BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1.
Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani sebagai komponen secara keseluruhan dari pendidikan telah disadari manfaatnya oleh banyak kalangan. Tetapi mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam memahami pengertian tentang Penjas. Perbedaan pendapat itu wajar, yang terpenting sesorang harus melakukan pembatasan pengertian yang dianut secara jelas dan konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan tentang Penjas sebagai berikut : Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesegaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan menurut beberapa ahli seperti Rusli Lutan (2000: 1) Penjas merupakan wahana dan alat untuk membina anak agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup.
Menurut Subagiyo dkk
(2008:
latihan
18)
pendidikan
jasmani
adalah
jasmani
yang
dimanfaatkan, dikembangkan, dan didayagunakan dalam pendidikan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk 8
mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan motorik, kemampuan berpikir dan sikap positif melalui berbagai bentuk aktivitas permainan, olahraga, dan pendidikan kesehatan sehingga anak dapat menjalani pola hidup sehat sepanjang hayatnya. 2.
Tujuan Pendidikan Jasmani Dalam kurikulum Penjasorkes di sekolah dasar dijelaskan bahwa tujuan pendidikan jasmani , olahraga, dan kesehatan adalah membantu siswa untuk mempunyai tujuan seperti yang tertera dalam buku KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 205), sebagai berikut: a. Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kesegaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar. d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. e. Mengembangakan sikap positif, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis. f. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkunagan. g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup dan kesegaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Sedangkan menurut Samsudin (2008: 3) tujuan pendidikan jasmani adalah: a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial, dan toleransi.
9
c. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas pembelajaran pendidikan jasmani. d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. e. Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik. f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat. g. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Secara umum tujuan pendidikan jasmnai di sekolah dasar adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan mebiasakan hidup sehat (Subagiyo, 2008: 107). Tujuan Penjas harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam UUD 1945 adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani. Sehingga mata pelajaran Penjasorkes adalah salah satu mata pelajaran mempunyai peran utama untuk membentuk dan meningkatkan kesegaran jasmani peserta didiknya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. 3.
Materi Pendidikan Jasmani Dalam pembelajaran Penjasorkes, seorang guru Penjasorkes harus milihan materi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan individual sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Materi pelajaran 10
merupakan bahan yang digunakan untuk mencapai atau untuk mewujudkan terselenggaranya tujuan yang telah dirumuskan (Subagiyo, dkk 2008: 134). Materi pendidikan jasmani sangat beragam dan semuanya saling berkaitan. Menurut Samsudin (2008: 5) materi mata pelajaran Penjasorkes meliputi pengalaman mempraktikan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas. Sehingga seorang guru harus menetapkan tujuan yang bersifat umum menjadi yang bersifat khusus, serta memilih materi pelajaran yang sesuai dan paling baik untuk mencapai tujaun yang telah ditetapkan. 4.
Pengertian Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani menurut pusat pengembangan kualitas jasmani (2002: 1), adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kesegaran jasmani menurut R.S Harisenja (1993: 1) adalah kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari dengan mudah tanpa merasa cepat lelah dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau untuk keperluan
11
sewaktu-waktu dapat digunakan. Dian Herlinawati di artikelnya menerangkan bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian ( adaptasi ) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Thompson yang dikutip Suryanto (2003: 27), kesegaran jasmani ialah keadaan kardiovaskuler baik, memiliki kekuatan otot, daya tahan dan kelentukan yang baik serta perbandingan lemak tubuh seimbang. Hal yang sama dikemukakan oleh Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Jadi kesegaran jasmani adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar pula untuk menikmati kehidupan. Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas,
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk melakukan kegiatan dalam waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas yang dikehendakinya.
12
5.
Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani Seseorang ingin mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Komponen-komponen kesegaran jasmani dikelompokan menurut Wahjoedi (1994) yang dikutip oleh Dwi Cahyo adalah: (1) Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health) dan (2) Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related skill). Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan menurut Rusli Lutan (2002: 8), komponen dasar kesegaran jasmani terdiri dari : a) b) c) d)
daya tahan aerobik kekuatan otot daya tahan otot fleksibelitas
Hal senada juga dikemukakan oleh Len Kravitz (1997: 5), terdapat 5 komponen utama dari kebugaran yang harus diperhatikan: a) daya tahan kardiorespirasi; b) kekuatan otot; c) daya tahan otot; d) keleturan; dan e) komposisi tubuh. Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan diuraikan oleh Mutohir dan Gusril (2004 :72) yang dikutip
di
http://www.sarjanaku.com/2011/09/kesegaran-jasmani-
pengertian-fungsi.html terdiri dari kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi. Apabila sesorang sudah
13
memiliki komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut bugar. Sedangkan orang yang ingin memperbaiki ketrampilan maka orang tersebut harus melatih komponen yang berhubungan dengan ketrampilan. Ada beberapa komponen kesegaran jasmani dan itu sangat penting untuk diketahui karena komponen-komponen tersebut merupakan penentu baik buruknya tingkat kesegaran jasmani seseorang. Secara keseluruhan komponen kesegaran jasmani diuraikan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani (2002: 1), kesegaran jasmani terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Daya tahan kardiovaskuler (Cardiovasculer endurance) Daya tahan otot (Muscle endurance) Kekuatan otot (Muscle strength) Kelenturan (Flexsibility) Komposisi tubuh (Body Composition) Kecepatan Gerak (Speed of movement) Kelincahan (Agility) Keseimbangan (Balance) Kecepatan reaksi (Reaction time) Koordinasi (Coordination)
Sedangkan menurut Len Kravitz (1997: 5), terdapat 5 komponen utama dari kebugaran yang harus diperhatikan: a) daya tahan kardiorespirasi; b) kekuatan otot; c) daya tahan otot; d) keleturan; e) komposisi tubuh. Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen kesegaran jasmani adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh jasmani dan mampu berfungsi dengan baik untuk menuju kondisi jasmani yang baik pula. Dari kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa 14
komponen-komponen tersebut bersifat saling melengkapi dan untuk memperbaiki kesegaran jasmani setidaknya kita harus melatihnya. Ada lima komponen terpenting yang minimal dapat meningkatkan kesegaran jasmani yaitu daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot, kecepatan, dan daya ledak. Dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Daya Tahan Kardiorespirasi Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 27), daya tahan paru jantung adalah kemampuan fungsional paru jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama. Sedangkan menurut Mochamad Sajoto (1988: 44), daya tahan kardiorespirasi adalah keadaan di mana jantung seseorang mampu bekerja dengan mengatasi beban berat selama suatu kerja tertentu. Sedangkan, menurut Iskandar Z. A dkk (1999: 5), daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan berarti. Sehingga daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dari kesegaran jasmani terutama yang menyangkut stamina. b. Daya Tahan Otot Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk mengerahkan daya maksimum selama periode waktu yang relatif lama terhadap sebuah tahanan yang lebih ringan dari pada beban
15
yang bisa digerakkan oleh seseorang (Rusli Lutan, 2002: 56). Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 35), daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot melakukan serangkaian kerja dalam waktu lama. Jadi orang yang mempunyai ketahanan otot yang baik maka orang tersebut akan dapat bekerja yang melibatkan otot tubuh dengan waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. c. Kekuatan Otot Menurut pendapat Djoko Pekik Irianto (2004: 35), kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot melawan beban dalam satu usaha. Sedangkan pendapat Rusli Lutan (2002: 56), kekuatan otot adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan daya semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot merupakan kemampuan sejumlah otot untuk menggunakan kekuatan terhadap suatu rangsang, dan di sini dikenal istilah power. d. Kecepatan Orang yang memiliki kecepatan gerak tentu saja akan lebih cepat dan efisien dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Depdikbud (1997: 5-6), kecepatan dibagi menjadi dua yaitu kecepatan gerak dan kecepatan
reaksi.
Menurut
Abdulkadir
Ateng
(1992:
67),
menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang
16
sesingkat-singkatnya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh dan menggerakkan anggota tubuh menempuh jarak tertentu dalam satu satuan waktu yang singkat. e. Daya Ledak Pusat pengembangan kualitas jasmani (2002: 49) menjelaskan bahwa daya ledak otot atau explosive power adalah tenaga yang dapat dipergunakan memindahkan berat badan atau beban dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut Hamdisyah Noer, dkk. (1994: 55), daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosive.
Jadi, daya ledak merupakan kemampuan otot untuk
melaksanakan usaha dengan waktu yang cepat. 6.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Daya tahan kardiorespirasi merupakan salah satu faktor utama dalam kesegaran jasmani, karena daya tahan kardiorespirasi ini secara umum dapat mewakili tingkat kesegaran jasmani seseorang. Menurut Brian J. Sharkey (2003: 80), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan aerobik adalah sebagai berikut: a. Faktor Hereditas Siswa mewarisi banyak faktor yang memberikan konstribusi kesegaran earobik, termasuk kapasitas maksimal sistem respiratori dan kardiovaskuler, jantung lebih besar, sel darah merah dan hemoglobin yang lebih banyak, dan persentase tinggi dari serat otot
17
mitochondria, unit otot yang menghasilkan energi dan sel lainnya yang diwarisi dari pihak Ibu. b. Faktor latihan Potensi untuk meningkatkan kesegaran aerobik dengan latihan memiliki
keterbatasan,
walaupun
kebanyakan
peneliti
mengkonfirmasikan potensi untuk meningkat 15 % hingga 25 % (lebih besar lagi dengan berkurangnya lemak tubuh), hanya remaja saja yang memiliki harapan untuk meningkatkan kesegaran jasmani lebih dari 30 %. Latihan meningkatkan fungsi dan kapasitas sistem respirasi, kardiovaskuler, dan volume darah, tetapi perubahan yang paling penting terjadi pada serat otot yang digunakan dalam latihan. c. Faktor jenis kelamin Sebelum masa puber anak laki-laki dan perempuan memiliki kesegaran aerobik yang sedidkit berbeda, tetapi setelah itu anak perempuan jauh tertinggal. Rata-rata wanita muda memiliki kesegaran aerobik antara 15 hingga 25 % lebih kecil dari pria muda. Hal ini karena perbedaan jenis kelamin adalah hemoglobin, komponen pembawa oksigen dalam sel darah merah. Selain itu juga wanita memiliki masa otot yang lebih kecil dan komposisi lemak yang lebih besar dari laki-laki. d. Faktor usia Setelah masa puber perbedaan daya tahan paru jantung laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Faktor usia juga mempengaruhi
18
tingkat kesegaran jasmani sesorang. Karena semakin bertambah umur seseorang, dia akan mengurangi berbagai aktivitas olahraga dan dia lebih banyak waktu untuk bekerja. e. Faktor lemak tubuh Kesegaran jasmani dihitung per-unit berat badan, jadi jika lemak meningkat maka kesegaran akan menurun. Kira-kira satu setengah penurunan kesegaran karena peningkatan komposisi lemak. Cara termudah untuk mempertahankan kesegaran adalah dengan aktivitas yang membakar lemak. f. Faktor aktivitas Bentuk
aktivitas
yang
dilakukan
setiap
hari
akan
mempengaruhi kesehatan, vitalitas, dan kualitas hidup. Pengaruh latihan bertahun-tahun akan hilang hanya dengan 12 minggu menghentikan aktivitas. Kesegaran jasmani tidak hanya dengan melakukan aktifitas saja melainkan harus memperhatikan beberapa aspek agar tercapai kesegaran total baik kesegaran intelektual. Djoko Pekik Irianto (2004: 6), menyatakan bahwa pola hidup sehat itu meliputi makan, istirahat, dan olahraga. Menurut Abdulkadir Ateng (1992: 65), mengungkapkan faktor-faktor yang mempengarui kesegaran jasmani: a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala atau teratur, imuniasasi terhadap berbagai penyakit, serta pemeriksaan dokter apabila diperlukan. b. Pemenuhan gizi yang memadai dengan makan makananyang cukup baikkualitas maupun kuantitasnya.
19
c. Pemeliharaan kesehatan mulut dan pemeriksaan gigi secara berkala sehingga fungsi pengunyah menjadi lebih baik. d. Latihan atau aktifitas yang disesuaikan dengan umur,kondisi individu, kualitas serta kuantitas latihan. e. Pekerjaan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan serta dilakukan dalam situasi yang yang menyenagkan sangat penting bagi kesegaran jasmani. f. Meningkatkan kesegaran jasmani perlu rekreasi dan bermain dalam suasana yang menyenagkan dalam pergaulan yang menarik dan menenagkan pikiran. g. Relaksasi dan istirahat yang cukup adalah hal yang penting untuk kesehatan dan kesegaran jasmani. Berdasarkan aspek-aspek di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai kesegaran jasmani yang baik perlu diperhatikkan beberapa hal yaitu latihan atau aktivitas jasmani yang teratur, gizi yang memadai, dan istirahat yang cukup. 7.
Manfaat Kesegaran Jasmani Manfaat kesegaran jasmani menurut Anonim (1991) yang dikutip oleh Victor Simanjutak (2003: 91),
adalah untuk menunjang
kesanggupan dan kemampuan setiap manusia, yang berguna dalam mempertinggi produktivitas kerja. Sehingga sangat bermanfaat bagi anak usia
remaja
untuk
mengembangkan
kekuatan,
kemampuan,
kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan tubuh serta dapat mempertinggi daya tahan kerja untuk membantu proses belajarnya di sekolah. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan anak dibutuhkan oleh anak untuk kelancaran laju pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan kesegaran jasmani yang baik, anak dapat
20
melakukan berbagai aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Di samping hal tersebut, kesegaran jasmani dapat memberikan ketahanan fisik kepada anak untuk tidak mudah terserang penyakit.
Keadaan
untuk
tetap
sehat
dibutuhkan
anak
untuk
kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan. Kesegaran jasmani secara langsung memang tidak menjadi dasar bagi perkembangannya kemampuan berpikir, namun kesegaran jasmani dapat menjamin lancarnya suplai berbagai kebutuhan bahan untuk tumbuhnya organ-organ otak, seperti pepatah klasik “Mens sana in corpore sano” yang berarti dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Maka dengan pertumbuhan otak yang sehat akan tercipta pula kemungkinan-kemungkinan untuk lahirnya kemampuan berpikir yang cemerlang. 8.
Karakteristik Anak SD Usia sekolah dasar merupakan masa-masa yang sangat menentukan di dalam kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang baik di masa depannya. Sekolah merupakan pendidikan formal yang secara sistematis dan menyeluruh untuk melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan potensinya, baik yang menyakut aspek moralspritual, intelektual, emosional dan sosial (Syamsu Yusuf, 2001: 54). Oleh karena itu, pendidik harus dapat menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan anak 21
sekolah dasar serta sesui dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan tertentu yang diharapkan. Menurut John W. Santrock (2007: 243), Sekarang semakin banyak percaya bahwa sekolah dasar belajar paling baik melalui metode pengajaran yang aktif dan partisipatif, seperti permainan dan drama. Pentingnya pertumbuhan fisik dan perkembangan gerak yang baik tersebut perlu benar-benar disadari oleh guru pendidikan jasmani di sekolah dasar, karena pada usia anak sekolah dasar pertumbuhan akan tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Menurut Siti Rahayu (2006 : 176), karakteristik anak usia sekolah dasar dilihat dari perkembangan jasmani dan
psiko-motorik adalah
sebagai berikut: a. Perkembangan Jasmani 1) Kedaan jasmani anak menjadi lebih stabil dan lebih kuat. 2) Kekuatan badan dan tangan pada anak laki-laki bertambah dengan pesat. 3) Pada umumnya ada hubungan yang tetap dalam perkembangan tulang dan jaringan. 4) Sampai umur 12 tahun anak akan bertambah panjang 1-6 cm tiap tahunnya. 5) Pada umur 10 tahun anak laki-laki agak lebih besar sedikit daripada anak perempuan, sesudah itu maka anak perempuan lebih unggul dalam panjang badan, tetapi sesudah ± 15 tahun anak lakilaki. mengejarnya dan tetap unggul dari pada anak perempuan. b. Perkembangan Psikomotorik 1) Keseimbangan relatif berkembang dengan baik. 2) Koordinasi antara mata dengan tangan (visio-motorik) berkembang dengan baik. 22
3) Ada perubahan dalam sifat dan frekuensi motorik kasar dan halus. 4) Kecakapan motorik makin disesuaikan dengan keleluasaan lingkungan. 5) Gerakan motorik lebih tergantung dari pada aturan formal dan aturan yang telah ditentukan dan bersifat kurang spontan. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Murdaningrum (2003), dalam judul “Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Blunyahan 1 Pendowoharjo, Sewon, Bantul”. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun dari Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Populasi penelitian sebanyak 92 siswa kelas IV, V, dan VI SD Blunyahan 1. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan norma kesegaran jasmani dari Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Puskesjasrek. Hasi penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa SD Blunyahan 1 kelas atas, sebagai berikut: (1). Siswa kelas IV terdapat 0% dalam klasifikasi baik sekali, 0% dalam klasifikasi baik, 48,49% dalam klasifikasi sedang, 33,33% dalam klasifikasi kurang, dan 18,18% dalam klasifikasai kurang sekali. (2). Kelas V terdapat 0% dalam klasifikasi baik sekali, 0% dalam klasifikasi baik, 28,57% dalam klasifikasi sedang, 60,72% dalam klasifikasi kurang, dan 10,71% dalam klasifikasi kurang sekali. (3). Siswa kelas VI 0% dalam klasifikasi sedang, 29,03% dalam klasifikasi kurang, dan 3,23% dalam klasifikasi kurang sekali. 23
2. Penelitian yang dilakukan oleh Acut Ady Wibowo (2010), dalam judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri Tegalrejo Poncowarno Kebumen”. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun dari Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Populasi penelitian sebanyak 47 terdiri dari 27 siswa putra dan 20 siswa putri. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan norma kesegaran jasmani dari Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Puskesjasrek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa siswa kelas atas SD Negeri Tegalrejo Poncowarno Kebumen adalah 16,6 termasuk dalam kategori sedang. Adapun rinciannya adalah kategori kurang sekali 0% (0 siswa), kategori kurang 6,38% (3 siswa), kategori sedang 61,70% (29 siswa), kategori baik 29,79% (14 siswa), dan kategori baik sekali 2,13% (1 siswa). C. Kerangka Berfikir Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dalam waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas yang lainnya. Jadi, untuk mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani yaitu daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot, kecepatan, daya ledak, dan kecepatan dengan metode latihan yang
24
benar. Latihan kesegaran jasmani sangat diperlukan oleh siswa atau anak didik bahkan oleh semua orang, sehingga dengan bermacam-macam cara dilakukan agar selalu mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik. Kesegaran jasmani dapat diperoleh tidak hanya dengan melakukan aktivitas olahraga saja tetapi dipengaruhi juga oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor hederditas atau keturunan, faktor jenis kelamin, faktor usia, faktor lemak tubuh, dan faktor aktivitas. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani sesorang dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan tes kesegaran jasmani. dengan alat atau instrument. Instument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun 2010 yang terdiri dari lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter yang pelaksanaanya dilakukan secara berurutan. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa lebih baik. Siswa yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat mencapai prestasi yang belajar yang optimal,
karena dalam setiap
pembelajaran yang diberikan di sekolah dapat diterima lebih siap dan selalu dalam keadaan yang tetap sehat dan bugar. Sehingga mereka akan berlombalomba untuk memiliki kesegaran jasmani yang baik melalui aktivitas jasmani yang benar sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.
25