BAB II KAJIAN TEORI 2.1
Sistem Perparkiran Gedung Bertingkat Gedung bertingkat yang digunakan untuk tempat parkir kendaraan
bermotor pada pusat kota disebut juga gedung parkir. Gedung parkir dapat dikombinasikan dengan pusat kegiatan, dimana lantai basement dan beberapa lantai di atasnya digunakan untuk parkir dan selanjutnya di atasnya ditempatkan bangunan pusat kegiatan seperti pertokoan, perkantorandan pusat kegiatan lainnya. Untuk bisa naik dan turun antar lantai digunakan rampa dengan kelandaian tertentu dan dikelompokkan atas: 1. Rampa di dalam gedung, yang menghubungkan lantai dengan lantai dengan kelandaian 15 % dan harus ditambah dengan kelandaian yang lebih kecil pada awal dan akhir rampa sebesar 8 sampai 9 % untuk menhindari tersangkutnya bemper depan atau belakang sedan. 2. Rampa di luar gedung, biasanya berbentuk spiral ditempatkan di kedua sisi gedung bila satu arah atau disalah satu sisi bila rampa spiral ini dibuat untuk arus dua arah. 3. Lift kendaraan, untuk menaikkan atau menurunkan kendaraan ke lantai parkir. Perangkat ini biasanya ditempatkan pada gedung parkir yang lahannya sangat terbatas. 7
8
Gambar 2.1 Contoh Gedung Parkir Spiral Pada gedung parkir proses sistem perparkirannya pada saat ini menggunakan sistem database menggunakan computer dengan dikombinasikan kamera sebagai pencuplik data akan foto kendaraan bermotor yang akan memarkirkan kendaraannya. Tujuannya sebagai data kecocokan antara kendaraan motor yang masuk dan keluar dari gedung parkir. Blok diagram proses sistem parkir yang sering digunakan saat ini seperti gambar dibawah ini
Gambar 2.2 Blok diagram sistem parkir
9
Pada gambar diatas, dijelaskan bahwa mobil yang akan memasuki gedung parkir dan hanya diberikan kartu parkir sebagai tanda. Permasalahan yang dihadapi untuk sistem perparkiran seperti diatas yaitu kurang tersedianya informasi tentang posisi lahan parkir yang kosong berada dimana. Sistem diatas hanya mampu mengindetifikasi berapa lama waktu parkir sebuah kendaraan bermotor yang dikonversi dengan harga per jamnya. Selain itu ditemukan juga sistem perparkiran yang diterapkan di gedung parkir Senayan City Jakarta sudah menerapkan sistem parkir tiap lantai diberikan papan penampil yang menunjukan jumlah yang tersedia berapa, untuk lahan parkir. Tetapi belum juga menampilkan posisi lahan parkirnya dimana.
Gambar 2.3 Sistem parkir di Senayan City Jakarta
2.2
Mikrokontroler Arduino Mikrokontroler Arduino merupakan modul kit elektronik atau papan
rangkaian elektronik open source yang dimana dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR sebagai pengendali utamanya yang berasal dari perusahaan Atmel.. Di chip mikrokontroler tersebut terkandung sebuah inti prosesor (CPU), memori (RAM dan ROM), dan
10
perlengkapan input output. Agar dapat diprogram menggunakan komputer sehingga rangkaian elektronik dapat membaca input misal sensor yang terpasang, dapat memproses input tersebut dan menghasilkan output yang sesuai dengan diinginkan. Sehingga dengan kata lain mikrontroler merupakan otak utama dari bagian arduino, yang bertugas mengendalikan input, proses dan output sari sebuah rangkaian elektronik. Secara harfiahnya mikrokontroler bisa disebut “pengendali kecil” yang dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi atau diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka didapatkan beberapa keuntungan antara lain a. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas b. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi c. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi
11
kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa perihal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks. 2.2.1
Struktur Sistem Mikrokontroler Struktur sistem mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian yang dipaketkan
kedalam satu chip seperti gambar dibawah,
Gambar 2.4 Blok Diagram Mikrokontroler Keterangan pada Gambar 2.4 : a. CPU (Control Process Unit) merupakan bagian unit pengolah pusat keseluruhan sistem yaitu menjalankan perangkat lunak yang disimpan pada memori program, mengatur jalut pengiriman data dari atau ke piranti –
12
piranti (memori, I/O, dan sebagainya), mengolah data-data yang ada pada perangkat lunak, dan sebagainya. b. ROM (Read Only Memory) berguna untuk menyimpan perangkat lunak ynag akan dijalankan oleh mikroprosesor. c. RAM (Read Access Memory) berguna untuk menyimpan data sementara data yang mungkin diperlukan oleh mikroprosesor sewaktu menjalankan perangkat lunak, misalnya nilai nilai pada variabel. d. Piranti I/O (Input/Output) berguna untuk menghubungkan sistem dengan piranti lainnya. Sehingga mempunyai peran penting untuk mengirimkan dan menerima data dari piranti yang terhubung dengan mikrokontroler. Contoh piranti I/O yaitu inputan pushbutton yang berfungsi sebagai menginputkan data. e. Clock atau denyut berguna untuk menyinkronkan kerja piranti – piranti dalam sistem elektronis. Pembangkitnya dapat berupa osilator Kristal, RCnetwork, resonator keramik, ic timer 555, atau juga VCO (osilastor terkendali tegangan). 2.2.2
Memori Memori yang tersedia pada mikrokontroler biasanya beberapa macam dan
mempunyai kegunaan yang khusus, antara lain : a. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory). Beberapa mikrokontroler memiliki EEPROM yang terintegrasi pada chipnya. Fungsi dari EEPROM yaitu digunakan untuk menyimpan sejumlah kecil parameter yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Jenis
13
memori ini bekerja relative pelan dan kemampuan untuk dihapus / tulisnya juga terbatas. b. FLASH (EPROM). memberikan pemecahan yang lebih baik dari EEPROM ketika dibutuhkan sejumlah besar memori non-volatile untuk program. FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering disbanding EEPROM. c. Battery backed-up static RAM. Memori ini sangat berguna ketika dibutuhkan memori yang besar untuk menyimpan data dan program. Keunggulan utama dari RAM statis adalah sangat cepat dibanding memori non-volatile, dan juga tidak terdapat keterbatasan kemampuan hapus/tulis sehingga sangat cocok untuk aplikasi dalam penyimpanan dan manipulasi data secara lokal. d. OTP
(One
Time
Programmable),
mikrokontroler
OTP
adalah
mikrokontroler yang hanya dapat deprogram satu kali dan tidak dapat dihapus atau dimodifikasi. Proteksi perangkat lunak yaitu dengan “encryption” atau proteksi fuse sehingga perangkat lunak yang telah diprogamkan akan terlindungi dari pembajakan, modifikasi atau rekayasa ulang.
2.2.3
Perangkat I/O Perangkat masukan dan keluaran mikrokontroler adalah suatu perangkat
yang menghubungkan proses di dalam mikrokontroler dengan piranti lainnya. Perangkat ini bervariasi dan kemungkinan ada mikrokontroler yang cukup lengkap. Ada fitur perangkat I/O yang sangat lengkap, antara lain :
14
a. USART (Universal Synchrounous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada clock yang lebih tinggi disbanding asinkron. b. SPI (Serial Peripheral Interface) merupakan port komunikasi serial sinkron. c. I2C bus (Inter-Intergrated Circuit Bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Selain itu, perangkat ini dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer electronics, otomotif, dan industry. I2C bus ini berfungsi sebagai antar muka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan dapat mengirim dan menerima data serta harus memiliki alamat tertentu. d. ADC (Analog to Digital Converter) fungsi ADC adalah mengubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bentuk digital atau bilangan bit. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi – aplikasi yang memerlukan informasi analog misalnya voltmeter, pengukur suhu, merekam perubahan elektrik untuk sistem pengendalian close loop, dan lain-lain. e. DAC (Digital to Analog Converter) merupakan kebalikan dari ADC mengubah bilangan bit ke bentuk informasi analog. f. Analog Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki sebuah atau lebih komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa yang
15
umumnya dapat kita bangun dengan penguat operasional, tetapi sinyal iput/outputnya terpasang pada bus mikrokontroler. g. USB Converter. Mikrokontroler tertentu memiliki fitur ini sehingga memungkinkan komunikasi serial dengan karakteristik USB. 2.2.4
Jenis Mikrokontroler Arduino Saat ini ada bermacam macam variasi papan mikrontroler arduino yang
disesuaikan dengan kebutuhan, yang dikategorikan dalam beberapa kategori antara lain : a. Arduino USB : menggunakan usb sebagai antar muka untuk pemrograman serta untuk komunikasi serial dengan komputer. contohnya antara lain : Arduino Uno R3, Arduino duemulanove, Arduino Diecimila, Arduino NG Rev.C b. Arduino Serial : Arduino yang dimana menggunakan serial untuk antar muka sebagai pemrograman atau komunikasi serial c. Arduino Mega : Papan Arduino dengan spesifikasi yang lebih tinggi, dilengkapi tambahan pin digital, pin analog, port serial, dan sebagainya. Misalnya arduino mega 2560 d. Arduino Fio : Arduino yang didesain untuk untuk koneksi nirkabel e. Arduino Lilipad : Arduino yang berbentuk lingkaran f. Arduino BT : Arduino yang didesain dengan koneksi Bluetooth sebagai koneksi nirkabel g. Arduino Nano dan Pro Mini : Papan arduino yang berbentuk kompak dan digunakan untuk breadboard
16
Gambar 2.5 Macam – macam keluarga arduino 2.3
Sensor dan Tranduser Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan
lingkungan secara fisik atau kimia. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan. Jadi jenis sensor secara garis besar bisa dibagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Sensor Fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum-hukum fisika. Yang termasuk kedalam jenis sensor fisika antara lain sensor cahaya, sensor suhu, sensor suara, sensor gaya, sensor tekanan, sensor percepatan. b. Sensor Kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik. Biasanya
17
ini melibatkan beberapa reaksi kimia. Yang termasuk kedalam jenis sensor kimia antara lain sensor PH, sensor gas (oksigen, karbondioksida, LPG, dll). 2.3.1
Persyaratan Umum Sensor Dalam peralatan yang disebut dengan sensor yang dimana terdapat
trandusernya harus memenuhi berbagai persyaratan antara lain : a. Linearitas ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu. Contoh sensor suhu yang outputnya linear yang dibandingan dengan sensor yang outputnya tidak linear.
Gambar 2.6 Perbandingan sensor dengan keluaran linear dan tidak linear b. Sensitivitas Akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”. Beberapa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan satu volt per derajat, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan
18
menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Linearitas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapan linear, maka sensitivitas juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. c. Tanggapan Waktu Pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan.
Gambar 2.7 Grafik perbandingan tanggapan waktu sensor Tetapi ada beberapa pendapat misal dari Yayan I.B,(1998) mengatakan ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam memilih sensor yang tepat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini : a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat yang diperlukan? b. Apakah sensor sudah cukup akurat? c. Apakah sensor bekerja pada jangkauan yang sesuai? d. Apakah sensor akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur? e. Apakah sensor tidak mudah rusak dalam pemakaiannya? f. Apakah sensor dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya? g. Apakah biayanya terlalu mahal?
19
2.3.2 Klasifikasi Umum Sensor Berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu a. Sensor thermal (panas) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. Contohnya : bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo diode, photo multiplier, photovoltaic, hygrometer, dsb. b. Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran level, dan sebagainya. Contoh : strain gage, linear variable differential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, loadcell, bourdon tube c. Sensor Optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya, ataupun bias cahaya yang mengenai benda atau ruangan. Contoh : photocell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, pyrometer optic, dan sebagainya. 2.3.3
Tranduser Merupakan bagian penting dari sensor yang berfungsi untuk mengubah
gejala fisik menjadi besaran listrik. Klasifikasi tranduser dibedakan menjadi 2 macam yaitu a. Self generating tranduser (tranduser pembangkit sendiri) adalah tranduser yang hanya memerlukan satu sumber energy. Contoh: piezo electric, thermocouple, photovoltatic, termistor, dan sebagainya.
20
b. External power tranduser (Tranduser daya dari luar) adalah tranduser yang memerlukan sejumlah energy dari luat untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh : RTD (resistance thermal detector), strain gauge, Tabel 2.1 Prinsip kerja dan sifat dari tranduser Parameter Listrik Prinsip kerja dan sifat alat
Pemakaian alat
dan kelas tranduser Tranduser Pasif Perubahan nilai tahanan karena
Tekanan, pergeseran
posisi kontak bergeser
posisi
Perubahan nilai tahanan karena
Gaya, torsi, posisi
Potensiometer
Strain Gauge
perubahan panjang kawat oleh tekanan dari luar
LVDT
Gage arus putar
Tegangan selisih dua kumparan
Tekanan, pergeseran
primer akibat pergeseran inti
Gaya
Perubahan induksi kumparan
pergeseran, ketebalan
akibat perubahan jarak plat Tranduser Aktif Emisi elektron akibat radiasi Sel Fotoemsitif
Cahaya dan radiasi
yang masuk pada permukaan fotemisif
Photomultiplier
Emisi elektron sekunder akibat
cahaya, radiasi, dan
radiasi yang masuk ke katoda
rele sensitif cahaya
sensitif cahaya
21
Termokopel
Pembangkitan GGL pada titik
Temperatur, aliran panas
sambung dua logam yang
radiasi
berbeda akibat dipanasi Generator
Perputaran sebuah kumparan di
kumparan putar
dalam medan magnir yang
(tachogenerator)
membangkitkan tegangan
Piezoelektrik
Sel foto tegangan
Kecepatan. Getaran
Pembangkitan GGL bahan kristal
Suara, getaran, percepatan
piezo akibat gaya dari luar
tekanan
Terbangkitnya tegangan pada
Cahaya matahari
sel foto akibat rangsangan energi dari luar
Termometer
perubahan nilai tahanan kawat
tahanan (RTD)
akibat perubahan temperatur
Hygrometer
Tahanan sebuah strip konduktif
tahanan
berubah terhadap kandungan
Temperatur, panas
Kelembababan relatif
uap air Termistor (NTC)
Penurunan nilai tahanan logam
Temperatur
akibat kenaikan temperatur Mikropon Kapasitor
Tekanan suara mengubah nilai
suara, musik, derau
kapasitansi dua buah plat Pengukuran
Reluktansi rangkaian magnetik
Tekanan, pergeseran,
reluktansi
diubah dengan mengubah posisi
getaran,posisi
inti besi sebuah kumparan
22
Contoh dari macam – macam tranduser seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.8 Contoh macam – macam tranduser 2.4
Multiplexer dan Demultiplexer Multiplexer (mux) merupakan perangkat yang memilih salah satu dari
beberapa analog atau digital sinyal input dan meneruskan input yang dipilih menjadi garis tunggal. Sebuah Multiplexer dari 2 input memiliki garis yang digunakan untuk pilih baris input untuk dikirimkan ke output. Multiplexer banyak digunakan untuk meningkatkan jumlah data yang dapat dikirim melalui jaringan dalam jumlah tertentu waktu dan bandwith. Sering sebuah Multiplexer disebut juga dengan pemilih data . Sebuah Multiplexer elektronik memungkinkan beberapa sinyal untuk berbagi satu perangkat atau sumber daya, misalnya satu A / D converter atau satu jalur komunikasi, daripada harus satu perangkat per sinyal input. Multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan
23
dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada keluarannya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi). Keuntungannya dari multiplexing yaitu a. Host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal b. Hanya menggunakan satu line transmisi yang dibutuhkan c. Henghemat biaya penggunaan saluran komunikasi d. Memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin e. Menggunakan kapasitas saluran semaximum mungkin f. Karakteristik permintaan komunikasi pada umum- nya memerlukan penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama. Adapun jenis – jenis dari teknik multiplexing antara lain : a. Frequency-division multiplexing (FDM) b. Time-division multiplexing (TDM) c. Statistical time-division multiplexing (STDM) Pemilihan FDM, TDM dan STDM ditentukan oleh : a. Kapasitas kanal, b. Harga peralatan c. Konfigurasinya.
24
Gambar 2.9 Contoh gerbang logika multiplexer
Gambar 2.10 Konsep kerja multiplexer dan demultiplexer
25
2.5
Pewaktuan Digital Pewaktuan digital juga disebut dengan Real Time Clock. Bentuk dari RTC
secara umum yaitu dalam bentuk IC yang mempunyai clock sumber sendiri dan internal baterai untuk menyimpan data waktu dan tanggal. Sehingga pada suatu sistem baik pada komputer atau mikrokontroler catudayanya mati, RTC tetap akan berjalan yang apabila sistem tersebut dihidupkan waktu tidak perlu diseting kembali. Dengan kata lain, RTC hadir di hampir semua perangkat elektronik yang digunakan untuk menjaga agar waktu tetap akurat. Keunggulan dari penggunaan RTC secara umum yaitu a. Rendah konsumsi daya b. Lebih akurat dengan sistem pewaktuan digital lainnya c. Tidak begitu membebani mikrokontroler saat beroperasi Kebanyakan RTC menggunakan osilator Kristal. Tetapi ada juga yang menggunakan power line frekuensi. Besar osilator frekuensi yang digunakan yaitu 32,768 kHz. Frekuensi osilator ini sama digunakan dengan jam tangan analog dikarenakan RTC mempertahankan waktu dan tanggal dengan menghitung detik, yang memerlukan sinyal clock 1 Hz berasal dari osilator kristal 32.768 kHz. Waktu saat ini dan tanggal informasi disimpan dalam satu set register, yang dapat diakses melalui antarmuka komunikasi. Contoh produsen yang memproduksi RTC antara lain Epson , Intersil , Maxim , NXP Semiconductor , Texas Instruments, dan STMicroelectronics. Dan yang paling banyak digunakan untuk sistem mikrontroler yaitu produk Maxim
26
yang bertipe dallas. Dikarenakan mudah dalam pengaksesannya dan stabil. Contoh RTC dari Maxim yaitu RTC DS1302.
Gambar 2.11 Contoh RTC DS1302 IC DS1302 memiliki fitur antara lain : 1. Real-time clock (RTC) meyimpan data-data detik, menit, jam, tanggal dan bulan dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100. 2. 56-byte, battery-backup, RAM nonvolatile (NV) RAM untuk penyimpanan. 3. Antarmuka Serial Peripheral Interface (SPI) 4. Sinyal keluaran gelombang-kotak terprogram (Programmable squarewave). 5. Deteksi otomatis kegagalan-daya (power-fail) dan rangkaian switch. 6. Konsumsi daya kurang dari 500nA menggunakan mode baterei cadangan dengan operasional osilator. 7. Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu: -40°C hingga +85°C. 2.6
Penampil Penampil (display) merupakan sarana untuk menampilkan hasil dari suatu
proses elektronika. Yang termasuk ke dalam display sepeti 7SEGMENT, led, dan LCD (Liquid Crystal Display).
27
a. 7SEGMENT Merupakan cacah segmen dapat disusun dengan masing-masing segmen dapat menyala. Guna menampilkan gambar dasar yang dikeluarkan oleh dekoder akan dapat dipakai sebuah penampil tujuh semen (seven segment display). Penampil ini terdiri dari tujuh segmen yang tersusun membentuk angka delapan, seperti ditunjukkan pada gambar 15. berikut.
Gambar 2.12 Penampil 7segment b. Led Led (light-emitting diode) merupakan suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Led dapat digunakan sebagai indikator pada suatu sistem elektronik. Contoh bentuk fisik led seperti gambar dibawah.
Gambar 2.13 Bentuk fisik led
28
c. LCD LCD (Liquid Crystal Display) merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ,layar komputer, ataupun sistem mikrokontroler. Pada sistem mikrokontroler lcd yang digunakan masih berbentuk monochrome (atau hitam putih), dan yang paling sering digunakan yaitu LCD ukuran 16 x 2 seperti gambar dibawah
Gambar 2.14 Bentuk fisik penampil LCD Karakteristik dari lcd ukuran 16x2 yaitu a. Ukuran layar 16 untuk baris, dan 2 untuk kolom b. Tegangan maksimal yang diperbolehkan +5.3V, dengan typical tegangan +5V. c. Terdiri dari 16 pin yang berisi vcc, gnd, contrast, RS, EN, RD, D1 D7,backlight (vcc dan gnd backlight). d. 1 karakter terdiri dari 5x8 dots.
29
2.7
Catu Daya Perangkat elektronika seharusnya dicatu daya oleh sumber listrik searah
DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan kegunaan dan perancangannya. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun apabila digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar atau bermacam, sumber dari baterai atau accu tidak akan cukup. Sumber catu daya yang lain adalah sumber listrik bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Terdapat 2 jenis power supply / sumber catudaya yang memenuhi keperluan tersebut, yaitu sumber catudaya dengan regulasi linear (linear regulated power supply) dan sumber catu daya dengan penyeleksian (switching regulated supply). Pada alat yang akan dibahas yaitu regulasi linear. Dikarenakan untuk mengubah menjadi tegangan DC yang baik dan stabil diperlukan suatu tahapan proses yang secara umum diperlihatkan pada Gambar 1. Sumber catudaya pada prinsipnya terdiri dari empat bagian : trafo, penyearah, kondesator sebagai tapis lolos rendah, dan regulator elektronik.
Gambar 2.15 Diagram proses catu daya DC
30
Transformator diperlukan sebagai komponen yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya. Keluaran transformator yang masih AC kemudian disearahkan oleh untai penyearah (rectifier) sehingga dapat dikelola oleh rangkaian regulasi linear. 1. TrasformatorRangkaian 2. Penyearah Gelombang Penuh 3. Filter (Penyaring) 4. Regulasi dengan Regulator IC