BAB II DASAR TEORI JARINGAN INTERNET
2.1
Umum Prinsip dasar sistem jaringan adalah proses pengiriman data atau
informasi dari komputer pengirim ke komputer penerima melalui suatu media komunikasi tertentu. Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi dari pengirim ke penerima secara cepat dan tepat, tanpa adanya kesalahan melalui media transmisi atau media komunikasi tertentu. Pembangunan sistem jaringan komputer akan memudahkan proses pengiriman data atau informasi. Sebelumnya, pengiriman membutuhkan seorang kurir untuk mengantarkan data atau informasi dalam disket. Pengiriman data atau informasi melalui kurir memiliki banyak kendala seperti hilangnya disket dalam perjalanan dan tidak jarang terjadi keterlambatan. Kelemahan ini dapat diatasi oleh pembentukan jaringan komputer, sehingga data atau informasi dapat segera dikirimkan [1]. Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer otonom yang saling terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi pada suatu jaringan komunikasi data.
2.2
Sistem Operasi Jaringan Untuk mengelola suatu jaringan diperlukan adanya sistem operasi
jaringan. Sistem operasi jaringan dibedakan menjadi dua berdasarkan tipe jaringannya, yaitu sistem operasi client-server dan sistem operasi jaringan peer to peer.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Jaringan client-server Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputerkomputer lain didalam jaringan dan client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server dijaringan tipe client-server disebut dengan dedicated server karena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada client / workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai client / workstation. Keunggulan dari jaringan client-server yaitu: 1.
Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.
2.
Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.
3.
Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup dilakukan terpusat di server, yang akan mem-backup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan. Kelemahan dari jaringan client-server yaitu:
1.
Biaya operasional relatif lebih mahal.
2.
Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.
3.
Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu [2].
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Jaringan peer to peer Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server di jaringan tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai client/workstation (semua komputer berfungsi sebagai client maupun sebagai server). Keunggulan dari jaringan peer to peer: 1.
Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.
2.
Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.
3.
Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila salah satu komputer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami gangguan. Kelemahan dari jaringan peer to peer:
1.
Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. Di jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan workstation.
2.
Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena setiap komputer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3.
Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan mengatur keamanan asing-masing fasilitas yang dimiliki.
4.
Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer tersebut [2].
2.3
Media Transmisi Data Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu
komputer ke komputer lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media transmisi yang nantinya digunakan untuk keperluan transmisi. Media transmisi memerlukan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver dalam sistem transmisi data. Data-data pada jaringan dapat ditransmisikan melalui 3 media yaitu: copper media (media tembaga), optical media (media optik) dan wireless media (media tanpa kabel) [3].
2.3.1 Media Tembaga (Cooper Media) Media tembaga (cooper media) merupakan semua media transmisi data yang terbuat dari bahan tembaga. Orang biasanya menyebut dengan nama kabel. Data yang dikirim melalui kabel, bentuknya adalah sinyal-sinyal listrik (tegangan atau arus) digital. Kabel merupakan salah satu jenis media transmisi guided yang mentransmisikan sekaligus memandu arah pengiriman data. Komunikasi data berbasis kabel memungkinkan untuk dilakukan jika jarak antara pengirim dan penerima tidak terlalu jauh dan berada dalam area lokal. Yang sering dijumpai adalah jaringan telepon kemudian juga jaringan komputer lokal (Local Area Network) [4].
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data pada jaringan : a.
b.
a.
Kabel Koaksial, terdiri dari: i.
Thin coaxial cable
ii.
Thick coaxial cable
Kabel Twisted Pair, terdiri dari: i.
Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
ii.
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kabel Koaksial Kabel koaksial secara umum digunakan sebagai antenna televisi,
transmisi telephone jarak jauh, link komputer dan LAN. Kabel ini dapat digunakan untuk sinyal analog maupun digital. Kabel koaksial adalah jenis kabel yang memiliki bandwidth yang lebih lebar jika di bandingkan dengan kabel UTP, sehingga sering di gunakan pada instalasi jaringan broadband. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1, kabel koaksial terdiri dari 4 bagian yaitu: 1. Center core di pusat kabel, yang berfungsi sebagai konduktor 2. Dielectric insulator, pembatas metallic shield dan center core 3. Metallic shield, pelindung kabel dari gangguan luar 4. Plastic jacket, pelindung kabel terluar
Gambar 2.1 Struktur Kabel Koaksial
Universitas Sumatera Utara
Ada dua jenis tipe kabel ini yaitu thick coaxial cable dan thin coaxial cable.
i.
Thin Coaxial Cable Disebut juga dengan 10Base2, dimana angka 2 menunjuk pada panjang
maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 200 meter, namun kenyataannya hanya sampai 185 meter [4]. Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel koaksial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10Base2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya.
ii.
Thick Coaxial Cable Disebut juga dengan 10Base5, dimana angka 5 menunjuk pada panjang
maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 500 meter. Kabel koaksial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10Base5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning. Kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable. Keunggulan kabel koaksial adalah dapat mendukung penggunaan kabel yang panjang (jarak jangkauannya cukup jauh) dan biaya perawatan lebih rendah. Kelemahan kabel koaksial adalah tidak tahan terhadap serangan dari sinyal-sinyal tertentu dan sangat sulit untuk instalasi kabel ini.
Universitas Sumatera Utara
b. Kabel Twisted Pair Kabel twisted pair pada dasarnya mirip dengan kabel telepon biasa. Di dalamnya ada beberapa pasangan kabel yang saling dilintir dengan pasangannya (sehingga disebut twisted pair). Maksud pelintiran kabel adalah mengurangi interferensi, derau (noise) dan gangguan yang masuk. Ada dua macam kabel twisted pair yang sering digunakan dalam pembangunan jaringan LAN, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki selubung pembungkus dan Unshielded Twisted Pair (UTP) yang tidak mempunyai selubung pembungkus. Fungsi selubung ini adalah pentanahan (grounding) untuk mengurangi lebih lanjut gangguan yang ada. Jadi jelas kabel yang memiliki selubung pembungkus akan lebih tahan terhadap gangguan dibandingkan yang tidak dibungkus.
i. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) Kabel ini merupakan kabel yang dibuat untuk meningkatkan kinerja dua kawat dengan memberi lapisan pelindug mekanik untuk bisa mengurangi interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari dalam maupun dari luar. Kabel ini akan bekerja lebih baik pada rate data yang tinggi. Tetapi kabel ini harganya relatif mahal dibandingkan dengan kabel UTP dan sulit pada saat instalasi (terutama masalah grounding) serta jarak jangkauannya hanya 100 meter. Gambar 2.2 menunjukkan penampang kabel STP.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Shielded Twisted Pair
ii.
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) Merupakan kabel dua kawat berpilin, yang tidak terlindung (unshielded)
seperti halnya kabel telepon biasa. Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik,dan jarak jangkauannya hanya 100 meter. Gambar 2.3 menunjukkan penampang kabel UTP.
Gambar 2.3 Unshielded Twisted Pair Ada beberapa tipe kabel untuk kabel Twisted Pair seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut [5].
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tipe Kabel Twisted Pair Type Cable
Keterangan
UTP
Biasa digunakan pada perangkat telepon pada jalur ISDN
Category 1
(Integrated Service Digital Network), juga untuk menghubungkan modem dengan jalur telepon.
UTP
Bisa mencapai 4 Mbits (sering digunakan pada topologi token
Category 2
ring)
UTP/STP
10 Mbits data transfer (sring digunakan pada topologi token
Category 3
ring atau 10 BaseT)
UTP/STP
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token
Category 4
ring)
UTP/STP
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer (sering digunakan pada
Category 5
topologi stars atau tree) ethernet 10 Mbps, Fast ethernet 100 Mbps, token ring 16 Mbps
UTP/STP
1 Gigabit Ethernet (1000 Mbps), jarak 100m
Caetegory 5e STP
2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m, atau 10
Category 6
Gbps (Gigabit Ethernet) 25 meter. 20,2 dB sampai 155 MHz atau 250 MHz.
STP
Gigabit Ethernet/20,8 dB (Gigabit Ethernet). Sampai 200 MHz
Category 7
atau 700 MHz.
2.3.2
Media Optik (Optical Media) Bahan dasar dari media optik ialah kaca dengan ukuran yang sangat kecil
(skala mikron). Data yang dilewatkan pada medium ini dalam bentuk cahaya (laser atau inframerah). Media ini biasa dikenal dengan serat optik (fiber optic). Serat optik adalah teknologi perkabelan terkini yang memiliki kecepatan sangat tinggi. Serat optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa serat optik dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan kabel optik dan
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang sangat jauh. Mampu mengirimkan bandwidth lebih banyak. Banyak digunakan untuk komunikasi antar backbone, LAN dengan kecepatan tinggi. Satu buah kabel serat optik terdiri atas dua fiber dimana satu berfungsi untuk transmit (Tx) dan satunya untuk receive (Rx) sehingga komunikasi dengan serat optik bisa terjadi dua arah secara bersama-sama (full duplex). Pada bagian pengirim, kode/isyarat informasi diubah menjadi kode/isyarat optik. Lalu, diteruskan ke kanal informasi yang juga terbuat dari serat optik yang bertugas sebagai pemandu gelombang. Setelah tiba di penerima, berkas cahaya ditangkap oleh detektor cahaya, yang berfungsi mengubah besaran optik menjadi besaran elektrik. Serat optik disusun menjadi tiga bagian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 yaitu: a.
Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari serat optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan.
b.
Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam inti (core).
c.
Buffer Coating adalah plastik pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.
Gambar 2.4 Bagian-bagian Serat Optik
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan dari serat optik antara lain : a.
Kemampuannya yang baik dalam mengantarkan data dengan kapasitas yang lebih besar dalam jarak transmisi yang cukup jauh.
b.
Kecepatan transmisi yang tinggi hingga mencapai ukuran gigabits, serta tingkat kemungkinan hilangnya data yang sangat rendah.
c.
Keamanan serat optik yang tinggi, aman dari pengaruh interferensi sinyal radio, motor, maupun kabel-kabel yang berada di sekitarnya, membuat serat optik lebih banyak digunakan dalam infrastruktur perbankan atau perusahaan yang membutuhkan jaringan dengan tingkat keamanan yang tinggi.
d.
Kelebihan lainnya, serat optik aman digunakan dalam lingkungan yang mudah terbakar dan panas.
e.
Dalam hal ukuran, serat optik juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan kabel tembaga, sehingga lebih menghemat tempat dalam ruangan network data center dimana pun. Namun, serat optik juga mempunyai beberapa kekurangan, yang
diantaranya adalah : a.
Harganya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan teknologi kabel tembaga.
b.
Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi.
c.
Memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit.
2.3.3
Media Tanpa Kabel (Wireless Media) Pada media wireless, transmisi dan penangkapan dilakukan melalui
sebuah alat yang disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebarkan energi elektromagnetik ke dalam media (biasanya udara). Sedangkan untuk penerimaan
Universitas Sumatera Utara
sinyal, antena menangkap gelombang elektromagnetik dari media. Transmisi jenis ini juga disebut transmisi wireless. Jaringan model wireless ini sangat baik untuk komputer laptop atau komputer remote untuk berkoneksi ke LAN. Wireless juga menguntungkan apabila disebuah gedung sangat sulit menginstall kabel. Tetapi sistem jaringan yang menggunakan wireless ini mempunyai beberapa kerugian antara lain : 1) Biaya implementasi yang cukup mahal 2) Tidak aman, dan riskan terhadap interferensi cahaya dan listrik 3) Transfer data lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan kabel [4]. Ada tiga jangkauan frekuensi dalam transmisi wireless. Frekuensi dengan jangkauan sebesar 2 GHz sampai 40 Ghz, disebut sebagai frekuensi gelombang mikro. Pada frekuensi ini dimungkinkan untuk menghasilkan sinar searah yang sangat tinggi. Gelombang mikro juga digunakan untuk komunikasi satelit, memiliki jangkauan sebesar 30 Mhz sampai 1 GHz. Frekuensi ini sesuai untuk alokasi segala arah. Jangkauannya biasa disebut sebagai siaran radio. Jangkauan lainnya adalah sebesar 300 GHz sampai 200 THz (Terra Hertz). Frekuensi ini sesuai untuk aplikasi lokal, yaitu inframerah [5]. Yang termasuk media tanpa kabel antara lain gelombang mikro terestrial, gelombang mikro satelit dan inframerah.
2.3.3.1 Gelombang Mikro Terestrial Aplikasi gelombang mikro yang utama adalah digunakan untuk layanan telekomunikasi jarak jauh sebagai alternatif dari kabel koaksial dan serat optik. Gelombang mikro memerlukan jumlah repeater yang jauh lebih sedikit daripada kabel koaksial untuk jarak yang sama tetapi mebutuhkan line-of-sight. Gelombang
Universitas Sumatera Utara
mikro biasanya digunakan untuk transmisi televisi dan suara. Untuk komunikasi jarak dekat, gelombang mikro dapat digunakan sebagai data link antar LAN [6]. Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spektrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum digunakan untuk transmisi ini adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin tinggi potensial bandwidth yang berarti semakin tinggi pula kecepatan datanya. Frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi tidak efektif lagi untuk jarak yang lebih jauh akibat meningkatnya atenuasi, namun sangat sesuai untuk jarak pendek.
2.3.3.2 Gelombang Mikro Satelit Sebuah komunikasi satelit, pada dasarnya adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro, digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmiter receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal dengan stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi di atas satu band frekuensi (uplink), menguatkan dan mengulang sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai kanal transpoder (transpoder channel). Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik ke titik di antara dua antena dari stasiun di bumi. Gambar 2.5 memperlihatkan satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah receiver stasiun bumi. Agar satelit komunikasi bisa berfungsi secara efektif biasanya diperlukan orbit stasioner dengan memperhatikan posisinya di atas bumi. Untuk menjadi stasioner, satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode rotasi bumi. Keseuaian ini terjadi pada ketinggian 35.784 km [5].
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Gelombang Mikro Satelit
2.3.3.3 Inframerah Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti “bawah merah” (dari bahasa Latin, infra berarti bawah). Merah merupakan warna dari cahaya tampak yang memiliki gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Komunikasi
inframerah
dicapai
dengan
menggunakan
transmiter/receiver yang memodulasi cahaya inframerah yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari permukaan berwarna terang, misalnya langit-langit rumah. Salah satu perbedaan penting antara inframerah dengan gelombang mikro adalah transmisi inframerah tidak melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Inframerah sebagai media transmisi mulai diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti televisi dan handphone.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini sudah banyak digunakan jaringan tanpa kabel (wireless network), transmisi data menggunakan sinar inframerah atau gelombang mikro untuk menghantarkan data. Walaupun kedengarannya praktis, namun kendala yang dihadapi disini adalah masalah jarak, bandwidth, dan mahalnya biaya. Namun demikian untuk kebutuhan LAN di dalam gedung, saat ini sudah dikembangkan teknologi wireless untuk Active Hub (Wireless Access Point) dan Wireless LAN Card (pengganti NIC), sehingga bisa mengurangi semrawutnya kabel transmisi data pada jaringan komputer. Wireless Access Point juga bisa digabungkan (uplink) dengan ActiveHub dari jaringan yang sudah ada. Salah satu contoh perangkat access point tampak pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Perangkat Access Point
2.4
Topologi Jaringan Topologi merupakan cara menghubungkan komputer atau terminal-
terminal dalam suatu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar komputer, jaringan komputer dapat berbentuk sebagai berikut :
2.4.1 Topologi Bus Pada topologi bus, satu kabel utama menghubungkan tiap simpul ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masingmasing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali komputer di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Pada
Universitas Sumatera Utara
topologi ini, semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Informasi yang akan dikirim akan melewati semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika alamat tidak sesuai, maka informasi akan diabaikan oleh terminal yang dilewati. Skema dari topologi bus diperlihatkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Topologi Bus
2.4.2 Topologi Ring Topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang berada di ujung saling dihubungkan, sehingga menyerupai seperti lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oleh terminal yang dilewatinya. Jika alamat yang dimaksud tidak sesuai, maka informasi dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap terminal dalam jaringan saling tergantung, sehingga jika terjadi kerusakan pada satu terminal maka seluruh jaringan akan terganggu. Skema topologi ring ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Topologi Ring
2.4.3 Topologi Star Dalam topologi star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal-terminal lain terhubung padanya dan pengiriman data dari satu terminal ke terminal lainnya melalui terminal pusat. Terminal pusat menyediakan jalur komunikasi khusus untuk dua terminal yang akan berkomunikasi. Dengan kata lain, semua kontrol dipusatkan pada satu komputer yang dinamakan stasiun primer dan komputer lainnya dinamakan stasiun sekunder. Setelah hubungan jaringan dimulai, setiap stasiun sekunder dapat sewaktu-waktu menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari stasiun primer [6]. Gambar 2.9 menunjukkan skema dari topologi star.
Gambar 2.9 Topologi Star
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Topologi Mesh Merupakan jaringan yang sangat interaktif, dimana setiap simpul mempunyai kemampuan untuk mengakses secara langsung tidak hanya terhadap komputer, tetapi juga dengan peralatan ataupun simpul yang lain. Topologi ini menerapkan hubungan antarsentral secara penuh. Jumlah saluran yang harus disediakan unuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n1, n=jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Topologi mesh merupakan teknologi khusus (ad hock) yang tidak dapat dibuat dengan pengkabelan, karena sistemnya yang rumit. Namun dengan menggunakan teknologi wireless maka topologi ini sangat dimungkinkan untuk diwujudkan (karena dapat dipastikan tidak akan ada kabel yang berseliweran). Skema topologi mesh diperlihatkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Topologi Mesh Keuntungan dan kerugian dari masing-masing topologi dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian dari Jenis-Jenis Topologi Jaringan Topologi Bus
-
Keuntungan Hemat kabel Layout kabel sederhana Mudah dikembangkan Tidak butuh kendali pusat Penambahan atau pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa menggangu operasi yang berjalan
-
Ring
-
Hemat kabel Data mengalir dalam satu arah Dapat melayani lalu lintas data yang padat Waktu untuk mengakses data lebih optimal
-
-
-
Star
-
-
Mesh
-
-
Sangat fleksibel karena pemasangan kabel mudah Penambahan atau pengurangan stasiun sangat mudah dan tidak menggangu bagian jaringan yang lain Kontrol terpusat karena memudahkan dalam deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan memudahkan pengelolaan jaringan
-
Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot
-
-
-
Kerugian Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil Kepadatan lalu lintas tinggi Keamanan data kurang terjamin Kecepatan akan menurun bila jumlah pemakai bertambah Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak berfungsi Diperlukan repeater untuk jarak jauh Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan. Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan Sulit melakukan konfigurasi ulang Boros kabel Jumlah terminal terbatas Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada HUB. Lalu lintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat
Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan yang terhubung senakin meningkat jumlahnya Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih
Universitas Sumatera Utara
2.5
Internet Istilah internet berasal dari bahasa Latin dimana inter artinya “antara”.
Secara kata per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Internet merupakan sekumpulan jaringan yang terhubung satu dengan lainnya, dimana jaringan menyediakan sambungan menuju global informasi.
Internet
memungkinkan
komunikasi
antar
komputer
dengan
menggunakan Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang didukung media komunikasi, seperti satelit dan paket radio sehingga jaraknya tidak terbatas.
2.5.1 Sejarah Internet Pada mulanya, internet berasal dari impian J. C. R Licklider (1915-1990), seorang psikolog di Massachusetts Institute of Technology, tentang sebuah Galatic Networks di awal tahun 1960-an. Kemudian ketika Licklider bekerja di Advanced Research Project Agency (ARPA) di Pentagon, Lawrence G. Robert mencoba mewujudkan impiannya. Meskipun pertemuan antara Licklider dan Robert terjadi tahun 1964, Robert mulai konsentrasi untuk pengembangan internet mulai Desember 1966. Kemudian, Robert mulai menguraikan rencana jaringannya dalam konferensikonferensi para peneliti. Akhirnya, internet dikembangkan dalam suatu penelitian militer Amerika Serikat yang disebut Advanced Research Project Agency Network (ARPANet). ARPANet menghubungkan pusat-pusat penelitian di universitasuniversitas di Amerika Serikat. Tujuannya adalah menghadapi kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
terjadinya serangan nuklir karena sifat jaringan internet tidak mudah dilumpuhkan hanya dengan merusak satu titik pusat layanan. Apabila satu titik diserang, maka sistem jaringan tetap dapat berfungsi. Internet memiliki protokol dan sistem pencari rute-rute alternatif untuk mengalirkan data dan informasi. Beberapa elemen utama ARPANet disumbang oleh para periset seperti Leonard Kleinrock dan Paul Baran di Amerika Serikat serta Donald W. Davies di Inggris. Masing-masing membuat pendekatan untuk packet switching yang menjadi solusi untuk berbagai hambatan bandwidth. Caranya adalah dengan membagi pesan yang akan ditansmisikan menjadi paket-paket data kecil dan mengirimkannya melalui kabel-kabel yang sama. Sementara itu, Robert meminta bantuan Vinton G. Cerf dan Robert E. Kahn untuk mengembangkan sebuah protokol kontrol jaringan yang berfungsi menata kekacauan rencana packet switching. Di akhir 1970-an, mereka berhasil menyempurnakannya menjadi Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang masih digunakan hingga sekarang. Sejarah internet telah menempuh waktu yang panjang. Namun, umumnya orang hanya melihat pada tahun 1970-an saat terjadi perkembangan teknologi informasi
yang
sangat
menakjubkan.
Peristiwanya
adalah
terbentuknya
konvergensi antara teknologi komputer dan telekomunikasi, lalu melahirkan sebuah teknologi baru yaitu internet. Meskipun demikian, perkembangan teknologi internet sempat surut. Internet kembali sejak tahun 1995 dan ditandai bertambahnya secara drastis domain komersial dan jaringan World Wide Web (WWW).
Universitas Sumatera Utara
Defence Advanced Research Project Agency (ARPHA-Departemen Pertahanan USA) terus mengembangkan jaringan internet yang demikian pada tahun 1973 dengan membangun jaringan ARPHANet. Tujuannya adalah menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti BITNet, CSNet, dan NSFNet yang telah dikembangkan oleh pemerintah, perguruan tinggi, atau pihak swasta sebelumnya. Untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas data, pada tahun 1986 National Science Foundation (NSF) dengan NSFNet-nya mulai memasang jaringan tulang punggung dengan kecepatan 45 Mbps. Pemasangan bertujuan mendukung lalu lintas data yang mencapai 12 miliar paket per bulan pada jaringan internet. Di Indonesia, jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di Universitas Indonesia berupa UINet oleh Dr. Joseph F. P Luhukay. Ketika itu, ia baru tamat program doktor Filosofi Ilmu Komputer di Amerika Serikat. Jaringan dibangun selama empat tahun. Pada tahun yang sama, Luhukay pun mulai mengembangkan University Network (Uninet) di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Uninet merupakan jaringan komputer dengan jangkauan lebih luas dan meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanudin, dan Ditjen Dikti [1].
2.5.2 Internetworking Ketika dua atau lebih jaringan bergabung dalam sebuah aplikasi, biasanya ragam kerja antar sistem seperti ini disebut sebagai sebuah internetworking. Penggunaan istilah internetwork (atau juga internet) mengacu
Universitas Sumatera Utara
pada perpaduan jaringan, misalnya LAN, MAN, atau WAN yang digunakan. Masing-masing jaringan yang terlibat dalam internetwork disebut sebagai subnetwork atau subnet.
2.5.2.1 Local Area Network (LAN) Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, yang umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam suatu perusahaan yang menggunakan peralatan secara bersama-sama dan saling bertukar informasi. Biasanya jaringan ini dimiliki oleh perusahaan tanpa menggunakan fasilitas dari perusahaan telekomunikasi umum [6]. LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik) dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi, sampai ratusan megabit/detik. Gambar 2.11 menunjukkan gambar dari jaringan Local Area Network (LAN).
Gambar 2.11 Jaringan LAN
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya masih menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota. MAN dapat mencakup perusahaan yang memiliki kantor-kantor yang letaknya sangat berdekatan dan MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan bisa disambungkan dengan jaringan televisi kabel. Jaringan ini memiliki jarak dengan radius 10-50 km. Didalam jaringan MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel yang fungsinya untuk mengatur paket data melalui kabel output. Jaringan MAN tampak seperti Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Jaringan MAN
2.5.2.3 Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. Pada sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam berkomunikasi biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen switching.
Universitas Sumatera Utara
Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bit-bit dari satu komputer ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching adalah sebuah komputer khusus yang digunakan untuk menghubungkan dua buah kabel transmisi atau lebih. Saat data yang dikirimkan sampai ke kabel penerima, elemen switching harus memilih kabel pengirim untuk meneruskan pesan-pesan tersebut. Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router seperti terlihat pada Gambar 2.13. Bila dua router yang tidak mengandung kabel yang sama akan melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tak langsung melalui router lainnya. Ketika sebuah paket dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru diteruskan [6].
Gambar 2.13 Jaringan WAN
2.5.3 Protokol TCP/IP Internet adalah sekumpulan jaringan yang berkomunikasi yang diinterkoneksikan melalui bridge dan/atau router. Data ditransmisikan dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk paket-paket dari sistem sumber ke tujuan pada jalur yang melibatkan jaringan-jaringan multipel dan router. TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah protokol yang digunakan pada jaringan internet. Protokol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP. Kedua protokol tersebut digunakan untuk menyatakan sekelompok protokol yang memiliki kaitan dengan TCP/IP seperti User Datagram Protocol (UDP) dan Terminal Emulating Protocol (TELNET). TCP/IP merupakan hasil riset dan pengembangan protokol pada percobaan jaringan packet switched yang dilakukan oleh Defense Advanched Research Project Agency (DARPA) dengan nama ARPANET pada tahun 1970. ARPANET tersebut kemudian lebih umum disebut dengan nama TCP/IP. Terdapat tiga faktor yang membesarkan pertumbuhan TCP/IP, antara lain: 1) Menjanjikan interoperabilitas TCP/IP mempunyai protokol yang secara umum mendukung interoperabilitas produk-produk yang dihasilkan vendor-vendor yang berbeda. Vendor-vendor tersebut tidak hanya menggunakan TCP/IP, akan tetapi juga menggunakan jasa layanan aplikasi. 2) Sangat menguntungkan dan komersialisasi internet. Saat ini internet telah dikuasai oleh protokol dengan base TCP/IP beserta layanan aplikasinya. Internet tumbuh sebagai media informasi Superhighway. Berkembangnya keingintahuan masyarakat pengguna komputer secara umum dalam menggunakan internet menjadikan protokol TCP/IP beserta layanannya dipercaya sebagai protokol yang powerful.
Universitas Sumatera Utara
3) Pertumbuhan perkakas pengelolaan jaringan. Manajemen protokol jaringan yang telah diimplementasikan secara luas adalah SNMP (Simple Network Management Protocol) yang menggunakan protokol TCP/IP. Beberapa produk vendor seperti hub, bridge, dan router telah menjadi agen SNMP [7].
2.5.4 Model Referensi TCP/IP Kemampuan untuk menghubungkan jaringan-jaringan komputer secara bersama-sama tanpa melihat adanya perbedaan merupakan tujuan utama rancangan. Arsitektur itu dikenal sebagai model referensi TCP/IP. Dinamakan demikian berdasarkan nama dua protokol utamanya. Tujuan utama lainya dari model referensi TCP/IP adalah mengusahakan agar jaringan-jaringan yang telah ada mampu mempertahankan diri dari hilangnya perangkat keras subnet, dengan percakapan yang ada tidak terputus. Model Referensi TCP/IP dapat dilihat pada Gambar 2.14 berikut [8]. OSI Application
TCP/IP Application
Presentation
Tidak terdapat pada model ini
Session Transport
Transport
Network
Internet
Data Link
Host-to-Network
Physical Gambar 2.14 Model Referensi TCP/IP Model referensi TCP/IP memiliki 4 lapis yang terdiri dari: i.
Lapis aplikasi (Application Network) Model TCP/IP tidak memiliki session layer dan presentation layer. Karena kedua lapis tersebut dirasakan tidak diperlukan, maka keduanya tidak dipakai
Universitas Sumatera Utara
lagi. Application Layer terdapat di puncak model TCP/IP. Lapis ini berisi bermacam-macam protokol tingkat tinggi. Banyak jenis protokol yang telah ditambahkan ke layer ini. Misalnya, Domain Name Service (DNS) untuk memetakan nama-nama host ke alamat-alamat jaringannya, NNTP, yaitu protokol yang digunakan untuk memindahkan artikel-artikel berita (newsgroup), dan HTTP, protokol yang berguna untuk mengambil halaman (page) di World Wide Web, dan banyak lagi protokol-protokol lainnya. ii.
Lapis Transport (Transport Layer) Lapis ini dirancang untuk memungkinkan peer entity pada host sumber dan
host tujuan untuk melakukan percakapan. Disini telah ditentukan dua buah protokol end-to-end. Yang pertama, TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol yang berorientasi pada hubungan yang handal (reliable connection-oriented protocol) yang mengizinkan sebuah aliran byte yang berasal pada suatu mesin untuk dikirimkan tanpa error ke sebuah mesin yang ada di internet. TCP memecah aliran byte data menjadi pesan-pesan diskret dan meneruskannya ke internet layer. Protokol kedua adalah UDP (User Datagram Protocol) yang merupakan protokol yang tidak handal (unreliable) dan tanpa sambungan (connectionless) bagi aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan pengurutan TCP atau pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin melayani dirinya sendiri. iii.
Lapis Internet (Internet Layer) Tugas internet layer adalah untuk memungkinkan host mengirimkan paket ke
jaringan dan memungkinkan paket-paket itu berjalan sendiri-sendiri ke tempat tujuannya. Lapis internet menentukan format paket yang resmi dan protokol resmi
Universitas Sumatera Utara
yang disebut Internet Protocol (IP). Tugas internet layer adalah untuk mengirimkan paket-paket IP ke tempat tujuan seharusnya. iv.
Lapis Host-to-Network Dibawah lapis internet terdapat ruang kosong yang besar. Model referensi
TCP/IP tidak banyak menjelaskan tentang yang terjadi di layer ini. Model TCP/IP hnya menyatakan bahwa host harus terhubung ke jaringan dengan menggunakan protokol. Protokol ini tidak menentu dan berbeda dari satu host ke host dan juga dari satu jaringan ke jaringan lainnya [8].
2.5.5 IP Address IP Address terdiri dari 32 bit yang merupakan alamat yang dibuat untuk merepresentasikan alamat internet layer, yang dalam pembagiannya dibagi atas 4 segmen terdiri dari 8 bit. Jika dipresentasikan dengan bilangan biner, maka variasi address yang dapat digunakan oleh host dalam jaringan TCP/IP adalah kombinasi dari 00000000. 00000000. 00000000. 00000000 sampai dengan address 11111111. 11111111. 11111111. 11111111. Dari variasi address tersebut, maka secara teori TCP/IP mampu menghubungkan 232 atau empat milyar komputer lebih dalam suatu jaringan. Setiap komputer pada jaringan TCP/IP harus memiliki alamat IP yang berbeda. Alamat IP yang masih banyak digunakan sekarang adalah IP versi 4. Contohnya adalah sebagai berikut. 167.205.9.35 167.205.22.123
Universitas Sumatera Utara
Dalam biner (bilangan basis 2), alamat IP ini bisa dinyatakan sebagai berikut : 167.205.9.35
=
10100111 11001101 00001001 00100011 167
167.205.22.123
=
205
9
10100111 11001101 00010110 167
205
22
35 01111011 123
Dari contoh tersebut jelas bahwa alamat IP terdiri dari 32 bit, yang dapat dipisahkan lagi menjadi 4 bagian, masing-masing 8 bit. Perhitungan bit ke-0 hingga ke-31. Sebuah alamat IP pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu identitas jaringan (network ID) dan identitas komputer (host ID). Network ID menyatakan identitas dari jaringan dimana komputer tersebut berada, sementara host ID, menyatakan identitas komputer itu sendiri. Network ID tersebut menjadi tolak ukur dalam pembagian kelas IP. Contoh IP address dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Contoh IP Address Network ID 167
205
Host ID 9
35
Universitas Sumatera Utara