BAB II KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori 1. Net Profit Margin (NPM) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan. Penggunaan
rasio
profitabilitas
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan
perusahaan dalam rentang waktu
tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target
18
19
yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Rasio ini sering disebut sebagi salah satu alat ukur kinerja manajemen. Penggunaan
rasio
profitabiltas
tergantung
dari
kebijakan
manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.1 Dalam praktiknya, jenis-jenis
rasio profitabilitas yang dapat
digunakan adalah : 1. Net Profit Margin (NPM) 2. Gross Profit Margin 3. Return On Investment (ROI) 4. Return On Equity (ROE) Dalam pembahasan rasio profitabilitas ini, peneliti memfokuskan pada salah satu jenis rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM). Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Mengenai profit margin ini Joel G Siegel dan Jae K. Shim mengatakan, margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan perolehan penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun1
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012) , hlm196-
198
20
tahun sebelumnya, kita dapat menilai efesiensi operasi dan strategi penepatan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Margin laba kotor sama dengan laba
kotor dibagi laba bersih.
Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi harga pokok penjualan. (
)
Keterangan : Earning After Tax (EAT) = Laba Setelah Pajak Laba setelah pajak ini dianggap sebagai laba bersih. Karena itu di beberapa literatur ditemukan jika earning tax ditulis dengan net profit margin atau laba bersih.2 Contoh : Komponen Laporan Keuangan
2005
2006
Penjualan (Sales)
5.950
5.550
Earning After Tax Interest and Tax
1.296
904
Untuk tahun 2005 : Net Profit Margin:
2
= 0,2178 dibulatkan (21,8%)
Irham fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm 136
21
Net Profit Margin:
= 0,1628 dibulatkan (16,3%)
Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%, margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21,8% baik karena berada di atas ratarata industri. Namun, untuk tahun 2006 dengan margin laba hanya sebesar 16,3% dapat dikatakan kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri. Ini juga dapat berarti bahwa harga barang-barang perusahaan ini relatif
rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya. Hasil
kedua tahun ini juga menunjukkan adanya penurunan rasio yang cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5,5% dan hal ini perlu dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak mengalami perubahan berarti, sedangkan margin laba bersih justru turun sangat dratis. Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tinggi terhadap penjualan, atau mengkin juga karena beban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut.3
2. Modal Kerja a.
Pengertian Modal Kerja Dalam menjalankan suatu perusahaan yang memiliki nilai kompetitif di pasar seorang manajer keuangan dituntut untuk mampu memahami sumber-sumber dana yang dapat dipergunakan. Sumber dana tersebut dapat dipergunakan sebagai pendukung modal kerja
3
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hlm 201
22
(working capital) perusahaan. Dengan begitu menjadi tanggungjawab manajer keuangan untuk memanage atau mengelola sumber dana yang dianggap potensial tersebut untuk dirubah menjadi nilai tambah yang bersifat sustainble (berkelanjutan). Salah satu agenda penting yang harus dilaksanakan oleh manajer keuangan adalah mampu memberikan kepuasan yang maksimal kepada para pemegang saham, yaitu nilai dividen yang terus mengalami kenaikan.4 Dalam mengenai keputusan keuangan, baik mengenai keputusan investasi,
keputusan
pendanaan,
maupun
keputusan
dividen,
semuanya menyangkut keputusan keuangan jangka panjang (long term financial decisions). Karena keputusan jangka panjang telah ditetapkan berarti perusahaan tinggal melaksanakan keputusan itu. Dari keputusan investasi yang telah dipilih, katakan investasi pada aktiva nyata (real assets atau real investment) seperti pendirian pabrik, maka ditentukan pula pilihan mengenai aktiva tetap mana yang akan digunakan, baik mengenai mesin-mesin dan peralatannya, maupun mengenai bangunan beserta kendaraan yang diperlukan. Persoalan selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian ialah mengenai modal kerja yang akan digunakan dalam operasi, yakni untuk membeli bahan baku, membayar tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya. 5
4
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 99 5 Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 408
23
Modal kerja adalah investasi sebauah perusahaan pada aktivaaktiva jangaka pendek-kas, sekuritas, persediaan dan piutang. Adapun menurut Siegel dan Shim modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkannya suatu ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep sesuai dengan yang dimaksud dalam kaidah manajemen modal kerja. Manajemen modal kerja berkaitan dengan manajemen aktiva lancar kas, piutang dan persediaan dan prosedur pendanaan aktiva tersebut.6 Sedangkan perputaran modal kerja (workig capital turnover) adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dengan modal kerja (aktiva lancar) yang bekerja didalamnya. Bila modal kerja dipandang sebagai modal kerja bersih, maka pembagiannya adalah aktiva lancar sesudah dikurangi dengan hutang lancar. 7 Perputaran modal kerja hanya terdiri dari beberapa bulan saja, misalnya dari kas ke persediaan, persediaan ke piutang, dan dari piutang kembali menjadi kas hanya berlangsung beberapa bulan/hari, bukan beberapa tahun. Cepatnya perputaran modal kerja ini memungkinkan keputusan pendanaan yang fleksibel. Mengingat bahwa aktiva tetap biasanya dibiayai dengan dana jangka panjang,
6
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 100 7 Budi Rahadjo,Dasar-Dasar Analsisi Fundamental saham Laporan Keuangan Perusahaan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2009), hlm146
24
maka modal kerja dapat dibiayai dengan dana jangka pendek, atau jangka panjang, atau kombinasi antara dana jangka panjang dan dana jangka pendek. 8
b. Pentingnya Memahami Modal Kerja Ada banyak alasan yang mendasari pentingnya mempelajari manajemen modal kerja (working capital management), dan itu tidak terkecuali bagi para manajer di perusahaan. Menurut Agus Sartono, Manajemen modal kerja sangat penting alasan berikut ini: 1. Sebagian proporsi waktu manajer finansial adalah dialokasikan utnuk manajemen modal kerja. 2. Lebih dari lima puluh persen dari total asset umumnya diinvestasikan pada aktiva lancar. 3. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva lancar adalah sangat erat dan langsung. 4. Utnuk perusahaan kecil, manajemen modal kerja menjadi sangat penting.9 c.
Konsep Modal Kerja Pengertian modal kerja secara mendalam terkadang dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Konsep kuantitatif
8
Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999,), hlm 409 9 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 101
25
Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital). Kelemahan konsep ini adalah tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan, dan konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik modal. Jumlah aktiva lancar yang besar belum menjamin margin of safety bagi perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin. 2. Konsep kualitatif Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja atau (net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.
26
3. Konsep fungsional Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadian tidak selalu demikian.10 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja Ada beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja : 1. Jenis perusahaan Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu : perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di persuhaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan persediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan modal kerjanya. 2. Syarat kerdit
10
252
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hlm 250-
27
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka waktu tertentu. 3. Waktu produksi Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan. 4. Tingkat perputaran persediaan. Pengaruh tingkat persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.11
11
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan... hlm 254-256
28
e.
Sumber Modal Kerja Suatu perusahaan membutuhkan dana operasional untuk selalu mendanai
kebutuhan
aktivitas
operasional
perusahaan
seperti
membayar gaji karyawan, gaji guru, membayar listrik dan telepon, pembelian bahan mentah, dan lain. Kebutuhan dana tersebut bersumber dari modal kerja dan bersumber dari berbagai sumber. 12 Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu : Hasil operasi perusahaan adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti misal cadangan laba atau, laba yang belum dibagi. Selama laba yang belum dibagi perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, hal tersebut akan menambah modal kerja perusahaan. Namun, modal kerja ini sifatnya hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama. Keuntungan
penjualan
surat-surat
berharga
juga
dapat
digunakan untuk keperluan modal kerja. Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi,otomatis akan mengurangi modal kerja. 12
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 102
29
Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja. Penjualan kativa tetap, maksudnya yang dijual adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual. Penjualan obligasi, perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang. Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka panjang, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan utnuk kepentingan investasi. Perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.13 f.
Pemisahan Pendanaan Jangka Pendek Dengan Pendanaan Jangka Panjang Terkadang suatu perusahaan hanya mampu menghitung jumlah kebetulan akan dana secara keseluruhan, tapi sulit menentukan
13
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan... hlm 219-220
30
beberapa jumlah kebutuhan dana yang akan dibelanjakan dengan kredit jangka panjang. Untuk menentukan berapa yang akan dipenuhi dengan kredit jangka panjang digunakan konsep model optimum. 1. Kebutuhan tambahan dana Jumlah kebutuhan tambahan dana karena adanya kenaikan penujalan didasarkan : kenaikan aktiva secara spontan sebagai akibat adanya kenaikan penjualan, dan kebijakan retention ratio yakni jumlah laba ditahan. 2. Memisahkan kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang Untuk melakukan atau memisahkan mana dana yang akan ditarik dengan menggunakan kredit jangka panjang, digunakan konsep modal optimum. Masalah modal optimum ini diperoleh setelah memperhatikan tingkat bunga kredit jangka pendek dan tingkat bunga kredit jangka panjang. 14
3. Piutang a.
Pengertian Piutang Untuk dapat mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada sekarang dan untuk menarik langganan-langganan baru, perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit. Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya
14
Napa J. Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 416 dan 419
31
dengan persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan, sekalipun pengumpulan piutang seringkali tidak tepat waktu yang sudah diterapkan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dari satu tahun. Dengan alasan itulah maka piutang dimasukkan sebagai salah satu komponen aktiva lancar perusahaan.15 Tingkat piuang perusahaan secara umum dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, harga produk, kualitas produk, dan kebijakan kredit perusahaan. Manajer keuangan perusahaan tidak dapat mengendalikan semua faktor tersebut, hanya kebijaksanaan kredit saja yang dapat ditentukan.16 Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan menerapkan manajemen kredit. Dan salah satu target dari manajemen kredit adalah tercapainya target penjualan sesuai dengan perencanaan serta selanjutnya menunnggu masuknya dana angsuran ke kas perusahaan.17 Dalam perputaran piutang yakni perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama satu tahun dengan jumlah piutang. Anggaran pengumpulan piutang (receivable colletion budget) adalah daftar 15
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 255 16 Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis, (Bnadung : Alfabeta, 2009), hlm 116 17 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung : Alfbeta, 2014), hlm 137
32
anggaran yang menngambarkan jumlah piutang yang dapat ditagih perusahaan pada debitur sepanjang tahun anggaran. Hal yang diperhitungkan selain proyeksi pembayaran oleh debitur adalah termin yang berlaku untuk piutang dari perusahaan tersebut.18
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Piutang Dalam
upaya
mendorong
volume
penjualannya,
suatu
perusahaan sering melakukan penjualan secara kredit, di samping kebijakan secara tunai atau cash. Sebagai akibat penjualan kredit dengan tingkat risiko untuk tidak dibayarnya piutang menjadi besar dibanding kalau menjual secara tunai. Di samping itu, karena penjualan secara kredit ini melibatkan debitur yang berada di luar perusahaan, maka pihak perusahaan berhati-hati dan masalah piutang ini perlu mendapat analisis mendalam. Besar kecilnya piutang suatu perusahaan tergantung dari dua variabel, yakni : tingkat penjualan dan syarat pembayaran kredit (term of credit). Tingkat penjualan biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang sering disebut sebagai variabel-variabel pemasaran atau sering disebut marketing mix, dan faktor-faktor yang berada diluar kemampuan perusahaan untuk mendalikannya, seperti selera konsumen, pendapatan konsumen,
18
Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis, (Bnadung : Alfabeta, 2009) , hlm
116
33
pendapatan nasional, permintaan agregat dalam industri tersebut dan lain-lain. Sedangkan marketing mix baiasanya terdiri dari beberapa unsur seperti kebijakan mengenai produksi, harga, saluran distribusi, dan promosi.19 c.
Penilian Kredit Pada umumnya, perusahaan mangadakan penilian resiko dengan memperhatikan 5C :20 1. Character : kemungkinan dari langganan untuk jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya. 2. Capacity : pendapat subjektif mengenai kebijakan dari langganan, diukur dari catatan waktu lalu, dilengkapi dengan observasi fisik pada pabrik dan perusahaan. 3. Collateral : dicerminkan oleh aktiva lancar dari langganan yang diikatkan, jaminan bagi keamanan. 4. Condition : menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan, perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin memiliki efek terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajibannya. 5. Capital : diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini diukur oleh analisis rasio finansial.
19
Napa J Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (jakarta : Gramedia Pustaka Uatama,1999), hlm 451 20 Napa J Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matemati...hlm 118
34
d. Piutang Tak Tertagih Pada umumnya, setiap calon pembeli haruslah terlebih dahulu memenuhi persyaratan kredit sebelum aplikasi atau transaksi kredit tersebut disetujui. Akan tetapi, pada kenyataannya beberapa piutang justru menjadi tidak dapat ditagih sebagai akibat dari kondisi pelanggan (debitur) yang ada setelah periode kredit penjualan (berlangsung).21
6. Persediaan a.
Pengertian Persediaan Persediaan mencakup beberapa jenis persediaan, seperti persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Bahan mentah biasanya bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. Bahan setengah jadi barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan. Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual. Persediaan diperlukan unttuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Apabila perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses produksinya, bahan mentah akan datang saat itu juga, maka tidak perlu adanya persediaan. Tetapi pada kondisi kenyataannya, bahan mentah bisa datang terlambat. Untuk mengantisipasi keterlambatan
21
Hery, Akuntansi Aktiva, Utang dan Modal, (Yogyakarta : Gava Media, 2011), hlm 42
35
tersebut bahan mentah diperlukan. Sehingga proses produksi tidak akan terhambat hanya karena bahan mentah belum datang.22 Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri. Perusahaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin sebagai “buffer stock” agar kemungkinan perusahan memenuhi permintaan yang timbul.23 Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang, baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. Untuk mewujudkan persediaan terlaksana secara baik dan stabil maka pihak perushaan harus realitis dan dapat diterima oleh berbagai pihak.24 Sedangkan yang dimaksud perpuratan persediaan adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata jumlah persediaan selama satu tahun.25
22
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Keuangan (yogyakarta : BPFE, 2014), hlm 571 Lukman Syamsuddin, Manajaemen Keuangan Perusahaan (Yogyakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 280 24 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 44 25 Budi Rahardjo, Dasar-Dasar Analisis Fundamental saham Laporan Keuangan Perusahaan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009), hlm145 23
36
b. Manfaat Persediaan Beberapa manfaat investasi pada persediaan :26 1. Manfaat diskon kuantitas. Diskon kuantitas diproleh jika perushaan membeli dalam kuantitas yang besar. Karena mungkin perusahaan membeli bahan melebihi kebutuhan saat ini. 2. Menghindari kekurangan bahan Jika pelanggan datang untuk menjadi barang dagangan, kemudiaan perusahaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. 3. Manfaat pemasaran Apabila
perusahaan
mempunyai
persediaan
barang
dagangan yang lengkap, maka perusahaan dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kepuasan pelanggan akan semakin baik.
Sehingga
yang
diharapkan
akan
meningkatkan
profitabilitas perusahaan. 4. Spekulasi Terkadang persediaan digunakan untuk berspekulasi. Jika perusahaan mengantisipasi kenaikan harga seperti terjadinya inflasi, nilai perusahaan akan semakin meningkat dalam situsi
26
Mamduh M.Hanafi, Manajemen Keuangan (Yogyakarta : BPFE, 2014), hlm 571
37
inflasi dan dengan demikian akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.27 c.
Fungsi Persediaan Persediaan dapat dibedakan atas beberapa fungsi yaitu :28 1. Fungsi Decoupling Persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung kepada suplier. Persediaan bahan baku diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. 2. Fungsi Economic Lot Sizing Persediaan
lot
size
ini
perlu
mempertimbangkan
penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa, piutang investasi, risiko, dan sebagainya). 3. Fungsi Antisipasi Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan. Di samping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman 27
Mamduh M.Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta : BPFE, 2014), hlm 571 Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm
28
138
38
barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengiriman (safety stock). d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Untuk
melangsungkan
usahanya
dengan
lancar
maka
kebanyakan perusahaan merasakan perlunya mempunyai persediaan bahan baku. Besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :29 1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan dapat menghambat atau mengganggu jalannya proses produksi. 2. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang direncakan itu sendiri sangat tergantung pada volume penjualan yang direncanakan. 3. Besarnya pembelian bahan baku setiap kali pembelian untuk mendapatkan biayan pembeliaan yang minimal. 4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan baku yang bersangkutan di waktu-waktu yang akan datang. 5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan bahan baku. 6. Harga pembelian bahan baku. 7. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang.
29
Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis....hlm 139
39
8. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi bahan rusak atau turun kualitasnya. e.
Safety Stock dan Reorder Point Safety stock adalah persediaan tambahan yang diperlukan selalu siap di gudang untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Dengan demikian, safety stock dapat dianggap sebagai jumlah persediaan minimal yang harus selalu siap di gudang. Sedangkanreorder point menunjukkan pada kuantitas beberapa sisa persediaan di gudang baru dilakukan pemesanan kembali. Karena adanya tenggang waktu antara pemesanan dan tibanya bahan di gudang, maka pemakaian bahan selama pemesanan itu perlu dipertimbangkan.
Waktu
yang
diperlukan
selama
pemesanan
dilakukan sehingga bahan itu tiba di gudang disebut lead time. Karena reorder
point
atau
titik
pemesanan
kembali
itu
harus
memperhatikan:30 1. Jumlah safety stock 2. Jumlah penggunaan bahan selama lead time.
30
Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 479
40
B. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang Net Profit Margin (NPM) telah banyak dilakukan, beberapa penelitian menyatakan Net Profit Margin (NPM) dipengaruhi oleh perputaran modal kerja, perpuataran piutang dan perputaran persediaan. Penelitian Aulia Rahma (2011) menyatakan dengan judul penelitan “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008)”. Penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda. Dengan hasil uji t, perputaran kas dan status hubungan positif dan signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI. Perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. Hasil secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap ROI. Nilai adjusted R square sebesar 0,218 yang menunjukkan bahwa 21,8% ROI dapat dijelaskan oleh variabel independen perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan dan status perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 78,2% dijelaskan oleh variabel lain.31 Penelitian Julkarnian, (2012) meyatakan dengan
judul penelitian
“Pengaruh modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011”.Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya pengujian 31
Aulia Rahma, Analisis Manajemen Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008), (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm 7
41
hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Kas berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Secara simultan, Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI), pada perusahaan Industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 20082011.32 Penelitian Silviana Dwi Sulistianingrum (2012) menyatakan dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Property And RealestateTerdaftar di BEI Periode 2007-2011”. Metode penlitian yang digunakan metode analisis asosiatif dengan bentuk klausal statistik dengan regresi linier sederhana dengan program komputer SPSS. Hasil penelitian menunjukkan tingkat hubungan yang sangat lemah, pengaruh modal kerja terhadap net profit margin tidak ada dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, nilai probabilitas yang diperoleh menunjukkan Ho diterima dan pengaruh yang terjadi tidak dapat berlaku untuk populasi yang diteliti. Dapat disimpulkan bahwa tidak
32
Julkarnian, Pengaruh Modal Kerja , Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industry Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011, (Tanjung Pinang : Universitas Raja Ali Haji, 2012), hlm 1
42
terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh modal kerja dan profitabilitas (menggunakan net profit margin).33 Penelitian Clairene E.E, Santoso (2013) menyatakan dengan judul penelitian“Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Piutang pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT. Pegadaian (Persero)”.penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dengan metode eksplanatori.Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu atau di (purposive sampling) dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011.Hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011 berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan secara parsial perputaran modal kerja pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap net profit margin namun, perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net profit margin pada PT. Pegadaian (Persero) Periode 2000-2011.34
33
Silviana Dwi Sulistianingrum, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Property And Real Estate Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011, (Pontianak : Universitas Tanjungpura, 2012), hlm 8 34 Clairene E.E Santoso, Pengaruh Perputaran Modal kerja Dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011, Jurnal EMBA Ekonomi Dan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado vol.1 No.4 Desember 2013, hlm 1558
43
Penelitian Olivia Mada Rolos, Sri Murni, Ivonne S. Ssaerang (2014) menyatakan dengan judul penelitian “Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Secara persial perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.35 Penelitian Amtsal Khairy Hanra (2014) menyatakan dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Unilever Tbk) Periode 2006-2013”. Penelitaian menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS, terbukti bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Secara parsial perputaran kas mempunyai pengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa thitung> ttabel (1,911 > 1,696). Perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa thitung< ttabel (-1,982 < 1,696) dan perputaran persediaan
35
Olivia Mada Rolos dkk, Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin (NPM) Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012, Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014, hlm 890-901
44
tidak berpengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel (-0,124 < 1,696).36 Penelitian Titin
Marni (2014) menyatakan dengan judul penelitian
“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Profitabilitas Pada BMT At Taqwa Muhammadiayh Periode 2009-2013”. Penelitian ini menggunakan
teknik
analisis
regresi
sederhana.
Hasil
penelitian
menunjukkan pengaruh perputaran modal kerja mempunyai hubungan yang positif dan kuat dengan profitabilitas perusahaan, hal ini terbukti dengan pertimbangan kolerasinya dengan nilai sebesar (0,716) mempunyai hubungan kuat dengan demikian dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan. 37 Penelitian Yogi Brando Sidabutar (2014) menyatakan dengan judul penelitian “Pengarauh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pegadaian (Persero)nPeriode 2003-2013”. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi linier barganda menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2003-2013 berpengaruh signifikan terhadap net profit margin dengan nilai signifikan sebesar 0,009 sedangkan secara parsial perputaran modal kerja tidak memilki hubungan yang signifikan terhadap net profit margin karena nilai signifikansinya lebih
36
Atmsal Khairy Hanra, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan PT. Unilever Tbk) Periode 2006-2013, (Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2014), hlm 4 37 Titin Marni , Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada BMT At Taqwa Muhammadiyah Periode 2009-2013, (Sumatera Barat : Universitas Muhammadiyah, 2014), hlm 10
45
0,05 yaitu 0,930 namun perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net profit margin.38 Penelitian Dewi Noratika (2014) menyatakan dengan judul “Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, perputaran persediaan terhadap Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 20092013”.Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linear berganda.Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial(Uji t), pengujian secara simultan (Uji F) dan Uji R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasiantara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dan Uji Adjusted R Squareuntuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-samaterhadap
variabel
dependen
(Y).
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja danperputaran kas berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, sedangkan perputaran piutangdan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Namun secara simultan perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaanberpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Nilai Adjusted R square menunjukkan bahwasecara bersama-sama perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaranpersediaan memberikan sumbangan terhadap
38
Yogi Brando Sidabutar, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas PT. Pegadaian (Persero) 2003-2013, (Medan : Politeknik Negeri Medan, 2014), hlm 1
46
net profit margin sebesar 37,4% sedangkan sisanya62,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.39 Penelitian
Riski Rakhamawati (2014) menyatakan dengan judul
“Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Real Estate Yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 2009-2012”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 perusahaan. Penelitian sampel di dapat dengan teknik purposive samping, dari 38 perusahaan terpilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 11 perusahaan. Berdasarkan analisis regresi berganda pada uji signifikansi simultan (uji statistik F) diperoleh hasil bahwa secara silmutan modal kerja dan perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini dapat dibuktikan melalui nilai F hitung 3,981 yang lebih kecil dari F tabel 4,08 dengan nilai signifikansi 0,026. Nilai signifikansi diatas 0,05 yang artinya H03 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil uji determinasi koefisien (R). Besarnya nilai adjusted R square dalam model regresi diperoleh sebesar 0,122. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu modal kerja
39
Dewi Noratika, Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan terhadap Net Profit Margin(NPM) Pada Perusahaan Industri Barang Kononsumsi Yang Terdaftar di BEI 2009-2013, (E-Jurnal Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2014), hlm 16
47
dan perputaran piutang terhadap variabel dependen profitabilitas (ROA) yang dapat dikerangka oleh model persamaan ini sebesar 12,2%.40 Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM). Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis hendak menetili apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).
40
Riski Rakhmawati, Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan real Estate Yang Trdaftar Di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 20092012, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2014), hlm 82
48
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
NamaPeneliti, Judul
Variabel
Penelitian, dan Tahun
Metodelogi
Hasil Penelian
Persamaan
Perbedaan
Penelitian
Penelitian
1
Aulia
Rahma
Analisis Perputaran Terhadap Perusahaan Perusahaan
(2011), Variabel Independen : Pengaruh Perputaran modal kerja
Modal
Kerja Perputaran kas
Profitabilitas Perputaran persediaan (Studi
Pada
Manufaktur Variabel Dependen :
Metode
analisis Hasil penelitian secara parsial Dalam sama-sama Perbedaan
regresi berganda
pada
perputaran
perputaran
kas
dan menggunakan
persediaan metode
berpengaruh signifikan terhadap regresi
dalam penelitian
analisis ini pada studi berganda, kasus
ROI . sedangkan perputaran dan modal kerja tidak berpengaruh independen
dan
variabel variabel yang dependennya,
49
PMA dan PMDN Yang Return On Investment
pada
ROI.
Namun
Terdaftar di BEI 2004-2008. (ROI).
simultan berpengaruh signifikan adalah modal kerja variabel pada ROI.
secara sama
digunakan dan
dan persediaan.
juga
independen yaitu perputaran kas.
2
Julkarnian,
(2012) Variabel Independen :
Metode
Pengaruh
Modal
Kerja, Pengaruh modal kerja
regresi
Perputaran
Modal
Kerja, Perputaran modal kerja
berganda.
anlisis Hasil penelitian bahwa secara Metode
analisis Dalam
linier parsial perputaran modal kerja, data atau metode penelitian dan perputaran piutang tidak yang
digunakan Julkarnian
Perputaran Kas, Perputaran Perputaran kas
berpengaruh secara signifikan sama-sama
pengukuran
Piutang
terhadap
profitabilitas
Profitabilitas
Terhadap Perputaran piutang Pada
ROI. Namun secara menggunakan
simultan variabel
independen metode
perusahaan Industri Barang Variabel dependen :
berpengaruh signifikan terhadap regresi
Konsumsi Yang Terdaftar Profitabilitas (ROI)
ROI
Di BEI Tahun 2008-2011.
berganda.
analisis dengan linier menggunakan ROI.
50
3
Silviana
Dwi Variabel independen :
sulistianingrum
(2012), Perputaran modal kerja
Metode
analisis Hasil penelitian menunjukkan Dalam
asosiatif
dengan bahwa hubungan yang sangat ini
penelitian Metodde
yang
variabel digunakan
Pengaruh Perputaran Modal
bentuk kausal dan lemah perputaran modal kerja dependen
yang berbeda dimana
Kerja
analisisa
sama penelitian
Terhadap Variabel dependen :
Profitabilitas
perusahaan Net
Profit
regresi dengan net profit margin, yang digunakan
Margin sederhana.
dapat disimpulkan tidak ada yaitu signifikan
net
profit Silviana
Property And Real Estate (NPM).
pengaruh
antara margin,
dan menggunakan
Terdaftar Di BEI 2007-
perputaran modal kerja dengan variabel
metode analisis
2011.
net profit margin.
regresi
independennya perputaran kerja.
modal sederhana, juga
dan studi
kasusnya. 4
Clairene
E.E
Santoso Variabel independen :
(2013),
Pengaruh
Modal Pengaruh modal krja
Kerja
Dan
Perputaran Perputaran piutang
Metode
analisis Hasil penelitian bahwa secara Metode
regresi berganda
simultan perputaran modal kerja regresi dan
perputaran
piutang barganda.
analisis Obyak linier penelitian Clairene
E.E
51
Piutang
Pengaruhnya
berpengaruh signifikan terhadap Pengukuran
Santoso
Terhadap Profitabilitas Pada Variabel dependen :
net profit margin, namun secara profitabilitas pada PT.
PT.
parsial perputaran modal kerja variabel dependen (Persero).
Pegadaian
(Persero) Profitabilitas
Periode 2000-2011.
(Net
Profit Margin)
pada
Pegadaian
tidak berpengaruh terhadap net net profit margin. profit margin.
5
Olivaia Mada Rolos, Sri Variabel independen :
Metode
murni, Ivonne S. Saerang Pepuataran kas
regresi berganda
(2014),
Modal
Krja Perputaran piutang
analisis Hasil penelitian bahwa secara Metode simultan
perputaran
perputaran
piutang,
kas, regresi
analisis Obyek linear penelitian yang
dan berganda.
pada
Pengaruhnya Terhadap Net Perputaran persediaan
perputaran
Profit
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Oliviadi BEI.
Margin
Pada
persediaan Pengukuran
berbeda
Perusahaan Tambang Yang Variabel dependen :
net profit margin. Sedangkan variabel dependen
Terdaftar Di BEI Periode Net
secara
2008-2012.
(NPM)
Profit
Margin
parsial
berpengaruh
yang
signifikan
perputaran kas.
tidak net profit margin. yakni
penelitian
52
6
Amtsal (2014), Perputaran Terhadap Perusahaan Pada
Khairy
Hanra Variabel independen : Pengaruh Perputaran kas
Modal
Kerja Perputaran piutang
Kasus
berganda.
analisis Hasil penelitian bahwa secara uji Metode linier simultan
perputaran
perputaran perputaran
piutang,
yang Obyek
kas, digunakan dan sama
sama- penelitian analisis Amtsal
persediaan regresi bergannda. Hanra
berpengaruh signifikan terhadap Pengukuran
Perusahaan Variabel dependen :
PT.Unilever Tbk) periode Net 2006-2013.
regresi
Profitabilitas Perputaran persediaan (Studi
Metode
(NPM)
Profit
Margin
net profit margin. Sedangkan profitabilitas
yakni
pada net PT.Unilever,
pada uji parsial perputaran kas, profit margin, dan dan berpengaruh signifikan terhadap variabel
Khairy
variabel
independen
net profit margin, namun pada independen piutang perputaran kas. perputaran
piutang
perputaran
persediaan
dan dan persediaan. tidak
berpengaruh signifikan pada net profit margin.
53
7
Titin Marni (2014), Analisis Variabel independen :
Metode
Pangaruh Perputaran Modal Perputaran modal kerja
regresi
Kerja
dan analisis korelasi
Terhadap
Profitabilitas
Tingkat
BMT
Taqwa Muhammadiyah
At Variabel dependen : Net profit margin
analisis Hasil penelitian yang diperoleh Pengukuran sederhana pada
BMT
At
Muhammadiyah yaitu
sebaiknya
perusahaan
Taqwa profitabilitas disarankan profit
mempertahankan independennya.
ini,
untuk
mencapai
tujuan yang diinginkan dengan tetap memperhatikan perputaran modal kerja yang terjadi setiap tahunnya sehingga profitabilitas yang
diperoleh
maksimum.
dapat
yang
net digunakan Titin
margin, menggunakan
pihak variabel
kondisi yang telah diperoleh selama
Metode
regresi sederhana.
54
8
Dewi Noratika, (2014) , Variabel independen :
Metode
Pengaruh Perputaran Modal Perputaran modal kerja
regresi
Kerja, Perputaran Piuatang, Perputaran piutang
berganda.
linear simultan
semua
independen
Obyek
variabel profitabilitas pada penelitian Dewi berpengaruh variabel dependen Noratika
pada
Perputaran Kas, Perpuatarn Perputaran kas
signifikan terhadap net profit menggunakana net perusahaan
Persediaan
margin.
Terhadap
Net Perputaran persediaan
Sedangkan
secara profit margin.
industri
Profit Margin (NPM) Pada
parsial perputaran piutang dan
konsumsi
Perudahaan Industri Barang Variabel dependen :
perputaran
BEI.
Konsumsi Yang Terdaftar Net
berpengaruh signifikan terhadap
Di BEI Periode 2009-2013. 9
analisis Hasil penelitian bahwa secara Pengukuran
Yogi
Brando
Profit
Margin
(NPM)
Sidabutar Variabel independen :
Metode regresi
Modal Kerja dan Perputaran Perputaran piutang
berganda.
Terhadap
Profitabilitas PT. Pegadaian Variabel dependen :
tidak
di
net profit margin.
(2014), Pengaruh perputaran Perputaran modal kerja
Piutang
persediaan
barang
analisis Hasil penelitian menunjukkan Metode linier bahwa
secara
perputaran
uji
modal
simultan regresi kerja
dan dan
analisis Obyek berganda, penelitian pengukuran dimana
perputaran piutang berpengaruh profitabilitas.
penelitian Yogi
ssignifikan terhadap net profit
PT.
Pegadaian
55
(Persero)
periode
2003- Net
2013.
Profit
Margin
(NPM)
margin. Sedangkan secara uji
dan
variabel
parsial perputaran modal kerja
independen
tidak berpengaruh signifikan dan
persediaan.
perputaran piutang berpengaruh signifikan. 10
Riski Rakhmawati (2014), Variabel independen :
Metode
analisis Hasil penelitian bahwa secara Metode
Pengaruh Modal Kerja dan Modal kerja
regresi
linear parsial perputaran modal kerja regresi
Perputaran
berganda.
Terhadap Perusahaan
Piutang Perputaran piutang Profitabilitas Real
Estate Variabel dependen :
dan perputaran piutang tidak berganda.
analisis Pengukuran linear profitabilitas Obyek variabel
berpengaruh signifikan terhadap penelitian profitabilitas.
di dependen
perushaan property penelitian Riski
yang Terdaftar di Daftar ROA
and real estate di Menggunakan
Efek Syariah (DES) Periode
Daftar
2009-2012.
Syariah (DES).
Efek ROA
56
C. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antar variabel adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Perputaran Modal Kerja Ha1
Net Profit Margin
Perpuatan Piutang Ha2
Perputaran Persediaan Ha3
Ha4
Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah perputaran modal kerja (X1), rasio yang digunakan yaitu working capital turnover. Perputaran piutang (X2), rasio yang digunakan yaitu receivable turnover. Perputaran persediaan (X3), rasio yang digunakan adalah inventory turnover,
57
sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM). Modal kerja merupakan elemen penting dalam menjalankan aktivitas usaha. Salah satu syarat keberhasilan sebuah perrusahaan adalah manajemen modal kerja yang tepat. Kebanyakan kepailitan timbul karena lemahnya kebijakan dan keputusan dibidang modal kerja. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan diharapkan dapat menyediakan dana dalam bentuk kredit serta dapat mencapai laba bersih maksimal mungkin. Semakin cepat periode perputaran piutang menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut sehingga profitabilitas perusahaan juga meningkat. Dalam perusahaan dagang, inventory adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dan dibeli. Perputaran persediaan dilihat dari besar kecilnya jumlah bahan mentah yang dibeli setiaap saat. Semakin besar pembelian semakin kecil safety stock. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang di satu pihak dengan biaya ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan persediaan (stooock-out-cost).41
41
Kamaruddin Ahmad. “Dasar-Dasar manajemen Modal Kerja”, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm 77
58
D. Hipotesis Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.42 Berdasarkan Kerangka pemikiran dapat dirumuskan dalam penelitian ini dengan rumusan hipotesis sebagai berikut : a) Hipotesis 1 Ho :
Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).
Ha :
Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).
b) Hipotesis 2 Ho :
Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).
Ha :
Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).
c) Hipotesis 3 Ho :
Perputaran Persediaan tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).
Ha :
Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Net Profit margin (NPM).
42
Sugiyono, “ Metode Penelitian Manajemen”, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm134
59