BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Jaringan Komputer Secara umum jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan komputer
otonom yang saling terhubung menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi pada suatu jaringan komunikasi data. Jaringan komputer memungkinkan suatu organisasi untuk menggunakan sistem pengolahan data yang terdistribusi yang menggunakan personal computer dan dapat saling mengakses satu dengan yang lainnya. Agar suatu jaringan komputer dapat berhubungan satu dengan yang lainnya dibutuhkan sedikitnya tiga elemen sebagai berikut : a. Sedikitnya ada dua objek yang mempunyai sumber daya yang dapat digunakana bersama-sama sebagai transmiter atau receiver. b. Adanya media transmisi yang dapat menghubungkan objek yang satu dengan lainnya. c. Adanya aturan atau prosedur yang menjadikan dua atau lebih objek tersebut dapat berkomunikasi. Pada jaringan komputer aturan disebut dinamakan protokol.
7
2.2
Konsep Local Area Network Ada definisi resmi mengenai LAN yang dinyatakan oleh IEEE.802 yaitu :
LAN adalah suatu jaringan dari berbagai tipe data yang saling dikomunikasikan antara satu pengguna dengan pengguna lainna dalam suatu lingkup geografis yang terbatas seperti gedung atau kampus, yang dihubungkan secara fisik berupa kabel yang mampu mengirimkan data dalam kecepatan tinggi serta tingkat kesalahan yang rendah. LAN merupakan jaringan komputer lokal yang mencakup wilayah dengan garis tengah 20 kilometer yaitu kira-kira seluas daerah kotamadya. Tetapi pada implementasinya, kebanyakan LAN hanya digunakan dalam satu atau beberapa gedung dalam satu lingkungan saja seperti lingkungan kampus, lingkungan pabrik, dan sebagainya. LAN menggunakan metode multi akses dengan kecepatan akses yang tinggi. Media yang digunakannya adalah kabel. Local Area Network (LAN) biasanya disebut juga sebagai sebuah sistem komputer yang terdiri dari hardware equipment yang bekerja sama melakukan akses terhadap sebuah sumber data. Dengan mengetahui keterbatasannya, menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu serta memudahkan manajemen jaringan. Keuntungan LAN dapat diuraikan sebagai berikut: o Pertukaran inforamsi PC dalam jaringan. o Pemakaian perangkat lunak dan perangkat keras secara bersamaaan akan berakibat menurunnya pengeluaran biaya.
8
o Memudahlkan perawatan perangakat lunak karena perawatan perangkat lunak hanya pada file server. o Akses ke jaringan bisa dilakukan di sembarang tempat sehingga akan mempercepat pelayanan dan menurunnya biaya transportasi. o Meningkatkan keamanan seperti adanya hak akses direktori, pembatasan jam kerja dan lain-lainnya. o Memungkinkan antar pengguna saling berkomunikasi.
2.3
Komponen Dasar LAN Komponen dasar dari LAN dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Komponen Dasar LAN
No Nama
Keterangan
1
Komputer yang memiliki kemampuan lebih tinggi dari
Server
komputer yang terhubung. Server bertugas melayani terminal / workstation seperti file, database, web, email dan sebagainya 2
Workstation
Terminal yang dapat mengakses ke server
3
Transciever
Penghubung antar media transmisi serta penghubung antara komputer dengan media transmisi.
4
Perangkat Lunak
Sistem operasi jaringan dan perangkat lunak lainnya yang diinstal pada disk di server
5
Network Interface NIC dipasang pada slot ekspansi baik pada server Card (NIC)
maupun workstation. NIC dihubungkan ke jaringan
9
dengan menggunakan kabel 6
Media Transmisi
Media
transmisi
yang
digunakan
untuk
koneksi
komputer
2.4
Komponen Pendukung LAN Selain komponen dasar, LAN juga harus ditambah dengan komponen
pendukung lainnya, diantaranya sebgai berikut : Tabel 2.2 Komponen Pendukung LAN No Nama
Keterangan
Jenis
1
Penghubung antara kabel dan NIC
- BNC (T-Conector)
Konektor
- RJ-11 dan RJ-45 2
Modem
Pengubah sinyal digital dari komputer menjadi sinyal analog maupun sebaliknya untuk digunakan pada saluran telepon atau pemancar gelombang mikro
3
Repeater
Penguat sinyal pada jaringan tunggal
4
Hubs
Sebagai titik pusat hubungan antara tiap
- Active hubs
komputer
- Passive hubs
5
Bridge
Penghubung
antar
segmen
LAN
yang
mempunyai media transmisi yang berbeda 6
Multiplexer
Digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan, subnet, atau ring jaringan ke jaringan lebih luas
10
7
Router
Berfungsi
untuk
menghubungkan
dua
network atau lebih yang berbeda network id atau arsitekturnya. 8
Brouter
Router yang juga berfungsi sebagai Bridge
9
CSU / DSU
Digunakan untuk transmisi pada WAN
2.5
Media Transmisi Merupakan jenis media fisik untuk mengkoneksikan komponen-komponen
dasar dalam jaringan agar setiap komponen saling berhubungan. Media transmisi untuk komunikasi data dibagi menjadi dua yaitu : 2.5.1
Guided
Merupakan media kasat mata yang mentransmisikan sekaligus memandu gelombang
untuk
menuju
pada
penerima.
Salah
satunya
adalah
kabel,
memungkinkan untuk dilakukan jika jarak antara pengirim dan penerima tidak terlalu jauh dan berada dalam area lokal. Terdapat beberapa jenis kabel yang sering digunakan dalam pembuatan sebuah jaringan yaitu : a. Twisted Pair Kabel ini merupakan kabel telepon biasa. Twisted pair terbagi menjadi dua jenis, yaitu : - Unshielded twisted pair (UTP), yaitu kabel dua kawat yang tidak terlindung secara khusus.
11
- Shielded twisted pair (STP), yaitu kabel yang dibuat untuk meningkatkan kinerja dua kawat dengan adanya lapisan pelindung mekanik untuk mengurangi interferensi. b. Coaxial Adalah kabel yang memiliki satu konduktor copper ditengahnya. Kabel ini digunakan pada sambungan televisi, mentransmisikan data dengan kecepatan tinggi yaitu 20 Mbps. Kabel ini dapat menempuh jarak yang relatif lebih jauh dibandingkan dengan jenis twiste pair. c. Fiber Optic Kabel serat optik mempunyai kemampuan mentransmisi sinyal melewati jarak yang jauh daripada kabel coaxial maupun twisted pair, juga mempunyai kecepatan transfer data yang sangat baik untuk fasilitas konferensi radio. Sistem komunikasi serat optik ini memanfaatkan cahaya sebagai gelombang pembawa informasi yang akan dikirimkan.
2.5.2
Unguided
Berfungsi untuk mentransmisikan data tetapi tidak bertugas sekaligus sebagai pemandu yang mengarahkan tujuan transmisi. Diantara contohnya adalah : a. Nirkabel / WiFi (Wireless Fidelity), yang menggunakan gelombang radio sebagai sarana penyampaian informasi paket data. Wireless merupakan perangkat jaringan yang fleksibel, baik dari perawatan, kerapian dan instalasi infrastrukturnya, contohnya Access Point.
12
b. Satelit, biasa digunakan untuk komunikasi data jarak jauh, misalnya antar negara atau antar benua. Antena yang biasa digunakan pemakai adalah antena parabola.
2.6
Topologi Jaringan Komputer Topologi jaringan komputer merupakan pola hubungan antar terminal atau
komputer atau terminal dalam suatu jaringan. 2.6.1
Topologi Fisik
Topologi fisik merupakan struktur dari media transmisi. Jenis topologinya adalah : 2.6.1.1 Topologi Bus Adalah topologi jaringan komputer yang menggunakan sebuah kabel utam (backbone) sebagai tulang punggung jaringan. Topologi ini menggunakan Tconnector sebagai penghubung anatar node dan terminator sebagai penutup di ujung kabel utama.
Gambar 2.1 Topologi Bus
2.6.1.2 Topologi Ring
13
Adalah topologi berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node. Sinyal mengalir dalam dua arah sehingga menghindari terjadinya collision sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang cepat.
Gambar 2.2 Topologi Ring
Keuntungan dari Penggunaan Topologi Ring
Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang sama terhadap token.
Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan.
Kekurangan dari penggunaan Topologi Ring
Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
Sulit untuk mengatasi kerusakan di jaringan yang menggunakan topologi ring.
Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan.
14
Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang.
2.6.1.3 Topologi Star Adalah topologi jaringan komputer yang menggunakan concentrator (hub/switch) sebagai pengatur paket data. Jadi jika satu node rusak tidak mengganggu node lainnya.
Gambar 2.3 Topologi Star Keuntungan dari Penggunaan Topologi Star
Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas jaringan yang sedang berlangsung.
Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka computer tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star.
Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang sama dengan hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.
15
Kekurangan dari penggunaan Topologi Star
Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada hub. Jika hub pusat mengalami kegagalan, maka seluruh jaringan akan gagal untuk beroperasi.
Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua kabel jaringan harus ditarik ke satu central point, jadi lebih banyak membutuhkan lebih banyak kabel daripada topologi jaringan yang lain.
Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port yang ada pada hub.
Lalu lintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat. 2.6.1.4 Extended star topology Menggunakan star topology yang dikembangkan. Berupa link-link individual
yang dihubungkan pada hub-hub/switch secara terkonsentrasi.
Gambar 2.4 Extended Star Topology
16
Kelebihan topologi extended star
Jika satu kabel sub node terputus maka sub node yang lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node terputus maka semua node disetiap sub node akan terputus .
Kekurangan topologi extended star Tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, karena untuk berkomunikasi antara satu node ke node lainnya membutuhkan beberapa kali hops.
2.6.1.5 Topologi Tree (Hierarki) Adalah kombinasi dari berbagai topologi. Dalam topologi ini tidak semua node mempunyai kedudukan yang sama. Penerapan topologi ini biasa digunakan pada infrastruktur jaringan Local Area Network.
Gambar 2.5 Topologi Tree
17
2.6.1.6 Mesh topology Digunakan pada kondisi di mana tidak ada hubungan komunikasi terputus secara absolute antar node komputer. Topology ini merefleksikan juga bagaimana desain dari internet, yang memiliki multi path ke berbagai koneksi.
Gambar 2.6 Mesh Topology Kelebihan topologi mesh
Dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat tujuan.
Data dapat di kirim langsung ke computer tujuan tanpa harus melalui computer lainnya lebih cepat. Satu link di gunakan kusus untuk berkomunikasi dengan computer yang dituju.
Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi komputer A dengan komputer lainnya.
18
Mudah dalam proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan koneksi antar komputer.
Kekurangan topologi mesh
Setiap perangkat harus memiliki I/O port. Butuh banyak kabel sehingga butuh banyak biaya.
Instalasi dan konfigurasi lebih sulit karena computer yang satu dengan yang lain harus terkoneksi secara langsung.
Biaya yang besar untuk memelihara hubugan yang berlebih.
2.6.2
Topologi Logis
2.6.2.1 Ethernet Skema komunikasi yang paling banyak digunakan karena relatif sederhana dan murah, biasa dipakai pada topologi bus. Kecepatan transfer data sampai 100 Mbps hingga 1000 Mbps (Fast Ethernet). Jaringan ini dapat menggunakan kabel UTP kategori-5 maupun kabel coaxial RG 58A/U 50 ohm. 2.6.2.2 Token Ring Skema ini dapat dijumpai pada topologi bus dan ring, tiap simpul memiliki alamat yang unik dan alamat diakses dalam corak melingkar. Media untuk menghubungkan antar-komputer dapat berupa kabel Shielded Twisted Pair (STP) atau Unshielded Twisted Pair dan bisa dihubungkan satu atau lebih hub. Transfer data mencapai 16 Mbps dengan maksimal panjang kabel 100 meter.
19
2.6.2.3 FDDI (Fiber Distributed Data Interface) Adalah protokol yang menggunakan serat fiber optik. Dalam proses transfer data, hanya lingkaran primary yang digunakan dan lingkaran secondary dipakai jika lingkaran primary bermasalah. Setiap lingkaran jaringan FDDI mampu mencapai jarak 20 kilometer dengan jumlah maksimal 500 workstation dengan kecepatan transfer mencapai 100 Mbps. 2.6.2.4 ArcNet Skema ini bisa bekerja pada topologi bus maupun star dengan menggunakan kabel coaxial RG 62/U dengan kecepatan transfer data kurang lebih 2,5 Mbps. Jika memakai hub aktif, maksimal jarak jaringan sekitar 600 meter dan hub pasif sekitar 30 meter.
2.7
Model Referensi OSI (Open System Interconnection) Model referensi OSI ditujukan untuk pengkoneksian open system, yang dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistemsistem lainnya. Model ini menggambarkan bagaimana informasi dari suatu perangkat lunak di komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke aplikasi di komputer lain. Tabel 2.4 Model Referensi OSI Nama Lapisan
Keterangan
Physical Layer
Berfungsi dalam pengiriman raw bit ke kanal komunikasi. Masalah desain pada layer ini berhubungan dengan masalah teknis, elektrik, dan interface prosedural, serta media fisik di bawah physical layer.
20
Data Link Layer
Sebagai fasilitator transmisi raw data dan mentransmisikannya ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi yaitu memecah data input menjadi sejumlah data frame.
Network Layer
Berfungsi untuk mengendalikan operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuan.
Transport Layer
Berfungsi menerima data dari session layer, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil, meneruskan data ke network layer, dan menjamin potongan data bisa tiba pada layer lain dengan benar.
Session Layer
Berfungsi mengizinkan pengguna untuk menetapkan sesi dengan pengguna lainnya yang memungkinkan pengguna login ke komputer remote dan melaksanakan pengendalian dialog.
Presentation Layer
Berfungsi melakukan fungsi yang diminta untuk menjamin penemuan penyelesaian umum bagi masalah tertentu seperti encoding data.
Application Layer
Berfungsi menguraikan spesifikasi untuk lingkup aplikasi jaringan berkomunikasi dengan layanan jaringan seperti perpindahan file.
2.8
Protokol TCP/IP TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang banyak digunakan pada jaringan Internet. Jaringan TCP/IP dapat dijabarkan ke dalam tiga elemen jaringan yaitu physical connections, protocols dan applications.
21
Physical connection menyediakan media yang dilewati data biner pada saat dikirimkan, berupa media kabel atau gelombang radio. Protocols merupakan sekumpulan standar tentang tata cara yang harus diikuti oleh semua peralatan komunikasi, sedangkan applications menggunakan network protocol yang dipakai sebagai dasar untuk berkomunikasi pada saat network application berjalan pada jaringan. Lapisan inilah yang berhubungan dengan pengguna aplikasi, misalnya HTTP (Hypertext Transfer Protocol), FTP (File Transfer Protocol), TELNET, SMTP (Mail Service), dan DNS (Domain Name System) dan lain-lain. Di bawah protokol aplikasi terdapat protokol TCP dan UDP. Protokol TCP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan koneksi dengan pembangunan jalur virtual sementara UDP tidak.
2.8.1
IP Address
IP Address terdiri dari 32 bit yang merupakan alamat yang dibuat untuk merepresentasikan alamat internet layer, yang dalam pembagiannya dibagi atas 4 segmen dan tiap segmen terdiri dari 8 bit. Jika direpresentasikan dalam bilangan biner, maka range-nya dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111. 11111111.11111111. 11111111 atau 0 - 232 dalam suatu jaringan. Pada dasarnya IP Address terdiri dari dua bagian utama, yaitu identitas jaringan (Network ID) yang menyatakan identitas dari jaringan dimana komputer itu berada dan identitas komputer (Host ID) menyatakan identitas dari komputer itu sendiri. IP Address terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu :
22
Kelas A. Bit awal : 0 dan 7 bit berikutnya adalah network id dan 24 bit terakhir adalah host id, range 0-127.
Kelas B. Bit awal : 1 0 dan 6 bit berikutnya adalah network id dan 24 bit terakhir adalah host id, range 128-191.
Kelas C. Bit awal : 1 1 0 dan 5 bit berikutnya adalah network id dan 24 bit terakhir adalah host id, range 192-223.
Kelas D. Bit awal : 1 1 1 0 dan 4 bit berikutnya, sisanya disebut multicast yaitu sebuah kelompok komputer yang bersama-sama memakai suatu aplikasi.
Kelas E. Dimulai dari 240.x.x.x sampai 255.x.x.x dialokasikan untuk percobaan. 2.8.2
Subnet Mask
Digunakan untuk menentukan alokasi IP yang digunakan untuk membedakan Network ID dan Host ID dan menunjukkan lokasi suatu host, apakah berada pada jaringan lokal atau tidak. Subnet mask untuk masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
Kelas A : 255.0.0.0
Kelas B : 255.255.0.0
Kelas C : 255.255.255.0
2.8.3
Routing
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Alat yang berfungsi melakukan routing paket disebut router. Agar mampu melewatkan paket data antar jaringan, maka router
23
minimal harus memiliki dua buah network interface. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing itu benar, ada dua jenis konfigurasi routing yaitu :
1. Routing Statis Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian: Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router Router melakukan routing berdasarkaninformasi dalam tabel routing Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data 2. Routing Dinamis Routing protocol adalah berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Contoh routing protokol seperti Routing Information Protocol (RIP), Interior Gateway Routing Protocol (IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Routed protocol digunakan untuk trafik user langsung. Routed protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. Contoh routed protocol seperti Internet Protocol (IP) dan Internetwork Packet Exchange (IPX). Sebuah tabel routing, didalamnya berisi poin-poin seperti:
24
IP address tujuan.
IP address next hop router (gateway).
Flag. Flag ini menyatakan jenis routing.
Spesifikasi network interface tempat datagram dilewatkan. Tabel 2.5 Contoh Tabel Routing
2.9
Destination
Net Mask
Next Hop
Interface
14.0.0.0
255.0.0.0
118.45.23.8
m1
192.16.7.1
255.255.255.255
202.45.9.3
m0
193.14.5.0
255.255.255.0
84.78.4.12
m2
0.0.0.0
0.0.0.0
145.11.10.6
m0
DNS (Domain Name Service) DNS adalah fasilitas client/server yang mentranslasi nama-nama untuk IP
Address sehingga manusia dapat menggunakan nama-nama yang mudah diingat, namun masih membolehkan TCP/IP secara internal menggunakan IP address numeric seperti biasanya. DNS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan nama suatu host pada jaringan komputer atau internet ditranslasikan menjadi IP address atau sebaliknya. DNS juga merupakan database yang berisi daftar informasi host. Melalui DNS, setiap komputer akan memiliki dua identitas address, yakni sebuah IP address numeric (seperti 123.234.56.12) dan sebuah host name (berupa alamat yang mudah diingat seperti “labs.kampusku.ac.id”). Secara aktual kedua address tersebut sama.
25
2.10
DHCP (Dinamic Host Configuration Protocol) DHCP merupakan salah satu fitur dari TCP/IP yang berguna untuk
mengkonfigurasi IP secara otomatis. Semua ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan jumlah PC yang semakin banyak dalam sebuah jaringan. Jaringan akan membutuhkan sebuah database khusus yang menyimpan track IP-IP dan mengatur pemberian address ke komputer-komputer client yang ada. Pada saat kedua DHCP client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut. 2.11
Packet Tracer Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai simulator
untuk merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan (network). Sama halnya dengan simulator–simulator jaringan lainnya seperti GNS3, Dynamips, Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada simulasi jaringan. Simulator tersebut tidak jauh berbeda dengan Packet Tracer, akan tetapi kemudahaan pada Packet Tracer lebih baik dari simulator diatas, hal tersebut nampak dari penempatan perangkat jaringan maupun pada saat konfigurasi perangkat jaringan.
26
Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan yang kita inginkan, disertai dengan berbagai perangkat-perangakat jaringan dibutuhkan pada suatu area network misal router, switch, hub maupun perangkat lainnya. Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita gunakan pada topologi kita inginkan. Aplikasi Packet Tracer dapat diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun. 2.12
Metodologi Terstruktur
Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, dan argumentasiargumentasi yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Metodologi terstruktur merupakan metodologi yang mengikuti tahapan-tahapan di dalam siklus hidup sistem yang dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) sehingga menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik dan jelas. (Wijaya, 2009) 2.12.1 Metode Rekayasa Sistem Jaringan Komputer (RSJK) Menurut Hidayatno (2008) Rekayasa sistem adalah kumpulan konsep, pendekatan dan metodologi, serta alat-alat bantu (tools) untuk merancang dan menginstalasi sebuah kompleks sistem. Dengan berdasarkan pada pengertian Rekayasa sistem, maka dapat dimaksudkan bahwa Metode Rekayasa Sistem Jaringan Komputer, yang selanjutnya akan dibahas dengan menggunakan istilah Metode RSJK, adalah kumpulan konsep, pendekatan dan metodologi, serta alat-alat bantu (tools) untuk
27
merancang dan menginstalasi sebuah sistem jaringan komputer yang kompleks. Dalam pelaksanaannya Metode RSJK melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Requirements Gathering, yaitu tahap pengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk rekayasa sistem dan melakukan analisa kebutuhan; 2. Selection and Design, yaitu memilah dan memilih perangkat yang akan digunakan untuk rekayasa sistem setelah dilakukan analisa. Dalam tahap ini juga dilakukan pendesainan system jaringan dengan membuat prototype. 3. Implementation, yaitu menerapkan prototype ke dalam lingkungan proyek. Jika ada hal-hal yang terlupa pada tahap sebelumnya, maka harus dikoreksi pada tahap ini. 4. Operation, yaitu tahap dimana jaringan komputer yang direkayasa telah siap digunakan untuk lingkungan kerja setempat. Hendaknya sebelum memasuki tahapan ini, jaringan komputer yang direkayasa diujicobakan terlebih dahulu. 5. Review and Evaluation, yaitu tahap dimana dilakukan proses peninjauan dan evaluasi setelah jaringan komputer dioperasikan. Dalam tahap ini dilakukan perbandingan antara kinerja jaringan sebelum dan sesudah dilakukan rekayasa. Bandingkan apakah tujuan yang diinginkan pengguna sudah sesuai dengan proyek rekayasa yang dibuat.
28