BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kompetensi 2.1.1.1. Pengertian kompetensi Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu (Rustyah, 1982). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir,
dimaksudkan
sebagai
dan
bertindak.
kemampuan
Kompetensi
dapat
pula
melaksanakan
tugas
yang
diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan (Herry, 1998). Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004) bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Beberapa pengertian kompetensi menurut Hadari Nawawi (2006)2 yang berdasarkan analisisnya terhadap beberapa kajian konseptual mengenai kompetensi dapat disimpulkan sebagai berikut:
II-1
a. Kompetensi secara umum adalah unjuk kerja maksimum sebagai standar kualifikasi dalam proses pelaksanaan pekerjaan b. Kompetensi secara trdisional berarti kemampuan seseorang yang dinyatakan didalam ijasah yang dimilikinya sebagai jaminan bahwa pemiliknya telah mempelajari dan memiliki pengetahuan/keahlian dalam bidang kerja/jabatan tertentu. c. Kompetensi individual adalah kemampuan nyata dalam merealisasi kompetensi yang telah dipelajari sebagaimana dinyatakan didalam ijasah atau transkip dari lembaga pendidikan atau pelatihan. d. Kompetensi vokasional berarti kemampuan kerja yang dipersyaratkan oleh suatu pekerjaan/jabatan pada pekerja yang melaksanakannya. Dengan demikian, para pekerja dikatakan kompeten apabila mampu melaksanakan proses kerja secara benar sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh pekerjaan atau jabatannya.
2.1.1.2. Karakteristik kompetensi Karakteristik kompetensi Menurut Spencer and Spencer (1993)3 kompetensi terdiri dari 5 (Lima) Karakteristik yaitu : 1. Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang
menyebabkan sesuatu. Contohnya, orang yang termotivasi dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan bertanggung jawab melaksanakannya.
II-2
2. Sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap
situasi atau informasi. Contoh penglihatan yang baik adalah sifat fisik bagi seorang pilot. 3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai dan sdari seseorang. Contohnya
kepercayaan diri. 4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam
bidang tertentu. Contohnya, pengetahuan ahli bedah terhadap urat saraf dalam tubuh manusia. 5. Keterampilan, yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang
berkaitan dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah keterampilan programmer computer untuk menyusun data secara beraturan. Sedangkan kemampuan berfikir analitis dan konseptual adalah berkaitan dengan kemampuan mental dan kognitif seseorang.
2.1.2. Standart Kompetensi 2.1.2.1.
Pengertian Standart Kompetensi
Berdasar pada arti bahasa, standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.Dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar
II-3
kompetensi merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh "stakeholder" di bidangnya.Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk
kerja
yang
dipersyaratkan.
http://jadhie.blogspot.com/2011/12/standar-kompetensi-kerjanasional.html4. Menurut Sulipan (2007) dalam Noor Fuad & Gofur Ahmad (2009), Standar kompetensi diuraikan dalam tiga tingkat, yaitu sebagai berikut. 1. Standar Kompetensi Perusahaan, merupakan persyaratan kompetensi bagi seseorang sesuai dengan perusahaan tertentu. 2. Standar
Kompetensi
Industri,
merupakan
persyaratan
kompetensi yang berlaku umum untuk satu jenis industri atau satu sektor dari industri. 3. Standar Kompetensi Lintas Industri, merupakan persyaratan kompetensi yang berlaku antara dua atau lebih dari dua jenis industri. Dari referensi Training and Assessment Training Package (2007)6, diperoleh definisi standar kompetensi sebagai berikut : Standar kompetensi dinyatakan dalam hasil ketentuan/ persyaratan dan menspesifikasikan pengetahuan dan keterampilan serta penerapan
II-4
dari pengetahuan dan keterampilan tersebut kedalam standar kinerja yang diperlukan di tempat kerja. (diadopsi dari ANTA Australia). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa standar kompetensi merupakan ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan atau yang telah disepakati tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh “stake holder” di bidangnya. Dengan pernyataan lain yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
2.1.2.2. Manfaat Standar Kompetensi Dalam Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep.196/Men/Iv/2007, dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu: a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. b. Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. c. Mengetahui apa yang harus dilakukan, bila terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. d. Menggunakan
kemampuan
yang
dimilikinya
untuk
memecahkan permasalahan atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
II-5
2.1.3. Standar Kompetensi Kerja Dalam SKKNI Mandor Pembesian / Penulangan Beton (2006), dalam rangka menyiapkan tenaga kerja profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya. Standar kompetensi kerja yang akan menjadi tolak ukur pada penelitian ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang menurut Wahyu Wuryanti (2010), diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum melalui Badan Pembinaan Konstruksi Dan Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (BPKSDM–KPK).
2.1.4. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Dalam SKKNI Tukang Bekisting dan Perancah (2005), Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI ) dibutuhkan sebagai tolak ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya. SKKNI disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku atau pelaksana langsung di lapangan dan dengan mengacu pada format dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan. Selanjutnya finalisasi konsep konsep SKKNI tersebut dilaksanakan dalam suatu konvensi
II-6
nasional yang melibat para pakar dan nara sumber yang berkaitan dengan jabatan kerja tersebut. Diharapkan dengan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI ) tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan hasil pekerjaan di lapangan.
2.1.5. Persyaratan Jabatan Kerja Mandor Berdasarkan SKKNI Mandor yang diamati dalam penelitian ini : Mandor konstruksi Uraian jabatan : Mandor konstruksi bertugas memimpin dan mengatur kegiatan para tukang dan pekerja pada pelaksanaan pekerjaan konstrukksi, serta mengawasi kelancaran dan tertip pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan target fisik, waktu an mutu seperti yang di tentukan dalam rencana. Syarat jabatan kerja mandor kontruksi baja : a. Pendidikan minimal : SMK / STM b. Pengalaman kerja: 5 ( lima ) tahun dibidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil sebagai Mandor konstruksi. c. Kesehatan: Sehat fisik dan mental, ada surat keterangan dokter. Kompetensi Kerja (Kompetensi Umum dan Kompetensi Inti) yang harus dimiliki mandor konstruksi berdasarkan SKKNI, dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
II-7
Tabel 2.1 Kompetensi kerja mandor konstruksi Jabatan Kerja Mandor
No. Kode KJI.700.75
konstruksi
Unit Kompetensi 1. Membaca dan memahami gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional 2. Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out) 3. Menghitung perkiraan volume pekerjaan,kebutuhan tenaga kerja,bahan dan alat.
4. Menghitung harga satuan ongkos kerja.
5. Merundingkan harga borongan pekerjaan.
6. Membuat jadwal dan rencana kerja..
7. Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja.
8. Memberi instruksi teknis kepada para tukang dan pekerja. 9. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. 10. Menerapkan keselamatan kerja
Sumber : SKKNI mandor konstruksi
II-8
2.1.6. Persyaratan Jabatan Kerja Tukang Berdasarkan SKKNI Tukang yang diamati dalam penelitian ini : Tukang konstruksi baja Uraian jabatan : tukang konstruksi baja harus dapat meyiapkan dan peralatan pekerjaan konstruksi baja, membersihkan karat, meratakan, meluruskan, melengkungkan, kropen baja plat dan profil, memotong membelah, memahat, membuat lubang baut, lubang paku keling serta menggerak, membuat plat buhul plat girder, membuat konstruksi, sambungan,membuat dan memasang (erection) konstruksi tiang kolom, balok. Syarat jabatan kerja tukang kontruksi baja : d. Pendidikan minimal : SLTP atau sederajat e. Pengalaman kerja: 5 ( lima ) tahun dibidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja. f. Kesehatan: Sehat fisik dan mental, ada surat keterangan dokter. Kompetensi Kerja (Kompetensi Umum dan Kompetensi Inti) yang harus dimiliki tukang konstruksi baja berdasarkan SKKNI ada 3 kelas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.2 Kompetensi kerja tukang kelas I Jabatan No. Kode
Unit Kompetensi
KJI.943.40.C.
1.Menerima,memahami dan
Kerja Tukang konstruksi
melaksanakan pekerjaan yang
II-9
baja
berkaitan dengan pekerjaan konstruksi baja sesuai dengan instruksi dan bertanggung jawab kepada supervisor 2.Membuat gambar kerja menghitung volume dan biaya kerja sesuai dengan gambar rencana 3.Membuat rencana kerja dan mengatur kerja tukang konstruksi baja kelas II dan kelas III. 4.Mengawasi menilai dan menghitung hasil kerja tukang konstruksi baja kelas II dan kelas III. 5.Membuat konstruksi plat gilder 6.Membuat konstruksi perletakan tumpuan. 7.Membuat, memasang dan membongkar konstruksi kuda-kuda bentang lebar, jembatan rangka, jembatan plat gilder, hangar, dermaga, pintu-pintu yang memerlukan ketelitian tinggi. 8.Mengawasi dan menjaga ketertiban dan kebersihan tempat lingkungan kerja.
Sumber : SKKNI tukang konstruksi baja.
II-10
Tabel 2.3 Kompetensi kerja tukang kelas II Jabatan No. Kode
Unit Kompetensi
KJI.943.40.B.
1. Menerima, memahami dan
Kerja Tukang konstruksi
melaksanakan pekerjaannya yang
baja
berkaitan dengan pekerjaan konstruksi baja sesuai dengan instruksi serta bertanggung jawab kepada tukang konstruksi baja kelas 1. 2. Menghitung dan membuat daftar kebutuhan bahan , alat dan perlengkapan pekerjaan konstruksi baja yang akan di lakasanakan. 3. Membuat dan mengerek lubang baut dan paku keling. 4. Memotong, mengetam dan melengkungkan dan kropen baja plat dan profil. 5. Membuat konstruksi sambungan dengan cara mengeling sesuai gambar rencana. 6. Membuat, memasang dan membongkar konstruksi kolom/tiang, balok, lantai, tangga, kuda-kuda, rangka atap dan gelagar.
II-11
7. Merawat alat dan perlengkapan pekerjaan konstruksi baja serta menjaga kebersihan dan ketertiban tempat kerja. Sumber : SKKNI tukang konstruksi baja
Tabel 2.4 Kompetensi kerja tukang kelas III Jabatan No. Kode
Unit Kompetensi
KJI.943.40.A.
1. Menerima, memahami dan
Kerja Tukang konstruksi
melaksanakan pekerjaannya yang
baja
berkaitan dengan pekerjaan konstruksi baja sesuai dengan instruksi serta bertanggung jawab kepada tukang konstruksi baja kelas II dan I. 2. Menyiapkan bahan-bahan dan peralatan pekerjaan konstruksi baja sesuai dengan daftar kebutuhan bahan. 3. Menyiapkan alat dan peralatan konstruksi baja sesuai dengan daftar kebutuhan alat dan peralatan. 4. Membersihkan karat, meratakan dan meluruskan baja plat dan profil.
II-12
5. Memotong, membelah dan membuat lubang pada baja plat dan profil 6. Membuat plat buhul. 7. Membuat konstruksi sambungan sederhana dengan cara baut. 8. Memasang (erection) kuda-kuda dan rangka atap bentang kecil. 9. Merawat alat dan peralatan konstruksi baja serta menjaga kebersihan tempat kerja.
Sumber : SKKNI tukang konstruksi baja
2.2.
Kerangka Berpikir Masalah yang diangkat untuk diteliti adalah tentang kompetensi tenaga kerja mandor dan tukang pada proyek konstruksi baja. Mandor dan tukang merupakan tenaga kerja yang turut berperan langsung dalam mewujudkan suatu proyek konstruksi. Kompetensi dari mandor dan tukang tersebut ikut mempengaruhi kualitas dari pelaksanaan suatu proyek, karena tenaga kerja mandor dan tukang yang berkualitas pada akhirnya akan memperkecil masalah dalam pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan biaya, mutu, dan waktu dari segi sumber daya manusia. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengamatan kompetensi tenaga kerja mandor dan tukang pada suatu proyek untuk mengetahui bagaimana kompetensi dari tenaga kerja yang ada pada proyek tersebut. Pengamatan ini
II-13
penting dilakukan karena dengan mengetahui kompetensi pekerja, maka dapat dianalisis bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kerja yang bersangkutan, apakah telah memenuhi seluruh kompetensi yang ada dalam standar kompetensi kerja atau tidak. Berdasarkan alasan tersebut diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran nyata, informasi, serta sebagai evaluasi bagi kontraktor tentang kompetensi kerja mandor dan tukang yang bekerja pada proyek konstruksinya. Sebelum permasalahan kompetensi kerja mandor dan tukang dianalisis, terlebih dahulu dicari data teori dasar,standart kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) dan observasi pendahuluan yang mendukung perumusan masalah yang dibahas. Kemudian ditentukan metode penelitian yang tepat untuk memperoleh data, yaitu apakah metode kuisioner, wawancara, pengamatan langsung atau gabungan dari beberapa metode. Setelah metode yang digunakan dalam penelitian telah ditentukan yaitu pengamatan langsung dan wawancara langsung ke responden, selanjutnya adalah membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Pengamatan kompetensi kerja mandor dan tukang yang dilakukan ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk masingmasing jabatan yang telah dibuat oleh pemerintah. Berdasarkan hasil pengumpulan studi pustaka dan data lapangan, kemudian data hasil pengamatan diolah sesuai dengan tujuan, indikator instrumen, dan memperhatikan batasan yang telah ditentukan. Pada bagian akhir penelitian ini akan disajikan kesimpulan dari tujuan permasalahan yang dibahas, yaitu bagaimana kompetensi dari tenaga kerja yang ada pada proyek tersebut.
II-14