BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Definisi Produktivitas Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay yang berasal dari Perancis. Menurut Walter Aigner dalam “ Motivation and Awareness “, filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (Will) dan upaya (Effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas didalam segala bidang. Produktivitas sebagai konsep yang menyatakan keluaran
akan
berubah
apabila
masukan
berubah,
bagaimana
pertama kali
dicetuskan oleh David Ricardo pada tahun 1810. pada tahun 1883, Littre mendefinisikan produktivitas sebagai “kemampuan untuk menghasilkan” yaitu kemampuan untuk memproduksi. Produktivitas menggambarkan hubungan antara keluaran dan alat atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Keluaran atau hasil produksi tersebut diperoleh dari suatu proses kegiatan, bentuk keluaran tersebut dapat berupa produk nyata atau jasa. Untuk
5
6
menghasilkan keluaran diperlukan masukkan atau sumber-sumber utama dapat berupa tenaga kerja, modal, bahan baku, dan energi. Jika membicarakan masalah produktivitas muncullah satu situasi yang paradoksial (bertentangan) – karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk produktivitas.
Dan
tak
ada
konsepsi,
metode
penerapan maupun cara pengukuran yang bebas dari kritik. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja,
“produktivitas
adalah
ukuran
efisiensi
produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukkan sering dibatasi dengan masukkan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: “produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.” Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas adalah peningkatan proses produksi. Peningkatan produksi berarti perbandingan yang membaik jumlah sumber daya yang dipergunakan (input) dengan jumlah barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksikan (output). Pengurangan dalam input dengan output tetap atau
7
kenaikan output sedang input tetap merupakan peningkatan dalam produktivitas. Adapun
definisi-definisi
lain
akan
produktivitas
dengan
perkembangannya dikemukakan oleh beberapa pakar atau ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pada tahun 1950 Organization for European Economic Coorporation (OEEC) mengemukakan definisi produktivitas yang lebih formal sebagai berikut :Produktivitas adalah rasio yang didapatkan dengan membagi keluaran dengan salah satu faktor produksi. 2. Menurut Paul Mali (1998, p18) produktivitas adalah ukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama didalam organisasi untuk memperoleh dan menyelesaikan sekumpulan hasil. 3. Menurut Gomes F. Cardoso (1997, p159) menyatakan bahwa : “produktivitas ditunjukkan sebagai rasio output terhadap input, input dapat mencakup biaya produksi dan biaya peralatan, sedangkan output bisa terdiri dari penjualan, pendapatan dan kerusakan. Produktivitas dan efisiensi sering dianggap sinonim, dimana pengukuran efisiensi menghendaki penentuan outcome, dan penentuan jumlah sumberdaya yang dipakai untuk menghasilkan outcome tersebut. 4. Menurut Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) produktivitas produksi
adalah
output
dibagi
dengan
elemen
yang dimanfaatkan.
5. Menurut European Productivity Agency (EPA) produktivitas adalah tingkatan efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas.
8
6 . Menurut International Labour Organization (ILO) menyatakan perbandingan antara elemen-elemen produktivitas dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. 7 . Menurut Husein Umar (1998, p9) Produktivitas adalah sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 8. Menurut L. Greenberg (2005, p12) produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukkan selama periode tersebut. 9. Menurut Dewan Produktivitas Nasional Produktivitas didefinisikan dari berbagai macam segi atau sudut yaitu : a. Secara Filosofis / Psikologis Produktivitas merupakan sikap mental untuk selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental dan cara pandang hari esok. Sikap mental dan cara pandang yang tidak produktif menurut hidayat adalah : - Menganggap bahwa tanpa bekerja keras kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga. - Ketakutan mengambil keputusan karena ada unsur resiko
9
- Merasa puas dengan hasil yang cukup, walaupun belum sempurna - Mempunyai budaya konsumtif yang tinggi - Tidak mengoreksi kesalahan saat ini, melainkan menunda sampai esok. b. Secara Ekonomis ( Finansial ) Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil yang sebesarbesarnya dengan pengorbanan sumber daya yang sekecilkecilnya. produktivitas secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang dikuantifikasi. c. Secara Teknis Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengertian efisiensi produksi terutama
dalam pemakaian
ilmu dan
teknologi.
Produktivitas diformulasikan sebagai rasio output terhadap input ( output / input ). Jadi
produktivitas
merupakan
pembagian
nilai dari output produksi terhadap biaya input produksi.
Produktivitas =
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
Rendahnya output karena banyaknya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan mengakibatkan produktivitas menjadi rendah.
10
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan input dan meningkatkan output. Peningkatan produktivitas yang terbaik adalah meningkatnya output jauh lebih besar dibandingkan meningkatnya output. 2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Berikut ini terdapat
faktor-faktor
yang mempengaruhi naik
turunnya produktivitas menurut Sinungan (2005, p18) yaitu : 1)
Investasi Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal
merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambah dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang bisa memberi
dukungan
kepada
kemajuan
pembangunan nasional, ditingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan. Besar kecilnya investasi ini akan menentukan modal usaha dan hal ini akan berpengaruh terhadap promosi produk, market share atau penggunaan kapasitas. 2)
Manajemen
Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orang- orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal- hal yang kita hadapi dalam manjemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalm bidang ilmu
11
pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran, dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus diimbangi dengan proses yang terus-menerus melalui pengembangan sumber daya manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latihan dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial. Aspekaspek tersebut yaitu : 1.
Technical Skill Tenaga kerja yang mempunyai standarisasi tertentu, terampil dan ahli
dibidang teknis. 2.
Managerial Skill Kemampuan dan keterampilan dalam bidang manajemen tertentu,
mampu mengadakan kuantitatif
dan
atau
melakukan
kegiatan-kegiatan
analisa
kualitatif dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi organisasi. 3)
Tenaga Kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor
tenaga kerja ini ialah : •
Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja Produktivitas dan masa
depannya.
12
•
Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana
keterbukaan. Meskipun ada sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas yang tergantung pada keadaan yang nyata dan tujuan-tujuan yang ada pendekatan umum (bukan definisi) bagi menyusun pola dari model produktivitas adalah mengidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar dan sesuai dengan tujuan jangka panjang, menengah dan pendek perusahaan. Menurut Sinungan (2005, p56) produktivitas tenaga atau alat, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut : 1. Kondisi pekerjaan dan lingkungan 2. Keterampilan tenaga kerja / kapasitas alat 3. Motivasi tenaga kerja / operator 4. Cara kerja ( Metode ) 5. Manajemen ( Sumber Daya Manusia dan Alat ) 2.1.2 Konsep Dasar Sistem Produktivitas Sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional, seperti modal, bahan baku (material), prosedur, mesin, sumber daya manusia, informasi dan lain-lain. Menurut Gaspersz (2000, p17) sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
13
1.
Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh.
Hal
ini
berkaitan dengan komponen struktural yang
membangun sistem produksi itu. 2.
Mempunyai
tujuan
yang
mendasari
keberadaannya,
yaitu
menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. 3.
Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.
4.
Mempunyai
mekanisme
yang
mengendalikan
pengoperasiannya berupa optimasi pengalokasian sumber daya. Produktivitas
tidak
sama
dengan
produksi,
tetapi
produksi,
performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu : sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas
berkaitan
memproduksi
output.
dengan Pada
efisiensi
dasarnya
penggunaan
input
dalam
produktivitas
tidak
sama
dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan
komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian,
produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut :
14
Produktivitas =
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
=
𝑃𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 −𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
=
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
Gambar 2.1 Uraian Produktivitas Berdasarkan dari hasil uraian produktivitas di atas, sehingga sistem produktivitas produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 2.1 dan berikut alur penjelasannya (Gaspersz (2000, p19)). Lingkungan Terdapat dua area utama dari lingkungan yang bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam analisis sistem produksi, yaitu kondisi ekonomi dan
15
keadaan teknologi. Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi biaya dari input dan nilai output yang akan dipasarkan, sehingga analisis terhadap sistem produksi itu perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi itu. Keadaan teknologi juga sangat mempengaruhi perilaku sistem produksi, dimana apabila
terjadi
perubahaan
maka
akan
mengubah
proses
dan
meningkatkan produk rata-rata (Average Product) dari input yang digunakan dalam sistem produksi itu, sehingga produktivitas dari input maupun produktivitas total dari sistem akan meningkat. A. Elemen input dalam Sistem Produksi Pada dasarnya input dalam sistem produksi dapat diklarifikasikan ke dalam dua jenis yaitu: input tetap (fixed input) dan input variabel (variable input). Input tetap didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan input itu tidak bergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Sedangkan input variabel didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan input itu tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Dalam sistem produksi terdapat beberapa input baik variabel maupun tetap, yaitu Tenaga kerja, modal, material, energi, tanah, informasi, dan manajerial. B. Elemen proses dalam Sistem Produksi Suatu proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi
16
produk agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang dikaitan melalui suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai input ke dalam output yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi (Gaspersz, 1997, p10). Suatu proses memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk menyimpan material (yang diubah menjadi barang setengah jadi) dan informasi selama transformasi berlangsung. Berikut ini beberapa karakteristik proses yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem produksi adalah :
Kapasitas adalah tingkatan output maksimum dari suatu proses. Karakteristik ini diukur sebagai output per unit waktu (Gaspersz, 1997, p12). Pengukuran kapasitas produksi yang dipergunakan dalam perencanaan produksi adalah kapasitas aktual atau kapasitas efektif (Actual Capacity or effective capacity). Biasanya diukur dengan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.
Efisiensi baiknya
adalah
ukuran
yang
menunjukkan
bagaimana
sumber- sumber daya digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan output (Gaspersz, 1997, p14). Efisiensi merupakan karakteristik dari proses yang mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar yang ditetapkan. Peningkatan efisiensi dalam proses produksi akan menurunkan biaya per unit output. Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas merupakan indikator seberapa efisien
17
pemakaian input. Efisiensi dapat dimengerti sebagai kegiatan penghematan penggunaan sumber-sumber daya dalam kegiatan produksi atau kegiatan organisasi seperti penghematan pemakaian bahan, tenaga listrik, uang, waktu, air dan sebagainya. Efektivitas merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi (Gaspersz, 1997, p14). Efektivitas diukur berdasarkan rasio output aktual terhadap output yang direncanakan. Pengukuran efektivitas membutuhkan beberapa rencana atau standar yang telah ditetapkan sebelum proses dimulai untuk menghasilkan output. Fleksibilitas merupakan karakteristik dari proses yang mengukur berapa lama (waktu) perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau dengan menggunakan sekumpulan input yang berbeda (Gaspersz, 1997, p14). Karakteristik fleksibilitas proses dalam sistem produksi modern (JIT) mencakup hal-hal yang berkaitan dengan : fleksibilitas model dan produk (product-mix fleksibility), fleksibilitas volume total, fleksibilitas tenaga kerja, fleksibilitas perubahan rekayasa (reengineering), dan fleksibilitas produk baru. C. Elemen output dalam Sistem Produksi Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar yang sangat kompetitif sekarang ini. Pengukuran output yang paling mudah dan bersifat klasik
18
adalah unit output yang diproduksikan oleh sistem itu. Dalam era persaingan bebas sekarang ini, pengukuran sistem produksi yang hanya mengacu pada kuantitas output semata akan dapat menyesatkan, karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu: kapasitas, efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas. Banyak perusahaan telah mengukur performansi proses dalam sistem produksi menggunakan indikator produktivitas total. Menurut Gaspersz (1997, p20) pada dasarnya konsep siklus produktivitas (Productivity Cycle) yang dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari empat tahap utama, yaitu : 1. Pengukuran Produktivitas 2. Evaluasi Produktivitas 3. Perencanaan Produktivitas 4. Peningkatan Produktivitas 2.1.3
Manfaat pengukuran Produktivitas untuk Perusahaan Menurut Dewan Produktivitas
Nasional
pengukuran
produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain adalah : 1. Perusahaan dapat menilai efisi ensi konversi sumber dayanya, agar
dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.
19
2.
Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan
efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Tujuan
ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat
diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan
target
tingkat
produktivitas
dimasa
mendatang
dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang. 5. Strategi
untuk
meningkatkan
produktivitas
perusahaan
dapat
ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productiviy gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan (produktivitas ekspektasi) dan tingkat produktivitas yang diukur (produktivitas aktual). Dalam hal ini pengukuran akan
memberikan
informasi
produktivitas
dalam mengidentifikasikan
masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil. 6. Pengukuran
produktivitas perusahaan akan menjadi informasi
yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global. 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat
menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat
20
keuntungan dari perusahaan itu. 8. Pengukuran
produktivitas
akan
menciptaka
tindakan-tindakan
kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terusmenerus (Continuous Productivity Improvement). 9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi
yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10. Pengukuran
produktivitas
akan
memberikan
informasi
yang
bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu. 11. Pengukuran
produktivitas
orang-orang untuk secara dan
juga
akan
memberikan
terus-menerus
motivasi
melakukan
kepada
perbaikan
akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan
lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka. 12. Aktivitas
perundingan bisnis (kegiatan tawar-menawar) secara
kolektif dapat diselesaikan secara rasioanl, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas. 2.1.4 Prasyarat Kondisional dalam Pengukuran Produktivitas Karena hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses bisnis. Kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran produktivitas yang valid.
21
Beberapa kondisi itu adalah : 1. Pengukuran harus dimulai dari permulaan program perbaikan produktivitas. 2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada sistem industri itu. 3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan individu yang terlibat dalam proses industri itu. 4 . Pengukuran produktivitas yang menghasilkan informasi-informasi utama seharusnya dicatat tanpa distorsi 5 . Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya 6. Program-program
pengukuran
dan
perbaikan
produktivitas
seharusnya dapat dipecahkan-pecahkan. 2.1.5
Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Rasio Output dan Input Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio input dan output akan mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu produktivitas parsial, produktivitas total faktor dan produktivitas total. a. Produktivitas Parsial Produktivitas parsial sering juga disebut dengan produktivitas faktor tunggal (single factor productivity) yang merupakan rasio dari output terhadap salah satu jenis input. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenega kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input kerja.
22
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
b. Produktivitas Total Faktor Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan Output bersih (net output) adalah hasil pengurangan total output dengan barang-barang dan jasa antara (input) yang dihunakan dalam proses produksi. Berdasarkan definisi tersebut, maka jenis input yang dipergunakan dalam pengukuran produktivitas total faktor adalah hanya faktor modal tenaga kerja. 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑇𝐹 =
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 + 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
c. Produktivitas Total Produktivitas total merupakan rasio dari output total terhadap input total (semua input yang digunakan dalam proses produksi). Berdasarkan definisi tersebut, tampak bahwa ukuran produktivitas total merefleksikan dampak penggunaan semua input secara bersamaan dalam memproduksi output. 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 (𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒)
Total output (tangiable) diartikan sebagai semua output yang dihasilkan oleh perusahaan yang jumlahnya dapat diukur. Total output (tangiable)= nilai produk jadi + nilai produk setengah jadi + bunga dari saham+ Pendapatan lain-lain. Sedangkan total input (tangible) terdiri dari: 1. Depresiasi mesin,
23
2. Material yang digunakan, 3. Tenaga kerja karyawan, 4. Energi seperti listrik, air dan gas 5. Maintenance mesin 2.1.6 Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Model Omax Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas disetiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (objective). Model ini dikembangkan oleh Dr.james L.Riggs (Departmen of Industrial Engineering di Oregon State University). Omax diperkenalkan pada tahun 80-an di Amerika Serikat. Model pengukuran ini mempunyai ciri yang unik, yaitu kriteria performansi kelompok kerja digabungkan kedalam suatu matriks. Setiap kriteria performansi memiliki sasaran berupa jalur khusus menu perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap tujuan produktivitas. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah nilai tunggal untuk kelompok kerja. Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personal perusahaan turut menilai, memperbaiki, dan mempertahankan performansi unitnya karena sistem ini merupakan sistem pengukuran yang diserahkan langsung ke bagian-bagian/unit. Kegunaaan OMAX adalah sebagai berikut:
24
Sebagai sarana pengukuran produktivitas 1. Sebagai alat bantu pemecahan masalah produktivitas 2. Alat pementau pertumbuhan produktivitas. Langkah Kerja Pengukuran Produktivitas Menggunakan Model Objective Matrix (OMAX) Adalah Sebagai Berikut: a. Identifikasi Kriteria Produktivitas .
Tahap awal yang dilakukan dalam pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode objective matrix (OMAX) yaitu menentukan kriteria produktivas. Penentuan kriteria produktivitas harus sesuai dengan unit dimana pengukuran ini dilakukan. Proses penentuan kriteria produktivitas sebaiknya lebih dari satu kriteria karena mewakili keseluruhan produktivitas yang berada pada unit kerja. Kriteria produktivitas yang ingin dilakukan pengukuran dilantai produksi yaitu kriteria pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, mesin, energi dan kriteria efektivitas output hasil produksi. b. Pengukuran Nilai Produktivitas Kriteria produktivitas dilantai produksi PT XY yang akan dilakukan pengukuran diubah ke dalam bentuk rasio, hasil dari pengukuran ini akan menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya tenaga kerja, mesin, energi, dan output produksi. Dibawah ini merupakan formulasi pengukuran dari masing-masing kriteria mengenai tenaga kerja, mesin, energi dan output produksi. c. Penentuan Target dan Bobot
25
Pengukuran produktivitas dengan metode OMAX di lantai produksi PT XY divisi Cetakan diperlukan penentuan target dan bobot untuk setiap kriteria. Target yaitu nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan, target yang ingin dicapai tentunya harus realistis dengan keadaan perusahaan saat ini. Bobot merupakan derajat kepentingan dari kriteria yang dinyatakan dalam satuan persen (%), total bobot dari semua kriteria bernilai 100%. Proses menentukan bobot diperoleh dari hasil wawancara dengan staff PPIC perusahaan. d. Penentuan Performansi dan Skala Performansi Pada tahap ini, nilai performansi standard diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata setiap rasio performansi dan ditempatkan pada level 3. Langkah selanjutnya yaitu menentukan skala terkecil yang didapatkan dari nilai terkecil pada perhitungan rasio dan ditulis pada level 0. Sedangkan untuk level 10 didapatkan dari target yang ingin dicapai oleh perusahaan. Setelah level 0, level 3 dan level 10 terisi langkah selanjutnya menentukan level 1 sampai dengan level 3 dan level 3 sampai dengan level 10 yang disebut dengan menghitung skala performansi. Perhitungan untuk menentukan skala tiap levelnya antara level 1 sampai dengan level 3 dengan menggunakan formulasi:
Level 1- level 2 =
(𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 3−𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 0) (3−0)
(7)
Sedangkan untuk menghitung skala antara level 3 sampai dengan level 10 dengan menggunakan formulasi:
26
Level 4 – Level 10 =
(𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 10−𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 3) (10−3)
(8)
e. Pengukuran Indeks Produktivitas Pengukuran indeks produktivitas dapat dilakukan jika rasio telah dilakukan, serta target dan bobot telah ditentukan oleh staff perusahaan. Sebelum melakukan perhitungan indeks produktivitas, tahap yang harus dilakukan yaitu menghitung nilai dan indikator performansi. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai perhitungan nilai dan indikator performansi, serta perhitungan indeks produktivitas. 1. Perhitungan Skor dan Indikator Performansi Skor yaitu level terpilih yang diperoleh dengan cara melihat pada data pengukuran performansi dan menentukan performansi pengukuran saat ini berada dilevel mana, kemudian level dari performansi tersebut ditulis dalam skor, yang ditulis adalah level performansinya bukan nilai performansinya. Jika skor sudah diketahui langkah berikutnya yaitu menghitung nilai, nilai diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot. Untuk menghitung indikator performansi, diperoleh dari hasil penjumlahan nilai dari keseluruhan rasio kriteria. 2. Perhitungan Indeks Produktivitas Pengukuran indeks produktivitas di PT XY divisi cetakan pada stasiun kerja mesin cetak dilakukan setiap bulan yaitu dari bulan Januari 2013 hingga bulan Desember 2013. Indeks produktivitas dilakukan pengukuran untuk mengetahui terjadi kenaikan atau penurunan selama
27
periode tersebut. Perhitungan yang mengacu pada bulan sebelumnya dengan menggunakan formulasi: IP
𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 −𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎
𝑥100% (9)
Dan indeks produktivitas yang mengacu pada standard dengan menggunakan formulasi: IP=
2.2
𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −300 300
𝑥 100%
(10)
Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) Diagram ini merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mencari unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah tersebut. Diagram ini sering disebut dengan diagram tulang ikan karena menyerupai bentuk susunan tulang ikan. Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan sedangkan cabang-cabang tulang ikannya menggambarkan penyebabnya. Pada umumnya bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan masalah kualitas. Sedangkan unsur-unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor-faktor manusia, material, mesin, metode, dan lingkungan. Komposisi bahan mentah dapat sedikit berbeda dengan sumber pasokan dan mungkin terdapat perbedaan ukuran dalam batas yang di ijinkan. Mesin kelihatannya berfungsi dengan cara yang sama, tetapi dispersi dapat muncul dari sebuah mesin bila beroperasi optimal hanya sebagian dari sebagian waktu kerja. Metode kerja yang samapun dapat menunjukkan perbedaan dalam hasil prosesnya.
28
Kegunaan dari diagram ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang merupakan sebab pada suatu masalah. Untuk menentukan faktorfaktor yang berpengaruh, ada lima faktor utama yang harus diperhatikan yaitu manusia, material, metode, mesin dan lingkungan, diagram ini berfungsi: 1. Menemukan faktor yang berpengaruh pada karakteristik kualitas 2. Prinsip bebas, penyebab yang berdiri sendiri 3. Untuk pengisian digunakan metode sumbang saran 4. Menggunakan metode 4 M + 1 L (mesin, material, metode, man, lingkungan). Bila terdapat sedikit perbedaan dalam bahan mentah, peralatan dan metoda kerja, dispersi produk dalam histogram akan bertambah besar. Faktor penyebab sebaran adalah bahan mentah, peralatan, metode kerja dan sebagainya, perbedaan ini menghasilkan dispersi mutu produk. Mutu yang ingin kita perbaiki dan kendalikan disebut “karakteristik mutu”. Yang dapat menyebabkan penyebaran disebut faktor. Untuk mengilustrasikan pada sebuah diagram hubungan antara sebab dan akibat kita ingin mengetahui sebab dan akibat dalam bentuk yang nyata. Oleh karenanya, akibat = karakteristik mutu, dan sebab = faktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
29
Manusia
Mesin
Masalah
Material
Lingkungan
Metode
Gambar 2.2. Contoh Bentuk Diagram Tulang Ikan (Fishbone) Dalam diagram sebab akibat, faktor merupakan penyebab terjadinya cacat, sementara karakteristik mutu merupakan akibat. Pada umumnya, faktor harus ditulis lebih rinci untuk membuat diagram menjadi bermanfaat. 2.2.1
Langkah–langkah Membuat Diagram Sebab Akibat Pembuatan diagram sebab akibat diuraikan sebagai berikut : Langkah 1.
Tentukan karakteristik mutu. Seperti telah diuraikan diatas karakteristik mutu adalah suatu akibat yang terjadi, yang perlu diperbaiki dan dikendalikan. Untuk melakukan hal tersebut, maka perlu diketahui penyebabnya.
Langkah 2.
Tulislah karakteristik mutu pada sisi kanan. Gambarlah panah besar dari sisi kiri ke sisi kanan.
Langkah 3.
Tulislah faktor utama yang mungkin menyebabkan cacat, dengan mengarahkan panah cabang ke panah utama. Faktor penyebab yang mempunyai kemungkinan besar terhadap dispersi sebaiknya dikelompokkan kedalam item–item seperti bahan, peralatan (mesin), metode kerja dan metode
30
pengukuran. Setiap grup individu akan membentuk sebuah cabang. Langkah 4.
Selanjutnya pada setiap cabang, tulislah kedalamnya faktor rinci yang dapat dianggap sebagai penyebab, yang menyerupai ranting. Dan pada setiap ranting tulislah faktor yang lebih rinci, membuat cabang yang lebih kecil.
Langkah 5.
Akhirnya, periksalah apakah semua item yng menjadi penyebab dispersi telah masuk kedalam diagram. Bila semuanya telah tercantum dan hubungan sebab akibat telah digambarkan dengan tepat, maka diagram tersebut telah lengkap.
2.2.2
Cara Menggunakan Diagram Sebab Akibat Terdapat beberapa cara menggunakan diagram sebab akibat, tetapi yang paling utama adalah : 1. Membuat diagram sebab akibat merupakan pendidikan diri sendiri. Dapatkan ide dari sebanyak mungkin orang waktu membuat diagram sebab akibat. Konsultasi dengan banyak orang lain berarti menyajikan pengalaman dan teknik orang lain. Setiap orang yang mengambil bagian dalam pembuatan diagam ini akan mendapatkan pengetahuan baru. Bahkan yang belum mengetahui secara mendalam mengenai pekerjaannya dapat belajar banyak dari pembuatan diagram sebab akibat atau sederhananya belajar sesuatu yang lengkap. 2. Diagram sebab akibat sebagai pengarah dalam diskusi.
31
Sebuah diskusi akan tidak bermanfaat, bila pembicara menyimpang dari topiknya. Bila diagram sebab akibat berfungsi sebagai fokus diskusi, maka setiap orang yang akan mengetahui topiknya dan seberapa jauh diskusi telah melangkah. Penyimpangan dari topik, pengulangan keluhan dan protes dapat dicegah, sementara kesimpulan mengenai tindakan yang perlu diambil dapat diperoleh lebih cepat. 3. Penyebab harus dicari secara aktif dan hasilnya ditulis dalam bentuk diagram. Bila ditemukan faktor yang sebenarnya, ulangi langkah yang telah diambil untuk menemukan faktor penyebab, hal ini menunjukan bahwa penyebab pada diagram bukan merupakan penyebab dispersi yang sebenarnya, maka susunlah kembali diagram sesuai tahapan sebenarnya yang anda tempuh. Bila faktor yang belum ditulis dalam diagram, maka pastikan menulis ke dalamnya. 4. Data dikumpulkan dengan diagram sebab akibat. Ketika perubahan terjadi dalam mutu, maka perlu untuk menentukan persentase kerusakan, kisaran dispersi dan seterusnya. Dalam kasus perubahan mutu, carilah penyebab keseluruhannya dan jika penyebab yang benar telah ditemukan, maka segera periksa dan catat dalam diagram sebab akibat. Dengan cara ini kita dapat mendeteksi penyebab yang benar dan dapat mengarahkan kita untuk mengambil tindakan yang tepat. 5. Diagram sebab akibat dapat menunjukan tingkat teknologi. Diagram sebab akibat dapat dibuat secara lengkap bila pembuatnya mengetahui banyak tentang proses produksi. Dengan kata lain,
32
semakin tinggi tingkat teknologi pekerja, semakin baik pula diagram sebab akibat dibuat. 6. Diagram sebab akibat digunakan untuk segala permasalahan. Diagram sebab akibat dibuat bukan hanya untuk satu hal mutu tetapi juga kuantitas, jumlah bahan, keselamatan, pengawas kerja. Tujuan kita untuk mendapatkan hasil, karena pengukuran harus diambil terhadap penyebab, bila kita tidak mengetahui keterkaitan antara penyebab dan akibat, maka kita tidak dapat mengambil tindakan untuk memecahkannya.