6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Manajemen Manajemen
merupakan
proses
yang
terdiri
atas
fungsi–fungsi
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan sumberdaya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien. Menurut Siswanto, (2013: 5) Manajemen adalah seni dan ilmu dalam
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pemotivasian,
dan
pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sedangkan Menurut
Husaini (2014 :6), manajemen dalam arti luas adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Siswanto (2013: 11), tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer, sehingga dapat diambil empat elemen pokok, yaitu : (1) sesuatu yang ingin direalisasikan (goal), (2) cakupan (scope), (3) ketetapan (definitness), (4) pengarahan (direction). Hubungan manajemen dan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal merupakan suatu lembaga yang harus memiliki pengelolaan yang baik untuk menghasilkan lulusan kompetitif dan produktif. Menurut Husaini Usman (2014:13), mendefinisikan manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu pengelolaan sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya. Bush (2008) dalam Husaini Usman ( 2014:14), menyatakan bahwa manajemen pendidikan harus terpusat pada tujuan pendidikan. Tujuan ini memberikan arti penting terhadap arah manajemen. Manajemen diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu dalam waktu tertentu. Menurut Husaini Usman (2014: 16), tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain: 1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakana (PAKEMB);
6
7
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya; 3) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; 4) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan; 5) Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya; 6) Terciptanya citra positif pendidikan Pada perkembangannya manajemen untuk pendidikan didesain untuk menghasilkan konsep baru yaitu manajemen berbasis sekolah (MBS). Menurut Har Tilaar (2011:43), MBS diartikan sebagai suatu otonomi yang diberikan pada pendidikan dasar/menengah untuk meningkatkan mutunya. Peningkatan mutu bukan hanya masalah dana, tetapi berkenaan dengan semua komponen dalam lembaga dan proses pendidikan seperti kurikulum, mutu pendidik, sarana yang tersedia, dan latar belakang sosial ekonomi siswa. Berdasarkan pengertian dan definisi berkaitan dengan manajemen secara umum, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan hal yang penting dalam setiap organisasi. Organisasi apapun menjadikan manajemen adalah sebagai alat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Untuk itu berbagai dimensi dalam kajian penelitian ini yang akan membahas pengembangan model Bussines Center akan dikemukakan hal–hal yang berkaitan dengan dimensi manajemen sebagai berikut : a.
Manajemen Produksi Secara harfiah, Manajemen Produksi terbangun atas dua kata, yaitu Manajemen dan Produksi. Manajemen memiliki dua makna, manajemen sebagai posisi dan manajemen sebagai proses. Manajemen produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input, sumber daya produksi) menjadi keluaran (output, produk barang maupun jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar. (https://blogwirabuana.com/2015/02/manajemenproduksi.doc diakses pada tanggal 1 April 2015)
8
Menurut R. Fred David, (2011:214), manajemen produksi terdiri atas lima fungsi atau area keputusan, yaitu: 1)
Proses Keputusan proses berkaitan dengan rancangan sistem produksi fisik. Berbagai keputusan spesifiknya mencakup pilihan teknologi, tata
letak
fasilitas,
analisis
alur
proses,
lokasi
fasilitas,
perimbangan lini, pengendalian proses, dan analisis transportasi. 2)
Kapasitas Keputusan kapasitas berkaitan dengan penentuan tingkat output optimal bagi organisasi tidak terlalu banyak dan juga tidak terlampau sedikit.
3)
Persediaan Keputusan persediaan menyangkut pengelolaan tingkat bahan mentah, proses pengerjaan, dan barang jadi. Keputusan spesifiknya mencakup apa yang perlu dipesan, kapan dipesan, seberapa banyak pesanannya, dan penanganan bahan–bahan.
4)
Angkatan Kerja Keputusan Angkatan kerja berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja terampil, tidak terampil, dan manajerial. Berbagai keputusan spesifiknya meliputi rancangan kerja, pengukuran kerja, pengayaan kerja, standar kerja, dan teknik–teknik motivasi.
5)
Kualitas Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa berkualitas tinggilah yang diproduksi. Keputusan–keputusan spesifiknya meliputi pengendalian (kontrol) kualitas, penentuan sampel, pengujian, penjaminan kualitas, dan pengendalian biaya. Berdasarkan uraian dan definisi yang berkaitan dengan manajemen
produksi dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi mempunyai hubungan dengan perusahaan manufaktur dan jasa, karena pada dasarnya pengelolaan atas proses seluruh operasi termasuk pengelolaan bahan baku dan bahan baku pendamping akan menjadi barang jadi. Kaitannya dengan kegiatan Bussines Center manajemen produksi berhubungan dengan
9
bagaimana pengelolaan unsur organisasi untuk mengolah produk–produk apa yang nantinya menjadi output dari kegiatan ini. b.
Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Fungsi manajemen keuangan pada dasarnya adalah sebagai pengambil beberapa keputusan dibidang keuangan. Tentunya keputusan– keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (value of the firm) (Abd'racim, 2012: 1). Menurut Irham Fahmi (2014: 3), Ilmu manajemen keuangan berfungsi sebagai pedoman bagi manajer dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Artinya seorang manajer boleh melakukan terobosan dan kreativitas berfikir, akan tetapi semua itu tetap mengesampingkan kaidah– kaidah yang berlaku dalam ilmu manajemen keuangan. Menurut
Ahmad & Herni (2014:1) tujuan utama keuangan
perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham ataupun meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan menurut Margaretha Farah (2014:2), tugas manajemen keuangan tercakup dalam tiga keputusan keuangan berikut : 1)
Menetapkan pengalokasian dana (invesment decision) Keputusan ini tercermin pada sisi kiri neraca, yaitu mencakup aktiva lancar dan aktiva tetap. Tugas manajer keuangan untuk menentukan berapa jumlah optimal dari aktiva lancar yang harus disediakan.
2)
Merumuskan alternatif pembiayaan Keputusan ini tercermin pada sisi sebelah kanan neraca dan mencakup utang lancar dan sumber dana jangka panjang.
10
3)
Kebijakan dalam pembagian deviden Keputusan deviden merupakan keputusan yang menyangkut persentase laba yang dibayarkan sebagai deviden tunai, deviden saham, pemecahan saham, dan pembelian kembali saham yang beredar. Keuangan dalam manajemen merupakan unsur penting untuk
mencapai tujuan keberhasilan suatu organisasi. Secara umum keuangan dalam dunia pendidikan memiliki fungsi penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar (PBM). Untuk itu dalam pengelolaannya harus didasarkan pada prinsip yang jelas, transparan, dan akuntabel. Demikian juag kegiatan Bussines Center dalam bidang keahlian bisnis manajemen menjadi perhatian untuk kelancaran program tersebut. Aspek manajemen keuangannya menghendaki dengan sistem yang sudah ditentukan sesuai standar anggaran yang baik. Pada aspek penggunaannyapun mendasarkan pada prinsip yang terarah
dan
terkendali.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menjadikan
keberlangsungan program Bussines Center, aspek pembelajarannya adalah mampu mengelola sumber keuangannya dengan baik. c.
Manjemen Sumber Daya Manusia Manusia merupakan unsur penting dalam manajemen sumber daya manusia dan bagian vital bagi keberhasilan sebuah organisasi. Di dalam setiap kesuksesan organisasi pasti terdapat sumber daya manusia yang hebat. Menurut Davis dalam Hanggraeni Dewi (2012:4), mendefinisikan sumber
daya
manusia
sebagai
aktivitas–aktivitas
yang
mencoba
memfasilitasi orang–orang di dalam organisasi untuk berkontribusi dalam pencapaian rencana strategis organisasi. (Zainal, Ramly, Mutis, & Arafah, 2014: 39), menegaskan bahwa manajemen sumber manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan, dan masayarakat menjadi maksimal. Dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan perencanaan sumberdaya manusia yang bagus. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai
11
inti manajemen, karena perencanaan membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang, dan oleh karena itu memungkinkan
para
pengambil
keputusan
untuk
menggunakan
sumberdaya–sumberdaya mereka yang terbatas secara paling efisien dan efektif. Menurut Zainal, Ramly, Mutis, & Arafah, (2014: 42), perencanaan SDM mempunyai tujuan: 1) Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan. 2) Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya. 3) Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan. 4) Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. 5) Menjadi pedoman dalam melakukan penilaian karyawan. Berdasarkan berbagai pengertian dan definisi dari Manajemen Sumber Daya Manusia, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan pengelolaan manusia secara efisien dan efektif dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan manajemen sumberdaya manusia meliputi kualitas guru, kepemimpinan sekolah, siswa, dan tenaga administrasi. Ruang lingkup bersifat komplek dari perencanaan sampai tingkat evaluasi dalam proses penyelenggaraan pendidikan. d. Manajemen Pemasaran Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang–barang diproduksi, dan tidak hanya berakhir pada penjualan saja tetapi kegiatan pemasaran harus memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan adanya kepuasan maka konsumen berkecenderungan akan membeli kembali barang–barang dipasarkan oleh produsen. Menurut Shinta Agustina (2011: 1) Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain
12
atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Tujuan utama dari kegiatan pemasaran adalah menciptakan kondisi yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara sebuah entitas dan publik (individual dan organisasi) dimana mereka berinteraksi (Kerin & Peterson, 2015: 1). Selain tujuan dalam manajemen pemasaran juga harus memiliki sasaran, sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan
menjanjikan
nilai
superior,
menetapkan
harga
menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan (Shinta Agustina, 2011: 1). Selanjutnya yang disebut dengan manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif (Shinta Agustina, 2011: 1). Manajemen harus memahami bahwa rencana pemasaran merupakan sebuah panduan untuk menerapkan pembuatan keputusan pemasaran bukanlah dokumen yang tidak penting ataupun selalu sama. 2. Kewirausahaan Pembelajaran Kewirausahaan dalam ranah pendidikan, tidak hanya dikembangkan untuk menghasilkan manusia terampil intelektual, tetapi juga yang
inspiratif-pragmatis.
Pengembangan
pendidikan
kewirausahaan
dilaksanakan terprogram secara sistematis melalui kurikulum dan pembelajaran diselenggarakan terbuka, eksploratif, dan meminimalkan pembelajaran yang sifatnya simulasi. Oleh karena itu pendidikan kewirausahaan di SMK harus menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri (Direktorat Pembinaan SMK, 2014) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang peluang. Menurut Hisrich, R.D dalam Suryana (2008: 17) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda meliputi pemikiran yang kreatif dan
13
inovatif. Sedangkan kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras, waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Menurut Priansa D. Juni (2010:23), ciri – ciri dan watak entrepreuner sebagai berikut : 1.
Percaya diri
2.
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
3.
Pengambil Resiko
4.
Kepemimpinan
5.
Keorisinilan
6.
Berorientasi ke masa depan Menurut
Priansa D. Juni (2010:30), diperlukan langkah–langkah
pembentukan karakter entrepreunership dalam diri siswa agara siswa tersebut meraih kesuksesan. Langkah – langkah tersebut, antara lain : 1. Kerjakan apa yang siswa sukai 2. Memulai bisnis sambil sekolah 3. Lakukan kerjasama 4. Dapatkan pelanggan 5. Rencanakan bisnis 6. Lakukan penelitian dan pengamatan 7. Libatkan profesional 8. Modal Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan upaya untuk mempersiapkan peserta didik untuk memiliki sikap dan perilaku wirausaha mandiri. Peranan pembelajaran kewirausahaan dalam implementasi keterampilan yang menjadikan anak didik mampu bertahan dengan kemampuan mengelola ketrampilan dirinya dan dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kemampuan lebih dan siap memasuki kehidupan sebagai manusia yang survival.
14
3. Konsep Bisnis dan Bussines Center Menurut K. Bertens (2012: 17) Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Dalam kegiatan ini yang terjadi adalah tukar–menukar, jual–beli, memproduksi– memasarkan, bekerja–mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya, dengan maksud memperoleh keuntungan. Center dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia “Centere” yang berarti “Pusat, bagian tengah” (Yan Paterson, 2012: 63). Jadi apabila disatukan pengertian Bisnis Center dari Bahasa Inggris “Business Centere” yaitu “Pusat usaha atau pusat perusahaan”. Definisi yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 138) dan Kamus Inggris Indonesia (2012: 63) dapat dijelaskan bahwa Bussines Center merupakan tempat pusat usaha suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Berdasarkan definisi yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:90) dan Kamus Inggris Indonesia (2012:4) dapat dijelaskan bahwa Bisnis Center merupakan tempat pusat usaha suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Bussines Center adalah suatu tempat di lingkungan SMK yang berfungsi sebagai pusat kegiatan yang berkaitan dengan jual beli barang maupun jasa dengan memanfaatkan semua sumber yang ada di SMK.
Dalam pelaksanaannya Bussines Center
menyediakan barang yang untuk diambil para siswa kemudian dijual lagi di lingkungan sekitar dengan cara membuka warung, toko, dan outlet. Dengan demikian para siswa dapat mengaplikasikan secara langsung usaha bisnis ritel dan akan menikmati keuntungan yang diperoleh. Secara terperinci yang dimaksud Bussines Center Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Tujuan 1.
Penguatan Bussines Center
SMK yang berorientasi pada
pembentukan karakter wirausaha; 2.
Menyiapkan layanan pembelajaran kewirausahaan berbasis praktik bisnis;
15
3.
Menyiapkan rintisan teaching industry di SMK;
4.
Menyiapkan lulusan SMK untuk menjadi wirausaha.
b. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan pada program ini sebagai berikut: 1.
Tersedianya unit usaha media layanan pembelajaran kewirausahaan di SMK;
2.
Terwujudnya pembelajaran kewirausahaan
yang menerapkan
learning by doing berbasis bisnis; 3.
Terlibatnya secara bertahap seluruh siswa SMK dalam pembelajaran berbasis bisnis.
4. Model Bussines Center Model menurut Benry (2010: 86) adalah sesuatu yang menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan yang dipandang sebagai upaya untuk mengongkritkan sebuah teori sekaligus analogi dan representasi dari variabel– variabel yang ada dalam teori tersebut. Model dikembangkan dengan tujuan untuk studi tingkah laku sistem melalui analisis rinci atau komponen dan proses utama yang menyusun sistem dan interaksinya antara satu dengan yang lain. Jadi, pengembangan model adalah suatu pendekatan yang tersedia untuk mendapatkan pengetahuan yang layak akan sistem yang dikembangkan. Model berperan penting dalam pengembangan teori karena berfungsi sebagai konsep dasar untuk menggambarkan sistem. Model Kegiatan Bussines Center SMK pada penelitian
ini berupa
kegiatan sebagai wahana pembelajaran dan peningkatan kesejahteraan di lingkungan sekolah untuk itu di dalamnya meliputi pengelolaan atau manajemen,
kurikulum,
pengajaran
sebagai
praktek
langsung
dalam
pembelajaran administrasi perkantoran, pembukuan dan penjualan. Pelaksanaan Bussines Center di SMK melibatkan seluruh guru dan karyawan Program Bisnis Manajemen.
16
5. Keterkaitan Pengembangan Model Manajemen Bussines Center Terhadap Kewirausahaan Dalam kaitannya dengan menyiapkan siswa sebagai pelaku bisnis, proses pembelajaran SMK tidak lepas dari penciptaan wirausahawan untuk setiap lulusan. Agar proses pembelajaran di SMK mampu melahirkan lulusan yang memiliki perilaku wirausaha, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap dan perilaku wirausaha, diantaranya melalui peningkatan peran siswa dalam mengembangkan Bisnis Center, koperasi, atau Unit Produksi yang ada Upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran melalui kegiatan Bussines Center, bukan sesuatu hal yang baru di lingkungan SMK lingkup Bisnis dan Manajemen. Tetapi belum banyak SMK yang memberikan perhatian secara khusus untuk pengembangan lebih lanjut. Kondisi saat ini pelaksanaan Bussines Center di SMK pada umumnya berjalan apa adanya dan belum disentuh dengan teknologi dan manajemen yang memadai. Bahkan masih banyak SMK sejenis lainnya yang samasekali belum memiliki Bussines Center akibat berbagai keterbatasan; tenaga, biaya/modal, sarana prasarana, dan kompetensi yang relevan (DPSMK, 2014). Pengembangan progran Bussines Center di SMK merupakan pelatihan wirausaha bagi siswa. Melalui program Bussines Center siswa dapat dilatih dan dididik secara langsung dalam dunia usaha dan bisnis. Berkaitan dengan hal tersebut Bussines Center merupakan salah satu wadah untuk melatih dan menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa terutama bagi bidang keahlian Bisnis Manajemen. 6. Pendidikan Kejuruan a. Konsep Pendidikan Kejuruan Pendidikan menengah kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2012: 2) menyatakan Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga
17
terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Dalam mencapai sasaran 70% lulusan SMK bekerja pada Tahun Kelulusan dan Seluruh SMK Ditjen Dikti Pembinaan SMK menyediakan layanan
pembinaan
pengembangan
kewirausahaan
seperti
Bantuan
Pembelajaran Kewirusahaan SMK/Teaching Industry dan Bantuan SMK Pemandu Kewirausahaan. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan sangat ditentukan oleh jejaring yang dibangun pada seluruh lini baik pada tingkat pusat maupun daerah. Pemahaman yang tepat akan visi, misi dan program-program Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan oleh berbagai pihak terkait sangat menentukan. Untuk itu kiranya perlu dilakukan langkah-langkah strategis khususnya dalam perencanaan maupun implementasi oleh para Pembina Sekolah Menengah Kejuruan baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, instansi terkait lainnya serta masyarakat, khususnya masyarakat industri dan dunia usaha. Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya dengan membekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja sesuai dengan kompetensi dan program keahlian memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan kejuruan tidak hanya menyiapkan keterampilan saja, tetapi juga menyiapkan sikap, kebiasaan serta nilai-nilai yang di perlukan untuk terjun ke dunia kerja. Tuntutan dunia kerja yang pada dasarnya membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas yang tidak hanya mengutamakan ketrampilan saja, akan tetapi juga memperhatikan sikap terhadap dunia kerja seperti tanggung jawab, disiplin, kejujuran, dan sikap profesional. Sikap profesional merupakan salah satu misi dari pendidikan kejuruan.
Dengan
membantu
siswa
dalam
mengembangkan
sikap
profesional, maka pendidikan kejuruan dapat mempersiapkan siswa dalam bekerja dan berkarir di dunia ketenagakerjaan.
18
b. Konsep Kurikulum SMK SMK sebagai salah satu intitusi yang menyiapkan tenaga kerja dituntut untuk mampu menghasilkan lulusan yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten dan berdaya saing tinggi. Berdasarkan hal tersebut pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi Dunia Usaha dan Dunia Industri. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1 Butir 19, “ Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Menurut (Slameto, 2013:65), “Kurikulum
diartikan sebagai
sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa”. Menurut (Manab Abdul, 2015: 5), ada tiga komponen kurikulum yaitu (1) kurikulum sebagai subtansi, (2) kurikulum sebagai sistem, (3) kurikulum sebagai bidang studi. Saat ini SMK menggunakan kurikulum 2006 yang dirancang dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Akademik Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang secara sadar dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah kurikulum. Adapun kaidah yang harus diikuti adalah: a.
Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyeluruh dan terpadu
b.
Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi, dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh
c.
Kurikulum harus jelas menunjukkan tujuan langsung (tersurat) dan tujuan tidak langsung (tersirat).
2. Pendekatan Kecakapan Hidup (Life skill) Isu yang mengemuka dewasa ini adalah adanya kesenjangan antara sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah merupakan hal lain yang terjadi di masyarakat,
19
sehingga disinyalir seolah semakin menjauhkan peserta didik dengan dunia nyatanya di mana ia hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu agar peserta didik dapat mengenal dengan baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat perlu dibekali kecakapan hidup (life skill), yang meliputi kecakapan personal (personal skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill), dan kecakapan vokasional (vocational skill) 3. Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (competency bassed curriculum) Kompetensi mengandung makna kemampuan seseorang yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas kemampuan tersebut. Dalam lingkup pendidikan menengah kejuruan pengertian berbasis kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di tempat kerja.
b.
Substansi
kompetensi
memuat
pernyataan
pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude) c.
Isi atau materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi diorganisasi dengan sistem modular (satuan utuh), ditata secara sekuensial dan sistematik.
d.
Ada korelasi langsung antara perjenjangan jabatan pekerjaan di dunia kerja dengan pertahapan pencapaian kompetensi di SMK.
4. Pendekatan Kurikulum Berbasis Luas dan Mendasar (broad based curriculum) Kurikulum berbasis luas dan mendasar adalah rancangan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep, prinsip, dan keilmuan yang melandasi suatu bidang keahlian. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” (know what) dan “bagaimana” (know how), tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan tentang
20
“mengapa” (know why) dilakukan. Oleh karena itu pengembangan kurikulum tidak hanya diarahkan untuk penguasaan suatu kompetensi dalam arti sempit, tetapi juga diarahkan agar peserta didik dapat beradaptasi
dan
mengalihkan/transfer
kompetensi,
pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan lain yang dimiliki ke dalam situasi dan kondisi yang berbeda. 5. Pendekatan Kurikulum Berbasis Produksi (Production Based Curiculum) Pembelajaran
berbasis
produksi
(production
based
learning/training) adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan terutama untuk memperkenalkan peserta didik dengan iklim kerja yang nyata. Pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan antara lain dengan cara: 1.
Di dunia industri, siswa mendapat pelatihan dan pengalaman nyata melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai media pendidikan.
2.
Di sekolah, siswa dilibatkan dalam proses produksi di unit produksi sekolah.
3.
Di sekolah, siswa berpraktik di ruang praktikum yang menerapkan mekanisme produksi, sehingga tercipta suasana kerja seperti di industri. Pelatihan harus menghasilkan produk yang memenuhi standar
industri dan layak jual. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa SMK berorientasi pada dunia kerja, sehingga diutamakan relevansi antara pengalaman belajar dengan prospek dunia kerja, menekankan pada pengalaman belajar yang riil. Salah satu program keahlian yang ada pada SMK kelompok Bisnis adalah Manajemen Pemasaran, dimana istilah pemasaran ini merupakan komunikasi antara penjual dan pembeli melalui beberapa proses, dan merupakan salah satu bentuk pemasaran, yang membutuhkan keahlian tersendiri.
21
c.
Proses Belajar Mengajar Proses belajar tidak akan pernah lepas dari perjalanan hidup manusia. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar. Keberhasilan belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, sikap, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan–perubahan pada aspek lain. Menurut Nana Sudjana (2011: 28) “Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita membicarakan tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang”. Selanjutnya
(Slameto, 2013: 3) menyebutkan belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruahan. Untuk itu terdapat tiga komponen motif keberhasilan belajar yaitu : 1) Dorongan kognitif Termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, untuk mengerti, dan untuk memecahkan masalah. 2) Harga diri Ada siswa tertentu yang tekun belajar melaksanakan tugas – tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, melainkan untuk memperoleh status dan harga diri. 3) Kebutuhan berafiliasi Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogik yang mencakup strategi atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar, yang mencakup ujian, tugas–tugas, dan pengamatan. Menurut Kemendiknas (2012: 10), Pembangunan sarana dan prasarana dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar telah dilakukan pemerintah melalui : 1) Penuntasan rehabilitasi gedung sekolah yang rusak; 2) Pengadaan laboratorium, perpustakaan , dan workshop;
22
3) Pembangunan ruang kelas baru dan unit sekolah baru; 4) Pembangunan sarana dan prasarana sekolah Dengan demikian segala sarana dan prasarana praktik yang akan direncanakan untuk membentuk kompetensi siswa perlu direncanakan sesuai dengan kompetensi yang akan dibentuk, dan cerminan isinya bermakna sebagai alat pembentuk kompetensi siswa, baik secara kurikuler maupun penampilan di masyarakat.
B. Spesisifikasi Produk 1. SOP
Manajemen Bussines Center SMK yang dibuat dalam penelitian
merupakan penciptaan baru dan belum ada buku panduan sebelumnya. 2. SOP Manajemen Bussines Center SMK berupa media cetak dengan menggunakan pokok bahasan model manajemen Business Center kelas XI bidang keahlian Bisnis Manajemen. 3. Desain SOP Manajemen Bussines Center SMK dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembukaan, isi, dan penutup. 4. SOP Manajemen Bussines Center ini berpusat pada siswa dan bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa dengan model manajemen Bussines Center yang menarik. 5. Isi SOP Manajemen Bussines Center berfokus pada pokok bahasan mengenai manajemen Bussines Center.
C. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan Asumsi dasar pengembangan model manajemen Business Center yaitu dilakukan adalah sebagai berikut : a) Sekolah Menengah Kejuruan Menengah menerapkan model manajemen Business Center secara berkesinambungan dan berkelanjutan dalam meningkatan mutu pendidikan, b) Sekolah Menengah Kejuruan
memiliki
fasilitas,
sarana
dan
prasarana
memadai
untuk
mengembangkan Business Center yang lebih baik, c) Kemampuan SDM dari kepala sekolah, guru dan siswa untuk mengimplementasikan program sekolah yang selaras dan sesuai dengan pengembangan kewirausahaan, d) dukungan dari
23
berbagai pihak termasuk Direktorat Pembinaan SMK yang mendukung dalam pendanaan awal pembentukan Business Center yang memadai. 2. Keterbatasan Pengembangan Pengembangan
model
ini
dibatasi
pada
aspek
manajemen
dan
dilaksanakan pada bidang keahlian bisnis manajemen, dengan alasan bahwa dengan manajemen yang baik Business Center akan berhasil, bidang keahlian pemasaran memungkinkan Business Center didirikan dalam rangka penumbuhan jiwa kewirausahaan. Keadaan ini menjadi keterbatasan pengembangan karena seharusnya penumbuhan jiwa kewirausahan untuk semua siswa di semua bidang keahlian tidak hanya dibidang keahlian bisnis manajemen, tetapi bidang keahlian lainnya. Selain itu pengembangan hanya dari aspek manajemen mestinya juga bisa dari aspek yang lainya misalnya, aspek akademik dan aspek sosial. Penelitian ini terbatas pada menumbuhkan jiwa, sikap kewirausahaan, dan teknik terfokus pada menumbuhkan kemampuan/keterampilan wirausaha. Pada akhirnya penelitian ini menyusun dan memetakan berbagai permasalahan Business Center yang kemudian dirumuskan menjadi model manajemen Business Center yang efektif dan efisien.
D. Penelitian yang relevan 1. Matriks Penelitian yang Relevan Sebagaimana gambaran kerangka berpikir, diperlukan acuan dasar tentang permasalahan dan focus yang dikaji sehingga menarik untuk dikaji secara mendalam. Berdasarkan alasan tersebut dikemukakan beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengembangan model Bussines Center pada SMK bidang keahlian Bisnis Manajemen. No Nama Peneliti 1. Hadi Mansyur. Universitas Padjajaran, Bandung
Judul Penelitian
Tahun
“The 2010 Development of Quality Management Strategy to Senior High School (A Case Study at Some
Hasil Penelitian
Kontribusi
Pendidikan layanan Memberikan yang perlu acuan dan diperbaiki konsep sarana (SMA/SMK), dan prasarana yaitu: prasarana SMK. kurikuler & bebas Menjadi dasar kurikuler, kegiatan penulisan kurikuler dan tentang
24
Public Senior High Schools and Vocational High School in Bandung City” “Entrepreneuria 2011 l Intentions among Saudi University Students The Role of Motivations and Start-Up Problems”.
kegiatan kulikuler bebas.
kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler.
Niat kewirausahaan dipengaruhi oleh motivasi masing – masing individu. Motivasi berpengaruh terhadap niat berwirausaha. Hal ini dibuktikan dengan df=34,13(6)<0,001 Kepuasan kerja dapat dilihat sebagai variable ditindaklanjuti, dan stress sebagai evek variable. Ini berarti kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh tindakan manajemen. Pemberian Steorotif, manajemen kesan dan emosi berpengaruh signifikan terhadap kewirausahaan.
Memberikan gambaran tentang konsep motivasi Memberikan acuan dasar tentang penulisan jiwa kewirausahaan
2.
Wafa n. Almobairee k, Ahmed A. Alshumaim eri and Tatiana S. Manolova. King Saud University
3.
Marjana Gunkel and Edward J Lusk. University Magdeburg
“Job 2011 Satisfaction, Management Style, and Occupational Stress among Managerial Employees”.
4.
Soepomo Soenartopo. Universitas Ma Chung
“Pesepsi 2011 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Terhadap Program Kewirausahaan Pada Perguruan Tinggi”.
5.
Suharti Lieli dan Sirine Hani. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Akanbi Paul Ayobami. Ajayi Crowter
“Faktor – 2011 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreunerial Intention)
Unsur dari variabel Sebagai acuan sikap berpengaruh dasar dalam positip terhadap dalam menulis niat berwirausaha tentang konsep dengan signifikasi wirausaha 1%.
“The influence 2012 of personality traits on entrepreurial
Ada hubungan Memberikan yang signifikan gambaran antara niat tentang niat kewirausahaan dan berwirausaha
6.
Sebagai sumber referensi mengenai manajemen sumber daya manusia Sebagai acuan dalam menulis konsep sumber daya manusia Memberikan sumbangan pemikiran mengenai konsep manajemen
25
University
7.
8.
9.
Kesavan Ram & Bernachi Michael. University of Detroit Mercy Davis P.J & Abdiyeva Fatima. KIMEP University
Heny. Universitas Negeri Semarang
10. Tripathi S. Shankar, Guin Kalyan K, & Sadhan K De
11. Syzdykov Zhanat.
intentions: a Nigerian Survey” “ The Ethics of 2012 Global Marketing: An Evolutionary Approach”. “Working For 2012 Yourself In Central Asia: Is The Influence Of Gender On The Entrepreneurial Experience And Psyche Different Here?” “Implementasi 2012 Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengorganisasia n Business Center “SMK MART”
“A Framework 2013 Of Innovation For Large Organisations In India: A Grounded Theory Approach” “Exploratory 2013 Study Of Liquidity and Corporate Governance Association With Firm
inovasi .
dan motivasi
Keadilan Memberikan memainkan peran sumbangan utama dalam semua pemikiran bidang manusia dalam dan interaksi manajemen khususnya dalam pemasaran bidang pemasaran. Wanita jauh lebih Memberikan terkonsentrasi dasar dan dalam layanan dan sumbangan laki – laki pemikiran mendominasi dalam dalam bidang menentukan kontruksi. landasan teori yang tepat Kepala Sekolah Memberikan dalam sumbangan pengorganisasian pemikiran Bussines Center mengenai dilakukan melalui konsep Sekolah kegiatan Menengah menciptakan Kejuruan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah dan bekerja keras untuk keberhasilan sekolah. Inovasi Sebagai mempengaruhi landasan teori persaingan dalam kompetitif di pasar. manajemenen pemasran yang dilakukan Bussines Center Tata kelola Sebagai acuan perusahaan dalam memilih berpengaruh landasan teori terhadap kinerja yang tepat karyawan di perusahaan yang di dorong oleh
26
12. Muhammad Rapi’i Universitas Negeri Sebelas Maret
13. I Nengah Suartika. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
14. Maarit Virolainen. University of Jyvakyla
Performance: Kazakhstan Experience” “Pengaruh 2013 Pembelajaran Mata Diklat Kewirausahaan, Kegiatan Praktik Unit Produksi Sekolah dan Motivasi Berwirausaha terhadap Kesiapan Berwirausaha Siswa SMK Negeri Di Kabupaten Lombok Timur” Studi Evaluasi 2013 Pelaksanaan Program Praktek Kerja Industri (Prakerin) dalam Kaitannya dengan Pendidikan Sistem Ganda Di SMK Negeri 1 Susut. “Finnish 2014 vocational education and training in comparison: Strengths and weaknesses”
15. Ramana V.V & Sigh Urvashi
“ Role Of 2014 Management Education In Entrepreurial Development”.
16. Hussain D.M, Bhuiyan
“Entreupreuners 2014 hip Development
operasional likuiditas. Terdapat pengaruh Sebagai acuan pembelajaran mata pemikiran diklat tentang jiwa kewirausahaan kewirausahaan terhadap kesiapan siswa berwirausaha siswa SMK di Kabupaten Lombok Timur. Hal ini dibuktikan dengan t hitung > t tabel 2,084>1,980 pada taraf sig 5%.
1)Pelaksanaan Sebagai praktik kerja landasan dasar industry di SMK dalam Negeri 1 Susust menentukan tidak efektif. 2) konsep variable input pemikiran pelaksanaan tentang praktik praktik dengan kewirausahaan sistem ganda tidak efektif. IVET dalam Memberikan pendidikan gambaran kejuruan dapat tentang konsep meningkatkan manajemen kemampuan kerja SDM dan memberikan korelasi positif terhadap produktivitas kerja. Manajemen Sebagai dasar pendidikan landasan terhadap pemikiran pendidikan tentang konsep kewirausahaan. pendidikan kewirausahaan Kwirausahaan dan Sebagai Manajemen SDM sumbangan berpengaruh pemikiran
27
B.A, & and Proverty Bakar Rosni Alleviation: An Empirical Review” 17. Ingela “Formation of 2015 Andersoon Apprenticeships in the Swedish Education , System: Different Stakeholder Perspectives”.
signifikan terhadap inovasi dan nilai pelanggan.
tentang konsep SDM dan nilai pelanggan
Sistem magang Memberikan berkolerasi positif arahan dengan pasar pemikiran tenaga kerja artinya tentang praktek sistem magang di Bussines pada pendidikan Center kejuruan Swedia Memberikan dapat gambaran menghasilkan tentang tenaga tenaga kerja yang kerja yang terampil pada terampil pekerjaan tertentu
Gambar 1. Matriks Penelitian Relevan
1. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya Penelitian “Pengembangan Model Manajemen Bussines Center SMK Untuk
Menumbuhkan
Jiwa
Kewirausahan
Di
Kabupaten
Madiun”,
memfokuskan penelitian pada model manajemen yang meliputi manajemen manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan prototype model manajemen Bussines Center yang sesuai dengan SMK dan memberikan rumusan dan saran kepada SMK dalam mengembangkan Bussines Center dapat menumbuhkan jiwa kewirausaan pada siswa.
E. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada teori yang telah disebutkan, selain mengacu pada berbagai pendapat penelitian tentang model kerja praktik terutama yang berhubungan dengan model Bussines Center. Melaui pengembangan model ini dapat diarahkan pada upaya perbaikan pembelajatan di tingkat sekolah terutama pada tingkat sekolah kejuruan.
28
Sekolah Menengah Kejuruan salah satu jalur sekolah kejuruan yang menjadi harapan dapat menghasilkan produknya sesuai dengan tuntutan global dan diarahkan pada penyiapan tenaga kerja siap pakai bagi dunia usaha dan dunia industri. Menyadari peran dan fungsi strategisnya, SMK melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki citra maupun kinerjanya sebagai salah satu sekolah kejuruan yang menyiapkan anak didiknya menjadi calon tenaga kerja yang siap kerja. Berdasarkan pemahaman tersebut diarahkan bagaimana SMK memiliki inovasi dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran, kurikulum, dan output yang terarah pada pencapaian pembekalan para siswa terhadap ketrampilan yang diarahkan pada upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa terutama pada bidang keahlian bisnis manajemen yang sebelumnya terkesan masih belum terpadunya jiwa kewirausahaan siswa. Berdasarkan hasil pra survey diketahui masih adanya siswa tidak disiplin waktu, guru belum maksimal dalam menjalankan system pembelajaran praktik, dan rasa malu dari siswa untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga menyebabkan rendahnya semangat kewirausahaan. Melalui upaya perbaikan dengan dikembangkannya program Bussines Center berbasis komoditi dan wilayah yang diarahkan pada suatu kegiatan bisnis penjualan barang retail yang melibatkan siswa dan seluruh sumberdaya sekolah secara mandiri atau bekerjasama dengan usaha bisnis lain yang memiliki reputasi baik. Staregi pelaksanaannya meliputi : 1) Melatih siswa untuk berwirausaha, 2) Mengetahui kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berwirausaha, 3) Memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan. Upaya menemukan model Bussines Center yang sesuai dengan SMK bidang keahlian bisnis manajemen terutama aspek manajemen. Aspek manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemasaran, dan sumberdaya manusia. Output yang diharapkan dari model penegembangan manjemen Bussines Center adalah tumbuhnya jiwa kewirausahaan siswa. Kerangka Berpikir dapat dilihat pada gambar di halaman berikutnya.
29
JIWA KEWIRAUSAHAAN KURANG
IDENTIFIKASI MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6.
FUNGSI BUSINESS CENTER DI SMK MASIH BELUM OPTIMAL Penumbuhan jiwa kewirausahaan pada siswa kurang optimal Siswa memiliki nilai parktik rendah (standart nilai di bawah rata – rata) Jiwa sikap dan ketrampilan entrepreuner siswa kurang Guru belum maksimal dalam menjalankan sistem pembelajaran praktik Siswa tidak disiplin waktu Budaya malu menjual
Teori Pendukung Hadi Mansyur (2010), Wafa N. Almobaireek ,Ahmed A. Alshumaimeri and Tatiana S. Manolova (2011), Marjaana Gunkel and Edward J. Lusk (2011), Soepomo Soenartopo (2011), Suharti Lieli dan Sirine Hani (2011), Akanbi Paul Ayobami (2012), Davis, P.J & Abdiyeva Fatima (2012), Heny (2012), Kesavan Ram & Bernacchi Michael (2012), Tripathi S. Shankar, Guin Kalyan K , & Sadhan K De (2013), I Nengah Suartika (2013), Syzdykov Zhanat (2013), Maarit Virpolainen (2014), Ramana V.V, Rao Road C.R, & Singh Urvashi (2014), Hussain D.M, Bhulyan B.A, Bakar &Rosni (2014)Ingela Andersson (2015) PENGEMBANGAN PROTOTYPE MODEL MANAJEMEN BUSSINES CENTER SMK BERBASIS KOMODITI DAN WILAYAH UNTUK MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN DI KABUPATEN MADIUN
Rancangan SOP Manajemen Bussines Center SMK Melatih siswa untuk berwirausaha, mengetahui kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berwirausaha, memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki jiwa wirausaha
Analisa dan Pembahasan
Karakter Prototype Karakter berprestasi tinggi, percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, menyukai resiko, inovatif, kreatif, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, bertangunggjawab, berambisi, memiliki daya juang tinggi, motivasi, belajar dari kegagalan,
Jiwa Kewirausahaan Siswa Tumbuh
Output Mandiri, Mampu bersaing dalam Dunia Usaha/Dunia Industri dan Mampu menciptakan lapangan pekerjaan
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
30
F. Kisi – Kisi Pengembangan Instrumen VARIABEL Jiwa Kewirausahaan
INDIKATOR 1. Karakteristik Kebutuhan Berprestasi Tinggi 2. Karakteristik Percaya Diri
3. Berorientasi pada Tugas dan Hasil 4. Karakteristik Menyukai Resiko 5. Karakteristik Inovatif 6. Karakteristik Kreatif
7. Karakteristik Kepemimpinan 8. Karakteristik Berorientasi pada Masa Depan 9. Karakteristik Bertanggung Jawab 10. Karakteristik Berambisi 11. Karakteristik Memiliki Daya Juang yang Tinggi 12. Karakteristik Memiliki Dorongan 13. Karakteristik Belajar dari Kesalahan Sumber : Priansa D.Juni (2010: 23)
NOMOR BUTIR 1,2,3,4,5
SUB INDIKATOR 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
Mencapai keberhasilan Komitmen tingggi Mimpi /cita -cita Kemampuan diri Dorongan dalam diri Rasa percaya diri Keyakinan diri
1. 2. 3. 1. 2. 1.
Terfokus pada satu kegiatan Keberhasilan yang optimal Berorientasi pada target Menghadapi resiko Menghadapi masalah Ide baru
6,7,8,9,10
1. Merubah menjadi menarik 2. Memanfaatkan sesuatu menjadi nilai jual yang tinggi 1. Jiwa kepemimpinan 2. Memiliki kemampuan 1. Berorientasi masa depan 2. Siap bekerja 1. Bertanggungjawab 2. Siap dengan segala akibat 1. Mempunyai ambisi 2. Memiliki semangat 1. Memiliki dorongan 2. Memiliki semangat 1. Memiliki inspirasi
11,12,13,14,15 ,16 17,18,19,20,21 ,22 23,24,25,26,27 ,28 29,30,31,32,33 ,34 35,36,37,38,39 ,40 41,42,43,44,45 ,46 47,48,49 50,51,52,53,54 ,55 56,57,58,59,60 61,62,63 64,65,66
1. Menghadapi kegagalan
Gambar 3. Kisi – kisi Instrumen Pertanyaan
G. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah penulis kemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Pengembangan
prototype
model
manajemen
Business
Center
dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa Kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen.
31
2. SOP manajemen Business Center terpadu dan efektif dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen.