BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sekilas Tentang Key Perfromance Indicator (KPI) Key performance indicator (KPI) atau indikator kinerja utama adalah serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur dan memberikan informasi sejauh mana sasaran strategi yang dibebankan kepada suatu organisasi sudah tercapai. Unsur – undur yang terdapat didalam KPI terdiri atas tujuan strategis, indikator kunci yang relevan dengan sasaran strategis tersebut, sasaran yang menjadi tolak ukur, dan kerangka waktu atau periode, dan kerangka waktu atau periode berlakunya KPI tersebut. KPI harus dipilih secara cermat untuk mencerminkan indikator kinerja yang penting bagi organisasi sesuai dengan strategi perusahaan dan factor kunci kesuksesan organisasi yang akan menunjukan hasil kinerja atau keberhasilan pencapaian sasaran perusahaan. Penetapan KPI dan sasaran yang akan dicapai tidak dapt dilakukan secara asal – asalan, namun harus dipilih dan ditentukan menggunakan metode yang tepat dan sistematis. Memilih KPI dan menetapkan sasaran KPI secara tepat akan dapat mengarahkan organisasi pada identifkasi potensi perbaikan atau peningkatan kinerja sehingga KPI sering kali diasosiasikan dengan inisiatif yang terkait peningkatan kinerja. Pemilihan indikator kinerja yang kurang tepat sebagai KPI dapat mengakibatkan terjadinya pengukuran kinerja yang tidak efisien atau kontraproduktif. Sebagai contoh, untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan, organisasi menetapkan indikator berupa jumlah keluhan
6
pelanggan yang diterima. Secara intuitif semakin sedikit keluhan pelanggan yang diterima, tingkat kepuasan pelanggan seharusnya semakin tinggi. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena keluhan pelanggan yang sedikit bisa diakibatkan jumlah pelanggan yang akan menyampaikan keluhan tidak bisa mengakses sarana komunikasi yang disediakan organisasi. Sebagai salah satu perangkat utama manajemen organisasi, tujuan utama dari penetapan KPI sebagai berikut. •
Untuk menghubungkan antara visi – misi – tata nilai, strategi organisasi, dan sasaran kinerja organisasi dengan aktivitas organisasi untuk mencapai sasaran kinerj yang diinginkan.
•
Untuk mengukur tren kinerja organisasi, perusahaan dan atau divisi apakah terdapat kenaikan atau terjadi penurunan yang signifikan. Pemilihan KPI secara tepat akan menjadi pemberi sinyal bagi organisasi yang memberikan gambaran mengenai area kinerja yang memerlukan kebaikan, peluang perbaikan kinerja, dan mengetahui efektivitas upaya perbaikan yang telah dilakukan pemilihan KPI secara tepat juga membantu organisasi membatasi jumlah indikator dan data yang diperlukan sehingga organisasi bisal lebih focus dalam memonitor kinerja organisasi.
•
Untuk membandingkan kinerja organisasi terkini dengan kinerja historis organisasi, atau membandingkan dengan kinerja organisasi lainnya sehingga organisasi mendapatkan gambaran mengenai keunggulan atau kelemahan
7
organisasi dibandingkan pesaing, serta mengetahui peluang – peluang untuk menciptakan nilai tambah. •
KPI organisasi digunakan sebagai dasar penetapan KPI atau sasaran kinerja divisi dan individu.
•
Hasil pencapaian KPI menjadi dasar untuk memberikan penghargaan dan konsekuensi sehingga KPI juga bermanfaat untuk mendorong motivasi bekerja dan perilaku yang baik dari karyawan.
2.1.1
Siklus penetapan dan laporan key performance indicator (KPI)
Proses penetapan, monitoring, pelaporan, dan evaluasi KPI dilaksanakan dalam bentuk siklus seperti yang dituangkan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 siklus key performance indicator (KPI)
8
Langkah – langkah penetapan KPI sebagai berikut : •
Berdasarkan rencana kerja dan sasaran prusahaan tahunan, lakukan idntifikasi data/informasi yang dapat dijadikan atau dikembangkan menjadi indikator kinerja.
•
Pilih indikator kinerja yang relevan terhadap keberhasilan pelaksanaan rencana strategis perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sebagai KPI.
•
Lakukan pembobolan KPI untuk menentukan tingkat kepentingan dan prioritas KPI terhadap kinerja.
•
Tetapkan sasaran/target KPI yang harus dicapai.
•
Lakukan cascanding dan penyelarasan KPI organisasi menjadi KPI divisi dan KPI individu.
•
KPI dan sasaran/target yang harus dicapai dituangkan dalam kontak manajemen untuk level organisasi atau level divisi serta sasaran kerja untuk level individu. Kontak manajemen dan sasaran kerja umumnya berlaku selama setahun.
•
Proses pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja dilaksanakan secara berkala
(bulanan,
menciptakan
triwulan,
transparansi,
semesteran). sekaligus
Hal
ini
memberikan
dlakukan indikasi
untuk kepada
manajemen apabila terjadi masalah atau hambatan dalam oprasional organisasi, untuk selanjutnya dicari solusinya. •
Di akhir periode KPI, dilakukan evaluasi, pengesahan hasil pencapaian, serta proses feedback untuk indikator kinerja dalam pencapaiannya. 9
2.1.2
Identifikasi dan penentuan key performance indicator (KPI)
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pemilihan KPI harus dilakukan secara cermat untuk mencerminkan indikator kinerja kunci yang sesuai dengan sasaran strategis dan critical success factor organisasi. Indikator kinerja yang terpilih tersebut juga harus dapat diimplementasikan dalam kegiatan oprasional organisasi, divisi, serta aktivitas individu. Selain itu, terdapat beberapa karakteristik yang juga perlu dipertimbangkan dalam menentukan KPI sebuah organisasi didalam perusahaan. Karakteristik tersebut sebagai berikut. •
Indikator kinerja yang dipilih dipantau secara teratur.
•
Merupakan indikator kinerja yang berada dalam kendali manajemen organisasi.
•
Cara pengukuran dan tindakan koreksinya dipahami oleh seluruh karyawan.
•
Penanggung jawab KPI jelas.
•
Memiliki dampak signifikan.
•
Memiliki damak positif.
10
Penetapan KPI dalam perusahaan dapat dilakukan menggunkan dua pendekatan sebagai berikut. •
Top – down Pendekatan secara top – down berawal dari ketetapan manajemen puncak organisasi, dan untuk implementasinya membutuhkan komitmen manajemen yang kuat. Pendekatan ini cocok untuk dilakukan apabila manajemen organisasi mendapat tekanan yang kuat untuk mencapai sasaran.
•
Bottom – up Pendekatan bottom – up dilakukan dengan pengukuran di tingkat oprasional sebagai dasar untuk pembuatan laporan ke manajemen. Kelemahan dari pendekatan ini adalah informasi data kinerja level oprasional yang terlalu banya serta kurangnya data kinerja yang terkait strategi.
Penetapan KPI juga dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal dari organisasi. factor – factor tersebut sebagai berikut. •
Factor internal a. Rencana implementasi teknologi baru b. Rencana ekspansi usaha c. Pemekaran atau penciutan organisasi
•
Factor eksternal a. Perubahan situasi pasar dan pesaing (tingkat kompetisi semakin ketat) b. Perubahan selera konsumen c. Kebijakan pemerintah dan stakeholder terkait lainnya
11
Menetapkan indiator kinerja mana yang menjadi KPI sangat bergantung pada kebijakan, strategi, proses bisnis, serta aktivitas operasional masing – masing organisasi sehingga proses penetapan dan indikator kunci yang terpilih akan berbeda – beda untk setiap organisasi di perusahaan. Mengingat penetapan KPI sangat unik bagi setiap organisasi/divisi/individu, tidak ada aturan baku yang menetapkan jumlah KPI yang sebaiknya diterapkan. Namun, berdasarkan pengalaman,
jumlah
KPI
rata
–
rata
yang
diterapkan
pada
organisasi/divisi/individu minimum sebaiknya antara 4 (empat) hingga maksimum 10 (sepuluh) indikator kinerja.
2.1.3
Pembobotan key performance indicator (KPI)
Pembobotan KPI dilakukan untuk menekankan KPI yang menjadi prioritas atau perhatian dalam pencapaiannya. Dalam menentukan bobot atau prioritas masing – masng KPI, salah satu caranya adalah menentukan apakah KPI tersebut sesuai dengan salah satu kriteria seperti yang tercantum pada table pembobotan dibawah ini. Tabel 2.1 pembobotan KPI Level prioritas Penting
Kriteria
Alokasi bobot
Indikator penting, tetapi bukan main value driver untuk
5 – 10%
operasional organisasi atau proses pendukung Sangat penting
Indikator sangat penting dan merupakan main value driver
untuk
operasional
pendukung.
12
organisasi
atau
proses
10 – 15%
Kritikal
Indikator sangat penting dan kritikal dalam pencapain
>15 %
tujuan operasi organisasi atau proses pendukung.
Pembobotan masing – masing KPI dibuat minimum 5%, karena pembobotan terlalu kecil (<5%) mengidentifikasikan
jumlah KPI yang ditetapkan terlalu
banyak. Total jumlah bobot seluruh KPI harus sama dengan 100%
2.1.4
Penetapan Target Setelah KPI masing – masing telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan target pencapian untuk masing – masing KPI. Target pecapaian umumnya diberikan secara kuantitatif, agar mudah untuk diukur dan dibandingkan. Penetapan target pencapaian KPI merupakan proses dinamis, seiring dengan pemahaman proses dalam organisasi yang semakin mendalam. Referensi yang dapat digunakan dalam penetapan target sebagai berikut. •
Target yang sudah ditetapkan dalam rencana strategis atau rencana kerja tahunan organisasi.
•
Peningkatan dari realisasi pencapaian tahun sebelumnya.
•
Input dari manajemen atau pemegang saham.
•
Menggunakan pembanding dari competitor, hasil studi banding, atau best practice.
Perlu dibedakan antara “target” dengan “prdiksi”. Prediksi adalah perkiraan kemungkinan pencapaian kinerja dengan keadaan saat ini. Adapun target
13
merupakan prediksi yang di-stretch atau ditingkatkan. Penetapan target yang lebih tinggi daripada prediksi ditujukan sebagai motivator bagi organisasi untuk berinovasi untuk mencapai peningkatan kinerja hingga mencapai target yang diharapan. Tantangan yang dihadapi manajemen organisasi dalam menetapkan target pencapaian KPI adalah memasttikan agar target yang ditetapkan tersebut realistis tetapi cukup menantang. Dalam artian, dapat memberikan motivasi kepada setiap bagian organisasi untuk memberikan kinerja sebaik – baiknya dalam rangka mencapai target tersebut. Dalam system manajemen kinerja di BUMN, sasaran KPI untuk dikategorikan menjadi dua tingkatan sebagai berikut. •
Sasaran base : sasaran yang ambisius dan harus tercapai. Nilai sasaran base umumnya selaras dengan sasaran yang ditetapkan salam kontak manajemen.
Sasaran stretch : sasaran yang aspirasional atau hamper tidak mungkin tercapai. Sasaran stretch biasanya ditingkatkan antara 10-20% dari sasaran bas.
2.1.5
Pengukuran kinerja organisasi BUMN
Kriteria penilaian kinerja unggul badan usaha milik Negara (KPKU BUMN) merupakan system evaluasi kinerja yang digunakan oleh BUMN. System ini diadopsi dari kriteria penilaian MBNQA, dan menjadi panduan untuk membangun, menata, dan memberdayakan kesisteman dan sumber daya BUMN
14
untuk mencapai kinerja unggul. Nilai tambah yang diharapkan untuk mencapai oleh BUMN dengan menerapkan kriteria KPKU sebagai berikut. •
Daya saing meningkat.
•
Laba usaha meningkat.
•
Pendapatan usaha meningkat.
•
Kepuasan pelanggan meningkat.
•
Kesejahteraan masyarakat meningkat.
•
Kepuasan stakeholder lainnya meningkat.
KPKU BUMN telah ditetapkan sebagai pedomanpengelolaan kinerja BUMN, dan diadaptasi dari konsep kriteria Malcolm baldridge. Dalam KPKU BUMN, terdapat lima perspektif KPI yang dinilai, antara lain : •
Aspek finansial dan pasar.
•
Focus pelanggan.
•
Efektivitas produk dan proses.
•
Focus tenaga kerja.
•
Kepemimpinan, tata kelola, dan tanggung jawab masyarakat.
(Arini T.Soemohadiwidjojo, 2015)
15
2.1.6
Sales Outsourcing Arti sebenarnya outsourcing, Kata itu mengacu pada istilah karyawan
kontrak. Namun, arti yang lebih jelasnya adalah karyawan yang dipekerjakan oleh sebuah perusahaan melalui badan usaha lain. Dalam hal ini BNI memiiliki dua jenis sales didalam perusahan yakni sales pegawai tetap dan sales outsourcing.
2.1.7
Penerapan Target dan Key Performance Indicator (KPI)
A. Penerapan Target Sales Outsourcing Fleksi Tabel 2.2 pembobotan Sales Outsourcing Fleksi NO
Type Sales
Total target (Rp)
1
FLEKSI
800,000,000.00
Target (Rp) BNI Fleksi 70% 560,000,000.00
Target (Rp) BNI Kredit Pensiun 20% 160,000,000.00
Target (Rp) BNI Griya 10% 80,000,000.00
B. Penerapan Target Sales Outsourcing Lending Tabel 2.3 Pembobotan Target Konsumer Type Sales
Total Konsumer (Rp)
LENDING 1,430,000,000.00
produk BNI Griya (70%) BNI Fleksi (20%) BNI Multiguna (10%)
Target (Rp) 1,001,000,000.00 286,000,000.00 143,000,000.00
Tabel 2.4 Pembobotan Target DPK Type Sales
Total DPK (Rp)
LENDING 82,500,000.00
produk CASA (50%) Tabungan (80%) Giro (20%) Deposito (50%) Deposito (50%)
16
Target (Rp) 33,000,000.00 8,250,000.00 41,250,000.00
Tabel 2.5 Pembobotan Target NOA dan Kartu kredit Type Sales LENDING
Produk
Target
Jumlah NOA
9
Jumlah Kartu Kredit
3
Keterangan : Table diatas menjelaskan mengenai target yang sudah ditetapkan bersama dimusyawarah oleh semua pihak agar senantiasa meningkatan kebaikan ke perusahaan.
C. Penerapan KPI Sales Outsourcing Fleksi Tabel 2.6 KPI Sales Outsourcing Fleksi NO 1
Diskripsi KPI Volume Penjualan Kredit BNI Fleksi yang dibukukan
2
3
Bobot
Formula Perhitungan
70%
Volume Penjualan BNI Kredit Pensiun yang dibukukan
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
𝑥 100%
20%
Volume Penjualan Kredit BNI Griya & BNI Griya Multiguna
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
𝑥 100%
10%
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
𝑥 100%
17
D. Penerapan KPI Sales Outsourcing Lending Tabel 2.7 KPI Sales Outsourcing Lending NO
Diskripsi KPI
Bobot
1
Volume Penjualan Kredit Konsumer
65 %
2
Jumlah Aplikasi Kredit Konsumer Yang Disetujui
20%
3 4 5
Pertumbuhan Outstanding & Target Total DPK Jumlah Aplikasi Kartu Kredit Yang Disetujui Approval Rate
5% 5% 5%
Formula Perhitungan 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
Keterangan : Realisasi volume penjualan : Hasil dari penjualan sales oursourcing ke nasabah Target : Nominal yang harus dicapai sales outsourcing.
18
𝑥 100% 𝑥 100% 𝑥 100% 𝑥 100% 𝑥 100%
2.1.8
Rumus Key Performance Indicator (KPI)
Rumus key performance indicator (KPI) yang sekarang ini digunakan oleh PT. BNI sekarang ini yakni : •
Realisasi sales 𝑅 = Pencapaian x 100% Target
Keterangan :
R : perhitungan realisasi sales outsourcing. Pencapaian sales : pencapaian yang diperoleh sales outsourcing. Target : sasaran yang harus dicapai sales outsourcing. •
Key Performance Indicator (KPI)
P = Bobot x Realisasi (R) Keterangan : P : Perhitungan Performance Bobot : persentase pengali yang ditetapkan untuk perhitungan performance Realisasi : pencapaian yang didapat dari rumus realisasi. Dasar penetapan KPI diatas berasal dari BNI yang ditujukan kepada para sales outsourcing yang bekerja di berbagai wilayah Indonesia.
19
2.2 Aplikasi Web dan Database 2.2.1
Aplikasi Web Perkembangan dunia internet telah melahirkan suatu fasilitas layanan baru,
yaitu web, yang
merupakan layanan terpenting internet. Fasilitas web
mengizinkan pengakses untuk mengakses dan berinteraksi dengan teks, grafik, animasi, foto, suara dan video. Web secara fisik adalah kumpulan komputer pribadi, web browser, koneksi ke ISP, komputer server, router, dan switch yang digunakan untuk mengalirkan informasi dan menjadi wahana pertama sebagai pihak terkait. Web dikenal dengan sistem client-server. Komputer pengguna disebut komputer client, sedangka komputer yang di akses disebut server. Web menggunakan protokol yang disebut HTTP (HyperText Transfer Protocol) yang berjalan pada TCP/IP. Perekat antarhalaman web disebut Hyperlink dan Hypertext. Agar dapat menjelajahi web, kita membutuhkan perangkat lunak yang disebut web browser. Kemudian, membangun sebuah web ditulis pada bahasa komputer yang dikenal Hypertext Markup Languange (HTML). Pada prakteknya, bahasa komputer berbasis web tidak hanya HTML, melainkan juga melibatkan bahasa pemrograman lain seperti PHP atau Perl. Tujuannya adalah untuk membentuk halaman yang bersifat dinamis. Aplikasi web itu sendiri dibagi menjadi dua, Web Statis dan Web Dinamis. Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja. Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus-menerus untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi dengan model aplikasi web
20
dinamis. Dengan memperluas kemampuan HTML, yakni dengan menggunakan perangkat lunak tambahan, perubahan informasi dalam halaman-halaman web dapat ditangani melalui perubahan data, bukan melalui perubahan program. Sebagai implementasinya, aplikasi dapat dikoneksikan ke basis data. Dengan demikian, perubahan informasi dapat dilakukan olehoperator atau yang bertanggung jawab terhadap kemuktakiran data, dan tidak menjadi tanggung jawab pemrograman atau Webmaster.
2.2.2
Database Data adalah rekaman mengenai fenomena/fakta yang ada atau yang terjadi.
Data pada pokonya adalah refleksi fakta yang ada. Data mengenai fakta-fakta penting organisasi harus dikelola secara baik sehingga dapat dipakai/diakses secara efisien sehingga efektif mendukung operasi dan pengendalian organisasi. Data merupakan sumber daya penting pada manajemen modern. Untuk itu, organisasi perlu melakukan penataan dan manajemen data yang baik agar data yang dimiliki organisasi dapat berdaya guna secara maksimal. Database
adalah
kumpulan
data
yang
saling
berhubungan
yang
merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di organisasi. Saat satu kejadian muncul si dunia nyata mengubah state organisasi/perusahaan/sistem maka satu perubahan pun harus dilakukan terhadap data yang disimpan di database. Database merupakan komponen utama sistem informasi karena semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data di database. Pengelolaaan database yang
21
buruk dapat mengakibatkan ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Sistem manajemen basisdata atau DBMS (Database Management System) adalah perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola, dan mengendalikan pengsaksesan basisdata. Fungsi sistem manajemen basisdata saat ini yang penting adalah menyediakan basis untuk sistem informasi manjemen. (Bambang Hariyanto, 2008).
2.3 Software Dalam Pembuatan Aplikasi 2.3.1
HTML HTML kependekan dari Hyper Text Markup Languange. Dokumen
HTML adalah file teks murni yang dapat di buat dengan editor teks sembarang. Dokumen ini dikenal sebagai web page. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan dalam browser web surfer. Dokumen ini umumnya berisi informasi atau interface aplikasi di dalam internet. Ada dua cara untuk membuat sebuah web page, dengan HTML editor atau dengan editor teks biasa (misalnya notepad). Dokumen HTML disusun oleh elemen-elemen. “Elemen” merupakan istilah bagi komponen-komponen dasar pembentuk dokumen HTML. Beberapa contoh elemen adalah head, body, table, paragraf, dan list. Elemen dapat berupa teks murni, atau bukan teks, atau keduanya. (Abdul Kadir, 2008)
22
2.3.2
CSS CSS merupakan singkatan dari Cascading Style Sheet, merupakan fitur baru
dari HTML 4.0. hal ini diperlukan setelah melihat perkembangan HTML menjadi kurang praktis karena web pages terlalu banyak dibebani hal-hal yag berkaitan dengan faktor tampilan seperti font dan lain-lain.Untuk itu jika kumpulan isi gaya (style) tersebut dikelolah secara terpisah maka managemen pages menjadi lebih mudah dan efisien. (Bambang Hariyanto, 2008)
2.3.3
PHP PHP merupakan salah satu bahasa pemrograman berbentuk skrip yang
ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnyalah yang dikirm ke klien, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk
membentuk
aplikasi
web
dinamis.
Maksudnya,
PHP
mampu
menghasilkana website yang secara terus-menerus hasilnya bisa berubah-ubah sesuai dengan pola yang diberikan. Hal tersebut tergantung pada permintaan client browse-nya (bisa menggunakan browser Opera, Internet Explorer, Mozzila,, dan lain-lain). Umumnya, pembuatan web dinamis berhubungan erat dengan Databse sebagai sumber data. PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl. Namu, Perlu diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa dipakai secara Command Line. Artinya, skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser.
23
Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan sebutan alamat internet, browser
mendaptkan alamat dari web browser,
mengidentifikasi alamat yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Selanjutnya, web server akan mencarikan file yang diminta dan memberikan isinya ke web browser (atau yang biasa disebut browser saja). Browser yang mendapatkan isinya segera melakukan proses penerjemah kode HTML dan menampilkan ke layar pemakai. Bagaimana halnya yang diminta adalah sebuah halaman PHP? Prinsipnya serupa dengan kode HTML. Hanya saja, ketika berkas PHP yang diminta didapatkan oleh web server, isinya segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesininilah yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server. Selanjutnya, web server menyampaikan ke klien. ( Budi Raharjo, 2011 )
2.3.4 JavaScript JavaScript adalah kode untuk menyusun halaman web yang memungkinkan dijalankan di sisi klien (pada browser yang digunakan pemakai). Karena dijalankan di sisi klien, maka JavaScript digunakan untuk membuat tampilan lebih dinamis. (Abdul Kadir, 2011).
24
2.3.5
Jquery Jquery merupakan salah satu pustaka yang dikembangkan dengan
mengembangkan javascript. Kehadirannya adalah untuk memudahkan penulisan kode JavaScript. Dengan menggunakan Jquery, penulisan kode javascript menjadi lebih sederhana (lebih ringkas). Selain itu, yang lebih penting lagi, pembuatan web yang interaktif dan menarik menjadi jauh lebih mudah diimplementasikan daripada jika Anda menggunakan javascript sendiri. (Abdul Kadir, 2011).
2.3.6
MYSQL MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal
kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Selain itu ia bersifat open source (tidak perlu membayar untuk menggunakannya) pada pelbagai platform (kecuali untuk jenis enterprise, yang bersifat komersial). MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itulah sebabnya, istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau beberapa kolom. ( Budi Raharjo, 2011 )
25
2.4 UML UML itu singkatan dari Unified Modelling Language. Sesuai dengan kata terakhir dari kepanjangannya, UML merupakan salah satu bentuk language atau bahasa. Menurut pencetusnya, UML didefinisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah sistem. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari sistem yang sedang dimodelkan. Memahami UML itu sebagai bahasa visual itu penting, karena penekanan tersebut membedakannya dengan bahasa pemrograman yang lebih dekat ke mesin. Bahasa visual lebih dekat ke mental model pikiran kita, sehingga pemodelan menggunakan bahasa visual bisa lebih mudah dan lebih cepat dipahami dibandingkan apabila dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman. UML adalah salah satu bentuk notasi atau bahasa yang sama yang digunakan oleh professional dibidang software untuk menggambarkan atau memodelkan sebuah system software. Sebelumnya ada banyak notasi atau bahasa lain untuk mencapai keperluan yang sama misalnya DFD (Data Flow Diagram). Tetapi sejak matang dan populernya teknologi pemrograman, perancangan, dan analisis berorientasi objek, UML telah menjadi de facto standard language.
26
Ada tiga cara dalam memakai UML dalam melakukan pemodelan system: 1.
UML sebagai ketsa UML digambarkan dalam sketsa coretan-coretan dalam kertas atau whitboard secara tidak formal. Biasanya digunakan dalam sesi diskusi tim untuk membahas aspek tertentu dalam tahap analisis dan perancangan.
2.
UML sebagai blueprint system Seperti diagram kelistrikan adalah blueprint dari komponen atau produk yang akan dihasilkan, UML juga bisa menggambarkan blueprint yang identik untuk sebuah system software.
3.
UML sebagai bahasa pemrograman UML berfungsi sebagai bahasa pemrograman mencoba melakukan semuanya dengan UML sampai kepada produk jadinya. Analisis dan perancangan dilakukan dengan diagram-diagram yang ada dalam UML, sementara sebuah tool atau generator bisa menghasilkan produk akhir dari diagram-diagram ini. Diagram-diagram yang terdapat dalam UML antara lain: • use case diagram • class diagram • statechart diagram • activity diagram • sequence diagram • collaboration diagram • component diagram
27
• deployment diagram ( Munawar, 2005).
2.5 Eclipse Eclipse adalah sebuah IDE (Integrated Development Enviroment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platform (platform independent). Berikut adalah sifat dari eclipse : •
Multi - platform : target system operasi adalah Microsoft windows, linux, solaris, AIX, HP-UX, dan mac OS X.
•
Multi - language : eclipse dikembangkan dengan bahasa pemograman java, akan tetapi eclipse mendukung pengembangan aplikasi berbasis bahasa pemograman lainnya, seperti C/C++, cobol, pyton, perl, php, dan lainnya.
•
Multi - rule : selain sebagai IDE untuk mengembangkan aplikasi, eclipse pun bias digunakan untuk aktivitas dalam siklus pengembangan perang
•
kat lunak, seperti dokumentasi, tes perangkat lunak, pengembangan web, dan lainnya.
Eclipse pada saat ini merupakan salah satu IDE favorit dikarenakan gratis dan open source, yang berarti setiap orang boleh melihat kode pemograman perangkat lunak ini. Selain itu, kelebihan dari eclipse yang membuatnya popular adalah kemampuannya untuk dapat
28
dikembangkan oleh pengguna dengan komponen yang dinamakan plug-in (aplikasi berukuran kecil yang ditanam ke dalam aplikasi lain yang lebih besar, yang bertujuan untuk meningkatkan fungsionalitas aplikasi induknya. Ada beberapa software yang harus diinstal agar bias memulai pemograman android di perangkat computer. Berikut softwarenya : 1. Java JDK : dasar dari android 2. Android SDK (Software Development Kit) : tool untuk mengakses libary android dan menggunakanya untuk level aplikasi android. 3. Android ADT (Android Development Tools) : tool untuk membuat file dan struktur yang diperlukan ketika devel aplikasi android. Semakin tinggi platform android yang kita gunakan, dianjurkan menggunakan ADT yang lebih terbaru, karena biasanya munculnya platform baru diikuti oleh munculnya versi ADT yang terbaru. Untuk melakukan instalasiADT dieclipse dapat dilakukan secara online maupun offline. (Nazruddin Safaat H, 2012)
2.5.1
Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, membuat sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
29
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat memasukkan fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang diinclude akan dipanggil setiap kali use case yang memasukkan dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat dimasukan oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviournya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain. Diagram use case menunjukan 3 aspek dari system yaitu Actor, use case dan system/sub system boundary. Actor mewakili peran orang, system yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case. (Munawar, 2005)
Gambar 2.2 Use Case Model (Munawar, 2005)
30
2.5.2
Activity Diagram Pada dasarnya Diagram aktivitas adalah Diagram flowchart yang diperluas
yang menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Kegunaan diagram ini adalah untuk memodelkan workflow atau jalur kerja, memodelkan operasi, bagaimana objek-objek bekerja, aksi-aksi dan pengaruh terhadap objek. Simbol-simbol yang terdapat dalam Activity Diagram, diantaranya sebagai berikut: Tabel 2.8 Simbol Activity Diagram (Romi Satrio Wahono, 2003) Keterangan
Simbol
Titik Awal atau permulaan. Titik Akhir atau akhir dari aktivitas. Aktiviti,
atau
aktivitas
yang dilakukan oleh aktor. Decision, untuk
atau
pilihan
mengambil
keputusan. Arah tanda panah
alur
proses.
Activity diagram menunjukkan apa yang terjadi, tetapi tidak menunjukkan siapa yang melakukan apa. Dalam pemprograman hal tersebut tidak menunjukkan class mana yang bertanggungjawab atas setiap action. Pada pemodelan bisnis, hal
31
tersebut tidak bisa menunjukkan organisasi mana yang menjalankan sebuah action. Swimlane adalah sebuah cara untuk mengelompokan activity berdasarkan actor (mengelompokkan activity dari sebuah urutan yang sama). Actor bisa ditulis nama actor ataupun sekaligus dengan lambang actor (stick figure) pada use case diagram.
Swimlane
digambarkan
secara
vertikal,
walaupun
terkadang
digambarkan secara horizontal. Activity diagram merupakan salah satu diagram yang umum digunakan dalam UML untuk menjabarkan proses atau aktivitas dari aktor. Sebagai contoh, pelanggan melakukan login (masuk) pada halaman website untuk bergabung, jika pelanggan belum terdaftar, maka akan ditolak oleh sistem dan dikembalikan. Proses penjabarannya adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Activity Diagram (Romi Satrio Wahono, 2003) Di dalam Activity diagram tersebut dijelaskan bahwa user melakukan proses login untuk dapat memasuki area sistem, jika proses login dan/atau user belum teregistrasi, maka user akan ditolak oleh sistem tersebut dan diberi pesan error. Selain itu, bila user telah teregistrasi dan memasukkan kode login dengan benar
32
maka akan diberi akses untuk masuk ke sistem, dan diberikan pesan sukses. User dapat logout (keluar) untuk mengakhiri sesi. (Romi Satria Wahono, 2003)
2.5.3
Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan
dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case : interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi Berikut contoh sederhana Sequence diagram pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram (Sri Dharwiyanti, 2003)
33