BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan Islam Berbagai definisi tentang
pendidikan Islam sangat beragam
diantaranya sebagaimana berikut: Pendidikan dari sudut pandang manusia adalah proses sosialisasi, yakni memasyarakatkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan.1 Pendidikan dapat diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian)
serta
kependidikan
bagi
menanamkan manusia
rasa
tanggung
jawab.
menyerupai
makanan
yang
Usaha berfungsi
memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia. 2 Pengertian pendidikan dari segi bahasa yang dimiliki ajaran Islam ternyata jauh lebih beragam, dibandingkan dengan pengertian pendidikan dari segi bahasa di luar Islam. Hal ini selain menunjukkan keseriusan, dan kecermatan ajaran Islam dalam membina potensi manusia secara detail, juga menunjukkan tanggung jawab yang besar pula. Yakni, bahwa dalam
1 2
Khoirun Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 137. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996ajaran Islam hlm. 10.
20
21
melakukan pendidikan tidak boleh mengabaikan pengembangan seluruh potensi manusia. Pengertian pendidikan dari segi istilah dalam Islam, tampak masih dipengaruhi oleh kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu. Nilai-nilai, ajaran dan norma yang ada di masyarakat harus ditanamkan kedalam diri manusia. Pendidikan tampak masih mengesankan pemaksaan. pendidikan
Hak
ini menunjukkan masih kuatnya pengaruh ideologi
perenialis
normatif yang bertumpu pada
ajaran wahyu.
Sementara itu, berbagai kebutuhan inividual manusia sesuai bakat, minat, dan kecenderunganya, belum mendapatkan perhatian yang semestinya. Hal ini agak kurang sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan individu. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau aspekya di dasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses beljar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik, kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainya di dasarkan pada ajaran Islam. Itulah yang disebut dengan pendidikan Islam, atau pendidikan yang islami.3 Islam memandang pendidikan proses yang terbaik dengan upaya mempersiapkan manusia untuk 3
mampu memikul taklif (tugas hidup)
H. Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 35-36.
22
sebagai khalifah Allah di muka bumi, untuk maksud tersebut manusia diciptakan lengkap dengan potensinya berupa akal dan kemampuan belajar.4 Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, melalui
memahami, kegiatan
menghayati,
bimbingan,
dan
pengajaran,
mengamalkan dan
atau
agama latihan
Islam dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan mewujudkan persatuan nasional.5 Adapun memberikan
para
rumusan
ahli
pendidikan
mengenai
definisi
berbeda
pendapat
dalam
agama
Islam,
jasmani dan
rohani
pendidikan
diantaranya sebagai berikut: 1) Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan
Islam
adalah
bimbingan
berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.6 2) Menurut Zuhairini, dkk Pendidikan Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu peserta didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.7
4
Hery Noer Ali, H. Munzier, Metode Agama Islam (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003),
hlm. 11. 5
Muhaimin, et al, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 76. 6
19.
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), hlm.
23
3) Menurut
Hasan
Langgulung,
Pendidikan
Islam
adalah
pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, antara lain: a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang perananperanan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat. b. Memindahkan
ilmu
pengetahuan
yang
bersangkutan
dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua ke generasi muda. c. Memindahkan
nilai-nilai
yang
bertujuan
memlihara
keuthuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak
bagi
kelanjutan
hidup
suatu
masyarakat
dan
peradaban.8 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dan pragmatis, berupa bimbingan baik jasmani maupun rohani dalam membantu peserta didik agar
memahami
menjadikannya
dan sebagai
mengamalkan pandangan
ajaran
agama
Islam
serta
hidup
menuju
terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
7
Zuhairini, et al, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 27. 8 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Agama Islam (Bandung : Al’ma’arif, 1980), hlm. 38.
24
B. Tujuan Pendidikan Islam Mengenai tujuan Pendidikan Agama Islam ada beberapa rumusan pengertian yang digunakan oleh para tokoh pendidikan Islam, antara lain : 1) Menurut M. Athiyah Al Abrasyi, tujuan Pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu akan kewajibandan pelaksanaannya, menghormati hakhak manusia tahu membedakan buruk dengan baik, menghindari yang tercela dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan.9 2) Menurut Zuhairini, dkk. Tujuan pendidikan Islam adalah : - Penanaman rasa agama kepada murid - Menempatkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya - Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global seperti rukun iman, rukun Islam, dan lain-lain. - Membiasakan anak berakhlak mulia dan melatih anak-anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat praktis, seperti sholat, puasa, dan lain-lain. - Membiasakan contoh teladan yang baik. - Memupuk jiwa agama.
9
M. Athiyah Al-Abrasyi,Bahri Djohar, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm.103.
25
- Membimbing anak agar beramal sholeh.10 3) Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak pemuda dan pemudi, dan orang dewasa, menjadi salah satu anggota masyarakat, yang sanggup hidup di kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada Allah, bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat Islam.11 4) Menurut Hasan Langgulung, tujuan pendidikan Islam yaitu : - Persiapan hidup didunia dan akhirat - Perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan Islam - Persiapanuntuk mencapai warga Negara yang baik - Perkembangan menyeluruh dan pendidikan bagi pribadi belajar. 12 5) Ibnu Khaldun menyatakan: Bahwa tujuan pendidikan Islam mempunyai dua tujuan , yaitu: 1. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui tuhanya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan keatasnya. 2. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang di ungkapkan oleh pendidikan modern dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup.
10
Zuhairini, et al., Op. Cit., hlm. 44-45. Mahmud Yunus, Pokok -Pokok Pendidikan Dan Pengajaran (Jakarta: Nida Karya Agung, 1980), hlm. 13. 12 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Agama Islam (Bandung: Al Ma’arif, 1980), hlm. 179. 11
26
6) Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuanya kebahagiaan dunia akhirat. 7) Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Najid, mengatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam, adalah: untuk mendapatkan keridhaan Allah dan mengusahakan penghidupan. 8) Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan umum pendidikan Islam, adalah mempersiapkan seseorang bagi amalan dunia dan akhirat. Sedangkan Abdullah Fayad, mengatakan bahwa pendidikan Islam mengarahkan pada dua tujuan: 1. Persiapan untuk hidup akhirat, dan 2. Membentuk perorangan dengan ilmu pengetahun dan keterampilan untuk menunjang kesuksesanya hidup di dunia. 13 Dari
beberapa
pendapat
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
Pendidikan Islam bertujuan menghasilkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman tentang agama Islam sehingga menjadi muslim-muslim sejati yang
terus
berkembang
(mengembangkan
potensi)
untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 72.
dapat
27
C. Materi Pendidikan Islam Materi disebut juga dengan bahan ajar yaitu, Substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, pendidikan yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampikan pada anak didik. Ada persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh pendidik sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang pendidik agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.14
D. Dasar-dasar Pendidikan Islam Menurut Ramayulis, dasar Ideal Pendidikan Islam adalah Identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al Qur’an dan Al Hadits.Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama’ dalam bentuk-bentuk :
14
50.
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm.
28
1) Al-Qur’an Secara harfiah al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. Hal ini sesuai dengan tujuan kehadiranya, antara lain agar menjadi bahan bacaan untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan kandunganya. Adapun secara istilah al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah melalui perantaraan
malaikat
Jibril,
yang
disampaikan
kepada
generasi
berikutnya secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap ibadah bagi orang yang membacanya, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT, dengan fungsi antara lain agar menjadi petunjuk (al-hidayah), menjelaskan perbedaan antara yang hak dan yang batil (al-furqan), wasit atau hakim yang memutuskan
berbagai
perkara
dalam
kehidupan
(al-hakim),
keterangan atas semua perkara (al-bayyinah), obat penenang dan penyembuh jiwa (al-syifa’), serta ahmat bagi seluruh alam (rahmat lil alamin). Fungsi al-Qur’an sebagi sumber pendidikan agama Islam, lebih lanjut dapat dilihat dalam berbagai aspek sebagai berikut. Pertama, dari segi namanya , al-Qur’an dan al-kitab sudah mengisyaratkan bahwa al-Qur’an memperkenalkan dirinya sebagai kitab pendidikan. Al-Qur’an secara harfiah berarti membaca atau bacaan. Adapun al-Kitab berarti menulis atau tulisan. Membaca dan
29
menulis dalam arti seluas-luasnya merupakan kegiatan utama dan pertama dalam kegiatan pendidikan. Kedua, dari segi surat yang pertama kali diturunkan, yaitu ayat 1 sampai 5 surat al-Alaq, juga berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Arti dari lima ayat surat al-Alaq selengkapnya adalah : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. 15 Ketiga dari segi fungsinya, yakni sebagai al-huda, al-furqon, alhakim, al-bayyinah, dan rahmat lil alamin ialah berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Keempat dari segi kandungannya, al-Qur’an berisi ayat-ayat yng mengandung isyarat tentang berbagai aspek pendidikan. Visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, guru, dan berbagai
komponen pendidikan lainnya dapat dirumuskan dari ayat-ayat alQur’an. Kelima dari segi sumbernya yakni dari Allah SWT, telah mengenalkan diri-Nya sebagai al-Rabb atau al-Murabbi, yakni sebagai pendidik, dan orang pertama kali didik atau diberi pengajaran oleh Allah SWT adalah Nabi Adam AS.
15
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2010), hlm. 77
30
Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat Al-Qur’an. Firman Allah :
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(Qs. An Nahl : 64) 2) As-Sunnah (Hadits) Secara harfiyah as-sunnah adalah jalan hidup yang dijalani atau dibiasakan, apakah jalan hidup itu baik atau buruk, terpuji atau tercela. Adapun pengertian as-Sunnah, menurut para ahli hadist adalah sesuatu yang didapatkan dari Nabi SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, bersifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Sunnah menurut para ahli hadist sama dengan pengertian hadist. Sunnah
sebagai sumber
pendidikan
agama
Islam dapat
dipahami dari beberapa aspek. Pertama Nabi Muhammad SAW sebagai yang memproduksi hadist menyatakan dirinya sebagai guru. Kedua Nabi Muhammad SAW tidak hanya memiliki kompetensi pengetahuan yang mendalam dan luas dalam ilmu agama, psikologi, sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya, melainkan juga memiliki kompetensi kepribadian
31
yang terpuji, kompetensi ketrampilan mengajar (teaching skill) dan mendidik yang prima, serta kompetensi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi yaitu seorang pendidik yang profesional. Ketiga, ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekkah pernah menyelenggarakan pendidikan di Darul al-Arqan dan ditempat-tempat lain secara tertutup. Keempat, sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yanng paling berhasil mengemban risalah Ilahiah, yakni mengubah manusia dari jahiliah menjadi beradab, dari tersesat menjadi
lurus,
dari kegelapan
menuju
terang
benderang,
dari
kehancuran moral menjadi berakhlak mulia. Keberhasilan ini terkait erat dengan keberhasilannya dalam bidang pendidikan. Kelima, di dalam teks atau matan hadist Nabi Muhammad SAW dapat dijumpai isyarat yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. 16 Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dalam proses perubahan hidup sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi Umatnya. Firman Allah:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21).
16
Ibid., hlm. 79
32
3) Sejarah Islam Kemajuan dalam bidang pendidikan di masa lalu dapat dijadikan pelajaran dan bahan perbandingan untuk pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang. Adapun kemunduran dalam bidang pendidikan dimasa lalu dapat dijadikan bahan peringatan, tidak terulang kembali dimasa sekarang dan yang akan datang. Sejarah perjuangan para Nabi di masa lalu dalam rangka membimbing dan membina umat juga dapat digunakan sebagai sumber pendidikan. 4) Pendapat Para Sahabat dan Filsuf Sahabat adalah orang yang lahir dan hidup sezaman dengan Nabi serta menyatakan beriman dan setia kepadanya. Para sahabat adalah orang yang pertama kali belajar dan menimba pengetahuan dari Nabi Muhammad SAW. Adapun Filsuf Adalah orang yang berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, universal, dan spekulatif dalam rangka mengemukakan hakikat atau inti tentang sesuatu. 5) Ijtihad Karena Al-Qur’an dan Hadits banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum dalam Islam menggunakan “Ijtihad” untuk menetapkan hukum tersebut. Ijtihad ini terasa sekali kebutuhannya setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Dan beranjaknya Islam mulai keluar
33
dari tanah arab, karena situasi dan kondisinya banyak berbeda dengan di tanah Arab.17
Islam adalah agama bagi seluruh umat manusia, tidak hanya untuk ras atau golongan tertentu. Islam adalah agama universal. Wajar apabila seorang muslim memiliki rasa terikat diri untuk mendakwahkan Islam dan menyebarkan agama ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk mendakwahkan Islam, sesuai dengan kemampuannya, kepada orang yang sudah beragama Islam maupun yang belum memeluk Islam (non muslim). Mendakwahkan Islam adalah merupakan komitmen muslim yang memiliki nilai kemanusiaan tinggi. Mengajak kepada aqidah tauhid, membimbing ke jalan yang lurus dan membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Di dalam melaksanakan misi dakwah, meskipun dapat dilaksanakan sendiri-sendiri oleh setiap individu muslim adalah merupakan suatu kebaikan, terlebih dalam dunia modern ini, untuk melaksanakannya secara kolektif dan terorganisasi Dakwah
dengan
memanfaatkan
Islam apabila
dilakukan
segenap secara
potensi yang
dimiliki.
kolektif dan profesional,
InsyaAllah, akan dapat memberikan hasil lebih efisien, efektif, dan memuaskan.
17
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 54-60.