BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulangulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan urutan dari pekerjaan klerikal, yang dibuat atas semua transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
2.1.2
Definisi Bank "Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya" (Kasmir, 2010:11). Menurut Santoso (2009:2), wujud dari fungsi bank sebagai perantara menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat tercermin melalui produk jasa yang dihasilkan. yaitu :
6
1) Menerima titipan pengiriman uang bank dalam maupun luar negeri. 2) Menghimpun dana melalui giro, tabungan, dan deposito. 3) Melaksanakan jasa pengamanan barang berharga. 4) Menyalurkan dana melalui pemberian kredit. 5) Menjembatani kesenjangan waktu, terutama dalam transaksi valuta asing dan lalu lintas devisa. Dari sini dapat disimpulkan bahwa manfaat dari jasa perbankan sebagai perantara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat antara lain : 1) Untuk menunjang prosedur transaksi harian bisnis sehingga dapat memudahkan proses penerimaan dan pengeluaran pembayaran transaksi. 2) Sebagai tempat investasi dengan harapan dapat memperoleh hasil bunga dari investasi tersebut. 3) Untuk tujuan keamanan penyimpanan uang. 4) Membantu pengusaha mikro yang sedang membutuhkan modal untuk memperluas usahanya.
2.1.3
Definisi Pemberian Kredit Dalam bahasa latin kredit berarti credere artinya percaya. Pemberi kredit
(kreditur) percaya kepada penerima kredit (debitur) bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Bagi debitur, kredit yang diterima merupakan kepercayaan, yang berarti menerima amanah sehingga mempunyai
7
kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Pengertian kredit pada pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 lahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2.1.4
Unsur-Unsur Kredit Ada beberapa unsur yang terkandung dalam setiap pemberian fasilitas kredit.
Menurut Kasmir (2010:74) bahwa unsur - unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit meliputi : 1) Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi kreditur bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. 2) Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara kreditur dengan debitur. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3) Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut
8
bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) dan jangka panjang (diatas 3 lahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. 4) Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. 5) Balas jasa Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Balas jasa kita kenai dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga, bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bagi bank.
2.1.5
Tujuan dan Fungsi Kredit
1) Tujuan Kredit Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank. Adapun tujuan utama pemberian kredit menurut Kasmir (2010:95) adalah sebagai berikut: (1) Mencari keuntungan Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
9
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan pada nasabah. (2) Membantu usaha nasabah Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang membutuhkan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana itu maka pihak debitur dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. (3) Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang diberikan oleh pihak bank, maka semakin meningkatkan jumlah kegiatan ekonomi yang akan terjadi. Mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan berbagai sektor 2) Fungsi Kredit Organisasi bank dalam kehidupan perekonomian yang modern, banyak memegang peranan yang sangat penting sehingga bank selalu diikutsertakan dalam menentukan kebijakan di bidang moneter. Hal ini menyebabkan, bank mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam bidang kehidupan khususnya di bidang ekonomi. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut : (1) Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang. (2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalulintas uang. (3) Kredit dapat pula meningkatkan daya guna peredaran barang. (4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi. 10
(5) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. (6) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan. (7) Kredit sebagai alat meningkatkan hubungan internasional.
2.1.6
Jenis-Jenis Kredit Beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan jenis
kredit. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian kredit oleh bank kepada masyarakat. Pemberian kredit oleh bank dikelompokkan ke dalam jenis yang masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karateristik tertentu. Kredit dapat dibedakan menjadi lima macam (Kasmir, 2010) yaitu: 1) Dilihat dari segi kegunaan kredit (1) Kredit investasi yaitu kredit jangka panjang yang biasanya untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek baru untuk keperluan rehabilitasi. Contohnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. (2) Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi
dalam
operasionalnya.
Contoh
kredit
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi.
11
2) Dilihat dari segi tujuan kredit (1) Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian. (2) Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi. kredit perabot rumah tangga. (3) Kredit perdagangan yaitu kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangan seperti untuk membeii barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor impor. 3) Dilihat dari segi jangka waktu (1) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun, biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam. (2) Kredit jangka menengah merupakan jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini
12
digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk. (3) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4) Dilihat dari segi sektor usaha (1) Kredit
pertanian adalah
kredit
yang dibiayai untuk sektor
perkebunan dan pertanian. (2) Kredit industri adalah kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar. (3) Kredit pertambangan adalah kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah. (4) Kredit pendidikan adalah kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau berupa kredit untuk pembiayaan pendidikan. (5) Kredit perumahan adalah kredit untuk membiayai pembangunan perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. 5) Dilihat dari segi jaminan (1) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak 13
berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan calon debitur. (2) Kredit tanpa jaminan
merupakan
kredit yang diberikan
tanpa
jaminan barang. Kredit jenis ini diberikan dengan menilai dan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
2.1.7
Prinsip Pemberian Kredit Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan
tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan analisis secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu, dalam proses pemberian kredit, bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan
yaitu dengan
analisis 5 C. Penjeiasan analisis 5 C (Kasmir, 2010) adalah sebagai berikut:
14
1) Character Analisis watak dari peminjam sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena kredit adalah kepercayaan yang diberikan kepada peminjam sehingga peminjam haruslah pihak yang benar-benar dapat dipercaya dan beritikad baik untuk mengembalikan pinjaman. Bagaimanapun baiknya suatu bidang usaha dan kondisi perusahaan, tanpa didukung watak yang baik, tidak akan dapat memberikan keamanan bagi bank dalam pembayaran atas segala kewajiban yang ada. Beberapa hal yang harus diteliti didalam analisis watak nasabah adalah riwayat hubungan dengan bank, antara lain : (1) Riwayat peminjam (2) Reputasi dalam bisnis dan keuangan (3) Manajemen (4) Legalitas usaha 2) Capacity Setelah aspek watak maka faktor berikutnya yang sangat penting dalam analisis kredit adalah faktor kemampuan. Jika tujuan analisis watak adalah untuk mengetahui kesungguhan nasabah melunasi hutangnya, maka tujuan analisis kemampuan adalah untuk mengukur kemampuan membayar. Kemampuan tersebut dapat diuraikan kedalam kemampuan manajerial dan kemampuan finansial. Kedua kemampuan ini tidak dapat berdiri sendiri, Karena kemampuan finansial merupakan hasil kerja kemampuan manajerial perusahaan.
15
3) Capital Modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada. Pada dasarnya modal berasal dari investasi pemilik ditambah dengan hasil usaha perusahaan. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan. 4) Collateral Unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisis kredit adalah collateral (agunan). Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin 5) Condition Menilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sector masing-masing serta prospek bidang usaha yang dbiayai hendaknya benar-brnar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit bermasalah menjadi relative lebih kecil
2.1.8
Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum
antar bank yang satu yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi pembeda mungkin terletak hanya terletak pada prosedur dan persyaratan yang ditetapkan. 16
Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: 1) Pengajuan berkas-berkas Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi antara lain: (1) Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihakpihak pemerintah dan swasta. (2) Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru, perluasan serta tujuan lainnya. (3) Besarnya kredit dan jangka waktu (4) Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam pengembalian kreditnya apakah dari hasil penjualan ataukah yang lainnya. (5) Jaminan kredit. Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik dengan unsur kesengajaan atau dengan tanpa unsur kesengajaan. 17
(6) Akte Notaris Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT atau yayasan. (7) T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan) Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 (lima) tahun. (8) N.P.W.P (nomor pokok wajib pajak) Nomor pokok wajib pajak dimana sekarang ini setiap pemberian kredit harus dipantau oleh Bank Indonesia adalah nomor pokok wajib pajaknya. (9) Neraca dan laporan laba rugi terakhir (10) Bukti diri dari pimpinan perusahaan (11) Foto kopi sertifikat atau jaminan Selanjutnya dilakukan penilaian kuantitatif pada neraca dan laporan laba rugi oleh pihak Acount Officer. 2) Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya untuk mengetahui apakah berkas pinjaman sudah lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak bank semua persyaratan telah terpenuhi maka pemberian
kredit dapat dilanjutkan dan
apabila belum dan setelah pemberitahuan berkas belum juga dilengkapi maka pemberian kredit dibatalkan. 3) Wawancara I Wawancara ini merupakan kegiatan bank untuk mengetahui keinginan sebenarnya calon nasabah mengajukan kredit.
18
4) On the Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan langsung ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara I. Pada saat melakukan on the spot hendaknya tidak memberi tahu calon nasabah sebelumnya. 5) Wawancara ke II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin terdapat kekurangankekurangan pada saat telah dilakukan on the spot di lapangan. 6) Keputusan Kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, yang mencakup : (1) Jumlah uang yang diterima (2) Jangka waktu kredit (3) Dan biaya-biaya yang harus dibayar. 7) Penandatanganan akad kredit Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan : -
Antara bank dengan debitur secara langsung atau
-
Dengan melalui notaris Realisasi Kredit
8) Realisasi diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank bersangkutan. 19
9) Penyaluran/penarikan dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu : (1) Sekaligus atau (2) Secara bertahap 2.1.9
Kredit Briguna Kredit Briguna adalah fasilitas kredit jangka panjang yang diberikan kepada pensiunan, pegawai tetap swasta atau pun pegawai negeri dengan sumber pembayaran yang berasal dari sumber penghasilan ( gaji atau uang pensiunan). Kredit Briguna merupakan kredit untuk perorangan
dan dapat
digunakan untuk pembiayaan keperluan produktif maupun keperluan non produktif, misalnya : pembelian barang bergerak atau tidak bergerak, perbaikan rumah, keperluan biayak kuliah atau sekolah, pengobatan, pernikahan dan lain sebagainya. Dimana untuk pengajuan pinjaman dapat diajukan ke Kantor Cabang BRI, Kantor Cabang Pembantu BRI ataupun Kantor BRI Unit yang ada diseluruh Indonesia yang memiliki kerjasama dengan instansi tempat pegawai bekerja. Kredit Briguna ini memiliki jangka waktu peminjaman maksimal 10 tahun dengan angsuran bungan yang bersifat tetap serta nasabah diikutsertakan kedalam asuransi jiwa.
20
Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan . Kredit Briguna adalah 1) Fotocopy identitas diri. 2) Fotocopy Kartu Keluarga. 3) SK asli pengangkatan pertama dan SK terakhir. 4) SKI asli Pensiun. 5) Daftar Pembayaran Pensiun. 6) Fotocopy Karip. 7) Buku Pensiun 8) Perincian gaji terakhir. 9) Surat pernyataan debitur. 10) Surat rekomendasi dari atasan. 11) Surat kuasa potong gaji untuk pensiunan. 12) Fotocopy buku tabungan BRI.
21
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Menurut I Putu Eka Maha Putra (2015), melakukan penelitian tentang Prosedur Pembelian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk Unit II Kuta.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pembelian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk Unit II Kuta. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hal ini dilakukan dengan cara mempelajari sistem dan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan dan melakukan evaluasi kualitatif terhadap proses pemberian kredit. Menurut Marselo (2015), melakukan penelitian tentang Prosedur Pembelian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Badung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pembelian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Badung. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan cara mempelajari sistem dan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan dan melakukan evaluasi kualitatif terhadap proses pemberian kredit. Hasil penelitian kedua penulis diatas menyimpulkan bahwa, pengendalian interen prosedur pembelian kredit modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk Unit II Kuta dan Prosedur Pembelian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Badung dinilai baik untuk dapat menyediakan informasi yang penting untuk
22
memahami lebih lanjut tentang dinamika prosedur pemberian kredit. Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh I Putu Eka Maha Putra dan Marselo adalah sama – sama menganalisis prosedur pembelian kredit. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui Prosedur Pembelian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk Unit II Kuta dan mengetahui Prosedur Pembelian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Badung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah Prosedur Pemberian Kredit Briguna pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sesetan sudah sesuai dengan teori yang ada. Peneliti terdahulu menganalisis studi kasus tentang Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk Unit II Kuta dan Prosedur Pembelian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Badung. Dalam penelitian ini menganalisis studi kasus Tentang Kredit Briguna pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sesetan.
23