BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Wakaf Wakaf dalam peristiwa syara’ secara umum adalah sejenis pemberi yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan penahan (pemilikan) asal (tahbisul ashli), lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum. 1 Wakaf secara bahasa ini berasal dari bahasa arab yaitu Waqafa yang bermakna menghentikan atau menahan ditempat. 2 Wakaf juga berarti memberikan harta kekayaan dengan sukarela atau suatu pemberian yang berlaku abadi untuk kepentingan pemerintah Islam, untuk kepentingan keagamaan dan atau kepentingan umum. 3 Sedangkan pengertian wakaf secara istilah para ulama’ berbeda pendapat dalam memberikan definisinya : Menurut Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hambal, Wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan, wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang di wakafkan. 4 Menurut Madzhab Maliki berpendapat bahwa wakif itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari k emilikan wakif, namun wakaf
1
Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, (Jakarta: 2007),
halm.1 2
Abdul Halim, Hukum Perwakafan Indonesia, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), halm. 6. Cyril Glase, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 1999), Cet Ke-2, halm. 432. 4 Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, halm. 3 3
20
21
tersebut mencegah wakif melakukan tindakan yang yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. 5 Menurut Imam Abu Hanifah, wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. 6 Menurut madzhab Hambali, wakaf adalah menahan kebebasan pemilik harta dalam membelanjakan hartanya yang bermanfaat dengan tetap utuhnya harta dan memutuskan hak penguasaanya dan menggunakan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allsh swt. 7 Menurut madzhab Imamiyah, madzhab lain sama dengan madzhab ketiga, namun berbeda dari segi kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu milik mauquf ‘alaih (yang diberi wakaf), meskipun mauquf ‘alaih tidak berhak melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut, baik menjual atau menghibahkannya. 8 Selain dari pendapat para ulama’ definisi wakaf juga terdapat peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti : Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik dijelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaan yang
5 6
Abdul Hallim, Hukum Perwakafan di Indonesia, halm. 9-10 Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, (jakarta: 2007),
halm. 2 7
Abdurahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Kita : edisi revisi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994) hlm. 19 8 Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia), halm. 4
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
22
berupa tanah milik dan melembagakan selama- lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainya sesuai dengan ajaran Islam. 9 Rumusan dalam Buku III Bab I Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 215 ayat 1 “wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam”. 10 Dalam Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf
ditetapkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah. 11 Sedangkan Wakaf Uang itu sendiri adalah wakaf yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 12 Adanya berbagai rumusan tantang pengertian wakaf diatas menunjukan bahwa wakaf bukan hanya sekedar suatu perbuatan hukum, akan tetapi yang lebih penting adalah akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan hukum berupa adanya sebuah badan hukum penanggung hak dan kewajiban sebagaimana seorang manusia.
9
Peraturan pemerintah Nomo r 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah milik,bab I, pasal 1 (b). Dikutib dari Prof.Dr. Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung : Simb iosa Rekatama Media, 2008) h lm. 12 10 Kompilasi Hukum Islam (Direktorat Pemb inaan Badan Peradilan Agama, Direktorat Jendral Pemb inaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, 2000) h lm. 99 11 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasl 1 ayat (1) 12 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung : Simb iosa Rekatama Media, 2008) hlm.127
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
23
Dari berbagai rumusan pengertian tentang wakaf, dapat diartikan bahwa: 1. Wakaf adalah memindahkan hak kepemilikan suatu benda abadi tertentu dari seseorang kepada orang lain atau organisasi Islam, untuk diambil manfaatnya dalam rangka ibadah untuk mencari ridha Allah swt. 13 2. Wakaf adalah harta benda milik seseorang atau sekelompok orang. 3. Harta tersebut bersifat kekal zatnya, tidak habis apabila dipakai. 4. Harta tersebut dilepas kepemilikannya oleh pemiliknya da n tidak bisa dihibahkan,
diwariskan, diperjual-belikan, serta
manfaatnya
untuk
kepentingan umum sesuai dengan ajaran islam. Dari berbagai devinisi di atas, ditegaskan bahwa acuan yang digunakan oleh penulis adalah UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf uang.
B. Kedudukan dan Dasar Hukum Wakaf Wakaf merupakan salah satu bentuk dari lembaga hukum Islam. Oleh karena itu ketentuan tentang wakaf juga bersumber dari ketentuan ajaran Islam. 14 Al Qur’an sebagai sumber hukum islam memberikan petunjuk secara umum tentang amalan wakaf, karena wakaf merupakan salah satu bntuk kebajikan melalui harta benda. Wakaf juga merupakan suatu ibadah yang
13 Abdul Ghofur Anshori, Huku m dan Prakt ik Perwakafan di Indonesia, (Yogyakarta : Pilar Media, 2005), hlm. 14 14 http://.google.co.id/m?q =kedudukan+dan+dasar+hukum+wakaf , sabtu, 10 September 2011, puku l 21.20
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
24
disyariatkan dan telah berlaku dengan sebutan lafadz, walaupun tidak ditetapkan dan hilang kepemilikan si wakif daripadanya. Dasar hukum dari kewajiban melakukan wakaf di dalam hukum islam disebut sebagai dalil diantaranya adalah QS. Al Imron ayat 92
Artinya: “kamu sekalian tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.15 Dalam ayat diatas
mengisyaratkan anjuran
untuk
bersedekah,
sedangkan wakaf adalah salah satu bentuk dari sedekah. Oleh karena itu, hukum wakaf mengikuti hukum sedekah yaitu sunnah. Surat Al Baqarah : 267
15
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta, 1984)
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
25
“Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari apa yang kami keluwarkan dari bumi untuk kamu. “ Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan kamu akan memicingkan mata padanya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Lagi Maha Terpuji.”16 Ayat diatas mengandung makna bahwa perintah memberikan sebagian dari hasil usaha yang halal dan terbaik untuk kepentingan umum dan kepentingan pribadi adalah sangat dianjurkan dan merupakan ibadah yang baik. 17 Surat Al Hajj : 77
“Wahai oarang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”18 Dalam ayat diatas Allah swt. berfirman kepada orang-orang yang beriman untuk tekun rukuk, sujud dan bersedekah serta berbuat amal baik supaya memperoleh kemenangan dunia dan akhirat. 19 Selain itu terdapat hadis riwayat jamaah Ahli hadist keecuali Buchori dan Ibnu Majah : Bahwa Nabi berkata : Bila mati anak Adam, terputuslah
16
Anatomi Fiqh Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat di Sumatra Selatan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), halm. 42 17 Abdul malik Karim A mrullah, Ta fsir Al-Azhar ; Edisi rev isi, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 2003), Ju z III, hlm. 72. 18 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta, 1984) 19 Salim Bahreisy dan said Bahreisy, Terjemahan Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya: PT. Bina Ilmu , 1990), jilid 5, hlm. 392
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
26
segala amalnya, kecuali tiga macam yaitu : sedekah terus menerus, ilmu yang dipergunakan, atau anak yang saleh yang selalu mendoakannya. 20
Jabir RA berkata : “Tak ada seorang sahabat Rasulpun yang memiliki kemampuan kecuali berwakaf” 21
Hadis Riwayat Muslim “Dari Abu Hurairah apabila anak keturunan adam meninggal dunia maka putuslah semua amal ibadahnya, kecusli tiga perkara, yaitu: sdekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendo’akan kedua orang tuanya.”22 Hadis ini menegaskan bahwa sedekah merupakan amalan pahalanya tidak akan terputus. Sementara sedekah tidak mungkin diberikan, kecuali dengan menahan (mewakafkan). Oleh karena itu, wakaf merupakan amalan yang dianjurkan oleh syara’. Berdasarkan dalil-dalil syara’ diatas para fuqaha sepakat bahwa hukum wakaf
adalah
sunnah,
dalam
arti
berpahala
bagi
oranag
yang
melaksanakannya dan tidak berdosa bagi yang belum melaksanakannya, 23 tetapi mereka sepakat juga bahwa wakaf adalah amalan yang sangat
20
http://.google.co.id/ m?q=kedudukan+dan+dasar+hukum+wakaf , 14 juli 2011, pukul 20.20 WIB. 21 Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, (jakarta: 2007), halm. 135 22 Muslim, Shahih Muslim bi Syarhi Al Nawawi, (Indonesia, Maktabah Dahlan, tt), ju z 3, hlm. 1255 23 Abdurahman, Masalah perwakafan Tanah di Indonesia; Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Cet. 3, hlm.26.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
27
dianjurkan, karena pahalanya sangat besar dan akan tetap diterima oleh orang berwakaf walaupun telah meninggal dunia. Seperti firman Allah swt. QS. At Tiin : 4-6
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendahrendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin : 4-6). 24 Para Ulama berpendapat bahwa hukum berwakaf sangat dianjurkan oleh agama, sebab wakaf merupakan salah satu bentuk kebajikan dan salah satu kebajikan melalui harta adalah wakaf, sebab orang lain akan mendapatkan manfaat dari harta yang diwakafkan tersebut. Islam berpedoman bahwa segala kepemilikan termasuk harta adalah milik Allah swt. Dia mengamanatkan kepada manusia untuk mengelolanya
25
seperti firman Allah
swt.
24 25
Lihat, QS. 95:4-6. Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Raja Grafindo Pesada, 1997), h lm. 108
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
28
“.............dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepada mu..........”( QS. An Nur : 33 ).
Allah juga berfirman
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. " (QS. Al Hadid : 7). Oleh karenanya, ketika suatu hukum (ajaran) Islam yang masuk dalam wilayah ijtihadi, maka hal tersebut menjadi flaksibel, terbuka terhadap penafsiran-penafsiran baru, dinamis, fururistik (berorientasi pada masa depan). Sehingga dengan demikian, tinjauan dari aspek ajaran saja, wakaf merupakan sebuah potensi yang cukup besar untuk bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhkan zaman. Apalagi ajaran wakaf ini termasuk bagian dari muamalah yang memiliki jangkauan yang sangat luas, khususnya dalam pengembangan ekonomi lemah. 26 Hal ini selaras dengan definisi wakaf yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (2003: 85) tanggal 11 Mei 2002 saat merilis fatwa tentang wakaf uang. 26
Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, (jakarta: 2007),
hlm. 27
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
29
ٍ حبس م ٍال ُيُْ ِكن اْ ِإلنُتِ َفاع بِِه مع ب َق ِاء عينِ ِه بَِقطْ ٍع ِِف رقَبتِ ِه علَى مصر ف َْ َ َ َ ُ َ ُ َْ ُ َْ َ َ َ َ اح َم ْو ُج ْود ٍ ُمَب Menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyapnya bendanya atau pokoknya, dengan cara melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut (menjual, memberikan, atau mewariskannya), untuk disalurkan (hasilnya) pada sesuatu yang mubah (tidak haram) yang ada27 . Dalam definisi di atas, wakaf tidak lagi terbatas pada benda yang tetap wujudnya, melainkan wakaf dapat berupa benda yang tetap nilainya atau pokoknya. Uang masuk dalam kategori benda yang tetap pokoknya. Dengan demikian, definisi MUI di atas memberikan legitimasi kebolehan wakaf tunai. 28
C. Rukun dan Syarat Wakaf Dalam badasa arab, rukun mempunyai makna yang sangat luas. Secara etimologi rukun disa diterjemahkan dengan “sisi yang terkuat”. Karenanya kata rukn al-sya’i kemudian diartikan sebagai sisi dari sesuatu yang menjadikan tempat bertumpu. Adapun dalam arti te rminologi fikih, rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan sesuatu disiplimtertentu, dimana merupakan bagian dari sesuatu itu. Oleh karenanya, sempurna atau tidaknya wakaf sangat tergantung kepada rukun-rukun dari wakaf tersebut. Dalam konsep Islam wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok oarang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda
27
http://lembagaekonomisyariah.blogspot.com/2011/03/wakaf-tunai.ht ml, Agustus 2011 28 Ibid, Rabu, 03 Agustus 2011
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Rabu,
03
30
miliknya dan melembagakannya untuk selamalamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 29
Rukun wakaf ada empat, yaitu : 1) Ada orang yang berwakaf (waqif) Syarat waqif adalah seorang wakif mesti termasuk individu yang oleh hukum dan syariat dianggap layak untuk melakukan transsaksi ekonomi, seperti dewasa, berakal sehat dan merdeka. 30 Tidak sah wakafnya anak kecil, orang gila dan hamba sahaya. 31 2) Ada sesuatu atau harta yang akan di wakafkan (mauquf) Syarat bagi Mauquf adalah harta wakaf tersebut adalah nyata, dapat dimanfaatkan, bermanfaat, tahan lama dan merupakan hak milik waqif sendiri. 32 3) Ada tempat kemana akan diwakafkan harta itu (al mauquf alaihi) Syarat mauquf alaih adalah peruntukan hasil wakaf dapat diserahkan kepada pihak yang berhak menerima hasil wakaf pada waktu wakaf dilakukan. Maka benda-benda yang dijadikan sebagai objek wakaf hendaknya
benda-benda
29
yang
termasuk
dalam
bidang
untuk
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia bab I pasal 215, hlm. 99. Abdurahman, masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Kita, hlm. 34. 31 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, hlm. 109 32 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2006), hlm. 240 30
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
31
mendekatkan diri kepada Allah swt serta bermanfaat untuk kepentingan umum. 33 4) Ada akad sebagai pernyataan timbang terima harta wakaf itu dari tangan si wakif kepada orang atau tempat berwakaf (sighat) Yang dimaksud dengan sighat wakaf adalah kata-kata atau pernyataan atau ikrar yang dinyatakan atau diucapkan oleh seseorang yang berwakaf. 34 Syarat lafadz akad wakaf adalah bahwa lafadz tersebut harus jelas menunjukkan terjadinya perbuatan wakaf . Selain dari syarat masing- masing rukun diatas secra umum wakaf mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : Syarat wakaf adalah : 1) Tujuan wakaf tidsk boleh bertentangan dengan kepentingan agama Islam. 2) Jika wakaf dilakukan melalui wasiat, maka baru terlaksana setelah si wakif meninggal dunia dan tidak boleh melebihi 1/3 dari harta peninggalan. 35 3) Wakaf itu pasti berkekalan dan terus menerus, artinya tidak boleh dibatasi dengan jangka waktu. 4) Wakaf tidak boleh ditarik kembali leh si wakif atau ahli warisnya. 5) Wakaf itu mesti dilakukan secara tunai, karena berwakaf berarti memindahkan hak milik pada waktu terjadi wakaf itu. 33
Ibid, hlm. 241 Abdurahman, masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Kita, hlm. 49. 35 Adijani Al-A labij, Perwakafan Tanah di Indonesia (Dalam Teori dan Praktek), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet.3, hlm. 32 34
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
32
6) Hendaklah wakaf itu disebutkan dengan terang kepada siapa diwakafkan. 7) Setiap harta wakaf harus dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf pada umumnya. 36 Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa untuk dapat dikatakan telah ada perwakafan maka harus dipenuhi empat rukun secara kumulatif yaitu adanya wakif, nadzir, obyek wakaf (harta) dan akad wakaf. Sedangkan untuk syarat adanya wakaf yaitu wakaf harus dilak ukan selama- lamanya, secara tunai dan terang. 37
D. Jenis-jenis Wakaf a. Wakaf Tanah. Hukum wakaf tanah (terutama hak-hak atas tanah) tidak bisa dilepaskan dari politik hukum pertanahan. Pada dasarnya, tanah dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemaslakhatan masyarakat. Oleh karena itu, wakaf tanah sebagai intitusi keagamaan diharapkan dapat mengisi dan membantu negara untuk memakmurkan dan atau menyejahterakan masyarakat indonesia. 38 b. Wakaf Satuan Rumah Susun. Wakaf satuan rumah susun akan bernilai ekonomis jika keberadaanya menjadi pelengkap dari wakaf lainnya sehingga mungkin sangat bermanfaat bagi bagi para nadzir dan pihak-pihak yang berhak 36
Abdul Ghofur Anshori, Hukkum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, hlm. 30 http://.google.co.id/ m?q=kedudukan+dan+dasar+hukum+wakaf 38 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung : Simb iosa Rekatama Media, 2008) hlm. 86 37
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
33
menerima manfaat wakaf satuan rumah susun. Akan tetapi, pemanfaatan wakaf satuan rumah susun sangatlah terbatas, yaitu untuk tempat tinggal atau hunian. Oleh karena itu, satuan rumah susun dapat menghasilkan uang hanya dengan cara disewakan. 39 c. Wakaf Benda Bergerak (Air, BBM, Kendaraan). Wakaf air ini ditelaah dari segi pemahaman pakar fikih mengenai syarat (kelangengan) objek wakaf mengingat air dan bahan bakar minyak habis sekali pakai, smentara wakaf kendaraan ditelaah dari segi pihakpihak yang secara administratif berwenang menerbitkan Akta Ikrar wakaf, Sertifikat Wakaf dan pembenanan pajak. 40 d. Wakaf Hak atas Kekayaan Intelektual. Wakaf yang berkaitan dengan Hak atas kekayaan intelektual pada dasarnya mencakup wakaf : (1) hak cipta, (2) hak merek, (3) hak paten, (4) hak desain industri, (5) hak rahasia dagang, (6) hak sirkuit terpadu, (7) hak perlindungan varietas tanaman. Objek hak atas kekayaan intelektuaal secara hukum dianggap benda bergerak yang tidak berwujud dan bernilai ekonomi. Oleh karena itu, ulama’ dalam ijtihadnya telah mebolehkan wakaf tersebut selama tidak bertentangan dengan nilai syariah, yang kemudian diakomodasikan dalam peraturan perundangundangan. 41
39
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung : Simb iosa Rekatama Media, 2008) hlm. 92 Ibid, hlm. 100 41 Ibid, hlm. 119 40
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
34
e. Wakaf Uang dan Surat Berharga Setelah pembentukan Badan Wakaf Islam (BWI) th 2000 yang dipimpin oleh mentri agama, di Indonesia telah terbentuk nadzir yang posisinya sangat strategis, yaitu BWI itu sendiri. Dalam rangka membangun wakaf produktif , diperlukan nadzir (perorangan, badan hukum atau organisasi) yang memenuhi syarat moral ya itu : amanah (dapat dipercaya), shiddiq (jujur), fathanah (cerdas), tablig (tranparan). Kemudian syarat menanajemen dan selanjunya syarat bisnis dan kewirausahaan. 42
Skema Wakaf Uang43 : Wakif datang ke BNI syariah
Mengisi formulir Wakaf uang (FWU) dan melmp irkan fotocopy kartu identitas diri yang berlaku.
BNI Syariah memberikan FWU dan SWU ke wakif.
BNI Syariah penerima wakaf uang (PWU) mencetak sertifikat wakaf (SWU)
42 43
Wakif menyetor nominal wakaf dan secara otomatis dana masuk ke rekening BWI
Wakif mengucapkan sighat Wakaf dan menandatangani FWU bersma dengan a. 2 orang saksi b. 1 pejabat bank.
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung : Simb iosa Rekatama Media, 2008) hlm. 163 Data dari BNI Syariah Cabang Pekalonagan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
35
E. Manfaat dan Kelebihan Wakaf Uang Wakaf memiliki manfaat yang cukup luas bagi kesejahteraan dan kemaslakhatan masyarakat. Hal ini dikarenakan harta wakaf yang sifatnya abadi, tidak boleh dijual atau dwariskan dan dihibahkan agar wakaf dapat di manfaatkan terus menerus untuk kepentingan masyarakat. Di lihat dari tujuan dan kontribusi yang dapat diberikan oleh institusi wakaf uang, maka keberadaan wakaf uang di Indonesia menjadi sangat krusial. Setidaknya ada beberapa hal yang mengakibatkan pentingnya pemberdayaan wakaf di Indonesia, yaitu : 44 1.
Angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi, yang perlu mendapat perhatian dan langkah- langkah yang konkrit.
2.
Kesenjangan yang tinggi antara penduduk kaya dengan penduduk miskin.
3.
Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar, sehingga wakaf memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.
4.
Sejumlah bencana yang terjadi, mengakibatkan terjadinya defisit APBN, sehingga diperlukan kemandirian masyarakat dalam pengadaan public goods. Meski
demikian,
bukan
sesuatu
yang
mudah
untuk
dapat
menyelesaikan sejumlah masalah dalam perekonomian nasional. Butuh keseriusan, komitmen dan juga kerja keras untuk dapat menyelesaikannya.
44
http://.google.co.id/m?q=wakaf-uang-dan-peningkatan, 17 juni 2011, puku l 19.10 W IB
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
36
Pengembangan wakaf uang memiliki nilai ekonomi yang strategis. Dengan dikembangkannya wakaf uang, maka akan didapat sejumlah keunggulan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi orang kaya atau tuan tanah terlebih dahulu, sehingga dengan program wakaf tunai akan memudahkan si pemberi wakaf atau wakif untuk melakukan ibadah wakaf. 2. Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian. 3. Dana wakaf uang juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam yang cash flow-nya kembang-kempis dan menggaji civitas akademika ala kadarnya. 4. Pada gilirannya, insya Allah, umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan negara yang memang semakin lama semakin terbatas. 5. Dana wakaf uang bisa memberdayakan usaha kecil yang masih dominan di negeri ini. Dana yang terkumpul dapat disalurkan kepada para pengusaha tersebut dan bagi hasilnya digunakan untuk kepentingan sosial, dsb. 6. Dana wakaf uang dapat membantu perkembangan bank-bank syariah, keunggulan dana wakaf, selain bersifat abadi atau jangka panjang, dana
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
37
wakaf adalah dana termurah yang seharusnya menjadi incaran bank-bank syariah. 45 Di Indonesia, lembaga pengelola wakaf nasional adalah Badan Wakaf Indonesia (BWI). Selain itu lembaga- lembaga wakaf lainnya yang dikelola masyarakat dan ormas Islam juga sudah banyak yang muncul, Salah satunya adalah Waqaf Fund Management dan Tabung Wakaf Indonesia (TWI). Dengan adanya lembaga yang concern dalam mengelola wakaf uang , maka diharapkan kontribusi dalam mengatasi problem kemiskinan dan kebodohan yang mendera bangsa akan lebih signifikan. Apalagi sebagaimana yang telah dihitung oleh seorang ekonom, Mustafa E. Nasution, Ph.D, potensi wakaf tunai umat Islam di Indonesia saat ini bisa mencapai Rp 3 triliun setiap tahunnya. Bahkan bisa jauh bisa lebih besar. 46 Hal ini, dikarenakan, lingkup sasaran pemberi wakaf uang (wakif) bisa menjadi sangat luas dibanding dengan wakaf biasa. Sertifikat Wakaf Tunai dapat dibuat dalam berbagai macam pecahan yang disesuaikan dengan segmen muslim yang dituju yang kira-kira memiliki kesadaran beramal tinggi. Misalkan Rp 10.000,-, Rp 25.000,- 50.000,-, Rp 100.000,- Rp 500.000,- Rp 1.000.000,- Rp 2.000.000. Jika jumlah umat Islam yang berwakaf 26 juta saja, maka bisa dihimpun dana lebih dari 22 triliun lebih. 47
45 46
http://.google.co.id/ m?q=wakaf-uang-dan-peningkatan, 17 juni 2011, pukul 19.10 WIB Muhamad Daud , Sistem Ekonomi Islam, zakat dan wakaf, UI-press, (jakarta : 1998),
hlm.82 47
Ibid, hlm. 83
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
38
F. Mekanisme pengengeloaan Wakaf Uang Sistem mekanisme pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan paradigma wakaf uang di Indonesia. 48 Wakaf uang bisa menjadi andalan untuk pengembangan ekonomi umat, bisa dikelola dan dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Wakaf uang pun bisa bersinergi dengan infaq, zakat dan shodaqoh. 49 Untuk mengelola dan mengembangkan wakaf uang dengan baik, dibutuhkan SDI yang amanah, profesional, berwawasan ekonomi, tekun dan penuh komitmen yang kuat. Selain itu pengelolaan waqaf uang harus transparan dan memenuhi prinsip God Govarnance yang baik. Perwakafan yang telah menjadi tradisi Islam sebagai instrumen keuangan yang bersifat tabarru’ (kedemawanan) untuk tujuan ibadah dan kepentingan kesejahteraan telah terbukti dalam sepanjang sejarah. Hanya saja perwakafan di Indonesia masih belum maksimal dala m mencapai spirit disyariatkannya wakaf, padahal potensi wakaf di Indonesia adalah luar biasa, bahkan luas tanah wakaf di Indoensia adalah terluas di dunia. Hal ini banyak faktor yang menyebabkan makna wakaf terdistorsi, di antaranya adalah pemahaman masyarakat tentang wakaf, manajemen wakaf, harta yang diwakafkan dan nazhir. Untuk itu, perlu perubahan paradigma perwakafan ke arah wakaf produktif dengan mengoptimumkan potensi
48
Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, (jakarta: 2007),
hlm. 105 49
www.antarajateng.com/detail/ jndex.php. Rabu, 20 juli 2011, pukul 21.51
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
39
wakaf tunai dan kemudian memberdayakan semua asset wakaf secara produktif agar dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap peningkatan kualitas hidup umat Islam dalam mencapai falah di dunia dan akhirat. Hal itu tentu harus melibatkan berbagai pihak, di antaranya LKS, pemerintah (dalam hal ini BWI), nazhir professional, masyarakat pada umumnya, dan lain- lain. Di samping itu, kegiatan promosi wakaf terutama untuk memberikan pemahaman yang kontemporer tentang wakaf dan branding manajemen wakaf professional perlu dilakukan terus menerus.
50
Oleh karena institusi wakaf uang adalah perkara yang baru dalam gerakan wakaf di Indonesia, maka dibutuhkan sosialisasi yang terus menerus oleh para akademisi, ulama, praktisi ekonomi syariah, baik melalui seminar, training, ceramah maupun tulisan di media massa.
50
Nur kholis, “ Wakaf Dan Upaya Memberdayakan Potensinya Secara Produktif ” , 2010
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/