BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Prestasi Belajar 2.1.1
Pengertian Belajar Sepanjang kehidupan manusia dari mulai tangisan pertama ketika baru
lahir sampai hembusan nafas penutup umur merupakan rangkaian proses belajar yang tidak terputus. Banyak orang yang telah mendefinisikan apa itu belajar menurut versinya masing-masing. Cronbach (Sardiman : 2006) berpendapat bahwa ‘belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman’. Kemudian Howard L.Kingskey (Djamarah: 2002) mengatakan bahwa ‘belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan’. Sedangkan belajar menurut Slameto (2010:2) secara psikologis adalah “Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Skinner dalam Dimyati (2002:9) menyatakan ‘belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik’. Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku. Wittig (Muhibbin: 1995) mengatakan bahwa ‘belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu
8
9
organisme sebagai hasil pengalaman’. Hal senada juga dikemukakan oleh Gagne (S.Sagala: 2007) mendefinisikan bahwa ‘belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman’. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
2.1.2
Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam
bahasa Indonesia disebut prestasi yang kemudian diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah siswa tersebut mengalami kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar adalah suatu ukuran keberhasilan dalam kegiatan belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sebagaimana menurut teori Loree (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:141-142) yakni dengan mengembalikannya kepada tiga komponen atau unsur utama dari proses belajar mengajar yaitu komponen S (Stimulus) – O (Organisme) – R (Response), yang digambarkan secara sistematik sebagai berikut:
10
Instrumen Input (guru, metode, media, bahan sumber, sarana dan prasarana)
Raw Input (IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap/perilaku, kebiasaan)
LEARNING Expected Output TEACHING PROCESS
(Hasil belajar yang diharapkan)
Environment Input (Sosial, fisik, kultural) Gambar 2.1 Komponen Proses BelajarMengajar
Prestasi belajar merupakan perubahan yang terdapat dalam diri individu akibat dari belajar yang dimanifestasikan ke dalam pola tingkah laku dan perbuatan, skill serta pengetahahuan. Prestasi belajar juga merupakan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh seseorang dalam periode tertentu. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri yang oleh Bloom dikelompokkan kedalam tiga kawasan, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang merupakan aktualisasi dari potensi yang dimilikinya. Berhasil tidaknya seseorang meraih prestasi belajarnya
11
tergantung dari banyak hal. Bloom dengan teori taksonominya mengatakan dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter pengajaran yang meliputi pengajar dan fasilitas belajar. Dalam penelitian ini prestasi merupakan akumulasi dari hasil belajar yang telah dicapai selama satu semester. Nilai itu terdiri dari nilai UTS dan UAS.
2.1.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini: Menurut Muhibbin (2002:144), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri) -
Aspek fisiologis Tonus jasmani, mata dan telinga.
-
Aspek psikologis Intelegensi, sikap/perilaku, minat, bakat dan motivasi.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar) -
Lingkungan sosial Keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya.
-
Lingkungan nonsosial Rumah, sekolah, peralatan, alam dan sebagainya.
12
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Sedangkan menurut Slameto (2010:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah: a) Faktor-faktor intern - Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. - Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. - Faktor kelelahan baik secara jasmani maupun rohani. b) Faktor-faktor ekstern - Lingkungan keluarga - Lingkungan sekolah - Lingkungan masyarakat Ngalim Purwanto (2006:15) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa setiap orang adalah sebagai berikut : a. Faktor luar - lingkungan - instrumental
: alam dan sosial :
kurikulum/bahan
pelajaran,
kemampuan
guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen. b. Faktor dalam - Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indera - Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif.
13
Berdasarkan penjelasan di atas yang sesuai dengan latar belakang permasalahan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut dalam penelitian ini dibatasi pada minat dan perilaku belajar mahasiswa.
2.1.4
Indikator Prestasi Belajar Menurut Muhibbin Syah (2002:216) bahwa “pengungkapan hasil belajar
ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan hasil belajar“. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa, sangat sulit. Hal ini disebabkan, perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar: Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi A. Ranah Cipta (Kognitif) 1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan; 1.Tes lisan; 2. Dapat membandingkan; 2.Tes tertulis; 3. Dapat menghubungkan. 3.Observasi. 2. Ingatan
1. Dapat menyebutkan; 2. Dapat menunjukkan kembali.
1.Tes lisan; 2.Tes tertulis; 3.Observasi.
3. Pemahaman
1. Dapat menjelaskan; 1.Tes lisan; 2. Dapat mendefinisikan dengan 2.Tes tertulis.
14
Ranah/Jenis Prestasi
Indikator lisan sendiri.
Cara Evaluasi
4. Aplikasi/Penerapan
1. Dapat memberikan contoh; 1.Tes tertulis; 2. Dapat menggunakan secara 2.Pemberian tugas; tepat. 3.Observasi.
5. Analisis (Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
1. Dapat menguraikan; 2. Dapat mengklasifikasikan memilah-milah.
6. Sintesis (Membuat paduan baru dan utuh)
1. Dapat menghubungkan materimateri, sehingga menjadi kesatuan baru; 2. Dapat menyimpulkan; 3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)
1.Tes tertulis; 2.Pemberian tugas.
1. Menunjukkan sikap menerima; 2. Menunjukkan sikap menolak.
1.Tes Tertulis; 2.Tes skala sikap 3.Observasi
B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan
2. Sambutan
1. Kesediaan berpartisipasi terlibat; 2. Kesediaan memanfaatkan.
3. Apresiasi (Sikap menghargai)
1. Menganggap bermanfaat; 2. Menganggap harmonis; 3. Mengagumi.
4. Internalisasi (Pendalaman)
penting indah
1. Mengakui dan meyakini; 2. Mengingkari.
1.Tes tertulis; / 2.Pemberian tugas.
/ 1.Tes skala sikap; 2.Pemberian tugas; 3.Observasi
dan 1.Tes skala penilaian sikap; dan 2.Pemberian tugas; 3.Observasi.
1.Tes skala sikap 2.Pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan atau ramalan).
15
Ranah/Jenis Prestasi 5. Karakterisasi (Penghayatan)
C. Ranah Karsa (Psikomotor) 1. Keterampilan bergerak dan bertindak
Indikator Cara Evaluasi 1. Melembagakan atau 1.Pemberian tugas meniadakan; ekspresif dan 2. Menjelmakan dalam pribadi proyektif; dan perilaku sehari-hari. 2.Observasi.
Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.
2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal
1. Kefasihan melafalkan / mengucapkan; 2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani. (Sumber: Muhibbin Syah, 2002:217-218)
1.Observasi; 2.Tes tindakan.
1.Tes lisan; 2.Observasi; 3.Tes tindakan.
Indikator yang sering digunakan dalam mengukur prestasi dalam akuntansi adalah ranah cipta (kognitif) dengan menggabungkan pemahaman terhadap materi dengan aplikasi langsung dalam studi kasus. Berdasarkan tabel indikator di atas yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata dari hasil UTS dan UAS mahasiswa yang berasal dari ranah kognitif dengan penilaian tes tertulis. 2.2 2.2.1
Minat Belajar Pengertian Minat Belajar Minat merupakan aspek dari kepribadian yang tidak hanya tumbuh, tapi
dapat pula dikembangkan, hal ini dikarenakan minat berhubungan dengan kesiapan mental seseorang dan mempunyai peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan.
Minat dalam bahasa Inggris disebut interest diartikan sebagai
“Interest is curiosity of concern or the condition of wanting to know, learn about or take part in something” (Hornby, As: 1980). Dari definisi ini sudah jelas bahwa minat berhubungan dengan hal-hal yang menyenangkan dan tanpa
16
paksaan. Minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan dengan memberikan perhatian secara terusmenerus diikuti rasa senang. Hal ini berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti rasa senang. Evan K.M (1975: 382) mengungkapkan “Interest is the result of the social and physical environment in which the individual grow-up”. Jadi bisa diartikan bahwa minat merupakan hasil bentukan dari interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara fisik maupun sosial. Sedangkan Spranger dalam Blum (1976: 384) mengemukakan ‘minat dikelompokkan sebagai berikut: minat sosial, minat ekonomi, minat teoritis, minat estetis, minat agama, dan minat politik’. Sehubungan dengan itu Surya, M (1979: 75) mengemukakan bahwa minat individu itu terdiri dari tiga macam, yaitu: Minat volunteer, yaitu minat yang timbul secara sukarela, timbul dengan sendirinya dari dalam individu tanpa ada pengaruh yang disengaja dari pihak luar. Minat involunter, yaitu minat yang timbul karena pengaruh dari pihak luar. Pengaruh ini sengaja diciptakan dalam usaha menumbuhkan minat. Dan minat nonvolunter, yaitu minat yang timbul karena adanya paksaan dari seseorang. Biasanya minat ini tidak bertaha lama.
Sedangkan ciri-ciri minat menurut Sukartini S.P (1981: 65) “minat dapat diamati dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan atau objek yang disenangi”. Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Hurlock, E.B (1990: 368) “untuk mengetahui minat seseorang dapat dilakukan dengan memperhatikan hal yang ditanyakan, hal yang dibicarakan pada waktu-waktu tertentu, apa yang ia baca, dan apa yang ia lukis atau gambar secara spontan”.
17
2.2.2
Indikator Minat Belajar Super & Krites (Dewi Suhartini, 2001:25)
menganalisa beberapa hal
yang menjadi indikator dari minat: 1. Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu 2. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi 3. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi 4. Usaha untuk merealisasikan keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Slameto (2010:180) bahwa: Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui pertisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Pendapat tersebut menegaskan bahwa minat dapat dilihat dari bagaimana siswa dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah indikator-indikator minat sebagaimana diuraikan di atas yang meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya. Minat yang diungkapkan melalui penelitian ini adalah minat mahasiswa terhadap mata kuliah Manajemen Keuangan.
18
2.3 2.3.1
Perilaku belajar Pengertian Perilaku Belajar Muhibbin Syah (1995: 139) mengemukakan bahwa “Pendekatan belajar
yang dilakukan siswa berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Pendekatan belajar dipahami sebagai strategi atau cara yang digunakan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi pembelajaran tertentu”. Kemudian pendapat Lawson dalam Muhibbin Syah (1995: 139) mengungkapkan bahwa ‘Pendekatan belajar siswa dapat dilihat dari perilaku belajar atau kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa’. ‘Kata perilaku mengandung makna bahwa semua aktivitas yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu’ (Krech et al. dalam Amiruzzahri Amin : 2000). Semua aktivitas yang dimaksud adalah segala yang ditanggapi, yang dipikirkan, yang dirasakan, mengaktifkan kebiasaan yang lama dan menghasilkan kebiasaan yang baru untuk mencapai tujuan. Perilaku belajar yang efektif dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dan untuk meningkatkan perilaku belajar yang efektif perlu diperhatikan hal-hal berikut ini, a) Kondisi Internal Yang dimaksud dengan kondisi internal adalah kondisi di dalam diri seseorang. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya terpenuhi. Menurut Maslow dalam Slameto (2010: 74-75) ada tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni: kebutuhan
19
fisiologis, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualization, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, serta kebutuhan estetik. b) Kondisi Eksternal Kondisi eksternal merupakan kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia. Seperti lingkungan di sekitar individu tersebut. Karena selain hal-hal yang berasal dari dalam diri seseorang, hal-hal yang datang dari arah luar pun akan sangat berpengaruh terhadap seseorang. c) Strategi Belajar Slameto (2010: 76-80) mengemukakan hal yang berhubungan dengan strategi belajar, antara lain: keadaan jasmani, keadaan emosional dan sosial, keadaan lingkungan, mulai belajar, membagi pekerjaan, adakan kontrol, waktu belajar, dan jangan membaca belaka. d) Metode Belajar Metode adalah cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Metode belajar yang dikemukakan Slameto (2010: 82-87) adalah pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.
2.3.2
Indikator Perilaku Belajar Salah satu ciri dari perbuatan belajar adalah tercapainya perubahan
perilaku yang baru. Namun tidak semua bentuk perilaku yang baru adalah hasil belajar, demikian pula tidak semua pengalaman siswa merupakan proses belajar. Jadi “perilaku belajar” dalam penelitian ini memiliki indikator hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman tentang proses belajar, motivasi belajar,
20
keterampilan belajar dan kebutuhan dasar dalam belajar yang mungkin dapat berpengaruh terhadap perilaku belajar mahasiswa (Amiruzzahri Amin, 2000: 11). a) Proses Belajar Proses belajar merupakan upaya seseorang mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Hal ini berarti seseorang akan melakukan suatu proses belajar jika ia merasa membutuhkan. Perubahan-perubahan sebagai perwujudan dari hasil belajar, berupa bertambah pengetahuan, kemampuan untuk mengingat, penambahan konsep, kecakapan, kebiasaan, sikap dan prestasi belajar, bertambahnya keterampilan atau mungkin bertambahnya wawasan terhadap sesuatu objek. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar itu tampak dalam tiga kemampuan, yakni kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor. b) Motivasi Belajar Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Sehingga dengan motivasi seseorang akan terpacu untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan. Motivasi belajar muncul dikerenakan adanya kebutuhan individu akan belajar itu sendiri. Dalam kenyataannya motivasi itu merupakan suatu proses yang kompleks sesuai dengan kompleksnya kondisi perilaku seseorang dengan segala aspek yang terkait, baik itu aspek eksternal maupun internal.
21
c) Keterampilan Belajar Keterampilan belajar merupakan langkah-langkah ataupun usaha yang dilakukan seseorang dalam belajar. Di dalamnya terdapat teknik belajar yang dilakukan secara terus-menerus yang kemudian muncul sebagai suatu kebiasaan. Jika kebiasaan belajar yang dilakukan membantu meningkatkan prestasi belajar, hal itu akan sangat dianjurkan untuk diteruskan. Namun apabila kebiasaan belajar yang dilakukan malah dapat menurunkan prestasi sebaiknya segera dilakukan perubahan kebiasaan. Para ahli dalam psikologi belajar telah banyak mengemukakan teknikteknik atau keterampilan yang perlu dikuasai seseorang untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Teknik atau keterampilan tersebut tidak lain berbagai tindakan yang diharapkan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam belajar, seperti keterampilan mengatur waktu belajar, keterampilan mengikuti pelajaran, keterampilan membaca buku pelajaran, keterampilan membuat ringkasan pelajaran, keterampilan menghafal bahan pelajaran, dan keterampilan menempuh ujian. d) Kebutuhan Dasar Dalam Belajar Kebutuhan yang dimaksud adalah keadaan kekurangan dalam diri seseorang yang mendorong untuk berperilaku. Dimana terdapat celah kekurangan yang berusaha untuk ditutup. Dalam hal ini, kebutuhan yang menjadi sorotan adalah kebutuhan dasar mahasiswa dalam belajar yang dapat berpengaruh terhadap perilaku belajarnya. Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut
22
fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan akan makan, pakaian dan perumahan; kemudian menyusul kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perlakuan tidak adil, dan sebagainya; kebutuhan kasih sayang, yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain; kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya yang dimiliki, dan yang paling puncak adalah kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menampilkan atau menunjukkan kemampuan diri secara maksimal dan kreatif.
2.4
Penelitian Terdahulu Di bawah ini hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Iyan Haryanto melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Minat Mahasiswa dalam Memilih Paket dengan Prestasi Mahasiswa pada Paket Keahlian Mesin Produksi di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Angkatan 2001. Adapun hasil penelitiannya adalah terdapat hubungan yang positif antara minat mahasiswa JPTM FPTK UPI angkatan 2001 dalam memilih paket keahlian mesin produksi dengan prestasi akademiknya. Indra Mohamad Gozali melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IS SMAN 19 Bandung. Adapun hasil penelitiannya adalah minat belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
23
Tri Setia Novianti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Minat Belajar dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di SMA Negeri 1 Garut. Adapun hasil penelitiannya adalah minat belajar dan metode pembelajaran secara parsial dan simultan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi. Amiruzzahri Amin melakukan penelitian dengan judul Perilaku Belajar Siswa SMU Dan Implikasinya Bagi Layanan Bimbingan Dan Konseling : studi deskriptif pada siswa Sekolah Menengah Umum Yayasan KORPRI UPI angkatan 1997/1998. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku beljar siswa SMU Yayasan KORPRI UPI umumnya berada pada kategori sedang Eka Sya’bani melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Buku Referensi terhadap Prestasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI pada Mata Kuliah Struktur Beton I. Adapun hasil penelitiannya adalah pemanfaatan buku referensi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi pada Mata Kuliah Struktur Beton I mahasiswa JPTS FPTK UPI.
2.5
Kerangka Pemikiran Minat seseorang bukan merupakan hal yang dapat dilihat dengan
langsung, karena minat tersembunyi di dalam diri setiap individu. Banyak peserta didik yang menunjukkan minatnya terhadap suatu hal, namun tak sedikit pula yang lebih memilih untuk tetap menyimpannya untuk dirinya sendiri. Minat akan memiliki nilai tambah jika ada tempat atau aktivitas penyalurannya. Seperti halnya seseorang yang belajar memainkan angklung, jika ia memiliki minat dan ketertarikan untuk mempelajari alat musik tersebut, maka ia akan berusaha lebih
24
keras untuk bisa lancar memainkannya. Hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), “semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”. Minat dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu, kegiatan yang disenangi, kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi, dan usaha yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu. Perilaku belajar adalah aktivitas ataupun tingkah laku seseorang yang dilakukan selama proses belajar. Perilaku belajar yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan pemahaman tentang proses belajar, motivasi belajar, keterampilan belajar dan kebutuhan dasar dalam belajar yang dapat berpengaruh terhadap perilaku belajar mahasiswa. Hal itu dikarenakan perilaku belajar merupakan upaya individu untuk mencapai tujuan dalam belajar. Berdasarkan konsep-konsep di atas, minat dapat dikatakan berhubungan dengan suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu objek tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Apabila minat dikaitkan dengan belajar, maka seseorang harus memiliki minat dalam belajar. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan merasa senang dan ringan untuk melaksanakan aktivitas belajar. Dan secara langsung akan membuat ia mau melakukan berbagai upaya dalam rangka belajar. Dan bila hal ini diteruskan maka secara sadar ataupun tidak akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperolehnya. Perilaku belajar atau learning behaviour merupakan aspek internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Hal itu dikarenakan perilaku belajar
25
merupakan hal-hal yang dilakukan seseorang dalam belajar dan bisa menjadi kebiasaan karena dilakukan secara terus menerus. Jika perilaku belajarnya positif maka akan meningkatkan prestasi belajar, sedangkan jika perilaku belajarnya negatif justru akan menurunkan prestasi belajar.
26
Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Alam Lingkungan Sosial Kurikulum / Bahan Pelajaran
Luar
Guru / Pengajar Instrumen Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Sarana dan Fasilitas Administrasi Kondisi Fisik Fisiologi
Proses Belajar Mengajar
Kondisi Panca Indera Kecerdasan
Dalam Bakat Minat Psikologi Sikap/Perilaku Motivasi Kemampuan Kognitif
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar (Muhibbin Syah: 2002) Faktor yang diteliti Faktor yang tidak diteliti
Prestasi Belajar
27
Jika minat dan perilaku belajar naik maka prestasi belajar pun akan naik. Berdasarkan kerangka pemikiran tadi, maka hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut: ܺ1 ܻ ܺ2 Gambar 2.3 Hubungan Variabel Keterangan: ܺ1 = Minat Belajar ܺ2 = Perilaku Belajar Y = Prestasi Belajar = Pengaruh
2.6
Hipotesis Penelitian Arikunto (2010 : 110) mengungkapkan “yang dimaksud dengan hipotesis
adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan Sugiyono (2008: 96) berpendapat bahwa “hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Minat belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa 2. Perilaku belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa 3. Minat dan perilaku belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa