BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Siti Asiah (Alumni STAIN Palangka Raya Jurusan Tarbiyah PAI tahun, 2006) dengan judul skripsi “Upaya Kepala Madrasah Meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam Mengajar pada MIS Se- Kota Palangka Raya”. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Kualitatif Diskriptif dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, data analisis menggunakan data reduction, data display dan data conclucion drawing/verifying. Secara garis besar dalam skripsi ini hanya menguraikan bahwa Kepala Madrasah dalam aktivitas pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kedisiplinan guru, karena kepala madrasah mempunyai tujuan serta wewenang penuh dalam organisasi di sekolah. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah, cara yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk meningkatkan kedisiplinan guru yaitu : 1) Mengikutkan guruguru dalam setiap pelatihan serta mewajibkan guru-guru membuat program pengajaran. 2) Memberikan sanksi berupa teguran secara lisan kepada guru-guru yang kurang disiplin menjalankan tugasnya dan mengadakan supervisi.
8
9
3).Memberikan gaji kepada guru-guru dengan tepat waktu setiap bulannya, sehingga kedisiplinan guru akan meningkat. 4 Hasil penelitian yang dikaji oleh Samsudin dengan judul Skripsi yaitu “Peran Kepala Sekolah Dalam Membina Kinerja Guru di SDN-3 Baamang Tengah Sampit” memaparkan bahwa ada 6 (enam) unsur pembinaan yaitu : peran kepala sekolah membina guru menguasai bahan pelajaran, membina guru merencanakan program belajar mengajar, membina guru menciptakan interaksi belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi dan program yang dibuat, membina kesejahteraan materi dan non materi guru.5 Berdasarkan penelusuran yang dikemukakan di atas, ada perbedaan dan ada persamaan penelitian. Persamaan penelitian di atas adalah sama melakukan penelitian tehadap kepala sekolah. Sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah mengenai hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Siti Asiah meneliti bagaimana cara kepala Madrasah meningkatkan kedisiplinan guru dalam mengajar dan penelitian yang dilakukan oleh Samsudin meneliti peran kepala sekolah dam membina kinerja guru. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang Kinerja Kepala Madrasah sebagai Leader itu sendiri di MTS Sirajur Munir.
4
Siti Asiah, Upaya Kepala Madrasah Meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam Mengajar Pada MIS Se-Kota Palangka Raya, Skripsi, (Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2006) 5 Samsudin, Skripsi, “Peran Kepala Sekolah Dalam Membina Kinerja Guru di SDN-3 Baamang Tengah Sampit”, Palangka Raya, t.np., 2004, h.vii.
10
B. Landasan Teoritik 1.
Pengertian Kinerja Kepala Sekolah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa kinerja mempunyai tiga arti yaitu: 1) Sesuatu yang dicapai, 2) Prestasi yang diperlihatkan, 3) Kemampuan kerja. Sedangkan Kepala Madrasah terdiri dari dua kata yaitu: “Kepala” dan “Madrasah”. Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau pemimpin dalam suau organisasi atau lembaga, sedangkan Madrasah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu Madrasah, dimana dilaksanakan proses belajar mengajar atau interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid-murid yang menerima pelajaran.6 Kinerja
itu
sendiri
pada
dasarnya
merupakan
perwujudan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang selaras dengan visi, misi masing-masing satuan atau jenjang pendidikan berdasarkan kompetensi dasar kepala sekolah.7 Adapun menurut Mulyasa berpendapat tentang kinerja sebagai berikut : Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja (LAN, 6
Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h.83 7 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), Cet:3, hal.10
11
1997 : 3). Sejalan dengan itu, Smith (1982: 393), menyatakan bahwa kinerja adalah “...output drive from processes, human or otherwise”, jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. 8 Kemudian Sudarwan mengemukakan tentang definisi kinerja atau performa adalah merupakan padanan dari bahasa inggris work performance atau job performance. Secara keindonesiaan performa sering disebut juga prestasi kerja.9 Sedangkan Vroom mengemukakan bahwa “Performance = f (Ability x Motivation)”. Menurut model ini Kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. 10 Jadi, kinerja kepala sekolah adalah gabungan antara kemampuan dan motivasi yang sangat erat hubungannya dengan keberhasilan suatu sekolah. 2.
Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain dari pada itu Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 1990 bahwa “ Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggara kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah,
pembinaan
tenaga
kependidikan
lainnya
dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana.11
8
E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h. 136. 9 Sudarwan Danim, Kepemimpinan pendidikan, (Bandung: Alpabeta, 2010), h. 63. 10 E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional..., h. 136 11 Ibid. h. 24-25
12
Wahjosumidjo menjelaskan, kepala sekolah terdiri dari 2 kata. Dua kata tersebut adalah “ kepala” dan “sekolah”. Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau “pimpinan” disatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. 12 Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membina suatu sekolah yang dipimpinnya dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan administrasi pendidikan. 13 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses pembelajaran atau interaksi antara guru dengan murid dimana guru memberikan pelajaran dan murid menerima pelajaran. Serta kepala Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pimpinan formal. Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan– pertimbangan serta syarat-syarat tertentu.14
12
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan Permasalahannya,Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.83 13 Ibid.h.83 14 Ibid,h.85
Teoritis
dan
13
3.
Syarat Kepala Sekolah Syarat utama yang perlu dimiliki seorang pemimpin atau kepala sekolah ialah harus berlaku amanah dan adil. Pemimpin yang adil termasuk satu diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan Allah SWT. Syarat-syarat kepemimpinan menurut Kartini Kartono harus berkaitan dengan 3 hal penting, yaitu : a. Ketegasan b. Kewibawaan c. Kemampuan.15 Sebagai seorang pemimpin diharapkan memiliki kelebihan-kelebihan dari orang-orang yang dipimpinnya, serta memiliki syarat-syarat kepribadian untuk tertentu. Persyaratan tersebut antara lain : a. b. c. d. e. f. g. h.
Memiliki kesehatan dan rohani yang baik. Berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapai. Bersemangat atau memiliki etos kerja yang tinggi. Cakap dalam memberi bimbingan. Cepat serta bijaksana didalam mengambil keputusan. Jujur. Cerdas. Cakap didalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya.16
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus memiliki kemampuan untuk yaitu : 15
Permadi K, Pemimpin Dalam Managemen, Jakarta : CV. Rhineka Cipta, 1996, h.15 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara, 1988,h.13 16
14
a. Memahami administrasi sekolah lebih banyak dari pada personal yang lain. b. Memiliki pandangan yang jitu dan tinggi terhadap masa depan para guru dan berusaha membantu mereka. c. Memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik, membantu menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkannya. d. Memahami dan terampil memelihara moral kerja sekolah. e. Mengetahui bagaimana mendayagunakan ketrampilan para anggota staf dengan memanfaatkan orang-orang yang lebih tahu banyak tentang apa yang akan mereka lakukan.17 Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin atau kepala sekolah, yaitu : a. Bagaimana memperoleh dukungan perbaikan dari masyarakat. b. Bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat. c. Dukungan yang diperoleh dan yang diperlukan meliputi : personel, dana, dukungan informasi serta sikap politis pemerintah.18 Kepala sekolah yang berhasil adalah mereka yang mau mengikuti atasannya dan tidak melalaikan tugasnya. Karena keberhasilan sekolah tersebut dilihat dari kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Orang yang diberi kepercayaan atau wewenang oleh atasannya dialah pemimpin yang bijaksana dan menyelamatkan generasi yang akan datang. 4. Tugas Kepala Sekolah Menurut literartur Anglo Amerika sebutkan untuk tugas dan wewenang ini digunakan istilah “ Authority “ adalah hak untuk memerintah
17
Ibid,h.14 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.459 18
Teoritis
dan
15
atau hak untuk bertindak. Sedangkan responsibility ialah kewajiban untuk melaksanakan tugas yang ditentukan. 19 Menurut
Arifin
Abdurahman,
tugas
adalah
kewajiban
untuk
melaksanakan dan wewenang adalah untuk bertindak. Tugas didahulukan dari wewenang adalah edukatif mengingatkan orang kepada tugasnya,setelah itu wewenangnya untuk bertindak.20 Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin suatu sekolah mempunyai tugas-tugas sebagai pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh Koontz yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya kepemimpinan kepala sekolah. Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, kepala sekolah harus mampu : a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dan penuh semangat serta percaya diri terhadap para guru,staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.21 Menurut pandangan demokrasi, kegiatan kepemimpinan pendidikan diwujudkan sedemikian rupa sehingga tugas pokok terealisir yaitu : a. Membantu orang-orang di dalam masyarakat, maka sekolah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. b. Memperlancar proses belajar mengajar dengan mengembangkan pengajaran yang lebih efektif.
19
Wijaya A.W, Pola Kepemimpinan dan Kepemimpinan Pancasila : CV.Armico, 1985,h.10-11 20 Ibid,h.11 21 Wahjusumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.104
16
c. Menciptakan iklim dimana kepemimpinan pendidikan dapat tumbuh dan berkembang. d. Memberi sumber-sumber yang memadai untuk pengajaran yang efektif. 22 Tugas-tugas di atas merupakan tolak ukur untuk mengefektivitaskan kepemimpinan seseorang. Jika kepemimpinan di sekolah efektif maka : a. Orang-orang yang memperoleh sumbangan yang berharga dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. b. Berlangsung pengajaran yang efektif dan efesien c. Orang-orang mengenal diri mereka sebagai para penyumbang yang bertanggung jawab terhadap suatu organisasi yang produktif. d. Terciptanya suasana yang kondusif (berguna) untuk pertumbuhan orang-orang yang bekerja didalamnya,dan e. Bertambahnya sumber-sumber yang kaya dimanfaatkan kedalam situasi belajar mengajar.23 Seorang pemimpin akan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan, selaku kepala sekolah harus memperhatikan tujuh hal-hal yang tidak boleh dilupakan yaitu: a. Perundang–undangan, kebijaksanaan serta peraturan yang berlaku. b. Variabel yang terjadi dalam sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah. c. Interaksi antara sumber daya manusia (guru, staf, siswa dan orang tua siswa) dengan sistem dan berbagai macam peraturan dan halhal yang lain. d. Efektifitas e. Masalah untung dan rugi f. Kepercayaan dan berpengalaman g. Kewibawaan, status, stress dan konflik. 24
22
SoemantoWasti,dkk, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Usaha Nasional, h.18 Ibid,h.19 24 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.93 23
17
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepala Madarash sebagai staf sangat diperlukan dalam membantu tugas-tugas pengelolaan yang dilakukan oleh kepala Kemenag. Tugas-tugas sebagai kepala Madrasah hanya dapat berhasil efektif apabila setiap kepala sekolah dapat menyadari dan memahami peranannya sebagai staf. Serta mampu mewujudkan dalam perilaku dan perbuatan. Jadi, sebagai pendidik masyarakat, seorang kepala sekolah harus mempunyai syarat-syarat agar didalam kepemimpinan berjalan seperti yang dikehendaki. Seorang kepala sekolah harus memperhatikan nilai-nilai sebagai berikut : a. Memiliki kualitas umum kepemimpinan b. Memiliki persyaratan khusus kepemimpinan c. Menguasai teknik pengendalian d. Dapat menyesuaikan diri e. Taat pada norma etika dan hierarki organisasi f. Mampu menciptakan suasana keterbukaan g. Bersifat terbuka terhadap kritik h. Menguasai situasi dan kondisi bawahan i. Kemampuan mengendalikan diri j. Menguasai kemampuan menganalisis situasi k. Memiliki keahlian khusus l. Taat pada hubungan dan tata kerja yang berlaku m. Loyal terhadap birokrasi yang berlaku n. Kemauan bekerja keras o. Selalu memiliki optimisme.25 Jadi, apabila sebagai kepala sekolah dapat melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin dengan baik, maka proses pembelajaran yang dipimpin dengan baik, maka semua proses pembelajaran yang dipimpin didalam tersebut akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Pimpinan yang baik 25
Ibid,h.131-132
18
adalah pimpinan yang mampu mengubah-ubah perilaku sesuai dengan situasi
dan
memperlakukan
bawahannya
sesuai
dengan
tingkat
kematangannya.26 5. Kepala sekolah Sebagai Leader Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab
kepala
sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir dan etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.27 Fungsi kepemimpinan yang ini sangat penting sebab disamping sebagai penggerak juga berperan sebagai control segala aktivitas guru, stap dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul dilingkungan sekolah. Wahjosumijo (1999:110) dalam buku yang dikutip oleh E.Mulyasa mengemukakan bahwa kepala madrasah sebagai Leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
pengetahuan
propesional,
serta
pengetahuan
administrasi
dan
pengawasan. 28 Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kpribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan,
26
Ibid,h.448 Ibid,90 28 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Rosdakarya,2009), h. 27
115
19
visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai Leader akan tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) Emosi yang stabil, (7) teladan.29 Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus memiliki kemampuan untuk : a. Memahami administrasi sekolah lebih banyak daripada personal yang lain. b. Memiliki pandangan yang jitu dan tinggi terhadap masa depan guru dan berusaha membantu mereka c. Memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik, membantu menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkannya. d. Memahami dan trampil memelihara moral kerja dan sekolah. e. Mengetahui bagaimana mendayagunakan keterampilan para anggota staf dengan memanfaatkan orang-orang yang lebih tahu banyak tentang apa yang akan mereka lakukan. 30 Seorang kepala madrasah harus mampu menarik bawahan sehingga bawahan akan menjadi pengikutnya yang setia yang bersedia dengan rela 29
Ibid Hendyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara,1988),h. 14 30
20
melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan cara yang telah ditetapkan oleh pimpinannya. Sebaliknya, seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan membina sikap bawahan harus pula memperhatikan sikapnya sendiri agar selalu dapat mendukung keberhasilan usaha kepemimpinannya. Dalam hal ini Newman (1963, h.494-496) memberikan tiga sikap yang paling pokok untuk dapat dikembangkan dan ditingkatkan oleh para pimpinan, yakni “empathy, self awarness dan objectivity “ Empathy, menurut Newman (1963, h. 494) adalah “kemampuan seorang pemimpin untuk melihat sesuatu dari kacamata orang lain”. Bila seorang pemimpin harus membimbing, memberikan motivasi, dan mendapatkan informasi dari bawahannya, ia harus mampu memproyeksikan dirinya sendiri ke dalam kedudukan bawahan yang dipimpinnya. Self awareness, menurut Newman (1963, h. 495) ialah mengenal diri sendiri, seperti juga empathy merupakan persyaratan untuk menjadi leader yang baik. Kita telah mengetahui berbagai cara untuk mempengaruhi sikap dan prilaku orang lain. Seorang pimpinan haruslah menyadari pengaruh-pengaruh yang di timbulkan kepada pihak lain. Lebih jauh seorang pemimpin harus dapat menyadari dan mengetahui bagaimana penampilan dirinya di mata orang lain atau bawahannya. Seorang pemimpin mungkin merasa bahwa dirinya cukup objektif dan berlaku adil, namun bawahan sendiri mungkin melihatnya berbeda bila mereka membandingkan antara apa yang dilakukan pemimpin tersebut dengan latar
21
belakang pendidikan pimpinan sendiri yang diharapkannya akan dapat berbuat yang lebih baik. 31 Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
meningkatkan
kemauan
tenaga
kependidikan,
membuka
komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.32 a. Bertindak sebagai Koordinator dan pengarah Adanya bernacam-macam tugas yang dilakukan oleh banyak orang, seperti tergambar dalam striktur organisasi sekolah, memerlukan koordinasi dan pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadi persaingan yang tidak sehat antar bagian atau antar personil sekolah dan kesimpangsiuran antar bagian. b. Mampu memberikan arahan dan pengawasan Menurut Hendiyat Soetopo dalam bukunnya Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan bahwa teknik supervise dan pengawasan tersebut dibagi menjdi dua (2) yaitu: 1. Teknik yang bersifat Individu antara lain: a) Perkunjungan Kelas (Classroom Visitation) Kunjungan yang dilakukan Kepala Sekolah kedalam kelas dimana guru sedang mengajar, dengan tujuan menolong guru-guru dalam hal memecahkan kesulitan yang mereka hadapi. 31
Syarnubi, Peran Kepala Madrasah Sebagai Supervisor Dalam Mengembangkan Kompetensi Guru, (Widyaiswara Utama Balai Diklat Keagamaan Palembang Tahun 2010) 32 Ibid,h.115
22
Adapun jenis kunjungan kelas: 1) Kunjungan
tiba-tiba
tanpa
ada pemberitahuan
sebelumnya,
maksudnya Kepala Sekolah secara tiba-tiba datang ke kelas sementara guru sedang mengajar. Adapun keuntungannya
agar
kepala sekolah mengetahui keadaan sesungguhnya sehingga ia dapat menentukkan sumbangan apa yang diperlukan oleh guru. Bagi
guru,
kunjungan
tiba-tiba
merupakan
latihan
dalam
melaksanakan tugas mengajar agar guru selalu siap. 2) Kunjungan dengan memberitahukan terlebih dahulu maksudnya, Kepala Sekolah dating ke kelas berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan diberitahukan pada tiap kelas yang akan dikunjungi. b) Observasi Kelas Supervisi mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas salama pelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh data yang subjektif mungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapatlah dugunakan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapai guru-guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. c) Percakapan Pribadi d) Menilai diri sendiri
23
2. Teknik yang bersifat Kelompok a. Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru b. Panitia Penyelenggara c. Rapat d. Studi Kelompok antar Guru e. Diskusi sebagai proses kelompok f. Tukar menukar pendapat g. Loka Karya h. Diskusi Panel i. Seminar. 33 c. Kemampuan Kepala Sekolah Mengambil Keputusan Pengambilan putusan merupakan kegiatan yang selalu dijumpai dalam setiap kegiatan kepemimpinan. Bahkan dapat juga dikatakan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin menunjukkan gaya kepemimpinannya. Mengingat pentingnya pengambilan keputusan, berikut ini diyraikan langka-langkah dan beberapa model pengambilan keputusan, yaitu: 1. Mendefinisikan/ menetapkan masalah. 2. Menetapkan pedoman pemecahan masalah. 3. Mengodentifikasi alternative 4. Mengadakan penilaian terhadap alternative yang telah didapat. 33
Ibid, hal 52
24
5. Memilih alternative yang “baik” 6. Implementasi alternative yang dipilih. 34 Kemampuan Mengambil Keputusan Indikator yang digunakan di dalam penilaian kinerja Kepala Sekolah di dalam mengambil keputusan adalah kemampuannya mengambil keputusan bersama warga sekolah, kemampuannya
mengambil
keputusan
untuk
ekstern
sekolah,
kemampuannya mengambil keputusan untuk urusan intern sekolah. Kinereja Kepala Sekolah di dalam kemampuan mengambil keputusan melalui acuan indikator berikut: Mampu mengambil keputusan untuk intern sekolah dengan cepat dan
tepat Ada musyawarah dengan siswa, karyawan, guru, atau pihak terkait. Mampu mengambil keputusan untuk ekstern sekolah dengan cepat dan
tepat Ada notulen yang menunjukkan bahwa Kepala Sekolah dapat menerima
usul, saran, atau kritik dari siswa, guru, atau karyawan. 35 Kepala sekolah harus mampu melakukan proses pengambilan keputusan, dan bisa melakukan proses delegasi wewenang secara baik. Pengambilan keputusan membutuhkan ketrampilan mulai dari proses pengumpulan 34
informasi,
pencarian
alternative
keputusan,
memilih
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidkan (telaah terhadao organisasi Pendidikan) (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 167 35 Ibid
25
keputusan, hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari peputusan yang telah diambil. Kepala
sekolah
harus
mempunyai
ketrampilan
pengambilan
keputusan secara cepat dan tepat disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan yang terjadi. Jika setiap permasalahan bisa segera diputuskan dan dicarikan jalan keluar, maka akan memudahkan organisasi untuk berjalan dengan dinamika yang cepat. Tatapi sebalik nya, jika kepala sekolah sering ragu dalam mengambil keputusan, maka organisasi di lembaga tersebut
akan terganggu
dengan banyaknya
masalah
yang masih
menggantung dan membutuhkan jalan keluar. Selain pengambilan keputusan, kepala sekolah juga mempunyai keterampilan mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada para bawahan. Delegasi wewenang ini di satu sisi akan memudahkan tugas-tugas kepala sekolah sehingga ia bisa berkonsentrasi untuk menjalankan tugastugas yang strategis dan mendelegasikan tugas-tugas operasional sehari-hari kepada bawahannya. Di sisi lain, delegasi wewenang akan membuat bawahan
merasa
dihargai
sekaligus
menjadi
proses
pembelajaran
kepemimpinan bagi mereka. Sehingga proses operasional organisasi bisa berjalan dengan lancar. d. Kemampuan Kepala Sekolah Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi Indikator yang digunakan di dalam penilaian kinerja Kepala Sekolah di dalam kemampuan berkomunikasi
26
adalah kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan baik kepada guru karyawan, siswa dan stakeholders sekolah lainnya, dan mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. 36 Kepala
sekolah
harus
mempunyai
keterampilan
melakukan
komunikasi, menangani konflik, dan membangun iklim kerja yang yang positif di lingkungan lembaga pendidikan. Iklim kerja yang positif akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja secara keseluruhan. Jika komunikasi tidak terbangun dengan baik misalnya, akan banyak terjadi kesalah pahaman baik di antara bawahan atasan maupun di antara bawahan itu sendiri. Akibatnya, lembaga pendidikan tidak lagi bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja. Masing-masing orang tidak lagi memperhatikan antara satu dengan yang lain, masing-masing bekerja secara individual sehingga membuat suasana kerja tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, akan sulit mengharapkan mereka untuk bekerja lebih keras atau lebih produktif. Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mendorong guru dan karyawan bekerja lebih senang dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan secara lebih baik. e. Mampu Mendelagasikan Tugas Kepada Bawahan Gaya mendelegasikan digunakan oleh kepala sekolah jika tenaga kependidikan telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghadapi suatu persoalan, demikian pula ada kemauan untuk meningkatkan 36
http://sman32-jkt.sch.id/web/?page_id=2417 (Online, 29 Januari 2012)
27
profesionalismenya. Gaya ini disebut mendelegasikan sehingga para tenaga kependidikan dibiarkan melaksanakan kegiatan sendiri melalui pengawasan umum. Para pendidik tersebut berada pada tingkat kedewasaan yang tinggi. Dalam tingkat kematangan yang tinggi, upaya tugas hanya diperlukan sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan. 37 6. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah. Kinerja
kepala
Sekolah
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
yang
melingkupinya dan masing-masing individu berbeda satu sama lain. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor , yaitu : faktor individu dan situasi kerja. Faktor individu menentukan bagaimana ia dapat mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungan pekerjaan, sementara faktor situasi kerja mempengaruhi bagaimana individu dapat mengaktualiasikan diri sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Gibson, et al dalam Srimulyo , ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu: a. Variabel individual, terdiri dari : - Kemampuan dan ketrampilan (mental dan fisik). - Latar belakang (keluarga, tingkat sosial, penggajian) - Demografis (umur, asal-usul, jenis kelamin). b. Variabel organisasional, terdiri dari:
37
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/09/kepala-sekolahsebagaileader_11.html (Online, 31 Januari 2013)
28
- Sumberdaya - Kepemimpinan - Imbalan - Struktur - Desain pekerjaan. c. Variabel psikologis, terdiri dari: - Persepsi - Sikap - Kepribadian - Belajar - Motivasi. Ketiga variabel tersebut berhubungan satu sama lain dan saling pengaruhmempengaruhi. Gabungan variabel individu, organisasi, dan psikologis sangat menentukan bagaimana seseorang mengaktualisasikan diri. Menurut Tiffin dan Me. Cormick dalam Srimulyo, ada dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor individual lainnya. b. Variabel situasional, meliputi:
29
- Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari; metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur, dan fentilasi). - Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial. Sutemeister dalam Srimulyo mengemukakan pendapatnya, bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. Faktor Kemampuan - Pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan dan minat - Ketrampilan : kecakapan dan kepribadian. b. Faktor Motivasi - Kondisi social : organisasi formal dan informal, kepemimpinan - Serikat kerja kebutuhan individu : fisiologis, sosial dan egoistic - Kondisi fisik : lingkungan kerja.38 C. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian 1.
Kerangka Pikir Kepala sekolah merupakan seseorang yang menjadi pemimpin disebuah organisai yang terdapat di sekolah. Kepemimpinan Kepala sekolah sangat berpengaruh pada kemajuan sekolah. Kepala sekolah mempunyai 38
http : / / cindoprameswari. blogspot. Com / 2008 / 10/ kinerja-kepala-sekolahdengan-indikator.html (Online, 3 Januari 2013)
30
peranan yang penting dalam organisasi sekolah, ini berarti bahwa apa yang dikerjakannya akan sangat berpengaruh terhadap jalannya proses pendidikan di sekolah, sehingga secara ideal kinerja kepala sekolah harus dapat menciptakan situasi organisasi pendidikan sekolah yang efektif. Kualitas kinerja kepala Madrasah sebagai pemimpin akan sangat ditentukan oleh bagaimana seorang kepala madrasah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuan sebagai pemimpin (leader). Kepala sekolah adalah pemimpin (lieder) bagi lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai leader, kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah, misalnya cara atau usaha kepala sekolah dalam memberikan petunjuk
serta
pengawasan
terhadap
pendidik,
mendorong
atau
meningkatkan kemampuan serta kemauan pendidik untuk meningkatkan profesionalitas kerja, pengambilan keputusan yang tepat, membuka komunikasi terhadap pendidik agar terhindar dari konflik yang menimbulkan kerugian serta meberikan delegasi tugas kepada pendidik. Untuk lebih jelas mengenai hal di atas, dapat dilihat pada skema sebagai berikut :
31
Memberikan petunjuk Kenerja Kepala Madrasah
Memberikan Pengawasan Pengambilan Keputusan
Sebagai Leader Meningkatkan kemampuan pendidik Komunikasi
Delegasi tugas 2. Pertanyaan Penelitian Sebagai pedoman dasar untuk mengadakan penelitian, ada beberapa pertanyaan penelitian yang akan dikemukakan, yaitu : Bagaimana kinerja kepala sekolah sebagai Leader di MTS Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur : 1. Bagaimana kepala madrasah memberikan petunjuk atau arahan kepada pendidik (guru) MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimanakah cara yang dilakukan kepala madrasah dalam memberikan petunjuk kepada pendidik.
32
b. Apa- apa saja petunjuk atau arahan yang sering diberikan oleh kepala madrasah kepada pendidik. 2. Bagaiman kepala madrasah memberikan pengawasan kepada guru sebagai pendidik MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimanakah cara kepala madrasah memberikan pengawasan kepada pendidik. b. Hal apa saja yang sering diawasi oleh kepala madrasah kepada pendidik. c. Kapan kepala madrasah memberikan pengawasan terhadap pendidik. 3. Bagaimana kemampuan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimana cara pengambilan keputusan kepala MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. b. Pada saat apa saja keputusan tersebut diputuskan? c. Kepada siapa saja keputusan tersebut di putuskan? 4. Bagaimana kepala madrasah meningkatkan kemampuan dan kemauan para guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
33
MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimanakah
cara
kepala
madrasah
meningkatkan
kemampuan serta kemauan para pendidik. b. Apa yang ditingkatkan oleh kepala madrasah kepada para pendidik ?. 5. Bagaimana kemampuan kepala madrasah untuk membuka komunikasi terhadap pendidik MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimana cara kepala madrasah berkomunikasi dengan para pendidik. b. Hal apa saja yang dikomunikasikan kepala madrasah terhadap pendidik. 6. Bagaimana kemampuan kepala madrasah untuk mendelagasi tugas terhadap pendidik MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimana cara kepala madrasah mendelagasikan tugas atau wewenang terhadap pendidik. b. Apakah kepala madrasah mendelegasikan tugas – tugas kepada orang-orang tertentu. c. Apa –apa saja yang didelegasikan oleh kepala madrasah terhadap pendidik.