Pengantar Landasan Fikih Pasar Modal Prinsip Dasar Fikih Muamalah | Akad-akad Investasi Syariah Di Pasar Modal Indonesia | Dewan Syariah Nasional - MUI| Fatwa DSN
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Prinsip Dasar Fikih Muamalah
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Syariah
Fikih
• Peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan (pokok-pokoknya) oleh Allah SWT dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, • Dijadikan sebagai penghubung antara dirinya dengan Allah SWT dan antara dirinya dengan manusia (lainnya).
•Pengetahuan tentang hukum-hukum syariah yang digali/diperoleh dari dalili-dalil yang rinci. •Penafsiran Ulama atas Al-Quran dan Al-Hadist sebagai Primary Sources dari Hukum Islam.
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Ibadah
• Mengatur hubungan manusia dengan Alloh SWT • Asalnya terlarang (haram) kecuali ada keterangan (dalil) yang memerintahkannya
ِ َالْمسلِمون على ُشر وط ِه ْم إِالَّ شْرطًا حَّرم حالالً أ ْو أح َّل حر ًاما ُ ُْ ُ Fikih
Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram – Al-Hadist
Muamalah
• Mengatur hubungan antara sesama manusia • Asalnya boleh, kecuali ada keterangan (dalil) yang mengharamkannya
Investasi syariah di Pasar Modal
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Prinsip Dasar Transaksi Syari'ah 1. Percaya kepada aturan Tuhan (divine guidance): hidup untuk dunia dan akhirat (here and hereafter), mengikuti petunjuk ilahi (anNisa: 29, al-Baqarah: 279) 2. Hasil usaha muncul bersama dengan biaya (al-kharaj bi aldhaman) & untung muncul bersama risiko (al-ghunmu bi alghurmi) 3. Uang bukan sebagai komoditas: hanya sebagai alat tukar 4. Selalu terdapat underlying transaction (asset-back financing): harta yang halal secara islam (mal al-mutaqawwam).
5. Kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan bersama (tijaratan`an taradhin minkum) dan kewajiban memenuhi akad (aqd) 6. Adanya pelarangan dan penghindaran terhadap riba (bunga), maysir (judi) dan gharar (ketidakjelasan) 7. Adanya etika (ahlak) dalam melakukan transaksi Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Risiko Dalam Perspektif Syariah Beberapa pendapatan pada pakar keuangan: 1. Alan Greenspan (the FED) : “the willingness to take risk is essential to the growth of the free market economy. If all savers and their financial intermediaries invested only in risk-free assets, the potential for business growth would never be realized”. 1.
Horst Kohler (IMF): “Indeed, it is the willingness to take risk and tackle uncertainty that drives innovations and technical progress and helps create jobs and build prosperity”.
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Risiko Dalam Perspektif Syariah Aksioma Barat: - No pain no gain - Nothing ventured nothing gained - No risk no return Aksioma Syariah: - Al-kharaj bi al-dhoman (revenue is based on corresponding liability to bearing loss) - Al-ghunmu bi al ghurmi (profit is linked to loss)
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Risiko Dalam Perspektif Syariah • Ibnu Taymiyyah (1328): “Risk falls into two categories, commercial risk where one would buy a commodity in order to sell it for profit, and rely on Allah for that. This risk is necessary for merchants and although one might occasionally lose but this is the nature of commerce. The other type of risk is that of gambling, which is implies eating wealth for nothing ()أكل المال بالباطل. This is what Allah and His Messanger (saw) have prohibited.” • Ada tiga syarat risiko agar dapat dikategorikan sebagai tolerable risks: 1. Dapat diabaikan (negligible/(الغرر يسير 2. Tidak dapat dihindarkan (inevitable/(ال يمكن التحرزمنه 3. Tidak diinginkan dengan sengaja (unintentional/(غير مقصود
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Risiko Dalam Perspektif Syariah 1. Syarat pertama (Dapat diabaikan (negligible/(الغرر يسير Untuk suatu tolerable risk maka kemungkinan dari kegagalan haruslah lebih kecil daripada kemungkinan tingkat keberhasilannya. 2. Syarat kedua (Tidak dapat dihindarkan (inevitable/(ال يمكن التحرزمنه Mengindikasi bahwa tingkat penambahan nilai dari suatu aktivitas transaksi tidak dapat diwujudkan tanpa adanya kesiapan untuk menanggung risiko. 3. Syarat yang ketiga (Tidak diinginkan dengan sengaja (unintentional/(غيرمقصود Mengisyaratkan bahwa tujuan dari suatu transaksi ekonomi yang normal adalah untuk menciptakan nilai tambah, bukan untuk menanggung risiko. Sehingga risiko bukan merupakan sesuatu yang menjadi keinginan dari suatu transaksi keuangan dan investasi.
Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Dasar Diperbolehkannya Transaksi Jual-Beli Efek 1. Standard AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) No. 21 • 3/2 It is permitted to buy and sell shares of corporations, on a spot or deferred basis which delay is permitted, if the activity of the corporation is permissible irrespective of its being an investment (that is, the acquisition of the share with the aim of profiting from it) or dealing in it (that is, with the intention of benefiting from the difference in price) • 3/7 It is permitted to the buyer of a share to undertake transaction in it by way of sale to another and the like after the completion of the formalities of the sale and the transfer of liability to him even though the final settlement in his favor has not been made. 2. Fatwa No. 80/DSN-MUI/VI/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek • Pembeli boleh menjual Efek setelah akad jual beli di nilai sah waulupun settlement di T+3 berdasarkan prinsip qabdh hukmi • Mekanisme jual beli Efek bersifat ekuitas menggunakan akad bai’ almusawamah (mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan untuk mencapai harga pasar wajar) Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Tindakan Dalam Transaksi Efek Yang Tidak Sesuai Prinsip Syariah a. Tadlis: tindakan menyembunyikan informasi oleh pihak penjual dengan tujuan untuk mengelabui pihak pembeli b. Taghrir: upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan agar orang lain terdorong untuk melakukan transaksi c. Najsy: upaya menawar barang dengan harga yang lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan banyak pihak yang berminat membelinya (penawaran palsu) d. Ikhtikar: upaya membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjual kembali pada saat harga lebih mahal e. Ghisysy: salah satu bentuk tadlis, yaitu penjual menjelaskan/memaparkan keunggulan/keistimewaan barang yang dijual tetapi menyembunyikan kecacatannya f. Ghabn Fahisy: adalah ghabn (ketidakseimbangan antara dua barang yang dipertukarkan dalam suatu akad) tingkat berat, seperti jual beli atas barang dengan harga jauh di bawah pasar g. Bai’ Al Ma’dum: jual beli yang objeknya (mabi’) tidak ada pada saat akad h. Bai’ Al Maksyuf: jual beli secara tunai atas Efek padahal penjual tidak memiliki Efeknya Terdapat dalam Fatwa No. 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA
Terima Kasih Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 - PT BURSA EFEK INDONESIA