BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling Perpustakaan keliling adalah bagian dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi (perluasan) kepada masyarakat yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling memberikan layanan bergerak (mobile) mendatangi masyarakat di beberapa tempat pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya penduduk seperti : sekolah, kantor kelurahan, dan sebagainya. Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil yang dirancang khusus untuk keperluan perpustakaaan. Untuk daerah kepulauan atau aliran sungai biasa disebut perpustakaan terapung. Sarana perpustakaan terapung menggunakan perahu atau kapal kecil, yang dirancang khusus untuk perpustakaan. Layanan, biasanya berbentuk kit, yaitu : layanan dalam bentuk kotak–kotak berisi sejumlah buku, kemudian dititipkan kepada kelompok–kelompok masyarakat untuk dibaca, dalam waktu tertentu secara periodik petugas perpustakaan keliling mengambil dan menukarnya dengan yang baru, demikian seterusnya. Menurut M. Ali ( 2006 : 108 ) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum Kotamadya yang menetap. Sedangkan menurut Sihombing (1980 : 25 ) dalam buku Evaluasi Perpustakaan Umum Taraf Desa dan Perpustakaan Keliling menyatakan : Perpustakaan Keliling ialah perpustakaan dimana bahan bacaan dibawa berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain, pelayanan pada masyarakat dilaksanakan langsung di tempat di mana perpustakaan berpos, kemudian bahan bacaan yang tidak dipinjam dibawa pulang.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tujuan Perpustakaan Keliling 1. Melakukan penelitian tentang minat baca dan mengetahui respon masyarakat yang dituju kepada perpustakaan. 2. Untuk melakukan promosi. 3. Untuk menarik perhatian masyarakat, serta 4. Untuk mempelajari apakah di suatu tempat tersebut sudah waktunya dibangun sebuah perpustakaan cabang karena masyarakatnya sudah membutuhkan. (Manajemen Perpustakaan, 2006 : 42)
2.3 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling Perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang bergerak membawa bahan pustaka baik berupa buku maupun non buku, untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lainnya yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan merata ke semua daerah, maka perpustakaan umum harus tetap melakukan pelayanan ekstensinya kepada masyarakat. Perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan. 2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya. 3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan. 4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap. 5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun. 6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut. 7. Melakukan tugas–tugas kepustakawan, seperti : mendata/membuat koleksi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulanan dan tahunan. (M.Ali, 2006 : 108)
Universitas Sumatera Utara
2.4 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun status–status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas usia, bebas memanfaatkan layanan jasa perpustakaan keliling. Ada dua sistem layanan Perpustakaan Keliling yang dikenal dewasa ini yaitu : 1. Layanan terbuka (open acces) Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung menuju ke rak–rak buku, majalah, dan koran yang tersedia di dalam perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapatkan kesulitan untuk menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan. (M.Ali, 2006: 123) Salah satu keuntungan dari sistem layanan terbuka ini adalah : “ Sistem terbuka dapat menyadarkan seorang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan jalan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Kesadaran seseorang dimulai dari : melihat, kemudian mengamati dan akhirnya membaca bahan pustaka yang ditemukan di dalam perpustakaan. Dari membaca sebuah buku kemudian timbul keinginan untuk membaca yang lain, yang akhirnya ingin membaca sebanyak mungkin. Tanpa disadari orang akan mendapatkan tambahan pengetahuan dari membaca.’’( Soeatminah, 1987 : 77).
Kerugiannya dari sistem layanan terbuka ini adalah : a. Frekuensi kerusakan lebih besar. b. Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang lainnya memerlukan jarak yang longgar. c. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh sebab itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving. d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku sering bingung ( Lasa, Hs. 1994 : 5 – 6 ) 2. Layanan tertutup Dalam layanan jenis ini, pustakawan/petugas perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan kepada yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjam tidak boleh
Universitas Sumatera Utara
mengambil sendiri bahan dari tempatnya. Pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke dalam mobil perpustakaan keliling, sehingga pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh petugas. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakan katalog, baik itu katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh Perpustakaan Keliling. ( M.Ali, 2006 : 123) Salah satu keuntungan daripada sistem tertutup ini adalah : “ Penyalahgunaan kepercayaan yang mengakibatkan penyobekan buku pada halaman–halaman tertentu dan pencurian buku dapat diperkecil, sebab buku–buku hanya keluar apabila sudah dicatat siapa peminjamannya.” ( Soeatminah, 1987 : 78 ) Kerugian menggunakan sistem pelayanan tertutup ini adalah : a. Banyak energi yang terserap di bagian sirkulasi. b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam. c. Sering menimbulkan hal–hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam. d. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku di bagian ini ini sering berjubel. Keadaan ini berarti membuang waktu (Lasa, Hs. 1994 : 5). Sedangkan menurut Sariahmas (2007 : 17 ) kelemahan dan keuntungan dari sistem pelayanan terbuka dan dan pelayanan tertutup adalah sebagai berikut :
1. Sistem Pelayanan Terbuka Keuntungan sistem pelayanan terbuka adalah : a. Kartu–kartu katalog tidak cepat rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak untuk memilih sendiri. b. Menghemat tenaga. Pada sistem ini petugas tidak perlu mengambilkan buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian menerima buku–buku yang sudah dibaca di tempat maupun yang dikembalikan hari itu dari pengguna. c. Judul–judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna. d. Petugas akan segera mengetahui judul buku yang sedang dipinjam serta nama ataupun alamat dari peminjam. e. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya. f. Kecil kemungkinan ada kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan sistem pelayanan terbuka adalah : a. Frekuensi kerusakan lebih besar b. Menemukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar. c. Susunan buku menjadi tidak teratur. d. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhan. 2. Sistem Pelayanan Tertutup Keuntungan sistem pelayanan tertutup adalah : a. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat. b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak. c. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka. d. Tidak memerlukan ruang baca di ruangan koleksi. Kelemahan sistem pelayanan tertutup adalah : a. Banyak tenaga yang terserap. b. Terdapat bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam. c. Sering menimbulkan hal–hal yang tidak diinginkan, misalnya salah pengertian antara pengguna dan petugas. d. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.
2.5 Jenis Layanan Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling kepada pengguna ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : keadaan/kondisi dari perpustakaan keliling itu sendiri, dan dimana tempatnya bernaung, serta keadaan masyarakat yang dilayani. Dalam pemberikan pelayanan ini oleh petugas perpustakaan keliling kepada masyarakat pengguna itu tidak semua sama, antara satu perpustakaan dengan perpustakaan keliling lainnya, hal ini disebabkan dari besar kecilnya koleksi bahan pustaka yang dibawa mobil perpustakaan itu sendiri, dan jumlah petugas/tenaga pengolahan yang tersedia pada perpustakaan keliling itu. Jenis layanan yang dapat diusahakan oleh perpustakaan keliling antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Layanan Sirkulasi Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjam hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan. 2. Layanan Membaca di Perpustakaan Gunanya memberi kesempatan bagi pengunjung yang belum menjadi anggota perpustakaan, mereka dapat membaca saja, maka disediakan layanan membaca di tempat layanan (service point). 3. Layanan Bercerita (story telling). Tujuan utamanya adalah meningkatkan minat baca anak–anak, terutama anak pra sekolah. Walaupun layanan ini lebih sering dilakukan oleh perpustakaan umum kotamadya, namun perpustakaan keliling dapat juga memberikan layanan ini, dalam hal pemerataan pelayanan kepada masyarakat yang jaraknya tidak terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kotamadya menetap. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah pembawa ceritanya terampil bercerita, materi cerita tepat, dan pembawaanya ramah serta dapat menghidupkan cerita yang disesuaikan dengan koleksi–koleksi yang ada di dalam perpustakaan keliling tersebut. 4. Pemutaran Film Pemutaran film merupakan jenis layanan yang sangat digemari masyarakat. Pemutaran film merupakan sarana yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan– pesan dan promosi perpustakaan, jenis layanan ini memang belum populer, tetapi
Universitas Sumatera Utara
perlu dipertimbangkan untuk masa–masa yang akan datang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat. 5. Layanan Jasa Informasi Untuk memenuhi kebutuhan informasi, orang tidak cukup hanya melalui satu sarana jasa informasi saja, melainkan dari berbagai sarana jasa informasi lainnya, termasuk perpustakaan keliling sebagai salah satu sarana layanan jasa informasi, misalnya orang bisa bertanya kepada petugas perpustakaan keliling : apa nama sungai yang terbesar di pulau Sumatera dan dimana letaknya ?
2.6 Koleksi Perpustakaan Keliling Salah satu masalah yang dihadapi oleh perpustakaan keliling adalah bagaimana mereka dapat melayani masyarakat yang heterogen (majemuk) dengan koleksi terbatas dalam waktu yang terbatas pula. Dengan pesatnya laju informasi, perpustakaan keliling harus berperan lebih giat lagi untuk menyebarkan informasi tersebut dalam berbagai bentuk, terutama sekali informasi yang bentuk buku. Oleh karena itu pemilihan koleksi perpustakaan keliling haruslah benar–benar dilakukan secara profesional. Salah satu keberhasilan perpustakaan keliling adalah : apabila koleksi yang disediakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang dikunjunginya. Agar koleksi yang dibawa oleh perpustakaan keliling itu dapat dimanfaatkan oleh pemakai, maka koleksi tersebut haruslah sesuai dengan : tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan kebutuhan pengunjung yang akan dilayani. Dalam penyediaan koleksi ini tidak ada suatu ketentuan tentang jumlah koleksi yang harus dibawa oleh mobil perpustakaan keliling. Bergantung pada situasi dan kondisi daerah
Universitas Sumatera Utara
setempat. Jumlah koleksi erat hubungannya dengan jumlah penduduk/banyaknya orang yang akan dilayani. Seperti dikatakan oleh Eastwood dalam bukunya yang berjudul Mobile Libraries, bahwa : jumlah koleksi perpustakaan keliling seharusnya 1,5 jumlah penduduk. Beliau juga mengatakan bahwa : “ The addition of new books per year should be at least 250 per thousand population.’’ (C.R. Eastwood, 1967 : 56). Pendapat Eastwood di atas menganjurkan : setiap tahun perpustakaan keliling sekurang– kurangnya menambah koleksi buku–buku 250 per 1000 penduduk. Sedangkan menurut buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling : “ Perpustakaan keliling yang baik minimal memiliki koleksi 2500 jilid atau 1000 judul. Koleksi perpustakaan setiap tahun diusahakan untuk ditambah agar pemakai tidak terasa bosan karena tidak ada judul–judul baru.’’ (Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, 1992 : 11). Dari pendapat di atas, nyatalah bahwa tidak ada ketentuan yang mengikat petugas dalam menyajikan jumlah koleksinya kepada pemakai. Walaupun demikian, pendapat tersebut telah memandu kita dalam memberikan gambaran untuk memudahkan pengembangan koleksi perpustakaan keliling. 2.6.1 Jenis – Jenis Koleksi Pada dasarnya, bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang diberikan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling, dikelompokan dalam tiga jenis, sebagai berikut : 1. Bahan pustaka yang tercetak Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah : buku, surat kabar, majalah, buletin, pamflet, dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku yang hanya dapat dibaca di perpustakaan keliling saja, misalnya : ensiklopedi, kamus, direktori, almanak, buku tahunan, buku pedoman/panduan/petunjuk.
Universitas Sumatera Utara
2. Bahan pustaka terekam Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah : slide, kaset audio, kaset video, film strip, compact disc, video compact disc, film dan sejenisnya. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang, mereka sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro, seperti : microfilm dan microfish. 3. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat, termasuk anak–anak sekolah dasar; sebaiknya perpustakaan keliling menyediakan koleksi berupa : kumpulan mainan anak–anak, nintendo, tetris, manik–manik, balok–balok kecil untuk mainan dan lain–lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi-koleksi ini, merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak– anak yang mungkin tidak tersedia di rumah maupun di sekolah mereka. ( M.Ali, 2006 : 124) 2.6.2 Kriteria Pemilihan Koleksi Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung apabila bahan– bahan/koleksi yang disajikan itu sesuai memenuhi kebutuhan pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. Untuk mengisi koleksi/bahan pustaka perpustakaan keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi sebagai berikut : 1. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung : baik secara nyata maupun potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner yang disebarkan kepada pengguna ketika mereka berkunjung ke perpustakaan keliling. 2. Tahun terbit koleksi dipilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua tahun terakhir dari edisi tertentu. 3. Usahakan agar penulis/pengarang buku tersebut cukup terkenal sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling. 4. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara’’ propaganda politik, mengkritik, menentang dan memberi tafsiran yang salah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakatan berbangsa dan bernegara. 5. Isi bahan pustaka tidak mengandung ajaran ekstrim kiri seperti komunisme, marxisme, leninisme, maupun ajaran komunis lainnya. 6. Isi bahan pustaka juga tidak mengandung ajaran ekstrim kanan. 7. Isi bahan pustaka tidak melanggar norma agama, norma–norma moral (susila, etika), keindahan (estetika) yang berlaku dan hidup di Indonesia umumnya. 8. Isi bahan pustaka tidak mengetengahkan sadisme dan kekerasan yang berlawanan dengan asas kemanusiaan yang berlaku di Indonesia dan internasional. 9. Isi bahan pustaka tidak dilarang oleh Kejaksaan Agung RI.
Universitas Sumatera Utara
10. Isi bahan pustaka benar–benar bersifat ilmiah dan penghibur, sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang, dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. 11. Isi bahan pustaka berguna bagi masyarakat dan dapat menunjang pembangunan nasional. 12. Fisik bahan pustaka mencerminkan desain dan tipografi yang baik, kertas dan cover yang baik; serta huruf, gambar, dan ilustrasinya menarik. (M.Ali, 2006 : 124). 2.6.3 Penataan Koleksi di Rak Penyusunan koleksi di rak (shelving) yang terdapat pada mobil perpustakaan keliling harus dapat memudahkan pemakai mencari bahan pustaka yang dibutuhkan. Susunan koleksi harus menurut golongan klasifikasi atau subyek. Bagaimanapun, susunan koleksinya harus dapat ditelusuri dengan mudah, cepat dan tepat. Teknik penyusunan koleksi pada umumnya menggunakan sistem klasifikasi Dewey (DDC), seperti tampak pada tabel 2.1di bawah ini. Tabel 2.1 : Klasifikasi Dewey
Klasifikasi Dewey
Subyek
000
Karya Umum
100
Filsafat
200
Agama
300
Ilmu–Ilmu Sosial
400
Bahasa
500
Ilmu Pengetahuan Murni
600
Teknologi/Ilmu Terapan
700
Kesenian
800
Kesusastraan
900
Geografi, Sejarah dan Biografi
F
Fiksi
R
Referensi
Universitas Sumatera Utara
2.6.4 Penelusuran Koleksi Perpustakaan keliling pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara menggunakan sistem terbuka (open access), sehingga penelusuran koleksi juga menggunakan sistem terbuka artinya pengunjung/pemakai jasa perpustakaan keliling bisa langsung ke rak–rak koleksi buku yang ada di dalam mobil perpustakaan keliling untuk mencari koleksi yang dibutuhkan. Pengunjung juga bisa menelusuri koleksi yang ada dengan melihat kartu katalog atau melalui personal komputer (PC) yang telah disediakan pada mobil perpustakaan keliling tersebut.
2.7 Pos dan Waktu Pelayanan Yang dimaksud dengan pos pelayanan adalah lokasi pelayanan perpustakaan keliling terhadap pemakai, dimana hari dan jam telah ditentukan. Dalam penentuan pos dan jadwal pelayanan sebaiknya kita juga berpedoman usul dan saran dari para pemuka masyarakat, kepala sekolah, petugas/polisi lalu lintas dan lain–lain. Karena mereka telah mengenal persis keadaan tempat sekitarnya, dan mereka lebih mudah memberikan keterangan kepada petugas perpustakaan keliling.
2.7.1 Dasar Pemilihan Pos Pelayanan Dalam menentukan pos pelayanan mobil perpustakaan keliling, perlu hendaknya mempertimbangkan beberapa kriteria di bawah ini : 1. Lokasi pemberhentian strategis, yaitu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, misalnya komplek sekolah, tempat peribadatan, dan tempat umum lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Agar tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas. Seharusnya lokasi pemberhentian terletak di pinggir jalan yang memiliki halaman yang cukup luas. 3. Kondisi jalan sangat memungkinkan, sehingga mobil perpustakaan dapat menempuh jarak tersebut dengan aman dan tepat waktu. 4. Jarak antara pos pelayanan harus diperhitungkan, mengingat waktu layanan yang terbatas. Selain itu keterlambatan pada satu pos akan menganggu jadwal pos berikutnya. Kriteria penentuan lokasi pelayanan perpustakaan di atas tidaklah mutlak, hanya saja, diusahakan agar layanan perpustakaan keliling merata ke seluruh kecamatan. 2.7.2 Penentuan Jadwal Pelayanan Mengingat layanan perpustakaan keliling merata untuk semua kalangan, tanpa memandang golongan, status, dan ekonomi, maka petugas perpustakaan keliling perlu mengatur waktu sebaik–baiknya sehingga dalam melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling tidak mengalami banyak kendala terutama sekali dalam promosi layanan. Dalam melakukan pelayanan petugas harus konsekuen dengan jadwal pelayanan yang telah ditentukan, yaitu tidak dapat menetapkan sendiri jadwal pindahan dari satu pos ke pos berikutnya. Karena dapat menganggu pelayanan pada pos yang lainnya. Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, yaitu : “ Secara ideal waktu pelayanan perpustakaan keliling dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi antara pukul 08.30 s.d. 14.00 dan shift sore antara pukul 15.00 s.d. 20.00. Dengan perbandingan waktu shift ini, anggota masyarakat yang tidak dapat mengunjungi perpustakaan keliling pada pagi hari; dapat mengunjunginya pada sore hari. Sebaliknya bagi yang tidak dapat meminjam bahan pustaka pada pagi hari dapat datang pada sore hari. ’’ (Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling, 1992 : 21)
Universitas Sumatera Utara
Beberapa kriteria dalam menentukan jadwal pelayanan perpustakaan keliling, yaitu :
1. Petugas terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kepala sekolah setempat tentang saat–saat jam istirahat sekolah. 2. Petugas harus mengetahui tempat dan waktu yang ramai dikunjungi masyarakat. 3. Petugas harus terlebih dahulu mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat setempat. Jika hal–hal di atas telah direrkirakan dan dilakukan dengan baik, maka dalam pengaturan jadwal, petugas perpustakaan keliling tidak banyak mengalami masalah yang dapat menganggu kelancaran pelayanan. Sedangkan menurut M. Ali (2006 : 126 -127) menyatakan bahwa : 1. Waktu Layanan Mengingat layanan perpustakaan keliling bersifat demokratis, yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik–baiknya, sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan di dalam dua shift per hari yaitu shift pagi antara pukul 9.00 – 11.30 dan shift siang antara pukul 11.30 – 14.30, dengan demikan shift pagi dapat melayani satu pos layanan (service point) dan shift siang dapat melayani satu pos layanan (service point) sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca. 2. Tempat Layanan Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat tergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing–masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan di ruang khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau di lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi–kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling, serta sebaiknya pada tempat layanan membaca diberi papan nama yang bertuliskan : hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.
Universitas Sumatera Utara