BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Disaster Recovery Berikut ini adalah beberapa teori dan definisi yang terkait dengan Disaster Recovery yang digunakan dalam tesis ini . 2.1.1 Bencana (Disaster) Menurut buku “Disaster Recovery and Business Continuity Copyrigth by EC-Council” Bencana adalah setiap kejadian mengganggu yang mendorong situasi saat ini ke dalam keadaan krisis. Hal ini mengacu ke bencana dan kehancuran akibat alam atau faktor buatan manusia seperti kebakaran, dan terorisme cyber. Menurut xosofi.com bencana didefinisikan sebagai "sesuatu yang mendadak, acara yang tidak terencana yang menyebabkan malapetaka besar kerusakan atau kerugian untuk setiap entitas yang diberikan. Reaksi paling umum dalam situasi tersebut meliputi: •
Shock dan panik
•
Beban mentalitas
•
Kehilangan kontrol terhadap peristiwa
•
Kurangnya informasi
Dalam skenario ekonomi global saat ini, organisasi lebih rentan terhadap alam, manusia, atau masalah teknis. Setiap bencana, seperti banjir,
5
kebakaran serta virus dan terorisme cyber, dapat mempengaruhi aksesibilitas, kejujuran, dan privasi sumber daya bisnis utama. Bila dikategorikan, bencana dapat dibagi menjadi dua yaitu, •
Bencana alam Peristiwa tidak terprediksi yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan disekitarnya seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, angin ribut, dst.
•
Bencana yang diakibatkan oleh manusia Peristiwa yang terjadi akibat kesalahan, kebodohan, kelalaian dari manusia atau bahkan niat jahat dari individu yang mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan disekitarnya. Kegagalan system, listrik, telekomunikasi, terorisme, cyber terorisme termasuk kedalam kategori ini.
Beberapa konsekuensi dari bencana yang diakibatkan oleh alam maupun manusia adalah sebagai berikut, •
Cidera pada diri sendiri atau keluarga : Orang – orang terluka, terpisah dari keluarga, atau kehilangan orang yang mereka cintai
•
Kondisi yang mengancam kelangsungan hidup
•
Korban dalam jumlah banyak
•
Gangguan dalam business continuity karena kegagalan dalam proses,
mesin,
dan
komunikasi
mengakibatkan hilangnya pendapatan
6
yang
pada
akhirnya
Bencana biasanya tidak dapat diprediksi kapan terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah management untuk mengurangi resiko serta akibat dari bencana tersebut. 2.1.2 Disaster Recovery Plan Disaster Recovery Plan menurut EC-Council dalam “Introduction to Disaster Recovery and Business Continuity” adalah sebuah proses/kemampuan dari organisasi untuk menanggapi bencana atau gangguan dalam pelayanan melalui implementasi rencana pemulihan bencana untuk menstabilkan dan memulihkan fungsi kritis organisasi. Rencana ini dibuat untuk membantu mengembalikan proses bisnis dari perusahaan serta mengurangi dampak bila terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan atau kehilangan data elektronik yang mendukung proses bisnis perusahaan. Disaster Recovery Plan terdiri atas tiga perencanaan yaitu perencanaan proteksi, perencanaan pengatasan bencana dan perencanaan pemulihan. Perencanaan
proteksi adalah perencanaan yang dibuat untuk
mencegah terjadinya bencana. Perencanaan pengatasan bencana adalah perencanaan yang dibuat untuk mengurangi dampak dari bencana terhadap perusahaan Perencanaan pemulihan adalah perencanaan yang dibuat untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemulihan agar proses bisnis dapat berjalan kembali. 7
2.1.3 Disaster Recovery Center Disaster
Recovery
Center
menurut
EC-Council
dalam
“Introduction to Disaster Recovery and Business Continuity” merupakan fasilitas yang menjadi sarana organisasi selama dalam proses pemulihan dari bencana. Adapun komponen utama yang terdapat didalam disaster recovery center adalah, •
Peralatan Kantor standar (meja, kursi, alat tulis, komputer, printer, telepon, dst)
•
Aplikasi
•
Database
•
Server dan Operating System
•
Jaringan
•
Storage Array Keuntungan dari Disaster Recovery Center adalah perusahaan
mempunyai keyakinan dengan mengetahui bahwa proses bisnis perusahaan akan dapat berjalan kembali dalam selang waktu tertentu bila terjadi bencana. Selain itu juga dengan adanya Disaster Recovery Center, perusahaan dapat mencegah terjadinya single point of failure terhadap sistem komputer yang beroperasi hanya dipusat.
8
Disaster Recovery Center dapat dibagi menjadi beberapa jenis bila ditinjau dari mission-criticalnya, adapun jenis – jenis Disaster Recovery Center adalah •
Hot Standby Data diduplikasi secara otomatis ke kluster sekunder secara konsisten. Bila terjadi bencana di kluster primer, maka kluster sekunder akan aktif secara otomatis menggantikan tugas dari kluster primer. Jenis ini biasanya digunakan untuk mission-critical
applications
yang
mempunyai
tingkat
pengaruh yang besar terhadap proses bisnis perusahaan. Pada jenis disaster recovery center ini, tingkat rata – rata waktu pemulihan adalah 10 detik sampai 2 menit. •
Warm Standby Data diduplikasi secara otomatis ke kluster sekunder tetapi tidak konsisten. Selain itu, perpindahan antara kluster primer ke kluster sekunder juga tidak secara otomatis. Jenis ini biasanya digunakan untuk mission-critical applications yang mempunyai tingkat pengaruh yang sedang ke tinggi terhadap proses bisnis perusahaan. Pada jenis disaster recovery center ini, tingkat rata – rata waktu pemulihan adalah 10 menit sampai 45 menit.
9
•
Cold Standby Pada jenis disaster recovery center ini, perangkat pengganti telah tersedia dan siap digunakan bila terjadi bencana. Hanya saja data tidak diduplikasi kedalam perangkat secara otomatis melainkan manual. Jenis ini biasanya digunakan untuk nonmission-critical
applications
yang
mempunyai
tingkat
pengaruh yang kecil terhadap proses bisnis perusahaan. Tingkat rata – rata pemulihan adalah 4 jam sampai 2 hari. •
Offsite Data Backup Storage Pada jenis disaster recovery center ini, data diduplikasi secara berkala kedalam sebuah media eksternal dan disimpan disebuah lokasi yang aman secara offline. Jenis ini biasanya digunakan untuk non-mission-critical applications
yang
mempunyai tingkat pengaruh sangat kecil terhadap proses bisnis perusahaan. Tingkat rata – rata pemulihan adalah 18 jam sampai 8 hari.
10
Gambar 2.1 Jarak Ja Rekomendasi antara Kluster Primer kee DRC
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi DR
11
2.2 Data
Data merupakan sekumpulan fakta mentah dari kesimpulan yang dapat ditarik. Huruf tulisan tangan, buku cetak, foto keluarga, film di video tape, dicetak dan ditandatangani salinan surat hipotek, buku besar bank, dan buku izin pemegang rekening adalah contoh data. Sebelum adanya komputer, prosedur dan metode yang diadopsi untuk penciptaan dan berbagi data terbatas pada bentuk yang lebih sedikit, seperti kertas dan film. Saat ini, data yang sama dapat dikonversi menjadi bentuk yang lebih nyaman seperti e-mail, e-book, gambar bitmap, atau film digital. Data ini dapat dihasilkan menggunakan komputer dan disimpan dalam rangkaian 0s dan 1s. Data dalam bentuk ini disebut data digital dan dapat diakses oleh pengguna hanya setelah diproses oleh komputer.
Gambar 2.2 Ilustrasi Data
Bisnis menghasilkan sejumlah besar data yang kemudian diolah menjadi informasi bermakna untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Oleh karena itu, dalam bisnis dibutuhkan untuk mempertahankan data dan menjamin ketersediaannya pada periode yang lebih lama.
12
Selain itu, data dapat bervariasi dalam kekritisan dan mungkin memerlukan penanganan khusus. Misalnya, hukum dan peraturan persyaratan mandat bahwa bank-bank menjaga informasi account untuk pelanggan mereka secara akurat dan aman. Beberapa bisnis menangani data bagi jutaan pelanggan, dan memastikan keamanan dan integritas data selama jangka waktu yang panjang. Hal ini membutuhkan highcapacity penyimpanan perangkat dengan fitur keamanan yang ditingkatkan yang dapat menyimpan data untuk jangka waktu lama (Information Storage and Management-EMC Education Services). 2.3 Informasi
Data, baik terstruktur atau tidak terstruktur, tidak memenuhi tujuan untuk perorangan
atau
bisnis
kecuali
itu
disajikan
dalam
bentuk
yang
bermakna. Dalam bisnis data perlu dianalisis agar bisa menjadi sebuah nilai. Informasi merupakan kecerdasan dan pengetahuan yang berasal dari data. Dalam bisnis data mentah dianalisis untuk mengidentifikasi tren bermakna. Pada dasar tren ini, perusahaan dapat merencanakan atau memodifikasi strateginya. Misalnya, pengecer mengidentifikasi produk pilihan pelanggan dan nama merek dengan menganalisis pola pembelian mereka dan memelihara inventaris produk tersebut (Information Storage and Management-EMC Education Services). 2.4 Data Center
Menurut buku “Information Storage and Management” keluaran Wiley Publishing, Organisasi menggunakan maintenance data center untuk memberikan kemampuan pengolahan data secara terpusat diseluruh
13
perusahaan. Data center menyimpan dan mengelola sejumlah besar data yang bersifat mission-critical. Lima elemen utama yang penting untuk fungsi dasar dari sebuah data center adalah : •
Aplikasi
•
Database
•
Server dan Operating System
•
Jaringan
•
Storage Array
Berdasarkan TIA-942: Data Center Standards Overview, data center dapat diklasifikasikan menjadi beberapa Tier. Tier 1 merupakan model data center yang paling simpel dan biasanya dapat disebut juga ruang server. Tier 4 merupakan model data center paling ketat dimana data center Tier 4 didesign khusus untuk menampung sistem komputer yang bersifat kritikal. Tier 4 ini, dilengkapi dengan komponen redundant Tabel 2.2 Tabel 4 Tier Data Center
Tier
Karakteristik
Level 1
•
Rentan terhadap gangguan dari kegiatan terencana dan tidak terencana
14
•
Hanya mempunyai satu jalur distribusi untuk daya dan pendingin, tidak mempunyai komponen redundant (N)
•
Raised floor, UPS atau generator bersifat optional
•
Downtime tahunan sekitar 28.8 jam
•
Harus dilakukan pemadaman secara keseluruhan pada saat melakukan perawatan pencegahan
2
•
Sedikit rentan terhadap gangguan dari kegiatan terencana dan tidak terencana
•
Hanya mempunyai satu jalur distribusi untuk daya dan pendingin, mempunyai komponen redundant (N+1)
•
Mempunyai raised floor, UPS, dan generator
•
Downtime tahunan sekitar 22 jam
•
Membutuhkan processing shutdown pada saat melakukan perawatan terhadap jalur daya dan perangkat infrastruktur lainnya
3
•
Memungkinkan kegiatan terencana tidak mengganggu operasi komputer hardware, tetapi kegiatan yang tidak terencana masih akan menyebabkan gangguan
•
Mempunyai beberapa jalur distribusi untuk daya dan pendingin tetapi hanya satu jalur yang aktif, mempunyai komponen redundant (N+1)
•
Downtime tahunan sekitar 1.6 jam
•
Mempunyai raised floor, dan mempunyai kapasitas untuk
15
menampung beban dengan satu jalur pada saat jalur lain dilakukan perawatan 4
•
Kegiatan yang ang terencana tidak akan mengganggu operasional dan data center dapat mempertahankan setidaknya satu kegiatan buruk yang tidak terencana tanpa menyebabkan dampak buruk terhadap operasi yang bersifat kritikal
•
Mempunyai beberapa jalur distribusi untuk daya dan d pendingin, dan mempunyai komponen redundant (2 (N+1))
•
Downtime tahunan sekitar 0.4 jam
Berikut merupakan gambar dari bagan compliant data center :
Gambar 2.3 Compliant data center
16
2.5 Storage dan Backup Management Berikut
merupakan
beberapa
teori
yang
memaparkan
teknologi
penyimpnan (media media storage storage) dan teknologi pengaturan backup. 2.5.1 Storage Menurut buku ““Information Information Storage and Management” Management keluaran Wiley Publishing , Data yang dibuat oleh individu atau perusahaan harus disimpan sehingga mudah diakses untuk diproses lebih lanjut. Di lingkungan komputasi, perangkat yang dirancang untuk menyimpan data diistilahkan sebagai storage. Beberapa jenis media penyimpanan yang di digunakan gunakan oleh sebagai storage adalah sebagai berikut : •
Magnetic tape Magnetic tape adalah sebuah media yang terbuat dari plastik yang telah terlapisi oleh magnet. Magnetic tape biasanya digunakan untuk penyimpanan suara, video dan komputer data.
Gambar 2.4 Magnetic Tape
17
•
Hard disk Hard disk adalah sebuah perangkat penyimpanan non-volatile non yang menyimpan data kedalam piringan yang telah dimagnetik.
Gambar 2.5 Hard Disk •
Optical disk Optical
disk
adalah
sebuah
media
yang
terbuat
dari
polycarbonate yang dilapisi dengan aluminium. Optical disk menyimpan data dalam bentuk binary.
Gambar 2.6 Optical Disk
18
•
Solid state storage Solid state storage
adalah sebuah media yang diadopsi dari
harddisk. Perbedaannya adalah pada solid state storage menggunakan bahan semi konduktor dibanding elektron tube serta tidak adanya moving part. Hal ini membuat solid state storage lebih kuat dibanding hard disk. Hanya saja kecepatan dari solid state storage masih dibawah kemampuan hard disk.
Gambar 2.7 SSD
2.5.2 Backup Manag Management Backup merupakan sebuah proses penduplikasian data kedalam media yang terpisah. Data hasil duplikasi tersebut nantinya akan digunakan untuk memulihkan kembali data bila terjadi kerusakan atau kehilangan data. Backup biasanya digunakan dengan dua tujuan tuju utama yaitu
19
1. Untuk
memulihkan
kembali
data
yang
mengalami
kerusakan/kehilangan pada saat terjadi bencana. 2. Untuk memulihkan sebagian kecil data yang mengalami kerusakan atau kehilangan akibat kesalahan manusia. Jenis – jenis strategi backup adalah sebagai berikut, •
Snapshot Backup Data diduplikasi secara live dengan melakukan penguncian terhadap seluruh data untuk sementara waktu dan kemudian dilakukan snapshot terhadap data tersebut yang dilanjutkan dengan dilepas agar dapat beroperasi kembali.
•
Full Backup Data diduplikasi secara keseluruhan baik data yang sudah pernah diduplikasi maupun belum pernah kedalam media yang terpisah. Backup dilakukan secara berkala.
•
Differential Backup Data yang diduplikasi hanya merupakan data baru atau data yang mengalami perubahan. Pada proses backup ini, data tidak pernah dilakukan marking. Backup dilakukan secara berkala.
•
Incremental Backup Data yang diduplikasi hanya data yang belum pernah dilakukan backup. Bila terjadi perbedaan byte pada data, maka hanya
20
perbedaan dari byte data tersebut yang akan diduplikasi. Backup dilakukan secara berkala. •
Continuous Backup Data dilakukan duplikasi secara terus menerus terhadap seluruh data yang berubah.
21