BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kerangka Teoritis
1.
Definisi Pelaporan Keuangan
Pelaporan
keuangan
merupakan
wahana
bagi
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang memiliki serta kinerja kepada pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Saleh, 2004).
Pelaporan keuangan memiliki pengertian yang lebih luas dari laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, sedangkan di dalam pelaporan keuangan termasuk juga prospectus, peramalan oleh pihak manajemen dan lain sebagainya.
Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat diverifikasi dan disajikan sesuai dengan criteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar akuntansi secara umum seperti prinsip akuntansi yang diterima umum. 10
11
Perbedaan antara pelaporan keuangan dan laporan keuangan ini timbul dari kegunaan masing-masing. Informasi keuangan tertentu akan lebih baik bila disajikan dalam laporan keuangan, tetapi informasi tertentu lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam laporan lain. Walaupun demikian, laporan keuangan merupakan unsure utama pelaporan keuangan. Oleh karena itu, maka tujuan laporan keuangan akan sama dengan tujuan pelaporan keuangan ( Baridwan. 1996)
2.
Pengertian Audit Delay
Menurut pendapat Aryati dan Theresia (2005) menyatakan “Audit Delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen”.
Chambers dan Penman (dalam Hilmi dan Ali, 2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : 1. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan. 2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.
12
Chamber dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan sejauh mana keterlambatan pelaporan (lag) yaitu :
1. Keterlambatan audit (audit report lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal keuangan sampai tanggal laporan auditor di tandatangani. 2. Keterlambatan pelaporan (reporting/preliminary lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh Bursa Efek Indonesia. 3. Keterlambatan total ( total lag) yaitu interval jumlah dari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.
Waktu keterlambatan ekspektasi ( the expected lag time) yaitu diestimasikan dari waktu keterlambatan untuk pelaporan yang sama periode sebelumnya. Aryati dan Maria (2005) melakukan penelitian tentang Audit Delay bahwa variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,keberadaan divisi internal auditor, dan ukuran KAP, hasilnya rata rata audit delay perusahaan di Indonesia adalah 78,29 hari,sedangkan variabel yang signifikan mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan.
Temuan hasil penelitian statistik deskriptif dari penelitian sebelumnya menunjukkan rata-rata audit delay yang berbeda. Perbedaan ini dapat di maklumi karena adanya peraturan kebijakan pasar modal yang berbeda antar negara. Penelitian yang di lakukan oleh Imelda dan Heri (2007) menunjukkan audit delay
13
66 hari, rata-rata waktu tunggu pelaporan Bapepam dari akhir tahun fiskal sampai penyerahan laporan keuangan membutuhkan 125 hari.
Contoh Penentuan Audit Delay
No. Kode
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN TGL TUTUP
TGL
AUDIT BATASAN KETERANGAN
BUKU
AUDIT
DELAY
BEI
1 ADES PT.Ades Water Indonesia, Tbk 2007
31-Dec-07
26-Mar-08
85
90
Tidak Delay
2 TBLA PT.Tunas Baru Lampung,Tbk
2007
31-Dec-07
18-Mar-08
77
90
Tidak Delay
3 DAVO PT.Davomas Abadi,Tbk
2008
31-Dec-08
24-Apr-09
114
90
Delay
4 FAST PT.Fastfood Indonesia,Tbk
2009
31-Dec-09
19-Apr-10
109
90
Delay
Sumber BEI : 2007-2009
B.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay
1.
Ukuran Perusahaan (Asset) Dyer dan McHug (1975) dalam Aryati dan Theresia (2005) menyatakan
bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit delay dan secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator.
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang
14
dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008). Dyer dan Mc.Hugh, Carslaw dan Kaplan dan Owusu-Ansah (dalam Hilmi dan Ali, 2008) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian internal yang kuat, adanya pengawasan investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Selain itu ukuran perusahaan juga disebabkan oleh ketersediaan informasi yang dipublikasikan. Jumlah informasi yang dipublikasikan untuk perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran perusahaan (Srimindarti,2008). Perusahaan besar akan cenderung lebih banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu perusahaan besar akan lebih cenderung tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil. Untuk menjaga image perusahaan di mata masyarakat, perusahaan akan menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menyampaikan laporan keuangannya, karena perusahaan besar lebih banyak disorot oleh masyarakat (Srimindarti, 2008). Perusahaan besar mempunyai pengetahuan lebih tentang peraturan yang ada, oleh karena itu perusahaan
besar
lebih
mentaati
peraturan
mengenai
dibandingkan perusahaan kecil (Saleh dan Susilowaty, 2004).
ketepatan
waktu
15
Berdasar paparan di atas, hipotesis yang akan diuji yaitu:
H 2 : Besarnya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap lamanya audit delay
Contoh Ukuran Perusahaan No.
Kode
1
INDF
2
UNVR
3
PTSP
Nama Perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur,Tbk PT.Unilever,Tbk PT.Pioneerindo Gourment International,Tbk
Tahun
Ukuran
Nilai Asset
Ukuran
Ketepatan
Asset
( Dalam Jutaan Rupiah)
Perusahaan
Waktu
2009
Tinggi
10,210,595
s/d
40,382,953 8,063,169
Perusahaan Besar Perusahaan Menengah
2008
Sedang
1,003,488
s/d
2007
Rendah
74,009
s/d
Sedang
993,465
Perusahaan Kecil
Kurang
Sumber : BEI 2007-2009
2.
Laporan Laba atau Rugi (Net Income) Menurut Ashton, Willingham, dan Elliot (1987) dalam Imelda dan Heri
(2007), pelaporan laba atau rugi adalah indikator berita baik atau berita buruk atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun, jika perusahaan mengalami kerugian, manajemen akan berharap untuk menunda publikasi laporan keuangan dengan tujuan untuk menghindari ketidaknyamanan mengkomunikasikan hal tersebut karena merupakan suatu berita buruk.
Menurut Caslaw dan Kaplan (1991) dalam Aryati dan Theresia (2005) dimana perusahaan yang mengalami rugi operasional akan meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari pada biasanya, sementara bagi perusahaan yang profitabilitasnya tinggi cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat mungkin sehingga mampu mengumumkan laporan keuangan tahunan kepada publik lebih cepat.
Tepat
16
Penelitian yang dilakukan oleh Imelda dan Heri (2007) menunjukkan bahwa pelaporan laba atau rugi tidak mempengaruhi audit delay secara signifikan karena tidak mengganggu proses audit.
Berdasar paparan di atas, hipotesis yang akan diuji yaitu:
H 3 : Net Income dari laporan laba atau rugi berpengaruh terhadap lamanya audit delay Contoh Kategori Net Income
No.
Kode
NAMA PERUSAHAAN
1 UNVR PT.Unilever,Tbk 2 FAST PT.Fastfood Indonesia,Tbk 3 DAVO PT.Davomas Abadi,Tbk
TAHUN Ukuran Income 2009 Tinggi 2007 Sedang 2008 Rendah
Kategori ( Dalam Jutaan Rupiah) 1,046,389 s/d 102,537 s/d -510,652 s/d
3,044,107 988,944 97,227
Sumber : BEI 2007-2009
3.
Profitabilitas (ROA) Penelitian yang dilakukan Imelda dan Heri (2007) menyatakan bahwa
tingkat profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Menurut Hanafi dan Halim (dalam Supriyati dan Rolinda, 2007) profitabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas), baik dalam hubungan dengan penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan (Saleh dan Susilowaty,2005).
Ketepatan Waktu Cepat Sedang Lama
17
Terdapat beberapa cara untuk menilai kinerja suatu perusahaan salah satunya dengan mengamati tingkat profitabilitasnya. Untuk menilai tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dari net profit (laba/ rugi bersih sesudah pajak) (Srimindarti, 2008). Profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa tingkat kinerja manajemen perusahaan tersebut kurang baik. Perusahaan yang mempunyai rugi atau tingkat profitabilitas rendah nantinya akan membawa dampak buruk dari reaksi pasar dan akan menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan (Srimindarti, 2008). Hal ini akan mengandung berita buruk, sehingga perusahaan akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Profitabilitas perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan tersebut baik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik cenderung menyerahkan laporan keuangannya dengan tepat waktu (Hilmi dan Ali, 2008). Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), rasio yang mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan. Alasan pemilihan ROA yaitu: (1) Sifatnya yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk, dan efisiensi penjualan. (2) Apabila perusahaan mempunyai data industri, ROA dapat digunakan untuk mengukur rasio industri sehingga dapat dibandingkan dengan perusahaan lain. (3) ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. (4) ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi
18
kinerja masing-masing divisi. (5) ROA dapat digunakan sebagai fungsi kontrol dan fungsi perencanaan. Berpijak pada deskripsi di atas, hipotesis yang dikemukakan adalah: H 4 : Besarnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan berpengaruh terhadap lamanya audit delay.
4.
Reputasi Auditor (Repa) Perusahaan besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyelesaikan
pekerjaan auditnya lebih cepat untuk memelihara reputasinya (Beatty 1989). Perusahaan audit yang besar juga memiliki lebih banyak sumber daya daripada perusahaan audit yang kecil, sehingga mereka lebih cepat bisa menyelesaikan tugasnya dibandingkan dengan perusahaan audit yang kecil, Gilling (1977) menyatakan perusahaan audit besar yang bersifat internasional mampu melakukan audit dengan efisien dan memiliki fleksibilitas yang besar untuk menyelesaikan audit lebih cepat. Dalam penelitian ini auditor dibagi dalam dua kelompok perusahaan kantor akuntan public besar termasuk big four dan kantor akuntan public non big four. Penelitian yang dilakukan oleh Imelda dan Heri (2007) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H 5 : Ukuran Auditor (KAP) berpengaruh terhadap lamanya audit delay
19
Contoh Reputasi Auditor (REPA) No.
Kode
1
CEKA
2
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN
2008
FAST
PT.Cahaya Kalbar,Tbk PT.Fastfood Indonesia,Tbk
3
DAVO
PT.Davomas Abadi,Tbk
2007
4
DAVO
PT.Davomas Abadi,Tbk
2008
2009
Reputasi KAP Big Four Big Four Non Big Four Non Big Four
Nama KAP
Indikator
Ernst & Young, Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Ernst & Young, Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Kanaka Puradiredja, Robert Yogi, Suhartono Tanubrata Sutanto & Rekan
KAP
Lama hari Audit Delay
2
30
2
105
1
24
1
114
Sumber : BEI 2007-2009
C.
Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian Alifa (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
audit delay pada perusahaan yang termasuk dalam saham LQ-45 selama tahun 2003 dengan menggunakan 35 sampel perusahaan. Adapun variable independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, debt equity ratio, anak perusahaan multinasional, ukuran auditor, dan jenis pendapat auditor. Penelitian tersebut menunjukan bahwa rata-rata audit delay adalah 78,03 hari. Adapun penelitian oleh Yunus (2007) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002 – 2004 dengan menggunakan sampel 187 perusahaan. Pada penelitian tersebut menunjukan rata-rata audit delay sebesar 74,67 hari.
20
Ringkasan Penelitian Sebelumnya Nama Peneliti Ulfana, Alifa
Wiyono, Yunus
Tahun
2005
2007
Judul
Keterangan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Sampel 35 perusahaan yang termasuk dalam saham LQ 45
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia.
Sampel 187 perusahaan yang terdaftar bursa efek Indonesia periode 2002 - 2004 rata-rata audit delay adalah 74,67 hari
selama tahun 2003, rata-rata audit delay adalah 78,03 hari