10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Kebugaran Jasmani Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebutuhan hidup yang semakin hari semakin bertambah banyak membuat manusia berusaha keras untuk memenuhinya. Maka dengan semakin kerasnya manusia menghadapi tantangan hidup dalam memenuhi kebutuhannya diperlukan jasmani yang bugar. Dengan mempunyai kebugaran jasmani yang baik manusia akan lebih mudah melakukan aktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Aktivitas olahraga yang kita lakukan tidak dapat kita pungkiri akan memperoleh suatu manfaat yang tidak ternilai harganya yaitu kebugaran jasmani sebagai salah satu aspek yang penting dalam kesehatan. Timbulnya kesadaran akan pentingnya aktivitas olahraga dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat menggembirakan. Hal ini erat kaitannya dengan pelaksanaan tujuan dari kegiatan itu sendiri yaitu untuk pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kebugaran. Kebugaran jasmani merupakan modal utama bagi semua lapangan kehidupan manusia. Olahragawan membutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang tinggi untuk dapat mencapai prestasi setinggi-tingginya, karyawan membutuhkan kebugaran jasmani yang cukup untuk bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan daya kerja dan produktifitas yang tinggi. Demikian juga para siswa sekolah lanjutan tingkat pertama membutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang
11
lebih baik untuk dapat belajar dengan baik. Kebugaran jasmani atau kondisi fisik yang baik bagi para pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar (Engkos Kosasih, 1985 :10). Menurut Sudarno SP (1992:9), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muscular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Menurut Sadoso Sumosardjono (1984 : 104), kebugaran jasmani adalah : kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluankeperluan mendadak. Kebugaran jasmani menurut Dangsina Moeloek (1984 : 2) adalah : “ditinjau dari segi faal adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melaksanakan tugas pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (pekerjaan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti”. Sedangkan Engkos Kosasih (1985:10) menyebutkan kebugaran jasmani adalah: kemampuan fungsi tubuh dari seseorang dalam menghadapi pekerjaannya, jadi seseorang yang “fit” akan melakukan pekerjaannya berulang kali tanpa menimbulkan kelelahan mengatasi kesukaran yang tidak terduga sebelumnya. R. Radiopoetro dalam A. Kamiso (1991:58) menyatakan bahwa: kebugaran jasmani, ditinjau dari sudut sosial yang mempunyai kebugaran jasmani (physical Fitness) dapat diartikan orang yang mempunyai cukup kekuatan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi kesukaran yang tidak terduga-duga dimana dibutuhkan usaha jasmani yang biasanya tidak pernah dilakukan serta dapat dinikmati sebanyak-banyaknya waktu yang terluang.
12
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk kegiatan yang lain.
2.2. Komponen-komponen Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks, maka baru dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kebugaran jasmani yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain, namun masing-masing komponen memiliki ciri- ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kebugaran jasmani. Agar seseorang dapat dikatakan kebugaran jasmaninya baik maka status setiap komponen harus berada dalam kategori baik. “Komponen kebugaran jasmani menurut para ahli ada sepuluh komponen yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Daya tahan terhadap penyakit, 2. Kekuatan dan daya tahan otot, 3. Daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, 4. Daya otot, 5. Kelentukan, 6. Kecepatan, 7. Kelincahan, 8. Koordinasi, 9. Keseimbangan, 10. Ketepatan" (Santoso Giriwijoyo, 2007:105). 2.2.1 Daya tahan terhadap penyakit Daya tahan tubuh terhadap penyakit antara orang satu dengan orang yang lain berbeda. Faktor yang mempengaruhi daya tahan terhadap penyakit adalah faktor lingkungan, makanan, dan faktor keturunan. Apabila daya tahan tubuh tidak stabil maka tubuh kita sangat rentan terkena ancaman
13
radikal bebas. Pengertian dari radikal bebas adalah molekul oksigen yang tidak stabil dan molekul tidak stabil lain yang mengandung satu atau lebih elektron bebas yang menyebabkan menjadi molekul yang sangat reaktif (Santoso giriwijoyo, 2007:126 ). Faktor keturunan adalah faktor gen yang akan berpengaruh pada keturunan, sedang faktor lingkungan yang penting adalah melakukan olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi. Selain itu perlu diperhatikan tentang gizi dan protein yang dibutuhkan. 2.2.2. Kekuatan dan Daya Tahan Otot Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot untuk berkontraksi secara terus menerus dan waktu yang lama dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1990:16). Jadi dengan latihan fisik yang teratur dan terus menerus akan dapat meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot, sehingga dapat melakukan kegiatan fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kekuatan adalah komponen kebugaran jasmani seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (Iman Imanudin, 2008:97). Jadi meskipun pada saat menghadapi pekerjaan yang berat dengan kekuatan otot yang baik akan menghasilkan kebugaran jasmani yang baik pula. Faktor fisiologis yang mempengaruhi kekuatan dan daya tahan otot yaitu : a. Aktivitas fisik
14
b. Suhu otot c. Jenis kelamin d. Umur 2.2.3 Daya Tahan Jantung, Peredaran Darah, dan Pernapasan Daya tahan jantung, peredaran darah, dan pernapasan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama (Sajoto, 1988:16). peredaran darah, dan pernapasan merupakan alat utama dan pengukuran dari segala unsur yang diperlukan tubuh terutama oksigen (O ) 2
yang berfungsi untuk pembakaran pada proses pengolahan zat-zat makanan dalam tubuh sehingga dapat menghasilkan energi yang dihasilkan. Jadi apabila seseorang itu mampu menggerakkan sekelompok otot tertentu secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerja jantung, peredaran darah dan pernapasan lebih cepat. 2.2.4 Daya Otot Dalam kehidupan sehari-hari, daya otot ini diperlukan untuk memindahkan sebagian atau seluruh beban dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan pada suatu saat dan secara tiba-tiba. Orang yang sering melakukan aktivitas jasmani membuat daya ototnya menjadi lebih baik. Daya otot oleh para ahli disebut sebagai daya otot atau tenaga ledak otot. Daya otot atau daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk
15
mempengaruhi kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya (M. Sanjoto,1990:17). 2.2.5 Kelentukan Kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak dalam ruang sendi yang seluas-luasnya (Iman Imanudin, 2008:107). Kelentukan menyatakan kemampuan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh satu persendian, jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian. Umumnya tiap persendian mempunyai gerak tertentu sebagian akibat struktur anatominya. Kelentukan
ini dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan peregangan
seperti gerakan meregakan otot-otot secara maksimal dan perlahan yang dilakukan dengan gerakan yang benar. 2.2.6 Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya (Iman Imanudin, 2008:119). Sedangkan menurut Budiwanto (2004: 37 ) kecepatan adalah jarak tempuh persatuan waktu yang diukur dalam menit atau skala kuantitas. Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa kecepatan bisa dilatih dan dilakukan melalui peningkatan frekuensi langkah dan perbaikan kualitas gerak. Kapasitas gerak dari kecepatan pada anggota tubuh agar lebih maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kecepatan : a. Kelentukan
16
b. Tipe tubuh c. Usia d. Jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8 ) 2.2.7 Kelincahan Seseorang dikatakan memiliki kelincahan cukup baik apabila mampu merubah satu posisi ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerakan yang baik. Sedangkan menurut Iman Imanduin (2008:111) Kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan cepat pada waktunya, bergerak tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi tubuhnya. Jadi kelicahan merupakan pergerakan tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerak yang berbeda-beda dengan kecepatan yang setinggi-tingginya dengan berubah-ubah arah. 2.2.8 Koordinasi Koordinasi
adalah
kemampuan
seseorang
menginteregasikan
bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif (Iman Imanudin, 2008:120). Jadi apabila seseorang mempunyai koordinasi yang baik, maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah dan efektif Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Dangsina Moeloek, 1984:4). Jadi apabila seseorang mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif.
17
2.2.9 Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh pada saat melakukan gerakan, tergantung dari kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot (Dangsina Moeloek, 1984:10). Keseimbangan ini melibatkan verstibular system pada bagian dalam terlinga, penglihatan mata, otak menafsirkan secara kompleks, menghasilkan berbagai respon gerakan pada situasi fisik tertentu. Jadi kelincahan ini diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. 2.2.10 Ketepatan Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran(Sajoto, 1988:18). Sasaran ini dapat merupakan suatu gerak atau mungkin suatu aspek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Komponen-komponen kebugaran jasmani saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kebugaran jasmani akan bertambah baik jika seseorang melakukan latihan ketepatan tidak hanya untuk salah satu komponen saja tetapi semua komponen kebugaran jasmani.
2.3 Nilai – nilai Kebugaran Jasmani Seorang individu mutlak harus memiliki kebugaran jasmani sesuai dengan kebutuhan dari keseluruhan unsur kebugaran jasmani, yang semuanya saling berhubungan erat. Latihan yang hanya menekankan pada salah satu faktor
18
hasilnya kurang dapat dipertanggungjawabkan dalam meningkatkan kebugaran jasmani. Pada hakekatnya kebugaran jasmani menyangkut kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap perubahan faal akibat dari suatu kerja tertentu. Dengan kata lain kebugaran jasmani menggambarkan derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan (Santoso Giriwijoyo, 2007:17). Kebugaran
jasmani dalam arti sempit merupakan suatu aspek dari
kebugaran keseluruhan manusia. Kebugaran secara keseluruhan dapat dijabarkan menjadi lima aspek kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yaitu; a) Kemampuan statis, b) Kemampuan dinamis, c) Kemampuan jasmani, d) Kemampuan mental, e) Kemampuan sosial (Emi Rachmawati,M.I.2005: Tingkat Kebugaran Jasmani Anggota Pangguyuban Lansia di Kecamatan Candi Sari Semarang. Disertasi Doktor pada FPS UNES Semarang: tidak di terbitkan ). 2.3.1 Kemampuan Statis Kemampuan statis yaitu tidak hanya sehat atau cacat, melainkan ada keserasian dan kesempurnaan dari segi fisik, mental dan sosial (Santoso Giriwijoyo, 2007:156). Jadi kemampuan statis meliputi unsur anatomi, fisiologi, psikologi, dan juga mental yang kuat didukung pula dengan kekuatan otot yang baik. 2.3.2 Kemampuan Dinamis Kemampuan dinamis adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan jasmani yang berat, yang tidak memerlukan ketangkasan khusus (Santoso Giriwijoyo, 2007:156). Dalam hal ini yang menjadi patokan penilaian kita
19
adalah daya tahan. Jadi kemampuan untuk bertahan dapat dimasukkan ke dalam
kemampuan
dinamis,
dimaksudkan
kesanggupan
melakukan
kemampuan fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan. 2.3.3 Kemampuan Mental Kemampuan mental yaitu kemampuan dalam menghadapi tantangan kehidupan yang dijalani sehingga timbul sikap percaya diri yang kuat. Kemampuan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Untuk itu tentunya diperlukan sifat-sifat mental yang tangguh antara lain: 2.3.3.1 Kepercayaan terhadap diri sendiri, keuletan, ketabahan hati dan tidak lekas putus asa. 2.3.3.2 Kehalusan budi dan mampu mengekang nafsu-nafsu terlarang, ramah tamah, bersifat adil dan berprikemanusiaan (Emi Rachmawati,M.I. 2005. Tingkat Kebugaran Jasmani Anggota Pangguyuban Lansia di Kecamatan Candi Sari Semarang. Disertasi Doktor pada FPS UNES Semarang: tidak di terbitkan ) Jadi seseorang yang telah memiliki tuntutan hidup seperti tersebut di atas tentu merupakan pribadi yang dapat dibanggakan dan mempunyai dasar ke-Tuhanan yang tangguh. 2.3.4 Ketangkasan Jasmani Ketangkasan jasmani yaitu kemampuan untuk melakukan gerakangerakan yang dikoordinasi (Emi rachmawati,M.I.2005. Tingkat Kebugaran Jasmani Anggota Pangguyuban Lansia di Kecamatan Candi Sari
20
Semarang. Disertasi Doktor pada FPS UNES Semarang: tidak di terbitkan ). Dalam hal ini diperlukan keterampilan tertentu dan kemampuan daya tahan seperti berenang, melempar, melompat, dan lain sebagainya. Jadi pada gerakan yang dikoordinir terpadu komponen-komponen pertahanan, keseimbangan, fleksibilitas, ketangkasan, agility, ketangkasan, kekuatan, sehingga untuk semua ini diperlukan kekuatan otot dan daya tahan. 2.3.5 Kemampuan Sosial Kemampuan sosial yaitu kemampuan seseorang untuk dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan belas kasihan dari orang lain. Orang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik diharapkan memenuhi nilai–nilai kebugaran jasmani tersebut sehingga memiliki keseimbangan antara jasmani, rohani dan sosialnya.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Mengingat pentingnya kebugaran jasmani bagi seseorang yang berfungsi mengembangkan kemampuan, kesanggupan dan daya tahan diri sehingga mempertinggi daya aktivitas kerja, maka tak akan lepas dari faktor-faktor kebugaran jasmani. Faktor-faktor kebugaran jasmani antara lain: faktor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, serta fakor makanan dan gizi (D. Moeloek, 1984: 13). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani menurut Emi Rachmawati (Tingkat kebugaran jasmani anggota pangguyuban lansia di
21
kecamatan Candi Sari Semarang. Disertasi Doktor pada FPS UNES Semarang: tidak di terbitkan), adalah sebagai berikut: 2.4.1 Faktor Latihan Yang dimaksud latihan adalah latihan olahraga yaitu pengulangan dari gerak tertentu, secara sistematis dan teratur berirama dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi maksimal (D.Moeloek, 1984: 13). Pada waktu menentukan program latihan untuk daya tahan kardirespirasi harus memperhatikan empat faktor latihan, yaitu: intensitas, frekuensi, lama dan macam latihan (Sadoso Sumosarjono, !986: 148). Jadi intensitas latihan merupakan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kesegaran kardiorespirasi. Intensitas suatu kerja dapat dinyatakan dalam berbagai cara yaitu persentase denyut nadi maksimal, persentase konsumsi oksigen maksimal, dan jumlah kalori yang diperlukan. 2.4.2 Faktor Istirahat Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktivitas, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengambalikan tenaga yang telah terpakai maka diperlukan istirahat. Menurut Irmin dan Rochim (2004:104) bahwa, “ Hidup dalam aturan adalah hidup secara efektif, baik dalam waktu maupun efektif dalam energy”. Sedangkan menurut Ichsan (1989:117) dalam bukunya mengatakan bahwa: “Istirahat adalah suatu tindakan yang menunjuakan organ tubuh berfungsi secara normal tetapi ia tidak dipaksakan menadapat beban terus-menerus. Sehingga secara fisologis dan psikis tubuhnya tetap memiliki kebugaran untuk kembali berkerja”
22
Jadi menurut kedua pendapat yang diatas menyatakan bahwa agar stamina tetap terjaga, berolahraga secara teratur dan tak kalah pentingnya istrirahatlah secara teratur juga, tidur yang cukup, dalam sehari 8 jam. 2.4.3 Faktor Lingkungan Menurut Santoso dan Ranti (1999:18) bahwa, “ Faktor lingkungan mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat kesebugaran jasmani”. Jadi factor lingkungan memegang peranan penting dalam kehidupan individu, yang berarti juga bahwa tingkat kesehatan seseorang sangat dipengaruhi oleh keadaan di mana ia tinggal. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan yang sehat akan turut menunjang produktivitas atau kinerja seseorang dalam melakukan tugasnya. 2.4.4 Faktor Kebiasan Hidup Sehat Seseorang apabila menginginkan kebugaran jasmaninya tetap terjaga, maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan hidup sehat merupakan tingkat aktifitas sehari-hari antara olahraga, istirahat maupun kebiasaan diri pribadi untuk menjaga kebersihan di lingkungannya.menurut Giriwijoyo (1992:11) mengatakan bahwa “ kebiasaan hidup sehat adalah permasalahan factor manusia secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kualitas sehat manusia itu” jadi untuk menjaga atau meningkatkan kualitas sehat seperti yang telah disebut diatas, seseorang harus mengusahakan dengan jalan melaksanakan segala kegiatan kebiasaan hidup sehat itu dengan secara teraktur.
23
2.4.5 Faktor Makanan dan Gizi Sejak dalam kandungan manusia sudah memerlukan makanan dan gizi yang cukup digunakan untuk pertumbuhan. Menurut D.Moeloek (1984:14). Dalam pembinaan kebugaran jasmani tubuh haruslah cukup makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air Jadi dengan makanan yang tepat akan kandungan gizi dan proteinnya dapat mendukung ketahanan tubuh yang tentunya akan berpengaruh pada kebugaran jasmani seseorang.
2.5 Fungsi Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani sangat penting bagi semua lapangan kehidupan manusia. Kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menyukseskan pembangunan.
Kebugaran
jasmani
bagi
setiap
orang
berfungsi
dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani mempunyai fungsi pengembangan kesanggupan kerja bagi siapapun, sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Khusus bagi pelajar dan mahasiswa sangat penting mempunyai kondisi fisik yang baik yang akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek kejiwaan yang berupa peningkatan motivasi kerja, percaya diri, ketelitian dan lain sebagainya (Iman Imanudin, 2008:90). Dalam konteks yang lebih khusus yaitu dalam kegiatan olahraga, maka kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya
(Iman
Imanudin,
2008:91
dan
Harsono,
1998).
Untuk
24
meningkatkan kebugaran jasmani dilakukan latihan fisik secara teratur dan berkesinambungan. Dengan latihan teratur dapat berfungsi : 2.5.1 Denyut jantung lebih lambat tiap menitnya kalau dibandingkan dengan jantung biasa. 2.5.2 Paru-paru yang terlatih menghasilkan pernafasan yang tidak begitu kencang tetapi dalam. 2.5.3 Gerakan–gerakan urat syaraf yang terlatih akan menyempurnakan koordinasi antar gerak otot dan juga akan menambah kepercayaan akan kesanggupan dan kemampuan fisik untuk melakukan tugasnya dengan sempurna. 2.5.4 Meningkatkan kelancaran peredaran darah ke seluruh tubuh berarti meningkatkan pengangkutan oksigen dan membawa sisa-sisa pembakaran ( metabolisme ) (Mulyono Wiryosaputro, 1997:360).
2.6 Aktivitas Siswa Berangkat dan Pulang Sekolah Aktivitas siswa saat berangkat dan pulang sekolah ada bermacam-macam, antara lain bersepeda, jalan kaki, dan naik angkutan umum. 2.6.1 Bersepeda Bersepeda sama efektifnya dengan jalan dan lari untuk menjaga kesehatan otot bagian bawah tubuh. Bersepeda juga memenuhi tambahan aerobik yang diperlukan bagi sistem jantung tetapi dengan tekanan yang kurang terhadap anggota tubuh. Bersepeda merupakan salah satu aktivitas yang terbaik untuk meningkatkan kebugaran jantung. Kebugaraan jantung
25
diukur dengan kapasitas aerobik yaitu kemampuan untuk melakukan latihan otot besar dan seluruh badan pada tingkat intensitas yang moderat sampai tinggi untuk periode waktu yang cukup lama. Bersepeda menyebabkan bekerjanya otot-otot kaki, pinggul, dan pantat. Bersepeda meningkatkan kemampuan oksidasi otot-otot tersebut sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan yang luas, juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung (Cris Carmichael, 1996:6).
2.6.2 Jalan Kaki Dengan berjalan kaki akan mempengaruhi 5 komponen kebugaran yaitu: komposisi tubuh, keaktifan pembuluh darah, fleksibilitas, ketahanan otot, dan kekuatan otot. Menurut penelitian Universitas Massachusett yang dipimpin Dr. James Rippe, dengan berjalan kaki 4 kali dalam seminggu dalam waktu 45 menit rata-rata orang dapat mengurangi 18 pon berat badan dalam 1 tahun tanpa harus melakukan diet. Berjalan kaki dapat membantu anda memgurangi lemak dan juga memperkuat otot. Dengan jalan kaki dapat meningkatkan ketahanan jantung dan paruparu, juga meningkatkan kemampuan tidak hanya untuk berlatih lebih lama dan lebih kuat tetapi juga melaksanakan tugas harian tanpa merasa lelah. Latihan berjalan kaki juga dapat membangun sistem kekebalan tubuh. Anda akan jarang terkena penyakit bila melakukan latihan ini. Pada satu penelitian oleh Dr. David Nieman di Universitas Appalachian State di Carolina Utara, sekelompok wanita yang berjalan kaki selama 45 menit dalam satu hari, kecil
26
kemungkinan terkena demam atau flu daripada kelompok wanita yang tidak aktif (Nike Fitness Athlete and Educator, 2000:8-9). 2.6.3 Naik Angkutan Umum Dewasa ini kemajuan teknologi sangat mengagumkan, hampir semua peralatan yang diperlukan manusia serba otomatik elektronik. Kehidupan sehari-hari saat ini diwarnai dengan duduk, berbaring atau berkendaraan. Aktivitas siswa berangkat dan pulang sekolah banyak yang berkendara atau naik angkutan umum sehingga siswa menjadi kurang gerak dan mengakibatkan rangsangan alamiah yang sangat vital bagi kehidupan lewat kerja jasmaniah sebagian besar telah lenyap dan mengakibatkan kemunduran karena kurang gerak (hipokinesis). Akibat yang ditimbulkan karena kurang gerak antara lain penyakit jantung koroner, tekanan darah meninggi dan kegemukan (Sudarno Sp, 1992:2).
2.7 Tes Kebugaran Jasmani Tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan mengadakan tes kebugaran jasmani. Tes kebugaran jasmani yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk remaja usia 13 – 15 tahun, yaitu tes lari 12 menit copper. Tes kebugaran ini digunakan karena sesuai dengan usia siswa SMP. Alasan pemilihan penggunaan tes tersebut adalah : 2.7.1 Tes ini tidak terlalu sulit dalam pelaksanaannya, karena tidak dituntut kemampuan khusus yang berupa ketangkasan dan keterampilan istimewa.
27
2.7.2 Mudah dalam penggunaan alat tes, karena dengan stopwatch dan roll meter untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani tidak terlalu besar resiko kesalahannya, dibanding alat tes yang lainnya. 2.7.3
Di dalam komponen tes yang terdapat di dalamnya sudah dapat mengukur kebugaran jasmani semua siswa yang dijadikan sampel penelitian.
Tes kebugaran jasmani ini dilakukan untuk siswa yang tidak dalam keadaan sakit sehingga siswa mampu mengikuti seluruh rangkaian butir tes.