BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Teoritis
2.1.1. Pasar Modal Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Zaenal Arifin (2005), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat kepemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruham surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek Sunariyah (2000). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikan perusahaan kepada masyarakat.
2.1.2. APT (Arbitrage Pricing Theory) Robert Ang (1997) mengatakan bahwa Return merupakan tingkat kembalian yang diperoleh seorang investor dalam bertransaksi dalam sebuah bursa. Return saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini, dengan harga pembelian. Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. APT (Arbitrage Pricing Theory) untuk melihat hubungan return dan resiko menggunakan beberapa variabel pengukur risiko atau dengan kata lain APT (Arbitrage Pricing Theory) tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pricing
Tandelin
(2001).
APT
(Arbitrage
Pricing
Theory)
pada
dasarnya
menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Keuntungan saham menurut teori APT (Arbitrage Pricing Theory) tidak tergantung pada kombinasi (portofolio saham yang efisien) tetapi keuntungan investasi saham diperoleh dari perubahan harga saham. Perubahan harga atau return saham ini ditentukan oleh faktor makro, dan kejadian-kejadian yang bersifat unik (noice) dalam perusahaan. Namun APT (Arbitrage Pricing Theory) tidak membatasi faktor makro apa saja yang termasuk dalam faktor makro dan termasuk dalam noice. Faktor makro dapat saja berupa suku bunga, kurs, aktivasi industri dan harga minyak. Sedangkan faktor unik dalam perusahaan atau noice dapat saja berupa prestasi atau kinerja perusahaan bersangkutan Husnan (1997).
Dengan dasar teori APT (Arbitrage Pricing Theory) yang dipelopori Roseel tahun 1963 Husnan (1997) jelas bahwa faktor-faktor makro dan fundamental merupakan variabel penting yang mempengaruhi harga saham yang tercermin dalam PBV.
2.1.3. Volume Perdagangan Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakanya
dalam
pembelian
atau
penjualan
saham
sehingga
akan
mendapatkan keuntungan diatas normal. Saham yang dimaksud adalah saham biasa yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia khususnya di bursa Efek Jakarta Zulhawati (2000). Volume perdagangan merupakan suatu indikator likuiditas saham atas suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator Trading Volume Activity (aktivitas volume perdagangan). Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) merupakan suatu pengukuran apakah pengumuman yang dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan
kenaikan
volume
aktivitas
perdagangan
saham
perusahaan
yang
bersangkutan pada saat pengumuman tersebut. Menurut Husnan et al. (1996) aktivitas volume perdagangan digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai informasi tertentu mampu membuat keputusan perdagangan diatas keputusan perdagangan yang normal. Ukuran tersebut tidak memisahkan keputusan pembelian dengan keputusan penjualan. Volume perdagangan dalam penlitian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : πππ΄π‘ β 1 =
π½π’πππβ π πβππ, π€πππ‘π’, π¦πππ ππππππππππππππ π½π’πππβ π πβππ, π€πππ‘π’, π¦πππ πππππππ
Aktivitas volume perdagangan saham digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan informatif, dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan pada kondisi normal Prasetio dan Sutoyo (2003) sedangkan menurut Husnan (1998) volume perdagangan merupakan fungsi supplay an demand serta dapat digunakan sebagai tanda perubahan menguat dan melemahnya pasar. Volume perdagangan dipasar modal dapat dijadikan indikator penting bagi investor. Naiknya volume perdagangan saham merupakan kenaikan aktivitas jual beli oleh para investor dipasar modal. Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa dan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi Husnan (1998). Saham β saham yang diperdagangkan dipasar modal cenderung mengikuti keadaan ekonomi dan faktor β faktor yang mempengaruhi volume perdagangan berkaitan dengan heterogenitas dan perdagangan yang rasional untuk tujuan yang berdasarkan informasi.
2.1.4. Return Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Perusahaam yang berbentuk PT dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas (masyarakat umum) apabila perusahaan tersebut sudah go public. Perusahaan yang telah go public tersebut dapat menjual sahamnya di Bursa Efek tersebut Agus Harjito (2007).
Return adalah laba atau suatu investasi yang biasa dinyatakan sebagai tarif presentase tahunan. Return saham merupakan tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Return saham ini dapat dijadikan sebagai indikator dari kegiatan perdagangan di pasar modal. Menurut Jones (2000), return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dialakukan yang terdiri atas dividend and capital gain/loss. 1) Dividen Merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang ditanam kembali. Besarnya dividen yang anda terima di tentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi tergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri (khususnya berkaitan dengan keuntungan yang diraih). Artinya jika perusahaan mengalami kerugian tenru saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. 2) Capital Gain/Loss Capital Gain yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham. Misalnya sewaktu membeli nilainya Rp 2.000 per saham dan kemudian dijual dengan harga Rp 2.500, jadi selisih yang sebesar Rp 500 ini disebut Capital Gain. Sedangkan Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana anda menjual saham yang anda miliki di bawah harga belinya. Misalnya harga saham PT ABC Anda beli dengan harga Rp 2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.500 per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, maka anda kemudian menjual pada harga tersebut sehingga anda mengalami kerugian sebesar Rp 500 per saham. Itulah Capital Loss yang menimpa anda. pada umumnya perusahaan dan pemodal investor akan berusaha untuk meningkatkan pengembalian (return) dari aset yang dimiliki. Investor yang menginvestasikan dananya pada suatu sekuritas, sangat berkepentingan terhadap keuntungan saat ini (actual return) dan keuntungan yang diharpakan di masa yang akan datang (expexted return). Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas dimasyarakat ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas Darmadji dan Fakhruddin (2006) : 1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi setelah perusahaan melunasi hutangnya. 2. Saham preferen (preferren stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Biasanya pemilik saham preferen memiliki hak istimewa untuk memperoleh pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan telebih dahulu sebelum dibagikan kepada pemilik saham biasa apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham preferen serupa dengan saham biasa dalam hal ini mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar dividen kepada investor. Robert Ang (1997) mengatakan bahwa return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return
saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham. Jogiyanto (1998) menjelaskan bahwa terdapat dua unsur pokok return total saham, yaitu capital gain dan Yield. Capital gain merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara harga pembelian (kurs beli) dengan harga penjualan (kurs jual). Artinya jika kurs beli lebih kecil dari pada kurs jual maka investor dikatakan memperoleh capital gain, dan sebaliknya disebut dengan capital loss. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Menurut Elton Gruber (1995) return saham adalah menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan dan aset dari suatu perusahaan. Menurut Abdul Halim (2003) return saham merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Menurut Abdul Halim (2003) komponen return terdiri dari capital again (loss) yaitu keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder dan yield yaitu pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan capital
gain Hardiningsih et. al (2002) Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Dengan demikian nilai saham merupakan nilai indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa di nilai dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Jogiyanto (2000) capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu. πΆππππ‘ππ ππππ =
pt β pt β 1 pt β 1
Keterangan : Pt
= Harga penutupan saham periode sekarang (closing price)
Pt-1
= Harga penutupan saham periode sebelumnya (closing price)
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut Jogiyanto (2000):
Dt
πππππ = Pt β1 Keterangan : Dt
= Dividen kas yang dibayarkan
Pt-1
= Harga penutupan saham periode sebelumnya (closing price)
Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):
π
ππ‘π’ππ Total =
Pt βPt β1 Pt β1
Dt
+ Pt β1
Keterangan : Pt
= Harga penutupan saham periode sekarang (closing price)
Pt-1
= Harga penutupan saham periode sebelumnya (closing price)
Dt
= Dividen kas yang dibayarkan
Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):
π
ππ‘π’ππ π πβππ =
Pt β Pt β 1 Pt β 1
Keterangan : Pt
= Harga penutupan saham periode sekarang (closing price)
Pt-1
= Harga penutupan saham periode sebelumnya (closing price)
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk meningkatkan nilai kekayaan dengan
cara
memaksimalkan
return
tanpa
melupakan
faktor
risiko
yang
dihadapinya. Return saham yang tinggi mengidentifikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum saham tersebut diperdagangkan.
2.2
Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang volume perdagangan
terhadap return saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian antara lain sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al (2001) merupakan variabel volume perdagangan dan return saham. Metode yang dilakukan dalam penelitiannya adalah dengan metode regresi. Hasilnya menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Chordia
et
al
(2000)
meneliti
mengenai
volume
perdagangan
dan
crossautocorrelations pada return saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan sebagai variabel independen dan return sebagai variabel dependen. Hasilnya menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2003) dengan menggunakan metode multiple regresi menunjukan hasil volume perdagangan dan kapitalisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan.
2.3
Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pikir dari Pengaruh Volume Perdagangan terhadap return saham yaitu : Gambar 2.1
Fenomena volume perdagangan dan return saham pada perusahaan sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia
Variabel X
Variabel Y
Volume Perdaganagn :
Return Saham :
ο Dividen ο Capital Gain/Loss Jones (2000)
Trading Volume Activity Husnan et. al (1996) Chordia et al (2000) :
Menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model regresi.
Kegiatan perdagangan saham dapat dilihat melalui idikator aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi dibursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik. Peningkatan volume perdagangan diikuti dengan peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish Husnan (1998). Volume perdagangan yang besar menunjukan bahwa saham tersebut sangat diminti oleh banyak investor. Dengan melihat fenomena yang terjadi di perusahaan, dalam hal ini peneliti ingin
melihat
sejauh
mana
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
keuntungan. Dimana keuntungan tersebut terdiri dari yield / dividen dan capital gain yang dikenal sebagai return saham, fenomena ini dapat dijadikan alasan peneliti untuk merumuskan permasalahan tentang pengaruh volume perdagangan terhadap return saham pada perusahaan sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia.
2.4
Pengajuan Hipotesis Hipotesi didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis
diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang
ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian Sekaran, (2006) Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh βVolume Perdagangan terhadap Return Saham Pada sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI).β