BAB II KAJIAN TEORITIS
A.Kinerja 1. Pengertian Menurut Maler (dalam Kusumastuti, 2001) bahwa kinierja sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinierja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampil tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi. Menurut Simamora (2004), kinerja adalah kadar pencapaian tugastugas yang membentuk pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Sedangkan Mathis dan Jackson (2006) menjelaskan bahwa kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Sehubungan dengan itu
Raharja (2004) mengungkapkan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya
Hadari Nawawi (2006: 63)
mengatakan bahwa “Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan, (c) Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson et.al., 2007). Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang
telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama. Sedangkan menurut Mangkunegara (2007: 155) “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Sedarmayanti (2011) kinerja didefenisikan sebagai hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat diukur. Menurut Rusman (2013) kinerja adalah performance . Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Sementara itu, menurut August W. Smith, performance is output derives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses yang dilakukan manusia. Sementara
Kinerja
menurut
kurikulum
2013
berdasarkan
Permendikbud No.65 tahun 2013 adalah kegiatan yang meliputi hasil proses pengajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. 2. Penilaian Kinerja guru Menurut
Rusman
(2013)
Penilaian
Kinerja
guru
merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data tentang
proses
dan
hasil
yang
dilakukan
secara
sistematis
dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian Kinerja guru menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yang tertera pada Bab III tentang Perencanaan Pembelajaran dan Bab IV tentang Pelaksanaan Pembelajaran. Indikator penilaian kinierja guru adalah sebagai berikut: 2.1. Perencanaan pembelajaran: Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket
C/
Paket
C
Kejuruan); b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran; d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan
atau
mata
pelajaran;
e.
tema
(khususSD/MI/SDLB/Paket A); e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
2.2. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran yang merupakan implementasi dari RPP, terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang dapat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif, produktif dan efisien. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar serta penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru. Berdasarkan Permendikbud No.65 Tahun 2013 mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencakup hal-hal sebagai berikut kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 2.2.1.Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2.2.2.Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) Memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
percobaan
di
laboratorium, studio, atau lapangan. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) Memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
kegiatan
yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) Memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
refleksi
untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, 4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: 5) Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar 6) Membantu menyelesaikan masalah; 7) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; 8) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 2.2.3.Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. Memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran; d. Merencanakan
kegiatan
tindak
lanjut
dalam
bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. Menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya. Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013 adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang meliputi kegiatan hasil proses pengajaran yaitu perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah terhadap 30 guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada
Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai Permendiknas No.65 Tahun 2013, bab IV ayat 3 butir b telah diperoleh gambaran penilaian Kinerja Guru. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut pendapat Robbins (2001), tingkat kinerja pegawai akan sangat tergantung pada dua faktor yaitu kemampuan pegawai dan motivasi kerja. a. Kemampuan pegawai seperti: tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil kinerja pegawai dimana semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai akan menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula. b. Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi pegawai akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki semakin tinggi pula kinerja yang dapat dihasilkan. Demikian pula Gibson (2003), menyatakan kinerja individual karyawan selain dipengaruhi oleh faktor motivasi, juga oleh kemampuan karyawan. Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi untuk sebuah tugas akan meningkatkan motivasi kerjanya. Seorang karyawan merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika seorang karyawan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya hambatan geographi.
Menurut Robbins, (2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja = f ( A x M ).
B. Kemampuan 1. Pengertian Menurut Gordon (dalam Mulyasa, 2003) kemampuan yaitu sesuatu yang dimilki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sementara menurut Robbin (2007) kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor yaitu: a. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah. b. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Robbins dan Judge (2008) menyatakan kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas suatu pekerjaan. Kemampuan adalah suatu penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Sedangkan
Sutermeister
(dalam
Supriyanto,
2011)
menyatakan
kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan (Skill) yang dimiliki seseorang.
2. Indikator Pengukuran Kemampuan Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan kemampuan dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Pengetahuan (knowledge) yaitu: 1) Tingkat pendidikan formal yang dimiliki seperti pendidikan formal atau segenap bentuk pendidikan yang didapatkan secara terorganisir dan berjenjang baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. 2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikuti. Arti pelatihan teknis adalah pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang pernah diikuti. 3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan dalam bekerja. b.Ketrampilan (skill) yaitu: 1) Petunjuk tekhnis pekerjaan merupakan tuntunan atau bimbingan bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan. 2) Ketelitian
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
adalah
ketelitian
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan latihan,
yang diartikan sebagai proses persiapan
individu-individu untuk memikul tanggungjawab yang berbeda atau lebih tinggi didalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan
intelektual
atau
emosional yang
diperlukan
untuk
melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Demikian pula di Yayasan Pendidikan X, dalam meningkatkan
kinierja guru secara maksimal,
maka faktor kemampuan guru merupakan faktor yang akan menentukan.
C. Motivasi 1. Pengertian Motivasi berasal dari kata motif artinya dorongan kebutuhan sehingga motivasi selalu bertolak pada tingkat kebutuhan, dengan kata lain dorongan dan keinginan manusia untuk melakukan sesuatu didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Gibson, 2000). Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja untuk menentukan kebutuhannya. Menurut Hamalik (2004) motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar, baik dari dalam
maupun luar individu. Antoni (2006)
mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Karena dengan pemberian motivasi yang baik, maka kinerja akan meningkat dan hasil kerja akan lebih optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Armstrong (dalam Wukir, 2013) motivasi merupakan seperangkat alasan dalam melakukan tindakan tertentu. Motivasi dapat didefenisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya. Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka.
2. Jenis / Tipe Motivasi Ryan dan Deci (2000) menyatakan motivasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal yang menyenangkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu melakukan sesuatu karena dapat menghasilkan sesuatu yang berguna. Lebih lanjut Ryan dan Deci (2000) menjelaskannya sebagai berikut: a. Motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik didefenisikan sebagai “the doing of an activity for its inherent satisfaction rather that for some separable consequence”. ( hal.55). Ketika seseorang memiliki motivasi intrinsik, maka ia akan memiliki dorongan melakukan sesuatu untuk kesenangan. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah “ a contruct that pertains whenever an activity is done in order to attain some separable outcome”. (hal. 57). Motivasi ekstrinsik ini sangat berbeda dengan motivasi intrinsik karena motivasi ekstrinsik ini lebih mementingkan aktifitas agar dapat mendapatkan keuntungan.
Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua tipe motivasi, yaitu: a. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. b. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang.
3. Pengukuran Motivasi Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat dapat diukur dengan indikator sebagai berikut yaitu: 1) Bekerja sesuai standar Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan. 2) Senang dalam bekerja Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena adanya motivasi yang mendorong yang akan membuat ia senang mengerjakannya. 3) Merasa berharga Merasa berharga adalah seseorang akan merasa dihargai karena pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang termotivasi. 4) Bekerja keras Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena adanya dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.
5) Sedikit pengawasan Sedikit pengawasan yaitu kinierja akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka. Dengan demikian semakin tinggi motivasi seseorang, akan semakin kuat dorongan yang timbul untuk bekerja lebih giat sehingga dapat meningkatkan kinerja. Sumber daya manusia khususnya guru yang memegang inti proses kegiatan dalam sekolah merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan sekolah. Oleh karena itu, kualitas kinerja guru didalam sekolah harus mendapatkan perhatian khusus.
Faktor yang mempengaruhi kinerja
antara lain motivasi. Jika guru tidak mempunyai motivasi yang besar dalam bidang tugasnya maka sudah pasti kinerjanya akan kurang optimal. Motivasi sangat mempengaruhi kualitas kinerja seseorang dan terdapat sejumlah faktor yang dapat menjadi motivasi seseorang untuk bekerja.
D. Kerangka Pikir Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah : Variabel Bebas (X)
Variabel terikat (Y)
Kemampuan guru
(X1) Kinerja Guru (Y) Motivasi Guru
(X2) Gambar 1. Kerangka Konsep
Variabel-variabel penelitian ini terdiri dari tiga variable yaitu variable bebas (X) terdiri dari Kemampuan (X1), Motivasi (X2) dan varibel terikat (Y) adalah Kinerja guru (Y). Adapun hubungan antara ketiga variabel ini yaitu adanya pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru. Hal ini diuraikan dalam alur pikir penelitian seperti yang tertera dalam diagram di bawah ini. Gambar 2. dibawah ini menggambarkan alur pikir penelitian : Guru
Kinerja Guru menurut Permendikbud 2013 1.Perencanaan Pembelajaran 2.Pelaksanaan Pembelajaran a.Identitas mata pelajaran b.identitas sekolah c.kompetensi inti d.kompetensi dasar e. materi pokok f.pembelajaran g.penilaian h.alokasi waktu i.sumber belajar
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan inti - eksplorasi - Elaborasi - konfirmasi c. Kegiatan penutup
Kemampuan Sutermeister (Suprianto, 2011) 1.
2.
Pengetahuan (knowledge) diukur dengan G indikator-indikator, yaitu; a. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki b. Pelatihan teknis yang pernah diikuti c. Kemampuan menguasai pekerjaan. Keterampilan (skill) diukur dengan . indikator-indikator, yaitu : A a. Mengikuti petunjuk teknis pekerjaan; b. Ketelitian dalam menyelesaikan lur pekerjaan.
Motivasi Arep & Tanjung (2003) 1.Bekerja sesuai standar 2. Senang dalam bekerja 3. Merasa berharga 4. Bekerja keras 5. Sedikit pengawasan
Gambar 2. Alur pikir Penelitian
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan ketrampilan (skill) yang dimiliki seseorang. Pengetahuan meliputi indicator tingkat Pendidikan formal yang dimiliki, pelatihan tekhnis yang pernah diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan. Ketrampilan meliputi indicator mengikuti petunjuk tekhnis pekerjaan, dan ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat diukur dengan indicator sebagai berikut yaitu: bekerja sesuai standar, senang dalam bekerja, merasa berharga, bekerja keras dan sedikit pengawasan. Dari
ketiga
variable
ini
adapun
penjelasan
sementara
yang
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan motivasi.
E. Hipotesis penelitian Berdasarkan uraian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh positif kemampuan terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X, artinya jika kemampuan tinggi, kinerja juga meningkat. 2. Terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X, artinya jika motivasi tinggi, kinerja juga meningkat 3. Terdapat pengaruh positif secara simultan kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.