BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal Dan Pasar Modal Syari’ah 1. Pasar Modal Secara Umum a. Pengertian Pasar Modal Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik
yang
berkaitan
dengan
Efek
yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.1 Pasar
modal
diperjualbeliakannya
(capital berbagai
market) instrument
merupakan
tempat
keuangan
jangka
panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrument derivative dan instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrument jangka panjang (lebih dari satu tahun) seperti saham (stock), obligasi (bond), waran (warrant), right, reksadana (mutual fund) dan berbagai instrument derivative seperti opsi (option), kontrak 1
Pengantar Pasar Modal, http://www.idx.co.id/idid/beranda/informasi/bagiinvestor/pengantarpasarmodal.aspx diakses tanggal 05 Desember 2014 Jam 19.30 WIB
44
45
berjangka (futures), dan lain lain. Sebaliknya, di pasar uang diperdagangkan instrument keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Modal (SBPU), Commercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptence, Treasury Bills.2 Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.3 b. Landasan Hukum Pasar Modal Adapun landasan hukum pasar modal di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1998, tentang Pasar Modal. 2. Undang – undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas. 3. Undang – undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang diubah dengan Undang – undang No. 25 Tahun 25 Tahun 2003. 4. Undang – undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. 5. Undang – undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Otoritas Jasa Keuangan. 2
Tjipto Darmadji dan Hendy, “Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab.” 2012 hlm. 1-2 3
Irham Fahmi, “Pengantar Pasar Modal”, (Bandung : Alfabeta, 2012). Hlm 55.
46
Sementara itu peraturan perundang – undangan lain yang terkait dengan pasar modal adalah sebagai berikut: 4 1. Peraturan
Pemerintah
Nomor
45
Tahun
1995,
tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. 3. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995, tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 tentang Pasar Modal. 4. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995, tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing. 5. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.010/1995, tentang Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan Efek oleh Pemodal Asing. 6. Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 97/1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah denagn Keputusan Presiden Nomor 115/1998.
4
Nor Hadi, “Pasar Modal: Acuan Teorites dan Praktis Investasi dan Instrument Keuangan Pasar Modal”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 14.
47
c. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang membuat lembaga ini memiliki daya tarik, tidak saja bagi pihak yang memerlukan dana (borrowers) dan pihak yang meminjamkan dana (lenders), tetapi juga bagi pemerintah. Oleh karena itu, sangat beralasan
kalau
pemerintah
Indonesia
begitu
gigih
dalam
menghidupkan pasar modal. Untuk membangun pasar modal, banyak peraturan yang dirombak, bermunculan lembaga-lembaga profesi dan penunjang serta semakin banyaknya investor asing mengepung pasar modal Indonesia. Di Indonesia, sebagian masyarakat pemodal kurang tertarik dengan pasar modal, karena mereka belum memahami apa dan peranan pasar modal tersebut.5 Selain fungsi di atas, ada fungsi lain dari pasar modal di Indonesia, di antaranya sebagai berikut: 6 1. Memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh keuntungan dan resikonya. 2. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dan luar untuk membangun dan mengembangkan link produksinya. 3. Harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5
6
Budi,Untung, “Hukum Bisnis Pasar Modal”, (Yogyakarta:CV Andi Offset,2011). Hlm 10
Indah Yuliana, “Investasi Produk Keuangan Syariah”, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 46.
48
4. Memungkinkan pada investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagai mana tercermin dalam harga saham. d. Jenis-Jenis Pasar Modal Jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu sebagai berikut :7 1. Pasar Pertama (perdana) Pasar perdana merupakan tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO) telah merubah dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk). 2. Pasar Kedua Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. 3. Pasar Ketiga Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Pada market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham
7
Mohamad Samsul, “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006). Hlm 46-50
49
dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. Jadi, pasar ketiga bukan merupakan bursa efek berskala kecil tetapi berskala besar bahkan sangat besar. 4. Pasar Keempat Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan dipasar kedua. e. Manfaat Pasar Modal Manfaat dari keberadaan pasar modal diantaranya :8 1. Memperbaiki struktur permodalan perusahaan 2. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana 3. Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat 4. Meningkatkan penerimaan negara 5. Mengurangi hutang luar negeri pihak pemrintah maupun swasta 6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan 7. Pasar modal sebagai alternative pembiayaan pemerintah
8
Jusuf, anwar, “Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi”, (Bandung: PT Alumni,2010). Hlm 121-124
50
f. Instrumen Pasar Modal Surat-surat berharga jangka panjang yang diperjualbelikan di pasar modal sering pula disebut efek, yang meliputi : saham, obligasi, sertifikat deposito, surat pengganti atau bukti sementara dari surat-surat jaminan, hak-hak untuk memesan atau membeli saham atau obligasi, warrant dan option. Umumnya instrument atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal dengan nama obligasi (bond) dan surat berharga yang bersifat kepemilikan dinamakan saham (equity). Obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan. Sedangkan
saham
adalah
bukti
penyertaan
modal
dalam
perusahaan. Hampir di semua bursa di dunia, kedua macam surat berharga itulah yang banyak diperdagangkan.9
9
Budi,Untung,”Hukum Bisnis Pasar Modal,”(Yogyakarta:CV Andi Offset,2011). Hlm 125
51
2. Pasar Modal syari’ah a. Pengertian Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti : riba, perjudian, spekulasi.10 Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.11 Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariat islam. Pasar modal syariah di Indonesia resmi diluncurkan 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Kegiatan operasional
10
Tjipto Darmadji dan Hendy, “Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab.”2012. hlm. 183 11
Sejarah Pasar Modal Syariah http://www.ojk.go.id/apps.php?i=syar Di akses tanggal 05 Desember 2014.
52
pasar modal syariah di Indonesia diatur berdasarkan Fatwa DSN-MUI dan peraturan Bapepam-LK.12 b. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah 1. Al – Qur’an13 ِين أَ ُّي َها َيا َ ّللا ا َّتقُو ْا آ َم ُنو ْا الَّذ َ م ُّْؤ ِمن, َفأْ َذ ُنو ْا َت ْف َعلُو ْا لَّ ْم َفإِن َ ّ ِين ُكن ُتم إِن الرِّ َبا م َِن َبق َِي َما َو َذرُو ْا ب ٍ ّْللا م َِّن ِب َحر ِ ّ ُون الَ أَم َْوا ِل ُك ْم رُؤُ وسُ َفلَ ُك ْم ُت ْب ُت ْم َوإِن َو َرسُولِ ِه َ ان ُت ْظلَمُو َن َوإِن َوالَ َت ْظلِم َ ُذو َك ص َّدقُو ْا َوأَن َمي َْس َر ٍة إِلَى َف َنظِ َرةٌ عُسْ َر ٍة َ ُون ُكن ُت ْم إِن لَّ ُك ْم َخ ْي ٌر َت َ َتعْ لَم, ُون َي ْوما ً َوا َّتقُو ْا َ فِي ِه ُترْ َجع ْ ُون الَ َو ُه ْم َك َس َب ّللا إِلَى ِ ّ س ُك ُّل ُت َو َّفى ُث َّم َ ي ُْظلَم ٍ ت مَّا َن ْف Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS 2:278 – 279) 2. As – Sunnah
ِ َّن ى الَّن ِ َّن ى َ َّن ى ُ ُى َ َ ْي ِى َ َ َّن َ ى َ َ ى َ ْي ى َ ْي َ َ ْي ِ ى ِ ْي ى َ ْي َ ٍى Artinya: “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada suatu transaksi pembelian.” (H.R. abu Dawud, At – Tirmidzi dan An – Nasa’i). 3. Kaidah Fiqh
اح ُى َمااَ ْي ىيَ ُدلَّنى َداِ ْيلُى َ َ ىتَحْي ِر ْيي ِم َاى َ َ تى ِال ِ الَ ْي لُى ِ ْي ى ا ُم َ ا َم ََل 12
Iswi heriyani dan Serfianto D,Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal,(Jakarta:Transmedia Pustaka,2010). Hlm 351 13
Sri Nurhayati dan Wasilah, “Akuntansi Syariah di Indonesia,” (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 332.
53
Artinya: “Pada dasarnya segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.”
4. Pendapat Ulama
ابى الَ ْي ُ ِ ى ُش َر َكا ُءى ِ ى ا ِّشرْي َك ِى ِلِ ْيس َ ِى َ ًاىالَ َّن ى َ ْي َح َ ِ ُ ا َ َ ا ُملُى ِ ْياالَ ْي ِ ىجائِ ٌزىشَرْي َمايَ ْيم ِ ُ ْي َ ى ِم ْي ى َ ْي ُ ٍى Artinya: “Bermu’amalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas)saham hukunya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.” 5. Fatwa-fatwa DSN-MUI Terdapat 14 fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan pasar modal syariah Indonesia sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain:14 c. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah d. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah e. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
14
Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, Di akses tanggal 05 Desember 2014.
54
f. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal g. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah h. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi i. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah j. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah k. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) l. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN m. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back n. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back o. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased p. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
55
6. Peraturan Lainnya Selain itu, juga terdapat peraturan lain yang mengatur tentang pasar modal syariah syariah sejak tahun 2006, yaitu:15 a) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek. b) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad – akad yang digunakan Dalam Penerbitan Obat. c) Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. d) UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. c. Fungsi Pasar Modal Syariah Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah:16 1. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan resiko. 2. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereke miliki sesuai dengan sistem di pasar modal. 3. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka.
15
Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, diakses tanggal 05 Desember 2014. 16
Veithzal Rivai dan Andi Buchari,”Islamic Economi,“ (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 535 – 536.
56
4. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non – Islam. 5. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. d. Instrumen Pasar Modal Syariah Instrumen pasar modal syariah di kelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:17 1) Sekuritas aset/proyek aset (aset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam penyertaan musyarakah (management share) maupun penyertaan mudharabah (participation share). Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap dengan hak pengelola, mengawasi manajemen dan hak suara dalam pengambilan keputusan. Sedangkan penyertaan mudharabah adalah mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan tersebut, tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau pengelolaan. 2) Sekuritas utang (debt securisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan.
17
Abdul Manan, “Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal,” 2009), hlm. 223-225
57
3) Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. B. Konsep Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.18 Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila adanya informasi tersebut bisa membuat perbedaan keputusan yang relevan bisa membantu pemakai informasi untuk membentuk harapan atau kesimpulan mengenai hasil-hasil pada masa yang lalu, sekarang dan masa yang mendatang.19 Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.20 Laporan keuangan pada dasarnya meupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan dan diringkas dengan setepat – tepatnya.
18
Irham Fahmi, “Analisis Laporan Keuangan”, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 2 Mamduh M. Hanafi dan Abdul Hakim, “Analisis Laporan Keuangan, edisi kedua” (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005), Hlm 34 19
20
Dwi Prastowo, Rifka Yulianty, “Analisis Laporan Keuangan”(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), Hlm 5
58
Beberapa ketentuan dalam penyusunan laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan:21 a. Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif megenai perusahaan tertentu untuk mengambil keputusan ekonomi. b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih perusahaan. c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menafsir kemampuan memperoleh laba. d. Menyajikan informasi lain yang dibutuhkan oleh pemakai. e. Mampu mencapai mutu yaitu: relevan, jelas dan dapat dimengerti, dapat diuji keberadaannya, mencerminkan keadaan sebenarnya, dapat dibandingkan, lengkap dan netral. Secara garis besar pengguna laporan keuangan terdiri dari dua golongan yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal.22 Pengguna internal terdiri dari pihak – pihak manajemen yang bertanggungjawab atas pengelolaan perusahaan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Sedangkan pengguna eksternal terdiri dari para investor dan calon investor yang merupakan pembeli saham atau oblogasi. Kreditor atau peminjam dana bank, suplier dan pengguna pengguna lainnya seperti
21 22
Jumingan, “Analisis Laporan Keuamgan” (Jakarta : Bumi Aaksara, 2006), hlm 4
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Hakim, “Analisis Laporan Keuangan, edisi kedua” (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005), Hlm 34
59
karyawan, analisis keuangan, pemerintah dan bapepam (berkaitan dengan perusahaan yang go public). Dua jenis laporan keuangan utma yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) tertentu, dalam pengertian yang senada, neraca berarti suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada saat buku ditutup yaki akhir bulan, akhir triwulan atau akhir tahun.23 Aktiva (assets) terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva lain-lain. Jumlah dari kedua aktiva lanvar dan aktiva tetap merupakan nilai total aktiva (total assets). Pengertian laba atau profit dalam akuntansi oleh para akuntan merupakan kelebihan pendapatan (surplus) dari kegiatan usaha, yang dihasilkan dengan mengaitkan (matching) antara pendapatan (revenue) dengan beban dalam suaatu periode yang bersangkutan (biasanya dalam waktu tahunan). Namun demikian,
23
Dwi Prastowo, Rifka Yulianty, “Analisis Laporan Keuangan”(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), Hlm 10
60
definisi laba atau pengembalian tergantung dari definisi investasi modal. Laporan laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu : 1. Penghasilan (income), yang terdiri dari pendaoatan dan keuntungan. 2. Beban (expense), yang terdiri dari beban yang timbul dalam aktivitas peusahaan dan kerugian. Selisih antara total penghasilan dan beban disebut penghasilan bersih (net income). C. Teori Agensi (Agency Teory) Teori ini merupakan dasar yang digunakan perusahaan memahami corporate governance. Teori menjelaskan hubungan antara principal (pemilik dan pemegang saham) dengan agen (manajemen). Jensen dan Meckling (1976) adalah orang pertama yang memasukan unsur manusia dalam model yang terpadu tentang perilaku perusahaan. Mereka membagi biaya keagenan ini menimbulkan biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor pelaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Bording cost merupakan biaya yang ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Selanjutnya residual cost
61
merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal.24 Aplikasi teori agensi dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan pemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yng optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari teori agensi adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjado konflik kepentingan.25 Teori agensi dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi yaitu : a. Asumsi tentang sifat manusia. Asumsi tentang sifat manusi menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion)
24
Zaenal Arifin, “Teori Keuangan dan Pasar Modal”, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007),
Hlm 11 25
Ataina Hayati, “Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagi Teori dan Pendekatan yang Melandasi) Jurnal.
62
b. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi tentang keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi. Efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asymmetric information (AI) antara prinsipal dan agen. c. Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan. Teori agensi (agency) menyatakan bahwa dividen membantu mengurangi biaya keagenen terkait dengan pemisahan kepemilikan dan kendali atas perusahaan.26 D. Analisis Rasio Keuangan 1. Dividend Payout Ratio (DPR) a. Pengertian Dividen Ibarat memelihara ayam, dividen dapat dianalogikan telur yang ditunggu tunggu oleh pemiliknya. Sebagai pemegang saham perseroan
(sekaligus
pemilik
perusahaan),
investor
pasti
mengharapkan adanya dividen dari perubahaannya. Terlebih jika yang dibagi adalah dividen tunai. Sebagian investor tertarik pada saham yang secara teratur membagikan dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan
berasal
dari
keuntungan
yang
dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari 26
Tatang Ary Gumanti, “kebijakan Dividen”: Teori, Empiris dan Implikasi”, Hlm 207
63
pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemegang saham tersebut dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai. Artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saha yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian deviden saham tersebut. Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuantungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa memdapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Kebijakan emiten dalam hal pembagian dividen dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :27 1) Sisa (residual), yaitu pembagian dividen diberikan sepanjang pendanaan proyek baru perusahaan telah terpenuhi dengan modal sendiri.
27
Saleh Basir dan Hendy H. Fakhrudin, “aksi korporasi: strategi untuk meningkatkan
nilai saham melalui tindakan korporasi”, (Jakarta: Salemba, 2005) hlm. 97.
64
2) Stabilitas (stability), yaitu kebijakan untuk membagi dividen secara teratur dengan tingkat persentase terbaru. 3) Kombinasi
keduanya
(hybrid),
merupakan
kebijakan
yang
menggabungkan dua kebijakan sebelumnya. b. Jenis – jenis dividen : Dividen dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Dilihat dari bentuk dividen yang didistribukan kepada pemegang saham dividen dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Cash dividen, dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen. Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain seumpama bank. Cara yang kedua bisa dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang sehingga memudahkan pemegang sahamyang mungkin sekali tersebar luas diseluruh indonesia. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum
65
membuat pengumuman ada dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pebagian dividen tersebut. 2. Script dividend, suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayaran uang tersebut kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yang cukup membayar dividen cash. 3. Property Dividend, dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan atau saham yang merupakan
investasi
perusahaan
pada
perusahaan
lain.
Pembagian dividen berupa barang sudah tetntu lebih sulit dibanding
pembagian
dividen
uang.
Perusahaan
melakukannnya karena uang tunai perusahaan tertanam dalam investasi saham perusahaan lain atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutma bila jumlah cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan turun sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri.
66
4. Liquiditing dividend, dividend yang dibayarkan kepada para pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pemabyaran bagian laba (cash dividen) sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagi pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang saham kedalam perusahaan tersebut. 5. Stock dividend, dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Di indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima stock dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang sejenis sama maupun yang jenis berbeda. Dari beberapa jenis dividen tersebut, jenis dividen yang sering dibagikan adalah dividen tunai dan dividen saham. Dari kedunya dividen tunai yang sering dibagikan perusahaan dan merupakan jenis dividen yang disukai oleh pemegang saham. Ikatan akuntan indonesia, dalam PSAK No. 23 merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Laba bersih perusahaan akan berdampak berupa peningkatan saldo laba perusahaan.
Apabila
saldo
laba
didistribusikan
kepada
67
pemegang saham maka saldo laba akan berkurang sebesar nilai yang didistribukan tersebut. c. Syarat – Syarat Pembagian Dividen Adapun syarat – syarat dilakukannya pembagian dividen tunai antara lain : a. Memiliki dana kas yang cukup Sebelum merencanakan membagi dividen, emiten harus memiliki dana kas yang cukup untuk dibagiakan dalam bentuk dividen kas kepada pemegang saham. Jika dividen yang dibagikan cukup besar dan emiten tidak memiliki dana kas yang cukup untuk membayar dividen
dalam
satu
kali
pembayaran,
emiten
dapat
mempertimbangkan untuk melakukan pembayaran secara bertahap. b. Memiliki saldo laba yang ditahan yang cukup Sumber dividen tunai adalah laba ditahan, untuk dapat membagi dividen tunai, tentunya perusahaan harus memiliki saldo laba ditahan yang cukup. c. Telah disetujui oleh RUPS Rencana pembagian dividen hanya dapat dilakukan jika telah disetujui RUPS. Jika RUPS telah menyetujui untuk membagi dividen tunai, maka perusahaan sudah harus mengakui adanya kewajiban dividen tersebut. Dividen tunai yang akan dibagikan itu dapat berasal dari saldo
laba
ditahan.
Jika
sebuah
perusahaan
memperoleh
68
keuntungan bersih setiap tahunnya, maka
perusahaan itu
diwajibkan untuk membayar dividen tunai. Apabila perusahaan selama tahun berturut – turut tidak memperoleh keuntungan bahkan merugi, perusahaan itu masih dapat membagikan dividen tunai yang diambilkan dari saldo laba ditahan. Perusahaan yang tidak memiliki saldo laba ditahan akan mengalami kesulitan dan terancam terkena sanksi delisting dari bursa efek.28 Hal lain yang sering menjadi fokus dalam riset mengenai dividen adalah efek signaling. Suatu perusahaan yang mampu membagi dividen kas dianggap sebagai perusahaan yang likuid. Hal ini akan berpengaruh dengan harga saham. Selain itu, efek pengumuman dividen serta pengumuman earning kadang memiliki efek bersama, karenanya perlu dipilih efek dari masing-masing pengumuman itu.29 Bentuk umum dari dividen adalah dividen kas. Tipe dividen kas ada empat macam yaitu Regular Cash Dividend, Ekstra Dividend, Spesial Dividen dan Likuidating Dividen. Secara umum, perusahaan membayar dividen kas regular empat kali dalam satu tahun. Seperti namanya, pembayaran kas diberikan secara langsung 28
Mohammad Samsul, “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, (Jakarta : Erlangga,
2006) hlm 140. 29
Chandra wijaya dan Said Kelana Asnawi, “Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian
Empiris”, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005) hlm 132.
69
kepada pemnegang saham dan pembayaran itu dibuat dalam bisnis reguler. Kadang – kadang perusahaan melakukan melakukan pembayaran ekstra yang tidak pasti setiap tahunnya, bisa dilanjutkan tapi bisa juga tidak dilanjutkan di masa datang.30 Pembayaran
dividen
spesial
hampir
sama,
tetapi
sering
mengindikasikan bahwa divden ini diberikan sebagai sesuatu yang luar biasa dan tidak akan diulangi lagi, sesuatu yang benar-benar khusus. Keputusan
yang
diambil
oleh
mamajemen
terkait
pembayaran dividen adalah meliputi elemen- elemen :31
Dividen yang akan dibayarkan apakah dividen rendah atau dividen tinggi, hal ini akan sangat tergantung pada preferensi pemegang saham perusahaan yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dividen yang akan dibayarkan bersfat stabil atau tidak stabil, hal ini harus diputuskan dengan baik karena menyangkut minat investor di masa yang akan datang.
30
Dividen yang dibayarkan apakah setiap tahun atau periodik.
Sri Dwi Ari Ambarwati, “Manajemen Keuangan Lanjut,” (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010), hlm 66. 31
Sri Dwi Ari Ambarwati, “Manajemen Keuangan Lanjut”, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010), hlm 64
70
Apakah kebijakan dividen untuk diberikan harus diumumkan, biasanya memang diumumkan lewat surat resmi atau surat kabar Terkait dengan dividen terdapat 5 tanggal penting, yaitu
pengumuman, cum dividend, pencatatan, ex dividend dan pembayaran atau pembagian. Terdapat beberapa tanggal penting yang menjadi perhatian dalam prosedur pembagian dividen. Yaitu sebagi berikut : a. Tanggal pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal tersebut dividen menjadi kewajiban perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini biasanya beberapa minggu sebelum tanggal pemabyaran dividen. b. Cum dividend adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan dividen. c. Tanggal pencatatan (date of record) merupakan tanggal yang dipilih oleh dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyusun daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga minggu setelah tanggal pengumuan dividen, namun sebelum tanggal pembayarn dividen.
71
d. Ex dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak mendapat dividen. e. Tanggal pembayaran (date of payment) adalah tanggal dividen benar – benar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung bebrapa minggusetelah tanggal pengumuman dividen. d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen Rendah.32 Banyak faktor yang menyebabkan munculnya kebijakan pembayaran dividen rendah yaitu : Pajak Bagi perusahaan yang lebih menyukai pembayaran dividen rendah memiliki alesan karena dengan menginvestasikan kembali dananya untuk mendapatkan capital gains, dapat menghemat pembayaran pajak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karena capital gains cukup menguntungkan dari sisipajak, maka dalam kasus ini perusahaan lebih menyukai capital gains dan pembayaran dividen rendah. Namun demikian, tetap tidak bisa secara otomatis menyarankan perusahaan yang tidak perlu membayar dividen.
32
Sri Dwi Ari Ambarwati, “Manajemen Keuangan Lanjut,” (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010), hlm 68
72
Flotation Cost. Apabila
perusahaan
ingin
membayar
dividen
dapat
dilakukan dengan menjual saham baru namun untuk itu dibutuhkan biaya sangat mahal. Jika
memasukan biaya
flotasi dalam hal ini, maka nilai saham akan berkurang jika menjual saham baru. Secara umum, misalkan dua perusahaan yang sama dalam segala hal kecuali dalam hal pembayaran dividen yang lebih besar dari arus kas yang dimiliki perusahaan. Karena perusahaan yang memilih pembayaran dividen tinggi maka harus menjual banyak saham baru, walaupun sangat mahal flotasinya, sehingga perusahaan lebih memilih pembayaran dividen rendah. Dividend Restrictons. Didalam perusahaan pasti menghadapi kendala dalam pembayaran dividennya. Apabila ingin membayar dividen tinggi maka laba ditahan menjadi rendah sehingga kesempatan bertumbuh perusahaan mejadi sangat sulit. Hal ini seringkali disebut sebagai trade-off perusahaan.
73
e. Faktor –faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen tinggi.33 Nilai dividen sekarang yang didiskontokan lebih tinggi dari dividen yang akan datang dinilai saat ini. Dua perusahaan dalam satu industri yang memiliki kesamaan power pendapatan dan posisi, perusahaan yang membayar dividen lebih tinggi, maka harga sahamnya juga akan tinggi. Keinginan pemegang saham untuk mendapatkan current income, dan hal ini sangat relevan daripada kehidupan nyata. Daripada menginvestasikan kembali kas untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dan belum pasti, maka pemegang saham memilih membagi dalam bentuk dividen tunai. Kebijakan pembayaran dividen tinggi
menurut Myron
Gordon sangat bermanfaat bagi pemegang saham karena dapat mengurangi ketidakpastian yang akan diterima pemegang saham jika menginvestasikan kembali dananya untuk mendapatkan capital gains.
33
Sri Dwi Ari Ambarwati, “Manajemen Keuangan Lanjut”, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm 69
74
2. Likuiditas a. Pengertian Likuiditas Likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan suatu perusahaan untuk memnuhi kewajiban financialnya yang haru segera dipenuhi.34 Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera di penuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.35 Dalam pengertian lain menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.36 Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah current ratio, karena current ratiomerupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.37
34
Irham Fahmi, “Analisis Laporan Keuangan”, (Bandung : IKAPI, 2012), Hlm 127.
35
Bambang Riyanto, “Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan”, (Yogyakarta: BPFE, 2008), Hlm 25 36
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, (Jakarta:Rajawali Pres, 2012), Hlm 129
37
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, (Jakarta:Rajawali Pres, 2012), Hlm 134
75
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti pada perusahaan tersebut dalam keadaan likuid¸ dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek, sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih, berarti perusahaan itu illikuid. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : a. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur). b. Kewajiban perusahaan yang berhubungan proses produksi (intern perusahaan). Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek penting diketahui karena berkaitan dengan kemampuannya membayar hutang jangka pendek penting diketahui karena berkaitan dengan kemampuannya membayar hutang jangka panjang. Likuidas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuidasi perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membayar investasinya.
76
b. Tujuan dan manfaat Likuiditas Adapun tujuan dan manfaat dari likuiditas sendiri tidak hanya berguna bagi pihak perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan adalah : 1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar segera keluar. 3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. 4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal perusahaan. 5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 6. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang. 7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkan untuk beberapa periode. 8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masingmasing komponen yang ada diaktiva lancar dan utang lancar. 9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
77
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor dalam memberikan keputusan utuk menyutujui penjualan barang dagangan secara angsuran.38 c.
Jenis – jenis Rasio Likuiditas39 1. Rasio lancar (Current Ratio) Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar ini dapat dikatakan pula sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar lebih rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu
38
39
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, (Jakarta:Rajawali Pres, 2012), Hlm 132-133 Budi Raharjo, “Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami, dan
Menganalisis”,(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm 140
78
kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio sebagai berikut : 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑑𝑒𝑏𝑡
2. Rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio) Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan ratio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau menbayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka
pendek)
dengan
aktiva
lancar
tanpa
memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rumus untu mencari rasio cepat (quick ratio) sebagai berikut : 𝑞𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
3. Rasio Kas (cash ratio) Disamping kedua rasio yang sudah dibahas diatas, terkadang perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benarbenar siap untuk membayar utangnya. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukan ketersediaan dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik
79
setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus untuk mencari rasio kas (cash ratio) sebagai berikut : 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Atau 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑘𝑎𝑠 + 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
4. Rasio Perputaran Kas Dalam buku kasmir, menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kaerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan: 1. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya. 2. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit. Rumus untuk mencari rasio perputaran kas sebagai berikut :
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
𝑛𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
80
5. Inventory to Net Working Capital Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rumus untuk mencari rasio perputaran kas sebagai berikut : 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑜 𝑁𝑊𝐶 =
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
3. Leverage a. Pengertian Leverage Debt to Equity Ratio (DER) ini Joel G. Siegel dan jae K. Shim mendefinisikan sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.40 Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini mengukur menggambarkan gejala yang kurang baik
bagi
perusahaan,
peningkatan
hutang
pada
gilirannya
akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan dari pada pembagian dividen.41 Jika banyak utang 40
41
Irham,Fahmi,Analisis Laporan Keuangan,(Bandung : Alfabeta,2012). Hlm. 128
Lisa Marlina dan Clara danica, Analisis Pengaruh Cash Position,Debt To Equity Ratio, dan Return On Assets terhadap Deviden Payout Ratio (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI),Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 2,2009.
81
digunakan untuk membiayai peningkatan operasi ( debt to equity tinggi ), perusahaan berpotensi menghasilkan pendapatan lebih dari itu akan tanpa pendanaan luar ini . Jika ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dengan jumlah yang lebih besar dari biaya utang ( bunga ), maka pemegang saham mendapatkan keuntungan sebagai laba masih terus menyebar di antara jumlah yang sama pemegang saham . Namun, biaya pembiayaan utang ini mungkin lebih besar daripada return bahwa perusahaan menghasilkan utang melalui kegiatan investasi dan bisnis dan menjadi terlalu banyak bagi perusahaan untuk menangani. Hal ini dapat menyebabkan kebangkrutan yang akan meninggalkan pemegang saham.42 4. PROFITABILITAS a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya.43 Salah satu alat pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah profitabilitas. Pengertian lain juga menyebutkan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dalan keuntungan dan penjualan barang atau jasa yang diproduksinya, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan
42
Debt to Equity Ratio http://www.investopedia.com/terms/d/debtequityratio.asp. Di akses tanggal 20 Januari 2015, Jam 10.00 WIB 43
Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, (Jakarta : Kencana, 2010), Hlm 115.
82
melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen.44 Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio.salah satu indikator pengukuran kinerja keuangan yang sering digunakan adalah yang sering digunakan adalah profitabilitas perusahaan. Alat ukur profitabilitas perusahaan yang sering digunakan adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA). b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun pihak luar perusahaan, yaitu: 1)
Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2)
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3)
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4)
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5)
Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
44
217.
Purwanto, “New Bussines Administration”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Hlm
83
Manfaat yang diperoleh dari rasio profitabilitas antara lain: 1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2) Mengetahui posisi perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal maupun modal sendiri. c. Jenis – jenis Rasio Profitabilitas Ada beberapa jenis rasio profitabilitas, diantaranya adalah sebagai berikut :45 1. ROE (Return On Equity) Merupakan
perbandingan
antara
keuntungan
bersih
perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan bagian keuntungan yang berasal dari modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelitian saham suatu perusahaan. Karena modal sendiri menjadi pemilik. Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau total bagian dari profitabilitas yang bisa dialokasikan 45
Budi Raharjo, “Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami, dan
Menganalisis”,(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm 140
84
kepada pemegang saham. Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. 2. ROA (Return On Assets) Merupakan perbandingan antara laba / keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dengan
seluruh
modal
yang
ada
didalamnya
untuk
menghasilkan keuntungan. Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang sangat terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Pengukuran yang lain adalah return on investment (ROI) atau disebut juga Return On Assets (ROA), yang berkaitan dengan profit dan investasi atau aset yang digunakan untuk menghasilkannya.
85
3. Modal terpakai / aktiva bersih (RONA) Adalah perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah terpakai atau aktiva bersih. 4. Modal saham Biasa Merupakan
perbandingan
antara
keuntungan
bersih
perusahaan sesudah dikurangi dividen saham preferen dengan modal sendiri sesudah dikurangi nilai saham preferen. Rasio ini menunjukan bagian keuntungan yang menjadi hak dari para pemegang saham biasa. 5. Nilai tambah ekonomis (EVA) Adalah laba diatas biaya kewajiban / hutang dan biaya modal perusahaan. Secara lebih rinci didefinisikan sebagai laba usaha dikurangi dengan pajak dan biaya bunga atas hutang serta dikurangi cadangan untuk biaya modal. 6. Rasio nilai tambah (VAR) Adalah perbandingan antara tambah ekonomis dengan jumlah penjualan bersih. 7. Marjin laba bruto (gross profit margin) Adalah perbandingan antara laba kotor (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan) dengan jumlah penjualan bersih. 8. Marjin laba usaha
86
Adalah perbandingan antara laba usaha (penjualan dikurangi harga pokok penjualan, dikurangi biaya administrasi dan umum) dengan penjualan bersih. 9. Rasio usaha Adalah perbandingan antara biaya usaha (yang terdiri dari bunga pokok penjualan ditambah biaya administrasi & umum, dan penjualan) dengan penjualan bersih. 10. Marjin laba bersih (net profit margin) Adalah perbandingan antara laba bersih (laba sesudah biaya bunga dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan. NPM ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.