BAB II KERANGKA TEORI
2.1.Adopsi Teknologi Pertanian Dalam hal adopsi penerapan teknologi traktor, yang dilakukan oleh kelompok tani mengakibatkan sempitnya peluang kerja bagi para buruh tani/tenaga upahan pasca panen.
Peluang kerja adalah suatu keadaan dimana adanya
ketersediaan untuk mendapatkan/memperoleh pekerjaan. Peluang kerja pedesaan merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh pekerjaan di desa. Seperti kita ketahui, bahwa sektor pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya (Soekarwati 1995:11 ). Tulus Tambunan ( 2003 ) menyatakan bahwa peluang kerja pedesaan akan semakin sempit karena adanya pengalih fungsian penggunaan traktor terhadap tenaga upahan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan teknologi modern di bidang pertanian khususnya alat traktor yang dapat mengurangi tingkat peluang kerja pedesaan. Dampak modernisasi pertanian atau revolusi hijau telah memberikan banyak dampak negatif bagi para petani, salah satunya adalah petani semakin tersungkur dalam kehidupannya. Usaha tani modern telah menggeser situasi kehidupan petani dari keadaan yang merdeka untuk memanfaatkan hasil
29 Universitas Sumatera Utara
pertaniannya ke kondisi dimana petani bergantung pada berbagai unsur. Dengan memakai jumlah traktor per 1000 pekerja dan per 100 meter tanah garapan membuktikan bahwa tenaga upahan kurang dibutuhkan karena adanya penerapan penggunaan traktor. Para buruh tani/tenaga upahan yang sudah tidak lagi diperlukan pada saat pasca panen,maka interaksi sosial yang awalnya terjalin dengan baik ketika belum diperkenalkannya teknologi traktor menjadi berkurang pada masa sekarang ini. Hal ini juga berdampak pada tingkat pengangguran didesa ini semakin tinggi karena mereka yang hanya mempunyai pekerjaan utama sebagai buruh tani/tenaga upahan tidak mendapatkan penghasilan karena adanya penerapan penggunaan penggunaan teknologi traktor tersebut. Rusastra, dkk ( 2004 ) melakukan penelitian tentang ekonomi tenaga kerja pertanian dan implikasinya dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan buruh tani. Dalam jurnal ini membahas tentang upaya memperbaiki tingkat upah dan kesejahteraan buruh tani menghadapi permasalahan yang kompleks yaitu: 1) permintaan tenaga kerja di sektor pertanian bersifat fluktuatif dan musiman, 2) penggunaan tenaga per unit luasan usaha tani cenderung menurun karena berkembangnya mekanisasi pertanian (traktor), aplikasi herbisida, dan maksimasi penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, 3) adanya indikasi penurunan upah riil, daya beli dan kesejahteraan buruh tani, 4) sulitnya mengimplementasikan instrumen kebijakan karena posisi buruh tani yang bersifat dilematis, yaitu sebagai pemasok dan sekaligus juga pengguna tenaga kerja pertanian, dan 5) strategi
30 Universitas Sumatera Utara
perbaikan kesejahteraan dan tingkat upah melalui upaya tidak langsung seperti peningkatan intensitas garapan dan kesempatan kerja nonpertanian. Ukuran luas lahan dan tingkat pendapatan petani merupakan tolak ukur terhadap kemiskinan di pedesaan. Jumlah petani miskin yang tidak memiliki lahan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah petani miskin yang memiliki lahan. Semakin besar luas lahan, semakin sedikit jumlah petani miskin, dan di perkotaan tidak ada petani miskin dari kategori pemilikan lahan dengan luas diatas 5 hektar (ha); sementara di pedesaan masih ada walaupun presentasenya sangat kecil (Tambunan 2003:158 ) Buruh tani atau tenaga upahan yang tidak lagi bekerja pasca panen merupakan salah satu faktor penyebab kemiskinan di pedesaan karena mereka sudah tidak diperlukan pasca panen dan tidak lagi menerima atau mendapat upah, mereka hanya mengurus keadaan di rumah saja apabila tidak bekerja, padahal upah/gaji merupakan faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan petani dan buruh tani. Menurut hasil studi dari Papanaek dan Handoko ( 1999 ), pergerakan dalam indikator-indikator kemiskinan mengikuti perubahan dalam tingkat upah/gaji. Tingkat upah/gaji yang didapatkan oleh petani dipengaruhi oleh tingkat produktivitas, teknologi, pendidikan dan modal. Petani pemilik lahan yang sudah menerapkan penggunaan traktor dalam pengolahan ladangnya lebih mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang belum menerapkan
31 Universitas Sumatera Utara
penggunaan traktor, karena mereka merasakan manfaat efisiensi waktu dan kecepatan untuk kembali menanam pasca panen. Petani di desa ini yang telah menerapkan penggunaan traktor sejak awal tahun 2001 silam mengadopsi sistem teknologi yang modern khususnya di bidang pertanian. Komplementaritas antara berbagai masukan usaha tani atau tanaman adalah sifat dari teknologi. Teknologi yang dikembangkan perlu menjaga terpeliharanya komplementaritas minimal dalam usaha tani. Sekarang ini teknologi yang diciptakan lebih banyak difokuskan oleh para kelompok tani di desa ini adalah pada peningkatan produktivitas lahan daripada tenaga kerja atau modal, sehingga peluang kerja bagi para buruh tani/tenaga upahan menjadi sempit. Dalam situasi demikian,pengembangan teknologi harus mampu mengatasi kendala tersebut dan mampu meningkatkan produktivitas faktor produksi yang relatif langka tersebut. Bila hal ini ditempuh maka prinsip efisiensi yang disesuaikan dengan keadaan di suatu desa/daerah dapat diterapkan (Carson,1988). 2.2.Teori Modernisasi
Asumsi modernisasi yang disampaikan oleh Schoorl ( 1980 ), melihat modernisasi sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri dengan pertumbuhan ekonomi sebagai akses utama. Berhubung dengan perkembangan ekonomi, sebagian penduduk tempat tinggalnya tergeser ke
32 Universitas Sumatera Utara
lingkungan kota-kota. Masyarakat modern telah tumbuh tipe kepribadian tertentu yang dominan. Tipe kepribadian seperti itu menyebabkan orang dapat hidup di dalam dan memelihara masyarakat modern. Perkembangan modernisasi sangat pesat, apabila ditandai dengan perkembangan teknologi yang dari waktu ke waktu semakin bertambah dan turut ambil bagian dalam perkembangan pertanian.
Menurut (Rogers Everett, 1981:25), modernisasi adalah proses dengan mana individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologis serta cepat berubah. Modernisasi juga mempunyai sifat mempelajari dan meneliti sikap dan pendapat atau bertujuan untuk perubahan teknologi. Definisi modernisasi dikembangkan dari berbagai ilmu, modernisasi mengandung makna perubahan. Istilah modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu modern yang berarti maju dan berkembang. Jadi, modernisasi berasal dari kata modern, yang artinya sesuatu yang baru sebelum tidak ada kemajuan menjadi ada, dan sesuatu yang ada itu kemudian diperbaiki dan diperbaharui menjadi modernisasi modern. Teori modernisasi melaksanakan tata cara dan kerja modern dan mempengaruhi alat-alat yang digunakan dengan alat-alat modern sesuai dengan perkembangan zaman.
Motivasi teori modernisasi untuk merubah cara produksi masyarakat berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah cara produksi pra-kapitalis ke kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah menerapkannya untuk ditiru.
33 Universitas Sumatera Utara
Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas yang terkadang batasannya tidak dapat ditetapkan secara mutlak. Modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial menuju ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara barat yang stabil (Soekanto, 1990). Karakteristik umum modernisasi yang menyangkut aspek-aspek sosio demografis masyarakat digambarkan dengan istilah gerak sosial. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada perencanaan. Teori modernisasi secara umum dapat diungkapkan sebagai cara pandang yang menjadi modus utama analisisnya kepada faktor manusia dalam suatu masyarakat. Modernisasi kemudian menjadi semacam komoditi di kalangan masyarakat yang menempatkan faktor mentalitas menjadi penyebab perubahan ( Salim, 2002 ).
Pada dasarnya, modernisasi didasarkan pada perubahan sosial dalam perspektif idealis. Salah satu pemikir dalam kubu idealis adalah Weber. Weber memiliki pendapat yang berbeda dengan Marx. Perkembangan industrial kapitalis tidak dapat dipahami hanya dengan membahas faktor penyebab yang bersifat material dan teknik. Namun demikian Weber juga tidak menyangkal pengaruh kedua faktor tersebut. Pemikiran Weber yang dapat berpengaruh pada teori perubahan sosial adalah dari bentuk rasionalisme yang dimiliki. Dalam kehidupan masyarakat barat model rasionalisme akan mewarnai semua aspek kehidupan (Harper, 1989).
34 Universitas Sumatera Utara
Weber melihat bahwa pada wilayah Eropa yang mempunyai perkembangan industrial kapital pesat adalah wilayah yang mempunyai penganut protestan. Bagi Weber, ini bukan suatu kebetulan semata. Nilai-nilai protestan menghasilkan etik budaya yang menunjang perkembangan industrial kapitalis. Protestan Calvinis merupakan dasar pemikiran etika protestan yang menganjurkan manusia untuk bekerja keras, hidup hemat dan menabung. Pada kondisi material yang hampir sama, industrial kapital ternyata tidak berkembang di wilayah dengan mayoritas Katholik, yang tentu saja tidak mempunyai etika protestan (Harper, 1989). Masyarakat Desa Suka Maju, Sei Mencirim telah mengalami banyak perubahan dan akan terus berlangsung seiring pembangunan “ala” modernisasi yang dilaksanakan oleh pemerintah. Sejauh ini perubahan yang terjadi berupa transformasi pertanian yang dicirikan oleh perubahan modal produksi dari yang semula subsisten menjadi komersialis. Transformasi pertanian yang terjadi ditandai pula dengan masuknya teknologi pertanian berupa mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian atau lebih tepatnya modernisasi pertanian merupakan salah satu kebijakan pembangunan pertanian pemerintah orde baru yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
Mekanisasi pertanian membawa dampak pada perubahan kearifan lokal masyarakat Desa Suka Maju, Sei Mencirim karena pada waktu sebelum adanya teknologi traktor para petani pemilik ladang jagung biasanya mengadakan jamuan makan seadanya untuk merayakan hasil panen jagung dan sebagai bentuk rasa
35 Universitas Sumatera Utara
syukur akan panen jagung yang telah selesai dikerjakan. Akan tetapi, setelah adanya teknologi traktor maka kearifan lokal tersebut sudah menghilang. Mekanisasi pertanian juga membawa dampak pada menurunnya kebutuhan tenaga kerja pada sektor pertanian. Seiring dengan modernisasi pertanian tersebut semakin banyak buruh tani/tenaga upahan di Desa Sei Mencirim yang kehilangan mata pencaharian mereka pasca panen jagung, yang mengakibatkan mereka banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak penting, seperti bermain kartu, berkumpul di kedai kopi dan kedai tuak ( lapo tuak ).
2.3.
Definisi Konsep Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya. 1. Mekanisasi Adalah : penggantian dan penggunaan tenaga mesin dan sarana-sarana teknik lainnya
untuk
menggantikan
tenaga
manusia
dan
hewan.
(http:www.artikata.com/arti_34027_mekanisasi.html.diakses pada tanggal 13 Maret 2012 pukul 09.12 WIB).
36 Universitas Sumatera Utara
2. Mekanisasi Pertanian Merupakan : aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi pertanian, pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Dalam penelitian ini melihat adanya pengunaan traktor dalam pengolahan tanah pertanian di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang yang meliputi: penggunaan teknologi traktor pada ladang jagung dan jetor untuk lahan sawah. 3. Petani Merupakan : seseorang yang memiliki pekerjaan atau penghasilan dari mengelola lahan pertanian yang mereka miliki. Dalam penelitian ini, petani merupakan komponen yang utama karena mereka yang menerapkan teknologi pertanian, terutama traktor. 4. Buruh Tani/Tenaga Upahan Merupakan : seseorang atau sekelompok orang yang menggantungkan hidupnya untuk bekerja di lahan/ladang petani pemilik lahan dan biasanya mereka hanya memiliki potensi untuk bekerja di pertanian saja. Dalam penelitian ini melihat buruh tani yang kehilangan mata pencaharian pasca panen karena digantikan oleh mekanisasi pertanian. 5. Kemiskinan Merupakan : sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold), menurut data Upah
37 Universitas Sumatera Utara
Minimum Regional Nasional di Provinsi Sumatera Utara pendapatan karyawan adalah Rp. 1.200.000,- per bulan. Kemiskinan yang terjadi di pedesaan disebabkan karena diantaranya karena tidak mempunyai sawah, pekarangan, dan lahan untuk bercocok tanam atau yang disebabkan karena kesempatan kerja menjadi berkurang karena adanya pengalihan teknologi pertanian. 6. Traktor Merupakan sebuah alat bermesin yang memiliki kemampuan untuk mengolah tanah. Adapun traktor yang digunakan untuk mengolah lahan pertanian di desa ini adalah jenis traktor yang hanya digunakan untuk mengolah tanah pertanian saja. 7. Sosial Ekonomi Merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat (Soekanto, 1987 : 181). Untuk melihat kondisi sosial ekonomi seseorang maka perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu: pekerjaan, pendapatan dan pendidikan (Koentjaraningrat, 1990 : 35). Dalam penelitian ini melihat adanya perubahan status sosial ekonomi buruh tani yang disebabkan oleh mekanisasi pertanian.
38 Universitas Sumatera Utara