5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju dalam masyarakat yang berorientasi bekerja. Salah satu cabang dari ilmu manajemen yang telah kita ketahui adalah manajemen personalia, yaitu suatu ilmu yang mengatur masalah manusia dengan sebutan lain manajemen kepegawaian. Di samping manajemen itu sendiri mempunyai pengertian dasar yaitu kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi dengan menggunakan orang lain untuk bekerja sama. Guna memperjelas pengertian manajemen dan manajemen personalia di atas, penulis mengutip pendapat beberapa ahli. T. Hani Handoko (2003:4) manajemen sumber daya manusia adalah ”penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan baik individu maupun organisasi”. Menurut Mutiara (2002:15) manajemen sumber daya manusia adalah : Suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisa pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5
6
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sebagai suatu ilmu dan seni yang berfungsi sebagai pengadaan dan pemanfaatan sumber daya manusia sehingga tujuan organisasi direalisir secara daya guna dan mendatangkan hasil dan manfaat, sedangkan sebagai ilmu menerangkan gejala-gejala atau keadaan-keadaan tertentu. Dan masalah kepegawaian yang dapat ditangani oleh manajemen personalia yaitu dimulai dari masalah yang menyangkut perencanaan tenaga kerja, penarikan, penempatan, pelatihan, pengembangan, balas jasa sampai dengan masalah pemutusan hubungan kerja. Ada beberapa fungsi di dalam manajemen personalia yang menyangkut pada masalah kepegawaian dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu : 1. Fungsi Manajerial a. Perencanaan Yaitu suatu fungsi yang menentukan terlebih dahulu program personalia yang akan membantu mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. b. Pengorganisasian Setelah apa yang akan dilakukan telah diputuskan, maka organisasi harus disusun untuk melaksanakannya. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan.
7
c. Pengarahan Fungsi ini mengusahakan agar karyawan mau bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. d. Pengendalian Suatu tindakan pengawasan yang mengamati dan membandingkan pekerjaan tertentu yang direncanakan.
2. Fungsi Operasional a. Pengadaan Tenaga Kerja Fungsi ini menyangkut tentang penentuan kebutuhan tenaga kerja dan penarikan, seleksi dan penempatan untuk mencapai tujuan perusahaan. b. Pengembangan Fungsi ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan melalui pelatihan. c. Kompensasi Fungsi ini sebagai balas jasa yang adil dan layak kepada karyawan sesuai dengan sumbangan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. d. Integrasi Fungsi ini untuk menghasilkan suatu rekonsilisasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat dan organisasi agar tercipta suatu hubungan kerja yang erat.
8
e. Pemeliharaan Fungsi ini menangani masalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu perusahaan, baik karena masa pensiun, pemutusan hubungan kerja karena cacat atau meninggal dan lain-lain.
Berdasarkan fungsi-fungsi manajemen personalia di atas dapat disimpulkan bahwa masalah inti yang menjadi tanggung jawab manajemen personalia tidak lepas dari manusia sebagai faktor utama penggerak suatu organisasi, termasuk didalamnya adalah masalah kompensasi dan pengupahan mengenai tunjangan dan pelayanan kesejahteraan. Untuk itu tunjangan dan pelayanan kesejahteraan merupakan faktor penting dan harus mendapat perhatian khusus disetiap perusahaan mengingat bukan sekedar sebagai alat untuk balas jasa tapi juga sebagai indikator pendapatan individu, di samping itu pula dengan adanya kompensasi dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Kompensasi merupakan fungsi manajemen personalia yang paling sulit dan membingungkan karena bagi karyawan kompensasi adalah suatu hal yang penting dan berarti sekali sesuai dengan azas keadilan dan kelayakan dengan kata lain sesuai dengan jasa yang diberikan oleh seorang karyawan pada perusahaan dan sebaliknya. Berikut penulis akan menjelaskan beberapa pengertian kompensasi menurut ahli ekonomi sebagai berikut :
9
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. (T. Hani Handoko, 1999:245). Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja, berhak untuk mendapatkan balas jasa dari perusahaan yaitu berupa imbalan atau kompensasi yang layak. Adapun besar kecilnya kompensasi akan mencerminkan skala kehidupannya. Oleh karena itu, bila karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, motivasi dan kepuasan kerja bisa turun secara drastis. Dengan demikian maka setiap perusahaan mendapatkan kompensasi yang paling tepat, adil dan layak. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:717) program kompensasi dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : 1) Kompensasi Langsung Adalah imbalan balas jasa yang diberikan kepada karyawan secara langsung dalam bentuk uang yang terdiri dari : a) Gaji Adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan pasti. b) Upah Adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepekati.
10
c) Upah Insentif Adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. 2) Kompensasi Tidak Langsung Adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk uang secara tidak langsung yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan yang berbentuk program pelayanan kesejahteraan karyawan, seperti : asuransi kesehatan, bantuan dalam bentuk sosial yang terdiri dari perencanaan pensiun, bantuan pendidikan dan program liburan.
B. Pengertian Insentif Untuk mendorong peningkatan produktivitas kerja para karyawan agar lebih baik, banyak perusahaan dalam memberikan kompensasi menggunakan sistem insentif. Berikut penulis akan menjelaskan beberapa pengertian insentif dari beberapa ahli ekonomi. Pengertian insentif menurut Veithzal (2005:384) adalah sebagai berikut: ”Insentif adalah sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan kinerja dan gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya”.
11
Dengan demikian dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan salah satu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk materi, non materi dan sosial. Perusahaan yang baik tidak akan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan pada karyawannya, tetapi akan memberikan perhatiannya terhadap kebutuhan tersebut sebab perusahaan menyadari bahwa keberhasilannya mencapai tujuan tidak lepas dari peran serta karyawan yang selalu berusaha meningkatkan produktivitas kerja. Secara umum pemberian insentif pada suatu perusahaan mempunyai tujuan antara lain : 2. Pemenuhan kebutuhan ekonomi 3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 4. Mencapai kesuksesan perusahaan Menurut Malayu S.P (2005:118) mengatakan sebagai berikut : Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar, insentif merupakan alat yang dipergunakan untuk mendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Bentuk-bentuk Insentif Pada dasarnya di dalam suatu organisasi terdapat berbagai kebutuhan individu atau kelompok yang berbeda satu sama lainnya, oleh sebab itu terdapat bermacam-macam pola corak insentif yang dapat digunakan untuk memotivasi para pegawainya. Walau demikian, insentif yang lain diberikan
12
oleh perusahaan kepada pegawainya, sesuai dengan pembagian bentuk-bentuk insentif, yaitu : a. Material Insentif Ada macam-macam cara untuk memberikan balas jasa untuk pekerjaan, pada intinya dapat didasarkan atas waktu, hasil pekerjaan dan gabungan waktu dan hasil kerja. Material insentif merupakan suatu dorongan yang diberikan kepada pegawai dalam bentuk keuangan. Insentif dalam bentuk materi uang dapat terdiri : 1. Uang Insentif yang berbentuk uang dapat diberikan dalam berbagai macam cara, antara lain : a) Bonus Pembayaran ekstra di luar gaji atau upah yang merupakan hadiah dari perusahaan yang berhubungan dengan prestasi kerja perorangan maupun kelompok. b) Komisi Sejenis bonus yang dibayarkan kepada pegawai, khususnya yang bekerja dibagian penjualan, yang berhasil menjual di atas maupun sesuai target. c) Uang Lembur Merupakan di luar gaji dan upah karena pegawai-pegawai bekerja di luar jam rutin. Biasanya besar kecilnya uang lembur ini telah ditetapkan secara standar oleh perusahaan. Dan setiap karyawan
13
yang ikut bekerja lembur akan memperoleh secara rata dan otomatis. d) Profit Sharing Salah satu jenis insentif yang pembayarannya bisa berupa gaji. Hasil yang kemudian dimasukkan kedalam daftar pendapatan karyawan. 2. Jaminan Sosial Insentif yang diberikan dalam bentuk jaminan sosial lazimnya diberikan secara kolektif, tidak ada unsur kompetitif dan setiap pegawai dapat memperolehnya sama rata dan otomatik. Bentuk jaminan sosial bermacam-macam antara lain : a) Pemberian tugas belajar untuk mengembangkan pengetahuan b) Kemungkinan untuk membayar secara angsuran oleh pekerjaan atas barang-barang yang dibelinya dari koperasi organisasi. c) Pemberian piagam penghargaan d) Pemberian rumah dinas e) Berlangganan surat kabar/majalah secara gratis f) Pengobatan gratis g) Cuti sakit dengan tetap mendapatkan pembayaran gaji h) Biaya pindah i) Dan lain-lain
14
b. Insentif Non Material Insentif non material dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, antara lain : 1. Pemberian pujian lisan ataupun tertulis, secara resmi (dimuka umum) ataupun secara pribadi 2. Pemberian tanda jasa/medali 3. Pemberian promosi (kenaikan pangkat ataupun jabatan) 4. Pemberian gelar (tittle) secara resmi 5. Pemberian hak untuk menggunakan sesuatu atribut jabatan (misalnya bendera pada mobil dan lain-lain) 6. Pemberian piagam penghargaan 7. Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan kerja (misalnya meja rapat, permadani dan lain-lain) 8. Ucapan terima kasih secara formal ataupun informal 9. Dan lain-lain Kedua golongan insentif tersebut sama pentingnya dan lazim keduanya digunakan secara saling melengkapi. Tergantung pada kondisi dan kebutuhan pihak yang perlu dimotivasi, maka penekanan dapat dilakukan pada salah satu bentuk di atas. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa sampai dengan batas terpuasnya ”subsistance needs”, insentif material perlu lebih diperhatikan. Namun demikian dapat sekeder digunakan sebagai ancar-ancar bahwa tahap pertama kebutuhan seseorang adalah kebutuhan yang coraknya
15
subsitensi/pokok yang meliputi kebutuhan untuk makan, pakaian dan perumahan. Setelah terpenuhi tidak berarti orang tidak perlu uang lagi karena dengan uang orang dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan non material yaitu membeli barang-barang yang menurut penilaian sosial mengandung nilai-nilai prestise dan status. Jenis-jenis tunjangan : 1) Tunjangan yang bersifat Ekonomi Tunjangan ini dirancang untuk melindungi keamanan ekonomi dari para karyawan. Macam-macam bentuk daripada tunjangan ini adalah sebagai berikut : a) Jaminan penghasilan b) Hadiah pernikahan c) Uang transportasi d) Bonus e) Uang makan f) Uang duka/kematian g) Uang hari raya keagamaan (THR) h) Uang kelahiran i) Uang pensiun 2) Tunjangan yang bersifat Fasilitas Tunjangan ini merupakan bentuk dari kegiatan-kegiatan yang secara normal perlu dan harus dilakukan oleh karyawan itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari, seperti :
16
a) Kegiatan olahraga dan sarana olahraga b) Pendidikan/seminar c) Tempat ibadah d) Perumahan e) Balai pertemuan f) Pemilikan saham oleh karyawan g) Tempat parkir untuk kendaraan h) Kantin i) Mobil jemputan j) Bea siswa bagi anak-anak karyawan yang berprestasi k) Balai/wisma peristirahatan l) Hiburan dan rekreasi m) Pakaian kerja/dinas n) Koperasi 3) Tunjangan yang bersifat Pelayanan Tunjangan yang diperuntukan bagi karyawan yang mempunyai berbagai masalah atau kesulitan yang menyangkut masalah pribadinya, dimaksudkan untuk membantu, meringankan dan memecahkan masalahnya tersebut. Adapun bentuk dari tunjangan ini adalah : a) Bantuan hukum b) Pelayanan pajak penghasilan karyawan c) Asuransi
17
d) Pelayanan kesehatan e) Tempat penitipan anak 4) Pelayanan saat bekerja Yaitu masa atau periode-periode waktu bilamana karyawan tidak bekerja akan tetap dibayar. Adapun jenis-jenisnya adalah mencakup : a) Istirahat jam kerja Biasanya bentuk umum pembayaran upah waktu tidak bekerja dijumpai pada pekerjaan ini cukup banyak. Ini meliputi periode istirahat, periode makan dan periode waktu cuci. b) Hari-hari Sakit Tidak dapat hadir pada saat bekerja adalah hal yang tidak dapat dihindarkan dan sering terjadi. Namun dalam kenyataannya, hampir semua perusahaan tetap membayar para karyawan bila mereka tidak dapat hadir karena alasan kesehatan, banyak perusahaan mengharuskan karyawan menunjukan, bukti sakit dari dokter atau rumah sakit berupa surat keterangan sakit. c) Liburan dan Cuti Perusahaan biasanya mengikut hari-hari libur resmi dalam memberikan liburannya kepada karyawannya, terutama untuk hari kerja yang berada di tengah antara dua hari libur. d) Perlindungan Ekonomis terhadap Bahaya Bentuk perlindungan diperhatikan oleh perusahaan adalah asuransi. Program asuransi ini bisa berbentuk asuransi jiwa, asuransi
18
kesehatan, dan asuransi kecelakaan. Di samping asuransi, ada beberapa tunjangan bukan asuransi yang dapat meningkatkan perasaan jaminan keamanan. Bentuk tunjangan seperti ini mencakup : (1) Rencana-rencana pensiun (2) Tunjangan hari tua (3) Jaminan pembayaran upah dalam jumlah tertentu selama suatu periode (4) Tunjangan pengobatan (5) Pembentukan koperasi atau yayasan yang mengelola kredit karyawan e) Program-program Pelayanan Karyawan Pelayanan-pelayanan fasilitatif adalah kegiatan-kegiatan yang secara normal harus dilakukan karyawan sendiri dalam kehidupan sehari-harinya. Kegiatan-kegiatan pelayanan perusahaan dapat berbentuk kegiatan-kegiatan olahraga. Maksud dari olahraga perusahaan ini adalah untuk membentuk sebuah tim yang mewakili organisasi
dalam
suatu
kompetisi
dengan
instansi-
instansi/organisasi-organisasi lain. Jenis kegiatan ini berguna untuk meningkatkan hubungan masyarakat, publikasi dan kebanggaan karyawan terutama bila timnya menjadi juara. Perusahaan-perusahaan sering membentuk klub-klub latihan karyawan dalam berbagai cabang olahraga, seperti bulu tangkis,
19
tenis meja, bola volley, golf, renang, dan sebagainya. Kegiatan ini biasanya didukung dengan adanya fasilitas-fasilitas olahraga yang dibangun oleh perusahaan. Kegiatan ini semua, secara tidak langsung
dapat
meningkatkan
semangat
kerja
karyawan,
meningkatkan kesehatan jasmani karyawan. f) Perumahan Pada masa sekarang ini, masalah tersedianya tempat tinggal/rumah bagi karyawan mempunyai pengaruh cukup besar, sehingga mereka dapat bekerja dengan konsentrasi lebih besar. Lebih lanjut, dalam kenyataannya para karyawan yang memiliki rumah sendiri akan lebih stabil. Oleh karena itu, beberapa perusahaan memberikan bantuan keuangan, biasanya disebut tunjangan perumahan, kepada para karyawan untuk membeli atau menyewa rumah. g) Kantin karyawan Banyak
perusahaan
menyediakan
cafetaria/kantin
untuk
memberikan pelayanan makan dan minum bagi karyawannya, atau hanya sekedar menyediakan ruang tempat duduk untuk makan dan minum yang dibawa sendiri oleh para karyawan. h) Bea Siswa Pendidikan Bea siswa pendidikan karyawan adalah mungkin bentuk dari program pelayanan karyawan yang paling luas ditawarkan melalui apa yang disebut tugas belajar dan penyediaan perpustakaan.
20
Program tugas belajar perlu memperhatikan beberapa pedoman yaitu, pertama, bidang yang diambil hendaknya berkaitan dengan pekerjaan, kedua, bidang yang diambil hendaknya menuju kepada pencapaian gelar dan ketiga, karyawan harus tetap bekerja pada perusahaan sesuai dengan tugas belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Bea siswa merupakan tunjangan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Bentuk-bentuk tunjangan atau jenis-jenis tunjangan yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil saja, mungkin ada beberapa perusahaan yang mempunyai bentuk program tunjangan yang lebih beraneka ragam, hal itu tergantung dari perusahaan dan juga didukung oleh kebutuhan karyawan itu dan sifat pekerjaan serta oleh kemampuan perusahaan itu sendiri.
C. Pengertian Produktivitas Setiap organisasi atau perusahaan tentu berkeinginan untuk dapat meningkatkan hasil usaha sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya agar produktivitas kerja karyawan dapat ditingkatkan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kemajuan perusahaan adalah karyawan-karyawan yang produktif. Istilah produktivitas itu bisa lebih berarti dengan mempertahankan biaya yang tetap dengan pekerjaan yang benar, pengoperasian menjadi lebih otomatis dengan hasil yang lebih banyak dan
21
cepat. Agar permasalahan produktivitas kerja ini lebih jelas penulis akan mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah produktivitas. Berikut beberapa pengertian produktivitas dari beberapa ahli adalah sebagai berikut : Pengertian produktivitas menurut Basu dan Ibnu (1998:281) adalah sebagai berikut : Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah dan energi) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Revianto (2001:35) mengemukakan pendapat mengenai produktivitas adalah sebagai berikut : Produktivitas adalah sikap mental yang mementingkan usaha terus untuk menyesuaikan aktivitas ekonomi terhadap kondisi yang berubah sikap mental untuk menerapkan teori-teori serta metode-metode baru dan kepercayaan yang teguh akan kemajuan umat manusia. Dengan memperhatikan pendapat tersebut di atas maka pengertian produktivitas dapat diartikan sebagai berikut : Produktivitas adalah bukan hanya perbandingan antara pengeluaran dan pemasukan akan tetapi lebih menekankan pada kontribusi yang positif dari diri seseorang terhadap lingkungannya dengan mempunyai sikap mental dan berpandangan yang luas. Kualitas hidup itu dapat tercapai apabila bekerja dengan produktif dimanapun mereka berada. Produktivitas bukanlah produksi, pengertian berbeda sebagai contoh : peningkatan produksi mengacu pada pertambahan pada hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas
22
mengandung pertambahan hasil dan perbaikan cara atau tehnik produksi. Yang lebih efisien dan efektif, sehingga tujuan lebih hemat dalam pemakaian bahan dan waktu. Biaya yang dilakukan juga mempunyai hasil yang baik dan ketepatan dan kesempurnaan kerja. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas menurun atau tetap. Dengan kata lain bahwa produktivitas adalah semua unsur yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas dan jumlah hasil yang didapat dari lingkup, karyawan, organisasi, financial, dan lain-lain. Sehingga efisiensi dan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran pada seberapa jauh penggunaan daya dan target yang dicapai. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian produktivitas adalah sebagai berikut : Efektivitas Produktivitas Efisiensi
Di dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik yang berhubungan dengan karyawan sendiri maupun dengan lingkungan perusahaan. Menurut
Payman
J.
Simanjuntak
(2001:30)
”Produktivitas
mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan teknis operasional, secara filosofis produktivitas mengandung sikap mental yang selalu berusaha untuk
23
meningkatkan mutu kehidupan. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Untuk definisi kerja produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluar) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu”. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah : 1. Pendidikan Pada umumnya orang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas, terutama dalam menghayati pentingnya produktivitas. Hal ini dapat mendorong karyawan yang bersangkutan untuk melakukan tindakan yang produktif. 2. Manajemen Manajemen dapat dikaitkan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan dalam mengelola serta mengendalikan karyawan. Apabila manajemennya tepat, maka akan menimbulkan semangat kerja yang lebih tinggi. 3. Kesempatan Berkarya dan Berprestasi Karyawan yang bekerja tentunya mengharapkan peningkatan karier yang kelak akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun perusahaan. Apabila kesempatan berprestasi ada, maka akan mendorong untuk meningkatkan produktivitas kerja.
24
4. Lingkungan dan Iklim Kerja Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong karyawan untuk betah bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik ke arah peningkatan produktivitas kerja. 5. Tingkat Penghasilan dan Jaminan Sosial Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kegairahan di dalam bekerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. Jika jaminan sosial mencukupi dapat menimbulkan kesenangan di dalam bekerja dan mendorong meningkatkan produktivitas kerja. 6. Keterampilan dan Sikap Mental Tenaga kerja yang terampil akan lebih mampu bekerja dengan menggunakan fasilitas kerja yang baik didukung dengan motivasi kerja yang memberikan keyakinan sadar akan disiplin kerja, patuh dan taat pada aturan etika kerja yang mengandung norma-norma dalam lingkungan kerja. 7. Kesehatan Kebutuhan kesehatan dari tenaga kerja apabila terpenuhi akan berpengaruh langsung dengan kesehatan tenaga kerja, dan bila tenaga kerja selalu dalam kondisi sehat dan juga diimbangi dengan semangat tinggi maka aktivitas tenaga kerja akan lebih meningkat.
25
8. Penyendiaan Teknologi Penggunaan teknologi yang canggih dan tepat guna akan memungkinkan : a. Tepat waktu dalam penyelesaian proses dan bermutu b. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa d. Dituntut adanya perubahan dalam menggunakan teknologi canggih
Gambar 1 Hubungan Insentif Untuk Meningkatkan Tenaga Kerja Tingkat Penghasilan Memadai
Finansial 1. Ucapan terima kasih 2. Jaminan kerja 3. Promosi jabatan 4. Pemberian gelar dan tanda jasa 5. Fasilitas yang tersedia memadai 6. Tugas sesuai dengan tanggung jawab
Konsentrasi Kerja Meningkat Kerja Meningkat
Insentif
Produktivitas Meningkat
Finansial 1. Uang lembur 2. Komisi 3. Uang ekstra makan 4. Honor
26
D. Hubungan Insentif dengan Produktivitas Kerja Sebagaimana telah kita ketahui bahwa insentif merupakan sarana yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai suatu tujuan perusahaan peran serta karyawan diperlukan dalam pelaksanaannya. Karyawan sebagai asset perusahaan yang harus dikelola dengan baik dan benar. Tugas bagian sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan di dalam mengelola salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk membangkitkan motivasi, semangat dan gairah di dalam bekerja adalah dengan memberikan suatu rangsangan yang berupa imbalan atas jasa yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya. Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan sebagai tenaga kerja harus mendapat perhatian, seperti halnya prestasi, dalam hal ini keterampilan dan keahlian kerja karyawan dihargai dalam berbagai bentuk program-program pembinaan dan pengembangan karyawan yang efektif yang dilakukan perusahaan kepada karyawan sangat menentukan berhasilnya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Cara seperti itu sangat efektif dalam meningkatkan semangat dan produktivitas kerja karyawan. Tentunya cara ini harus didukung oleh kebijaksanaan yang tepat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa insentif sangat bermanfaat dalam mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Jadi dengan insentif para pegawai akan bekerja dengan konsentrasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang mana akan membawa perusahaan
27
kearah tujuannya untuk bekerja semaksimal mungkin. Untuk mengukur peranan insentif dengan produktivitas yaitu dengan membandingkan antara rata-rata insentif dengan tingkat produktivitas kerja karyawan.