagai cara pandang siapapun dalam menilai struktur sosial akan membuat garis pemisah antara bentuk-bentuk struktur yang memperlihatkan adanya perikatan individu-individu yang erat dan struktur dengan ikatan yang jauh lebih lemah, Untuk itu penulis dalam penelitian ini pada khususnya mengusahakan agar kemudian penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat tersendiri dalam mengimplementasikan hasil penelitian berdasarkan tulisan ini. Juga dapat memberikan wahana pada pembaca, karena penulis sadar sebagai seorang sosiologi dia tidak dapat mengeneralisasikan masalah.
23