BAB II KERANGKA TEORI 2.1
Strategi
2.1.1
Pengertian Strategi Menurut Rangkuti (2014: 3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Beberapa pengertian strategi menurut Rangkuti (2014: 3), diantaranya: 1. Chandler (1962) mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. 2. Leaned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. 3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steinter dan Miner (1977) mengatakan bahwa strategi merupakan respon secara terus menerus, maupun adaptasi terhadap peluang dan ancaman eksternal, ataupun kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. 4. Porter (1985) mengatakan bahwa strategi ialah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. 5. Andrews (1980), mengatakan bahwa strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. 6. Hamel dan Prahalad (1995), mengatakan bahwa strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inoasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti pada bisnis yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Jenis - Jenis Strategi Menurut Umar (2010 : 29), tabel di bawah ini menunjukkan strategi utama dari Strategi Generik, yaitu : Tabel 2.1. Tipe strategi bisnis
Strategi Generik 1.Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
2.Strategi Intensif (Intensive Strategy)
3.Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
4.Strategi Bertahan (Defence Strategy)
Strategi Utama a.Strategi Integrasi kedepan (Forward Integration Strategy) b.Strategi Integrasi kebelakang (Backward Integration Strategy) c.Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration Strategy) a.Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) b.Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) c.Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy) a.Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concntric Diversification Strategy) b.Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Divers. Strategy) c.Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Divers. Strategy) a.Strategi Usaha Patungan (Joint Ventture Strategy) b.Strategi Penciutan Biaya (Retrenchment Strategy) c.Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy) d.Strategi Likuidasi (Liquidation Strategy)
Sumber: Umar, (2010: 29)
Universitas Sumatera Utara
1. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategies) Strategi Integrasi Vertikal dibagi atas dua strategi yaitu strategi integrasi kedepan dan strategi integrasi kebelakang. a. Strategi Integrasi kedepan (Forward Integration) Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka, bila perlu memilikinya. Hal ini dapat dilakukan bila mana perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasa mereka., sehingga mengganggu
stabilitas produksi. Padahal, perusahaan mampu untuk
mengelola pendistrubusian dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki. b. Strategi Integrasi kebelakang (Backward Integration) Strategi Integrasi kebelakang merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak dapat lagi diandalkan. c. Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration) Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun dengan memilikinya. Strategi ini merupakan suatu strategi pertumbuhan. Strategi ini memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan kepemilikan atau untuk meningkatkan pengendalian para pesaing.
Universitas Sumatera Utara
2. Strategi Intensif (Intensive Strategies) Strategi Intensif terbagi atas tiga strategi yaitu strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar. a. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development) Strategi ini untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang kedaerah – daerah yang secara geografis merupakan daerah baru.Tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh. b. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) Strategi ini merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-produk atau jasa – jasa yang ada sekarang. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki atau mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau jasa yang dihasilkan berada pada tahapan jenuh. Pesaing menawarkan produk sejenis lebih baik, lebih murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industri yang sedang tumbuh. c. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategies) Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat
Universitas Sumatera Utara
diimplementasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan dengan strategi lain untuk dapat menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, items untuk promosi penjualan, dan atau usaha – usaha promosi lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. 3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategies) Strategi diversifikasi terbagi atas tiga kelompok yaitu strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat, strategi diversifikasi horizontal. a. Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concentric Diversification) Strategi ini ditujukan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tetap berkaitan. Dalam arti penambahan jasa atau produk untuk pengembangan perusahaan. Mencakup pemindahan suatu bisnis kebisnis yang baru tetapi tidak jauh dari bisnis inti perusahaan. b. Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification) Strategi ini sangat berbanding dari strategi diversifikasi konsentrik karena strategi ini ditujukan kepada perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis inti. c. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification) Strategi dengan menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. 4. Strategi Bertahan (Defensive Strategies) Strategi Bertahan dibagi atas empat kelompok yaitu strategi usaha patungan, stategi penciutan biaya, strategi penciutan usaha, dan strategi likuidasi.
Universitas Sumatera Utara
a. Strategi Usaha Patungan (Joint Venture Strategy) Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan bertahan untuk tidak mau memikul beban – beban usahanya sendirian. Seringkali dua atau lebih perusahaan sponsor membentuk sebuah organisasi yang terpisah dan telah membagi kepemilikan ekuitas pada entitas yang baru ini. Implentasinya dalam kenyataan, dapat berjalan dengan baik.Jadi tujuan strategi ini adalah intuk menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan yang baru yang terpisah dari induk-induknya. b. Strategi Penciutan Biaya (Rentrenchment Strategy) Strategi
ini
dapat
dilaksanakan
melalui
reduksi
biaya
dan
asset
perusahaan.Hal ini dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dan laba perusahaan.Strategi ini dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar pesaingnya. Dalam kenyataannya, strategi ini untuk menghemat biaya agar penjualan maupun keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian asset perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan sering mendapat kegagalandalam berusaha padahal sumber daya cukup tersedia, kurang efisien dalam berusaha, atau diperlukan reorganisasi internal karena dianggap perusahaan terlalu cepat tumbuh. c. Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy) Strategi menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan tersebut. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Jadi, implementasi dari strategi ini adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
menjual sebuah unit binis.Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya karena terus merugi dan berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. d. Strategi Likuidasi (Liquidation) Merupakan strategi pengakuan dari suatu kegagalan. Bagaimana pun juga jika terus beroperasi akan mengalami kerugian terus menerus. Jadi, strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. Hal ini dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya.Dengan menjual harta perusahaannya, maka pemegang saham dapat memperkecil kerugiannya. 2.1.3 Fungsi dari Strategi Menurut Assauri (2013: 7) fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Fungsi strategi adalah sebagai berikut: 1. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain. 2. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya. 3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang dapat sekarang atau sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru. 4. Menghasilkan dan membangkitkan lebih banyak sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang. 5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi kedepan. 6. Menanggapi serta bereaksi atas kegiatan atau aktivitas kedepan
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Unsur – Unsur Strategi Dalam bukunya Assauri (2013: 5) terdapat 5 unsur strategi yaitu: 1. Arena: yang merupakan produk, jasa, saluran distribusi, pasar geografis, dan lainnya dimana organisasi beroperasi. Arena ini sangat mendasar bagi pemilihan keputusan oleh para orang strategis, yaitu dimana atau di arena apa organisasi akan beraktivitas. Arena ini merupakan
hal yang
ditekankan dalam menetapkan visi atau tujuan yang lebih luas. 2. Sarana kendaraan: yang digunakan untuk dapat mencapai arena sasaran. Unsur ini harus dipertimbangkan untuk diputuskan oleh para strategis, yang berkaitab dengan bagaimana organisasi dapat mencapai arena sasaran. Hal tersebut berupa perluasan cakupan produk, yang dapat dilakukan melalui pengembangan produk dari dalam organisasi atau secara patungan. 3. Pembeda: adalah unsur yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan, seperti bagaimana organisasi akan dapat menang atau unggul dipasar, yaitu bagaimana oganisasi akan mendapatkan pelanggan secara luas. 4. Tahapan rencana: yang merupakan penetapan waktu dan langkah dari pergerakan stratejik. Walaupun substansi dari suatu strategi mencakup arena, sarana, dan pembeda tetapi keputusan yang menjadi unsur yang keempat, unsur ini menetapkan langkah – langkah utana pergerakan dari strategi, bagi pencapaian tujuan atau visi organisasi. 5. Pemikiran yang ekonomis: merupakan gagasan yang jelas tentang bagaimana manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan. Strategi sangat
Universitas Sumatera Utara
sukses atau berhasil, tentunya mempunyai dasar pemikiran yang ekonomis, sebagai tumpuan untuk penciptaan keuntungan yang akan dihasilkan.
2.1.5 Strategi Pemasaran Bisnis 2.1.5.1 Pengertian Strategi Pemasaran Dalam mengembangkan usaha strategi pemasaran juga dapat membantu pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya. Adapun pengertian dari strategi pemsaran adalah sebagai berikut: Menurut Rangkuti (2014: 48) strategi pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manejerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing – masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi. Menurut Musa (2014: 89) strategi pemasaran adalah strategi yang mengarahkan pada bagaimana mencapai tujuan perusahaan melalui pemasaran produk yang dapat memuaskan pelanggan. Semua tujuan finansial akan sangat ditentukan oleh tingkat volume penjualan, yang umumnya menjadi dasar proyeksi pendapat perusahaan. 2.1.5.2 Langkah – Langkah Strategi Pemasaran Adapun langkah – langkah strategi pemsaran bisnis menurut Musa (2014: 89) sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Segmentasi pasar: tindakan mengindentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Upaya untuk mengelompokkan pasar dalam karakteristik yang homogeny. Segmentasi pasar memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sumber daya terbatas karena produksi massal dan iklan massal yang tidak diperlukan. Untuk menciptakan segmentasi pasar, perusahaan harus dapat melihatnya berdasarkan karakteristik demografi, psikografi, geografi ataupun perilaku pembelian konsumen. 2. Targeting: suatu tindakan memilik satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Setelah mengetahui segmentasi pasarnya, langkah selanjutnya adalah memilik dan menentukan target pasar yang akan dimasukin perusahaan untuk strategi pemasan. Strategi fungsional didasarkan pada pemahaman perusahaan akan karakteristik target pasar ini. 3. Positioning: adalah penerapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada dipasar kedalam benak konsumen. Setelah menetapkan segmen dan target pasar yang akan diambil, selanjutnya perusahaan melakukan positioning untuk menentukan ekspetasi dan kegiatan konsumen. Positioning
adalah
pengembangan
skema
representasi
yang
mencerminkan produk atau jasa yang dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang penting bagi kesuksesan perusahaan. Setelah mengenali target pasarnya dengan baik dan positioning apa yang ingin
ditanamkan
dalam
benak
konsumen,
perusahaan
perlu
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan unsur-unsur dalam bauran pemasaran yang sesuai untuk memuaskan target pasar yang telah dipilih. Unsur dalam bauran pemasaran adalah 4P yaitu: product, price, promotion, dan place.
2.2 Pengembangan Usaha 2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada. Pengembangan usaha berarti mencari konsep terbaru untuk memperluas usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi (Subagyo, 2008:29). 2.2.2 Jenis Pengembangan Usaha Menurut Subagyo (2008:29) pengembangan usaha terbagi atas dua jenis yaitu: 1. Pengembangan Usaha Vertikal Pengembangan usaha vertikal adalah pengembangan usaha dengan perluasan usaha dengan cara membangun unit bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya. 2. Pengembangan Usaha Horizontal Pengembangan usaha horizontal adalah pengembangan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan bisnis utamanya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha Menurut Anoraga (2007: 89) tahapan pengembangan usaha kecil adalah sebagai berikut: Tahap 1 : Identifikasi peluang Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci.Untuk itu diperlukan data dan informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber: a. Rencana perusahaan b. Saran dan usul menejemen usaha kecil c. Program pemerintah d. Hasil berbagai riset peluang usaha Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan usaha atau manajer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka. Tahap 3: Seleksi alternatif Alternatif yang banyak selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Ketersediaan pasar b. Risiko kegagalan c. Harga Tahap 4: Pelaksanaan alternatif terpilih
Universitas Sumatera Utara
Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan yang terpilih terebut. Tahap 5: Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
2.3. Pengertian Bisnis Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”, yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya kesibukan. Bisnis dalam arti luas sering didefenisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan. (Suliyanto, 2010: 1). Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.Istilah bisnis berasal dari bahasa Inggris atau business. (Suryatama, 2014: 1). Dalam buku (Suryatana. 2014: 2) beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian bisnis, yaitu: 1. Brown dan Petrello: Bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan jasa dan barang yang sedang diperlukan oleh masyarakat. Namun, apabila kebutuhan atau keperluan masyarakat meningkat, maka dari lembaga bisnis
Universitas Sumatera Utara
akan meningkat produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat, sambil mendapatkan keuntungan. 2. Steinford: Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Bisa dilakukan oleh perusahaan ataupun badan usaha, perusahaan yang mempunyai badan hukum, atau perorangan yang tidak memiliki badan usaha atau badan hukum seperti warung yang tidak memiliki izin usaha. 3. Huat: sebuah intuisi atau kegiatan yang memproduksi barang atau jasa didalam kehidupan sehari – hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lain. 4. Musselman: bisnis merupakan jumlah dari keseluruhan aktivitas yang diorganisir oleh orang yang sedang berkecimpumg didalam bidang industri perniagaan yang menyediakan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan memperbaiki kualitas hidup. 2.4 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi 2.4.1 Pengertian Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2009:20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Oppurtinity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman (Threats).
Universitas Sumatera Utara
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan tantangan. Analisis SWOT bermanfaat dilakukan apabila telah jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan kearah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi / manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. 2.4.2 Analisis Lingkungan Analisis lingkungan merrupakan salah satu unsur penting dalam proses manajemen stratejik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi / perusahaan. Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan dan strategi. Tujuan dari analisis adalah agar organisasi / perusahaan mampu memanfaatkan
informasi
dan
perubahan
untuk
mendapatkan
keunggulan
kompetitifnya di masa depan. Analisis lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 2.4.2.1 Analisis Lingkungan Internal Pada lingkungan internal, para manajer strategis harus dapat mengenali variabel-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting.Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah informasi tentang kekuatan organisasional, yaitu apakah organisasi bekerja dengan baik.Kekuatan dan kelemahan harus dianalisis untuk makna strategi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut dengan analisis peluang dan ancaman organisasi / perusahaan.Disebut demikian karena perubahan lingkungan eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. 2.5 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha antara lain pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah : 1. Murtadlo (2013) Judul Skripsi: Upaya Pengembangan Usaha Pengrajin Batik Malangan (Studi Kasus di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang) Hasil Penelitian: Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a. Pengembangan suatu usaha tidak akan lepas dari peran modal. Modal akan dengan
memberikan keuntungan sebaik- baiknya.
bagi
Modal
perusahaan
ketika
dimanfaatkan
tersebut meliputi modal fisik, modal
keuangan, modal manusia dan modal social b. Batik malangan memerlukan upaya agar bisa berkembang di tengah persaingan pasar batik yang dijalankan
yaitu
ada
melaksanakan
di
Indonesia.
Upaya -upaya
yang
strategi pengembangan pasar yang
bertujuan agar batik malangan dapat dikenal lebih luas di berbagai daerah di Inodonesia. Upaya berikutnya yaitu melaksanakan strategi produk baru yang bertujuan memenuhi selera konsumen yang selalu berganti.
Universitas Sumatera Utara
c. Minat konsumen dalam membeli batik tidak hanya berdasarkan faktor harga, melainkan dari segi keunikan yang menjadi ciri khas batik malangan. d. Perkembangan
budaya
dan
fashion
dapat
berdampak
positif
bagi
pengembangan batik malangan. Batik telah mampu menjadi warisan budaya
yang
digemari,
menjadi
tren, berkembang pesat, dimodifikasi,
dikembangkan, dan disebarluaskan sehingga menjadi budaya yang tidak pernah punah oleh perkembangan zaman. 2. Karase (2013) Judul Skripsi: Strategi Segmentasi Pasar Terhadap Volume Penjualan Busana Muslim Pada CV Rabbani Asysa Makassar.
Hasil Penelitian: a. Berdasarkan uji hasil statistik dan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
strategi segmentasi
pasar yang terdiri dari
segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis, dan segmentasi
perilaku
yang
diterapkan
oleh
perusahaan
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan produk busana muslim Makassar. b. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dan uji T (uji parsial), diperoleh
hasil
bahwa
segmentasi
pasar
yang
paling
berpengaruh
terhadap volume penjualan produk busana muslim Rabbani Makassar adalah
segmentasi
perilaku.
Dengan
demikian,
hipotesis
yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh dominan adalah segmentasi psikografis tidak terbukti 3. Yanti. (Ilmu Administrasi Bisnis, Binus University, Jakarta) Judul skripsi: Analisis Strategi Bisnis Pada Toyusin Collection Dalam Menghadapi Persaingan Industri . Hasil Penelitian: a. Faktor-faktor Internal dan Eksternal pada Toyusin Collection: Faktor Internal : 1) Kekuatan (Strength) pada Toyusin Collection adalah : bahannya nyaman dengan beraneka ragam pilihan warna, design yang trendy, kemajuan teknologi informasi, dimana bidang usaha Toyusin menggunakan ECommerce, sistem pengiriman yang cepat, menggunakan sistem ONH, pemasaran hingga ke manca negara, banyaknya mitra dan agen, menggunakan katalog untuk mempromosikan produk, mempunyai jaringan pemasaran yang luas, serta pencatatan keuangan secara sistematis. 2) Kelemahan (Weakness) pada Toyusin Collection adalah : harga yang cukup mahal untuk segmen menengah kebawah, pengambilan keputusan secara sentralisasi, karyawan terkadang mengambil keputusan sepihak, serta biaya modal yang semakin tinggi akibat situasi ekonomi yang sekarang ini. Faktor Eksternal : 1) Peluang (Opportunities) pada Toyusin Collection adalah : Mayoritas penduduk di Indonesia beragama muslim, busana muslim sebagai identitas bahwa dia seorang muslimah, perubahan gaya hidup para muslimah untuk
Universitas Sumatera Utara
menutup diri namun tetap tampil modis dan penuh gaya, pertumbuhan pasar yang tinggi, fashion busana muslim Indonesia tidak hanya membidik negaranegara muslim, namun sekaligus negara non-muslim termasuk Eropa. 2) Ancaman (Threat) pada Toyusin Collection adalah : semakin banyaknya pesaing, banyaknya produk busana muslim asal China, keadaan perekonomian yang belum stabil, serta peluang pasar terbatas pada kelas menengah ke atas. b. Berdasarkan hasil pengolahan data melalui Matriks QSPM pada tahap keputusan (decision stage), maka terlihat Strategi Penetrasi Pasar lebih memiliki daya tarik untuk di terapkan oleh Toyusin Collection dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.682, diikuti Strategi Pengembangan Produk dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.149 dan Strategi Pengembangan Pasar dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.416. 4. Gultom (2014) Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu Hasil Penelitian: a. Kekuatan yang dimiliki oleh usaha tenun ulos Mutiara Manalu yaitu kualitas benang yang baik, keterampilan yang sudah matang dan kreativitas dalam memadupadankan warna, suasana lingkungan kerja yang aman, produk yang dihasilkan bernilai seni tinggi, dekat dengan sarana transportasi. b. Kelemahan yang dimiliki yaitu tidak mau mengikuti pelatihan dan menggunakan dana koperasi, belum memiliki karyawan, tidak memiliki sistem pencatatan keuangan, tidak mempunyai manajemen yang baik, sering menolak pesanan dari penampung.
Universitas Sumatera Utara
c. Berdasarkan
hasil
analisis
eksternal
faktor-
faktor
yang
dapat
dipertimbangkan dalam pengembangan usaha tenun ulos Mutiara Manalu adalah:1. Peluang yaitu : Pinjaman koperasi, permintaan yang selalu ada, acara - acara pesta/adat, memiliki pelanggan tetap, semakin canggihnya teknologi, kepedulian pemerintah dalam memperkenalkan tenun ulos, kemampuan dalam memproduksi berbagai jenis tenun lain. d. Ancaman yaitu : Hadirnya tenun mesin, produk substitusi, kekuatan penawaran
oleh pembeli, kenaikan harga bahan baku, pergeseran pola
pandang terhadap ulos. e.Strategi yang digunakan pada usaha tenun Mutiara Manalu sesuai hasil analisis adalah strategi agresif. Dengan strategi alternatif yaitu : (1) Strategi pertumbuhan konsentrasi (penetrasi pasar) adalah strategi perusahaan yang memfokuskan pada bisnis produk/ jasa tunggal, yang sangat berkaitan. pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu: Pengembangan pasar (2) Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi yang populer dan seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi. 5. Yumanda (2009) Judul Skripsi: Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang) Hasil Penelitian: industri rumah tangga Cap Kelinci sebagai produsen yang menghasilkan keripik singkong. Sistem penjualannya langsung di tempat produsen dan bukan sebagai distributor atau penyalur.Kekuatan yang dapat diandalkan Cap Kelinci yaitu keunggulan produk dan sikap jujur, ramah
Universitas Sumatera Utara
terhadap pelanggan. Kelemahan yang ada di Cap Kelinci ini adalah tidak memiliki kas perusahaan, sehingga perusahaan ini akan mengalami krisis keuangan. Peluang terbesar yang mungkin dapat diperoleh adalah menguasai pasar monopolistik.Ancaman yang dihadapi yaitu daya beli konsumen yang menurun dan kecenderungan masyarakat terhadap supermarket.Strategi yang digunakan adalah strategi keunggulan produk.
Universitas Sumatera Utara