BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Total Quality Management
2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu pada kualitas keseluruhan dalam organisasi dan beberapa ahli memaparkan arti dari total quality management atau yang biasa dikenal TQM sebagai berikut: Menurut Bellis-Jones et al. (dalam Gharakhani et al. 2013:47) Total quality management adalah suatu filosofi manajemen yang ditujukan untuk memberdayakan setiap anggota organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempromosikan terus menerus, berkelanjutan, dan peningkatan jangka panjang dalam kualitas dan produktivitas dan untuk menghilangkan rasa takut karyawan perubahan. Prinsip dasarnya adalah bahwa biaya pencegahan kurang dari biaya koreksi. Menurut Hill (2008 dalam Rawashdeh 2014:149) total quality management dianggap sebagai pendekatan perbaikan terus menerus dalam semua aspek kualitas seluruh proses, barang, jasa dan karyawan dalam perusahaan, dan bertujuan untuk menambah nilai produk yang dikirim ke pelanggan melalui pembangunan berkelanjutan. Serupa dengan Hill, Oakland (2000 dalam Rawashdeh 2014:150) mendefinisikan total quality management sebagai proses memenuhi persyaratan pelanggan yang meliputi, ketersediaan, keandalan, pengiriman, pemeliharaan, dan efektivitas biaya, antara fitur lainnya.. Menurut Heizer dan Render (2009:307) total quality management mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. total quality management menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang terus ingin meraih keunggulan dalam semua aspek produk atau jasa yang penting bagi pelanggan.
7
8 2.1.1.2 Indikator Total Quality Management Flynn et al. (1994 dalam Munizu 2013:187) menetapkan 7 (tujuh) faktor total Quality Management sebagai berikut: 1. Leadership Kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan dan mampu menginspirasi anggotanya. Pemimpin di sini juga berarti mampu membuat arah strategi yang dapat dipahami oleh semua komponen yang ada dengan nilai-nilai yang mewakili seluruh kepentingan. 2. People Management Pemberdayaan, pengakuan, kompensasi, dan kerja tim karyawan berdampak pada kinerja perusahaan. 3. Customer Focus Berfokus pada memenuhi harapan konsumen dan akhirnya berakibat pada kepuasan konsumen. 4. Planning Tujuan
utama
TQM adalah
meningkatkan
mutu
pekerjaan, memperbaiki
produktivitas dan efisiensi. Perencanaan, adalah pemilihan atau penetapan tujuantujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dubutuhkan untuk mencapai tujuan. 5. Process Management Eksistensi kualitas data yang akurat dan tepat waktu adalah prasyarat untuk design produk dan design proses. Melaksanakan proses, Peningkatan berlanjut sebagai bagian dari budaya organisasi yang berpengaruh pada kinerja perusahaan secara signifikan. 6. Information and Analisys Dengan memfasilitasi metode yang memperbanyak hubungan terhadap informasi yang dihasilkan melalui proses TQM, semua pemegang saham mungkin bisa beruntung dari implementasi praktek TQM. 7. Supplier Management Kualitas adalah faktor yang lebih penting daripada harga dalam memilih supplier. Hubungan jangka panjang dengan supplier harus ditetapkan dan perusahaan harus bekerja sama dengan supplier untuk membantu meningkatkan kualitas produk atau jasa
9 2.1.1.3 Penerapan Total Quality Management Total quality management membutuhkan perbaikan berkesinambungan yang tidak pernah berhenti mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah setiap aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki, dimana tujuan akhirnya adalah kesempurnaan yang tidak akan pernah dapat diraih, tetapi selalu diupayakan. Shewhart (dalam Heizer dan Render 2009:308) mengembangkan PDCA yaitu model perbaikan terus menerus, seperti yang digambarkan dibawah ini:
Gambar 2.1 Model PDAC Sumber : Peneliti, 2015 1. Plan merupakan identifikasi perbaikan dan menetapkan rencana yang akan dilakukan. 2. Do merupakan pengujian rencana tersebut dalam bentuk nyata. 3. Act merupakan pemeriksaan apakah rencana dapat dilakukan. 4. Check merupakan implementasi rencana yang telah diuji dan diperiksa
2.1.2 Keunggulan Kompetitif 2.1.2.1 Pengertian Keunggulan Kompetitif Menurut Porter (1985 dalam Munizu 2013:188) keunggulan kompetitif adalah sejauh mana sebuah organisasi mampu menciptakan posisi dipertahankan atas pesaingnya Ini terdiri dari kemampuan yang memungkinkan organisasi untuk
10 membedakan dirinya dari para pesaingnya. Hal sama yang diungkapkan Li et al. (2006 dalam Munizu 2013:188) bahwa keunggulan kompetitif sebagai kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai yang tidak dimiliki dan tidak dapat ditiru oleh pesaing. Rfou et al. (2012 dalam Korankye 2013:1297) mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai kemampuan organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa lebih efektif daripada pesaing lakukan , sehingga mengalahkan mereka. Menurut Porter (1985 dalam Korankye 2013:1296) terdapat 2 (dua) model keunggulan kompetitif yang keduanya didasarkan pada teori ekonomi, Model pertama - model berbasis pasar yang
berfokus pada biaya dan diferensiasi.
Sedangkan, yang kedua adalah model berbasis sumber daya yang komplementer, dimana keunggulan kompetitif terutama didorong oleh faktor-faktor penentu seperti peluang, ancaman, dan kompetisi industri yang bersifat eksternal bagi perusahaan.
2.1.2.2 Indikator Keunggulan Kompetitif Li et al. (2006 dalam Munizu 2013:188) mengukur keunggulan kompetitif perusahaan dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Price Harga merupakan suatu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk berkompetisi melawan kompetitor dengan menerapkan harga yang rendah. Keunggulan daya saing dapat diperoleh apabila setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk menyajikan setiap proses dalam operasi bisnisnya secara lebih baik dalam menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai kualitas tinggi dengan harga yang bersaing. 2. Delivery Dependability Waktu pengiriman dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan, saat perusahaan tersebut mampu untuk mengurangi waktu pengiriman pesanan konsumen atau mengurangi waktu penyediaan jasa kepada konsumen. 3. Product Inovation Konsep yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk, atau proses yang baru atau sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis.
11 4. Time to Market Waktu yang dibutuhkan sejak produk atau jasa pertama kali digagaskan, hingga produk atau jasa telah siap untuk diluncurkan ke pasar. Kecepatan untuk meluncurkan produk ke pasar menciptakan kesempatan bagi perusahaan untuk mencapai pangsa pasar, kepemimpinan pasar, dan laba atau bisa diartikan bahwa Time to market adalah sejauh mana sebuah perusahaan mampu untuk meluncurkan produk baru lebih cepat dari pesaingnya.
2.1.3 Kinerja Organisasi 2.1.3.1 Pengertian Kinerja Organisasi Pengukuran kinerja sangat penting bagi manajemen yang efektif dalam organisasi. Menurut Li et al. (2006 dalam Munizu 2013:188) Kinerja organisasi mengacu pada seberapa baik suatu organisasi mencapai tujuan yang berorientasi pasar serta tujuan keuangan. Kinerja organisasi dapat dilihat sebagai multi-dimensi yang terdiri dari lebih dari sekedar kinerja keuangan. Menurut Griffin (2003 dalam Al-alak 2011:82) kinerja organisasi digambarkan sebagai sejauh mana organisasi ini mampu memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan dan kebutuhan sendiri untuk bertahan hidup. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1996 dalam Febryani dan Zulfadin 2003:42) kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Selain itu, kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan
cerminan
dari
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola
dan
mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
12
2.1.3.2 Indikator Kinerja Perusahaan Ada berbagai cara untuk menentukan dan mengukur kinerja sebuah perusahaan. Menurut Li, et al. (2006 dalam Prayhoego dan Devie 2013:3) ukuran kinerja perusahaan sebagai berikut: 1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan umumnya diukur menggunakan pengukuran berbasis data akuntansi, contohnya pengukuran profitabilitas seperti tingkat pengembalian atas aset, tingkat pengembalian atas investasi, dan tingkat pengembalian atas penjualan. 2. Kinerja Operasional Kinerja sebuah perusahaan dari sisi non-keuangan dapat juga disebut dengan ukuran
kinerja
operasional.
Kinerja
operasional
dapat
diukur
dengan
menggunakan pengukuran seperti pangsa pasar (market share), peluncuran produk baru, kualitas produk/jasa, efektivitas pemasaran, dan kepuasan pelanggan. 3. Kinerja Berbasis Pasar Ukuran kinerja berbasis pasar ini meliputi: tingkat pengembalian pada pemegang saham, market value added dan keuntungan tahunan Dalam penelitian ini pengukuran kinerja perusahaan hanya akan diwakili dengan kinerja keuangan dan kinerja operasional. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja berbasis pasar hanya dapat dilakukan pada perusahaan yang bersifat publik sedangkan objek dalam penelitian ini bukanlah perusahaan publik.
13
2.2 Kerangka Penelitian Berdasarkan pengembangan teori diatas, maka kerangka penelitiannya sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Total Quality Management (X1)
H1
H3 Keunggulan Kompetitif (X2)
Kinerja Perusahaan (Y)
H2
Sumber: Peneliti, 2015.
2.3
Rancangan Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1 : Apakah Terdapat Pengaruh antara total Quality Management (X1) terhadap kinerja perusahaan PT Sumber Air Pagarbatu (Y).
H2 : Apakah Terdapat Pengaruh keunggulan kompetitif (X2) terhadap kinerja perusahaan (Y) PT Sumber Air Pagarbatu.
H3 : Apakah Terdapat Pengaruh antara total Quality Management (X1) dan keunggulan kompetitif (X2) terhadap kinerja perusahaan (Y) PT Sumber Air Pagarbatu.
14
1