BAB II KONSEP DASAR A.
Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri.
( Yosep,
2007 ). Harga diri rendah menurut Carpenito, L.J ( 1998) adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri ( http://imron46.blogspot.com/2009/02/gangguan-konsep-diri-harga-diri-rendah.html, diunduh tanggal 10 Desember 2010 ). Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan. ( Riyadi & Teguh, 2009 ). Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah penilaian individu berupa perasaan negatif terhadap kemampuan dirinya sendiri yang mempengaruhi perilaku dirinya. B. Komponen Konsep Diri Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sehingga
hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia ( Stuart, 2006 ). Konsep diri terdiri atas komponen – komponen berikut ini : 1. Citra tubuh Kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak sadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Citra tubuh dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru ( Stuart, 2006 ). 2. Ideal diri Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan, standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu ( Stuart, 2006 ). Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak – kanak yang dipengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan tuntunan atau harapan. Pada usia remaja ideal akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru, teman.
Ada faktor yang mempengaruhi ideal diri : a. Kecenderungan individu menempatkan diri pada batas kemampuannya. b. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri. Kemudian standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman. c. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realities, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas, rendah diri.
3. Harga diri Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan
yang
berasal
dari
penerimaan
diri
sendiri
tanpa
syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga
( Stuart, 2006 ).
Faktor yang mempengaruhi harga diri adalah sebagai berikut : a. Ideal diri : harapan, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang ditetapkan. b. Interaksi dengan orang lain. c. Norma sosial. d. Harapan orang terhadap dirinya dan kemampuan dirinya untuk memenuhi harapan tersebut. e. Harga diri tinggi : Seimbang antar ideal diri dengan konsep diri. f. Harga diri rendah : adanya kesenjangan antara ideal diri dengan konsep diri ( Kusumawati & Hartono, 2010 ). 4. Performa peran Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diambil adalah peran yang terpilih atau atau dipilih oleh individu ( Stuart, 2006 ). 5. Identitas pribadi
Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut sama artinya dengan
otonomi
dan
mencakup
persepsi
seksualitas
seseorang. Pembentukan
identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja ( Stuart, 2006 ).
Respon konsep diri sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari status aktualisasi diri yang paling adaptif sampai status kerancuan identitas serta depersonalisasi yang lebih maladaptive. Kerancuan mengintegrasikan
Identitas
berbagai
merupakan
identifikasi
masa
suatu
kegagalan
kanak-kanak
individu
ke dalam
untuk
kepribadian
psikososial dewasa yang harmonis. Depersonalisasi ialah suatu perasaan tidak realistis dan merasa asing dengan diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panic dan kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing baginya ( Stuart, 2006 ). C. Rentang Respon Konsep Diri RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Respon adaptif
Aktualisasi diri
Respon maladaptif
Konsep diri positif
Harga diri rendah
Kerancuan
Depersonalisasi
identitas
Gambar 1. Rentang Respon Konsep Diri
Sumber : Stuart, 2006
Keterangan : 1. Aktualisasi diri Pernyataan
diri
tentang
konsep
diri
yang
positif
dengan
latar
belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima. 2. Konsep diri Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri. 3. Harga diri rendah Transisi antara respon konsep diri adaptif dan konsep diri maladaptif. 4. Kerancuan identitas Kegagalan aspek individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak kedalam kematangan aspek psikososial, kepribadian pada masa dewasa yang harmonis. 5. Depersonalisasi Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan diri dengan orang lain ( Kelliat, 1998 ).
D. Pengkajian 1. Faktor Predisposisi Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi : a. Biologi
Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiranpikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah
1. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus. 2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut. 3. Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah berlebihan
di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien. 4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi. Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.
Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti suhu dingin atau panas, suara bising, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik, lingkungan yg tidak memadai dan pencemaran (polusi) udara atau zat kimia.
b. Psikologi Harga diri rendah konis sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan ( Stuart, 2006 ). Faktor lain adalah kehilangan yang menyebabkan depresi, rasa malu atau rasa bersalah ( Yosep, 2007).
c.
Sosial kultural
Faktor resiko sosialkultural pada gangguan jiwa adalah usia, suku bangsa, gender, pendidikan, penghasilan dan sistem keyakinan ( Stuart, 2006 ). Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan individu. Faktor kultural: tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah jika umur mencapai duapuluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme.
2. Sressor pencetus Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi individu dan individu ysng tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau stressor
dapat
mempengaruhi
konsep
diri
dan
komponennya. Stressor
yang
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua yang berarti : pola asuh anak tidak tepat, misalnya ; terlalu dilarang, dituntut, persaingan
dengan
saudara, kesalahan
dan
kegagalan
yang
terulang, cita- cita yang tidak dapat dicapai serta gagal tanggung jawab terhadap diri sendiri ( Stuart, 2006 ). Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal sebagai berikut :
a. Trauma seperti penganiyaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, Stuart, ( 2006 ) : 1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma, budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri. 2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. 3) Transisi peran sehat sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh : a) Kehilangan bagian tubuh. b) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh. c) Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang. d) Prosedur medis dan keperawatan E. Tanda dan Gejala Stuart ( 2006 ) mengemukakan gangguan perilaku pada konsep diri harga diri rendah
adalah mengkritik
diri
sendiri
dan
orang
lain, penurunan
produktivitas,
destruktif yang diarahkan pada orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri
penting yang berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau marah berlebih, perasaan negative terhadap dirinya sendiri, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis dan keluhan fisik, pandangan hidup yang bertentangan, Penolakan terhadap kemampuan personal, destruktif terhadap diri sendiri, pengurangan diri, menarik diri secara sosial, penyalahgunaan zat, menarik diri dari realitas dan hawatir. F. Mekanisme Koping Mekanisme koping adalah tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung
dan mekanisme pertahanan ego yang
digunakan untuk melindungi diri
( Stuart, 2006 ).
Mekanisme koping terdiri dari pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. 1. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini. a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri ( misalnya konser musik, menonton televisi secara obsesif ). b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng ). c. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu ( misal : olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas ).
d. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya: penyalahgunaan obat ). 2. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini Stuart ( 2006 ) : a. Penutupan identitas adalah adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu. b. Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat. c. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, “ disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement ), Splitting, berbalik marah terhadap terhadap diri sendiri, dan amuk. G. Etiologi Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Apabila seseorang tidak mampu mencapai ideal diri atau cita-cita maka klien akan mengalami gangguan harga diri rendah.
Berikut adalah penyebab harga diri rendah 1. Gangguan citra tubuh Mekanisme : gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukur, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna
dan obyek yang sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga diri rendah. 2. Ideal diri tidak realistis Mekanisme : ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan sukar realitas, ideal diri yang sukar dan tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan – kegagalan yang dialami dan fantasi yang terlalau tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga diri rendah. ( Keliat, 1998 ). H. Akibat 1. Perubahan penampilan peran Mekanisme : Berubah atau berhentinya fungsi peran seseorang yang disebabkan oleh penyakit merupakan akibat dari harga diri rendah.
2. Keputusasaan Mekanisme : merupakan
persepsi
bahwa
tindakan
seseorang
tidak
akan
mempengaruhi hasil karena kurang percaya diri dengan kemampuannya karena menganggap dirinya tidak mampu. 3. Menarik diri Mekanisme : perilaku
menarik
diri
merupakan
percobaan
untuk
menghindari
interaksi dengan orang lain, karena menganggap dirinya tidak pantas berada di lingkungan tersebut yang merupakan akibat dari harga diri rendah. ( Keliat, 1998 ).
I. Pohon Masalah Perubahan sensori persepsi
Isolasi sosial
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
Gangguan citra tubuh
Ideal diri tidak realistik
Gambar 2. Pohon Masalah Sumber : Keliat, 2005
J. Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( Keliat, 2005 ). K. Perencanaan keperawatan Menurut Keliat dkk ( 2005 ) intervensi pada diagnosa klien dengan Gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah sebagai berikut : Tujuan Umum
: Klien memiliki konsep diri yang positif.
Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi teraupetik. 1.1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
1.2. Perkenalkan diri dengan sopan. 1.3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama oanggilan yang disukai klien. 1.4. Jelaskan tujuan pertemuan. 1.5. Jujur dan menepati janji. 1.6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. 1.7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
2.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan : 2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien buat daftarnya. 2.2. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif. 2.3. Utamakan memberikan pujian realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
3.
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. Tindakan : 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit. 3.2. Diskusikan kemapuan yang dapat dilanjutkan pengunaannya di rumah sakit. 3.3. Berikan pujian.
4.
Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tindakan:
4.1. Meminta klien untuk memilih suatu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit. 4.2. Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
4.3. Beri pujian atas keberhasilan klien. 4.4. Diskusikan jadual kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih. 5. Klien dapat melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya. Tindakan: 5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien. 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 6.4. Jelaskan cara pelaksanaan jadual kegiatan klien di rumah. 6.5. Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil.