BAB II LANDASAN TEORI
II.1
Pasar Finansial Pasar finansial disegmentasikan ke pasar uang dan pasar modal. Karakteristik
instrument pasar uang adalah jangka pendek, mudah diperjual belikan serta likuid. Instrument pasar uang sering disebut cash. Sedangkan pasar modal berkarakteristik jangka panjang dan lebih beresiko. Instrument pasar uang antara lain : Treasury bills, certificates of deposit, commercial paper, eurodollar, federal funds, spot market. Sedangkan pasar modal instrument antara lain common stocks, prefferd stocks, option, reksa dana (Bodie-Kane-Marcus, 2003:26).
II.2
Valuta Asing Perdagangan valuta asing (Forex Trading) mulai berkembang pada era 1970-an
dan dianggap menjadi salah satu bisnis alternatif karena dapat mendatangkan keuntungan bagi pelakunya. Perkembangan pesat transaksi valuta asing ini dimulai dengan peralihan sebagian besar sistem nilai tukar negara – negara besar didunia menjadi sistem free floating (mengambang bebas), setelah sebelumnya menganut sistem fixed rate (nilai tukar tetap). Sistem free floating ini berarti membiarkan nilai tukar mata uang untuk bebas bergerak naik turun atau berfluktuasi mengikuti pasar yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Fluktuasi nilai tukar ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar (M.Daud Darmawan, 2007:9). 9
II.2.1 Instrumen – instrumen Valuta Asing Saat ini terdapat puluhan mata uang yang digunakan di berbagai negara di seluruh dunia. Dalam praktek perdagangan valuta asing, mata uang negara-negara di dunia telah ditentukan kodenya oleh suatu badan internasional yang bernama International Organization for Standardization atau ISO. Kode-kode ini disebut sebagai Kode ISO dilambangkan dengan tiga huruf, misalnya US Dollar (USD), Japanese Yen (JPY), Great Britain Poundsterling (GBP), EURO (EUR), Indonesian Rupiah ( IDR), dan lain sebagainya. Ada lima mata uang utama yang saat ini paling banyak diperdagangkan dipasar valuta asing, yaitu US Dollar (USD), Japanese Yen (JPY), Great Britain Poundsterling (GBP), EURO (EUR), dan Swiss Franc (CHF). Mata uang lain yang juga cukup banyak diperdagangkan adalah Canadian Dollar (CAD), Australian Dollar (AUD), dan New Zealand Dollar (NZD).
II.2.2 Karakteristik Valuta Asing Pasar valuta asing memiliki beberapa karakteristik, di antaranya: 1.
Likuiditas. Likuiditas pasar valuta asing yang sangat besar membuat para pelaku pasar dapat dengan bebas membuka atau menutup posisi kapan saja, karena transaksi dapat berlangsung dengan sangat cepat dan mudah.
2.
Akses Akses pasar dapat dilakukan 24 jam sehari selama lima hari kerja.
3.
Leverage 10
Transaksi valuta asing menggunakan suatu satuan kontrak atau yang biasa disebut lots. Satu lot bernilai kurang lebih $10.000 untuk lot kecil (mini lot), atau $100.000 untuk lot strandar. Untuk transaksi valuta asing sebanyak satu lot tersebut tidak diperlukan uang secara fisik yang persis senilai ini di trading account, melainkan hanya sejumlah uang atau modal yang disebut margin sebesar beberapa persen dari nilai satu lot tadi. Pada umumnya Broker valuta asing menetapkan besarnya margin 1-4%. Margin adalah sejumlah uang atau dana yang kita setorkan dan kita pakai sebagai modal. 4.
Potensi keuntungan dari dua arah pasar (two way market) Berbeda dengan perdagangan saham yang menghasilkan keuntungan jika harga saham yang dimiliki mengalami kenaikan, keuntungan dalam transaksi valuta asing dapat diperoleh baik ketika nilai suatu mata uang menguat atau naik maupun melemah atau turun. Ini karena valuta asing selalu diperdagangkan dalam pasangan, yang artinya transaksi melibatkan pembelian satu mata uang dengan menjual mata uang lain yang menjadi pasangannnya secara bersamaan.
II.2.3 Keuntungan Membeli Valuta Asing Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki valuta asing, yaitu: 1. Bunga Dalam perdagangan valuta asing terdapat perbedaan suku bunga pada masingmasing pasangan mata uang. Tingkat suku bunga ditentukan oleh bank sentral yang mengeluarkan mata uang, masing-masing berbeda besarannya. Jika kita membuka posisi 11
beli terhadap pasangan mata uang yang Base Currency – nya mempunyai tingkat suku bunga lebih tinggi dari pasangannya, atau posisi jual terhadap pasangan yang Base Currency- nya mempunyai tingkat suku bunga lebih rendah terdapat selisih diantara keduanya, sebagai contoh : USD memiliki suku bunga 2.25% sedangkan JPY memiliki suku bunga 0.5% maka bila kita membeli USD kita mendapat bunga selisih yaitu 2.250.5 = 1.75%. Jika kita membeli mata uang dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, dan menjual mata uang dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, maka jika posisi ini dibuka lebih dari satu hari kita akan mendapatkan bunga. 2. Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual dimana harga jual lebih tinggi dari pada harga beli. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
II.2.4 Risiko Investasi pada Valuta Asing Risiko investor yang memiliki valuta asing, di antaranya: 1. Membayar bunga Jika kita membuka posisi jual terhadap pasangan mata uang yang Base Currency – nya mempunyai tingkat suku bunga lebih tinggi dari pasangannya, atau posisi beli terhadap pasangan yang Base Currency- nya mempunyai tingkat suku bunga lebih rendah, kita akan dikenai bunga. 2. Capital Loss Dalam aktifitas perdagangan valuta asing, investor tidak selalu mendapatkan capital gain. Ada kalanya investor harus menjual valuta asing dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami 12
capital loss. Terkadang hal ini terjadi untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga valuta asing. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss). II.2.5 Jenis-jenis Transaksi Pasar Valuta Asing 1. Transaksi Spot Transaksi spot adalah transaksi yang melibatkan dua jenis mata uang yang berbeda dengan nilai yang telah disepakati. Penyelesaian transaksi ini biasanya memakan waktu dua hari kerja setelah tanggal transaksi.
Misalnya sebuah bank
menetapkan nilai tukar Euro dan US Dollar adalah 1.2320/1.2325. ini berarti bahwa bank bersedia membeli pada harga 1.2320 dan bersedia menjual pada harga 1.2325, atau bank bersedia membeli $1 pada harga 1.2320 Euro dan menjual $1 dengan harga 1.2325 Euro. Perbedaan antara harga jual dan beli ini dikenal dengan istilah spread. Dari contoh diatas spread dari nilai tukar EUR/USD adalah sebesar = 5 poin. Transaksi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah transaksi spot. 2. Transaksi Forward Transaksi forward terjadi antara dua pihak yang meliputi mata uang dari dua negara yang berbeda. Transaksi ini dapat dilakukan diluar bursa (Over the Counter), berdasarkan nilai tukar tertentu dan kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi yang dapat diubah oleh kedua pihak melalui suatu kesepakatan dengan waktu jatuh tempo transaksi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan transaksi spot. Waktu
13
jatuh tempo dari transaksi forward bervariasi, pada umumnya berkisar antara 30, 90, 180, dan 360 hari. 3. Transaksi Futures Transaksi futures adalah bentuk dari transaksi forward yang telah terstandarisasi. Transaksi futures dilakukan pada suatu bursa yang telah terorganisir dan transaksi yang dilakukan berdasarkan atas regulasi tertentu. Contoh : perdagangan kontrak futures di Chicago Merchantile Exchange (CME). Transaksi futures mengharuskan pihak-pihak yang terlibat untuk menyerahkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan yang disebut margin. Margin digunakan sebagai jaminan bila terjadi wanprestasi atau permasalahan yang mungkin terjadi di antara pihak-pihak yang melakukan transaksi futures tersebut. 4. Transaksi Swap Transaksi swap merupakan suatu transaksi yang berupa pertukaran dua mata uang dalam satu periode waktu tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal spot sekaligus penjualan kembali diwaktu yang akan datang dengan tanggal forward serta pembelian kembali dengan tanggal spot.
II.2.6 Jenis-jenis Order 1. Market Order Market Order adalah order untuk membuka posisi, baik Jual maupun Beli dengan harga yang berlaku saat itu juga.
14
2. Limit Order Limit Order adalah order yang membuka atau menutup posisi jika harga telah bergerak ke level yang diinginkan. Limit Order juga berarti memasang posisi beli dibawah harga pasar, atau menjual diatas harga pasar. 3. Stop Order Stop Order adalah order berarti membeli diatas harga pasar, atau menjual dibawah harga pasar. Apabila posisi buy menggunakan jenis buy stop jika posisi sell mengunakan sell stop. 4. One Cancels Other (OCO) OCO adalah sebuah order yang digunakan dimana baik Limit Order maupun Stop Order digunakan secara bersamaan. Dengan memakai OCO, mana yang dieksekusi terlebih dahulu akan membatalkan order yang lainnya. II.3
Analisis teknikal Analisis teknikal pada prinsipnya merupakan analisa dengan mengunakan data
yang dikumpulkan untuk memprediksi pola pergerakan harga di masa mendatang dengan berdasarkan pada observasi pergerakan harga di masa lalu. Menurut Murphy (1999) dan Luca (2000) terdapat tiga asumsi / anggapan dasar dalam analisis teknikal, yaitu: 1. Market price discounts everything Penggunaan analisa ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh terhadap harga. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga instrument. Hal itu terjadi karena harga pasar instrument tersebut secara alami ditentukan oleh 15
permintaan dan penawaran para pelaku pasar. 2. Price moves in trend Harga suatu instrument akan bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar dalam penggunaan analisis teknikal adalah jangan pernah mangambil keputusan transaksi yang melawan tren harga. Pengguna analisa ini percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar, sehingga tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar / investor atas suatu instrument keuangan. 3. History repeats itself Data historis dapat digunakan untuk memprediksikan data / harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisa ini mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama. Para chartist (pihak yang melakukan analisis teknikal) dalam mempelajari pola pergerakan harga akan berpedoman pada grafik harga(chart). Melalui grafik harga inilah mereka dapat melihat tren yang sedang berlangsung, rentang waktu tren, volume transaksi dan level-level psikologis yang ada.
II.3.1 Jenis-jenis Grafik Menurut M.Daud Darmawan (2007) analisis teknikal memiliki tiga jenis grafik yang mendasar antara lain: 1. Line charts Line charts adalah grafik dalam bentuk garis yang menghubungkan titik-titik harga penutupan (closing price) dalam suatu periode perdagangan tertentu.
16
Gambar II.1
Line Charts
2. Bar charts Grafik OHLC yang juga dikenal sebagai bar chart, merupakan salah satu yang paling sering dipakai dalam analisa chart dan mengandung empat data : Open : Harga pembukaan atau harga yang tercatat pertama kali pada pembukaan sesi perdagangan pada periode waktu tertentu misalnya satu hari, satu jam, tiga puluh menit, lima menit. High : Harga tertinggi pada periode waktu tertentu. Low
: Harga terendah pada periode waktu tertentu
Closed : Harga penutupan pada periode waktu tertentu
17
Bentuk dari grafik ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar II.2 Bar Charts
3. Candlestick Grafik ini berasal dari jepang yang dikembangkan diawal tahun 1700an, dan pertama kali digunakan untuk menganalisa pergerakan harga beras di jepang. Pemakaian candlestick pada era modern pertama kali diperkenalkan oleh Steve Nison (1994). Candlestick chart mengandung data OHLC, yaitu open, high, low, dan closed
18
Gambar II.3 Candlestick
Grafik jenis ini mempunyai tiga bagian, yaitu : 1. Kotak di antara open dan close disebut real body. 2. Garis diatas real body, disebut upper shadow. 3. Garis di bawah real body, disebut lower shadow. Dari gambaran grafik seperti contoh gambar diatas, real body yang berwarna hitam menunjukkan grafik dengan tipe bearish, dimana nilai open lebih tinggi daripada nilai close, jadi pergerakan harga dalam suatu periode waktu tertentu yang ditunjukkan oleh satu batang candlestick berwarna hitam adalah menurun. Sedangkan real body berwarna putih menunjukkan grafik dengan tipe bullish, dimana nilai open lebih rendah dari pada close. Steve nison (1993) menjelaskan tentang beberapa formasi dari candlesticks antara lain :
19
Gambar II.4 Formasi Candlesticks
II.3.2 Support & Resistance Support dan resistance merupakan istilah yang penting dalam analisis teknikal, yang berfungsi untuk mengindikasikan batas atas maupun bawah dari pergerakan harga. Adapun support dan resistance dapat diartikan sebagai berikut : Support merupakan satu tingkat harga dimana kekuatan permintaan mampu mengatasi besarnya kekuatan penawaran yang ada dipasar. Pada suatu saat penawaran jauh lebih besar dari pada permintaan, sehingga harga akan cenderung bergerak melemah (bearish). Keadaan ini akan berlangsung terus sampai saat dimana terjadi permintaan semakin meningkat karena harga yang menurun dan permintaan ini akan terus bertambah sampai akhirnya mampu mengimbangi penawaran yang ada. Pada saat inilah kecenderungan harga untuk terus melemah akan berhenti dan diikuti oleh koreksi
20
harga yang cenderung menguat (bullish). Koreksi harga ini biasanya terjadi setelah para pelaku pasar sebelumnya yang memasang posisi jual banyak yang menutup posisinya untuk mengambil keuntungan (profit taking). Resistance dapat diartikan sebagai keadaan dimana besarnya penawaran mampu mengimbangi permintaan yang ada. Jika suatu saat terjadi besarnya permintaan jauh melebihi jumlah penawaran, maka harga akan cenderung bergerak menguat (bullish), sampai terjadi besarnya penawaran yang ada mampu mengimbangi permintaan maka akan terjadi koreksi harga dimana harga akan bergerak cenderung melemah (bearish), karena pelaku pasar sebelumnya yang memasang posisi beli banyak yang menutup posisinya untuk melakukan profit taking. Gambar II.7 Support dan Resistance
Dalam gambar diatas terlihat bahwa pergerakan harga telah mampu menembus “support levels” (breakout), ini menandakan bahwa downtrend telah mendapatkan momentum yang kuat dan harga cenderung untuk bergerak turun.
21
II.3.3 Tren “The trend is your friend”. Itulah kata-kata kunci yang dipegang oleh para trader yang bertujuan mencari keuntungan dari pegerakan nilai tukar valuta asing. Harga tidak bergerak secara acak melainkan mengikuti suatu tren tertentu dan akan terus berlanjut sampai ada sinyal tertentu yang menandakan yang menandakan tren tersebut akan berubah. Bila pergerakan harga telah mencapai titik support atau resistance dan arah tren berbalik, ini disebut dengan istilah retracement. Dalam tren naik pada suatu saat akan berubah menjadi tren turun karena banyak pembeli yang menutup posisinya untuk mengambil keuntungan. Demikian juga sebaliknya tren turun akan berubah menjadi tren naik karena banyak penjual yang menutup posisinya untuk mengambil keuntungan. Setelah beberapa lama, dapat dilihat bahwa pergerakan naik dan turun ini akan mengikuti satu irama tertentu (M. Daud Darmawan, 2007). II.3.3.1 Garis Tren Suatu cara paling sederhana dalam
mengidentifikasikan tren adalah dengan
menggambarkan suatu garis (trendline) pada grafik. Suatu tren naik adalah satu garis yang menghubungkan titik-titik high dan low yang makin meningkat, sebaliknya tren turun adalah satu garis yang menghubungkan titik-titik high dan low yang makin menurun. Untuk mengetahui kapan suatu tren naik berakhir, dapat dilakukan dengan cara menarik garis dan menghubungkan titik-titik low, jika suatu saat garis ini telah memotong grafik, maka terjadilah breakout, yang merupakan sinyal bahwa tren akan berubah menjadi tren turun, sebaliknya tren turun akan berubah arah menjadi tren naik ketika garis yang menghubungkan titik-titik high memotong grafik dan terjadi breakout. Breakout ini merupakan sinyal bahwa harga telah bergerak mencapai level support 22
maupun resistance, yang menandakan tren akan segera berubah. Ini adalah cara paling sederhana dalam mendeteksi perubahan tren. Gambar II.8. Tren turun
Gambar II.9. Tren naik
II.3.4 Pola Grafik Grafik nilai tukar valuta asing mempunyai beberapa pola pergerakan yang dapat digunakan sebagai tanda perubahan suatu tren harga tertentu. Thomas N. Buwolski (2005) menjelaskan bahwa pada dasarnya ada tiga golongan besar jenis pola harga :
23
1. Pola Reversal
:
Pola ini menunjukkan adanya perubahan tren, misalnya harga yang bergerak dalam tren naik berubah menjadi tren turun atau sebaliknya harga bergerak dalam tren turun berubah menjadi tren naik. Gambar II.10 Pola Reversal
2. Pola Continuation/consolidation : Pola ini menunjukkan adanya perubahan tren sementara yang dilanjutkan dengan perubahan ke tren awal yang dominan. Misalnya harga bergerak dalam tren naik, kemudian berubah menjadi tren turun, dan meneruskan lagi tren naik sebelumnya. Gambar II.11 Pola Continuation
24
3. Pola 1-2-3 Seperti namanya 1-2-3 formation terbentuk dari tiga aspek atau tiga urutan langkah yaitu : a.Swing awal Titik pertama mengidentifikasikan proses awal penurunan harga ke point tertentu b.Retracement Titik kedua dimana koreksi naik berawal dan naik lagi kearah dimana pergerakan turun berawal tetapi tidak melewati titik pertama. c.Swing lanjutan Titik ketiga dimana koreksi keatas berakhir dan pergerakan turun dimulai melewati harga/point awal dari tempat terendah retracment.
25
Gambar II.21 Pola 1-2-3
II.3.5 Indikator Teknikal Indikator tidak dapat dipisahkan sama sekali dalam analisis teknikal karena indikator merupakan alat bantu utama yang digunakan dalam analisa grafik. Secara garis besar ada tiga jenis indikator : 1. Price Momentum Indicator (Oscillator) Jenis indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi situasi oversell atau overbought. Momentum indikator dapat digunakan untuk melihat apakah suatu tren masih akan berlanjut atau semakin melemah. Oversell dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dimana pasar telah menjadi jenuh akan banyaknya penawaran, sehingga penawaran semakin berkurang sementara permintaan semakin bertambah yang menyebabkan harga cenderung bergerak naik atau menguat. Sebaliknya overbought merupakan situasi dimana pasar
telah menjadi jenuh akan banyaknya permintaan,
sehingga permintaan akan semakin berkurang sementara penawaran semakin bertambah yang menyebabkan harga cenderung bergerak turun atau melemah. Contoh indikator : stochastic, relative strenght index (RSI), commodity channel index (CCI). 26
2. Trend Following Indicator Digunakan untuk mengidentifikasi awal dan akhir tren, atau kapan suatu tren akan berubah, sehingga dapat diketahui kapan waktu terbaik untuk membuka dan menutup posisi. Contoh indikator
:
moving
average
(MA),
moving
average
convergence-divergence (MACD), directional movement index (DMI), parabolic SAR. Dalam penulisan ini penulis akan lebih memfokuskan penggunaan tren following indicator khususnya moving average (MA). 3. Volatility indicator Digunakan untuk melihat kekuatan pasar yang dilihat dari fluktuasi harga dalam suatu periode waktu tertentu. Pasar dikatakan memiliki volatility yang tinggi jika pergerakan harga berlangsung naik turun secara tajam atau sangat fluktuatif, dimana terjadi selisih yang besar antara harga tertinggi dan terendah. Dalam situasi ini, pasar dalam keadaan bergejolak dan perkiraan arah tren menjadi lebih sulit dilakukan dibandingkan jika pasar dalam keadaan tenang. Contoh indikator: bollinger band II.3.5.1 Moving Average Moving average adalah salah satu indikator yang paling sering digunakan untuk mendeteksi arah pergerakan tren. Moving average dapat digunakan untuk beberapa hal : a. Untuk menentukan entry points Buy signal ketika harga naik diatas moving average,Sell signal ketika harga turun dibawah moving average, Buy signal ketika moving average yang lebih cepat melewati moving average yang lebih lambat kearah atas . Sell signal ketika moving average yang lebih cepat melewati moving average yang lebih lambat kearah bawah. 27
Gambar II.14 Moving Average Cross
b. Untuk menentukan level support atau resistance Moving average sering digunakan untuk menentukan level support dan resistance points. Seperti gambar dibawah ini US Dollar versus Canadian Dollar, 30 dan 50 simple moving average tampil sebagai level resistance yang penting dari keseluruhan pergerakan tren, dimana harga didalam tiap retracment nya ditahan oleh area 30 dan 50 simple moving average. Gambar II.15 Moving Average resistance
28
Gambar II.16 Moving Average support
c. Slope dari moving average Slope dari moving average dapat mengindikasikan tren yang kuat, moving average dengan slope yang tajam dapat mengambarkan tren yang kuat, sedangkan moving average dengan slope yang datar dapat mengindikasikan tren yang lemah. Sebagai tambahan secara visual, moving average dengan slope keatas dapat memberitahukan traders bahwa currencies sedang dalam keadaan uptrend, sedangkan moving average dengan slope kebawah dapat memberitahu traders bahwa mata uang sedang dalam keadaan downtrend. Gambar II.17 Slope Moving Average
29
II.3.5.2 Fibonacci Fibonacci (1170-1240), adalah seorang pedagang asal Italia, dia menjadi terkenal dieropa karena dia jenius dalam bidang matematika. Fibonacci menciptakan fibonacci, yang urutannya adalah sebagai berikut : 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, ….. Secara umum hubungan fibonacci dengan alat analisa, sebuah impulse wave dapat menentukan apakah pasar sedang bergerak naik atau turun akan mempunyai wave koreksi sebelum impluse wave mencapai daerah berikutnya. Hal ini terjadi baik dalam tren naik ataupun tren turun. Berdasarkan studi historis, telah di simpulkan bahwa setelah pergerakan yang signifikan dalam pergerakan harga pada saat harga mulai retrace, harga cenderung menemukan support atau resistance pada level 38.2%, 50% dan 61.8% dari pergerakan yang lebih besar, level ini me-representasikan area dimana kemungkinan besar retracement akan berhenti dan pergerakan harga akan lanjut kearah semula. Banyak traders juga percaya angka prosentase ini telah menjadi alat analisa yang sangat penting sehingga membuat fibonacci retracment levels semakin populer. Apabila fibonacci digunakan atau digabungkan dengan indikator lain akan lebih meningkatkan keakurasian dari analisa. Fibonacci retracment levels digunakan dengan menarik garis trend line antara dua point penting. Biasanya dari dasar ke puncak terbaru, dan memasukan prosentase level. Garis hitam di GBP/USD chart dibawah ini menunjukan dimana level terendah dan tertinggi dari ukuran retracment level. Garis merah merepresentasikan Fibonacci retracment levels, area 31.8%, 50%, 61.8%. Pergerakan dari tingkat terendah ke tingkat 30
tertinggi adalah 1510 point. 31.8% dari pergerakan tersebut adalah 564 point, 50% dari pergerakan tersebut adalah 761 point dan 61.8% adalah 927 point. Ketika price bergerak kearah level tersebut dan berhenti disalah satu level itu, kemungkinan besar koreksi akan berakhir dan tren akan berlanjut, jika tren adalah downtrend koreksi akan kearah atas, jika tren adalah uptrend maka koreksi akan kearah bawah (Achelis Steven, 2003:147). Gambar II.18 Fibonacci
II.3.5.3 Average Daily Range Average daily range (ADR) adalah rata rata range harian pergerakan suatu mata uang dengan menghitung harga tertinggi dikurangi harga terendah pada suatu periode (dalam hal ini harian). average daily range dihitung dengan menggunakan rumus : Daily range = (day_high - day_low) ADR = D1 range + D2 range+......+ D21 range 21 31
Average daily range (ADR) berfungsi untuk mengetahui rata rata pergerakan maksimal harian suatu mata uang.
32