6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Biologi Anggrek
2.1.1
Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi
20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia merupakan pusat berbagai jenis anggrek di dunia dimana sekitar 4.000 jenis terdapat di nusantara, dengan jumlah terbesar di Irian jaya berkisaran tara 2.000 jenis (Soebadyo, 2002: 120). Anggrek atau Orchidaceae merupakan keluarga tanaman bunga-bungaan. Anggrek dapat tumbuh pada hutan yang gelap, di lereng terbuka, batu karang yang terjal, danbatu-batuan di sekitar pantai dengan garis pasang surut yang tinggi. Tanaman anggrek bahkan dapat ditemui disekitar gurun pasir. Tumbuh dari kutub utara sampai daerah khatulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika (Nursub’I, 2011: 6). Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati karena bentuk, aroma dan warna bunganya beraneka ragam serta dapat digunakan sebagai bunga potong, tanaman pot, atau elemen tanaman. Tanaman anggrek yang sedemikian banyak jumlahnya secara morfologis mempunyai ciri yang sama, hanya lingkungan hidupnya saja yang berbeda tergantung habitat asalnya. Kondisi lingkungan banyak berpengaruh pada pertumbuhan dan pembungaan anggrek tersebut (Darmono, 2010: 2).
7
2.1.2
Morfologi Anggrek Menurut Darmono (2003: 5) Anggrek mempunyai bagian-bagian seperti daun,
batang, akar, bunga dan buah. 1. Daun Bentuk daun bervariasi dari sempit memanjang sampai bulat panjang. Seperti pada umumnya tanaman Monocotyledoneae, daun anggrek tidak mempunyai tulang daun yang berbentuk jala menyebar, tetapi tulang daunnya sejajar dengan helaian daun, tebal daun juga bervariasi dari tipis sampai tebal berdaging, daun melekat pada batang dengan kedudukan satu helai tiap buku dan berhadapan dengan daun pada buku berikutnya atau berpasangan, yaitu setiap buku terdapat dua helai daun berhadapan (Tjitrosoepomo, 2007: 455). 2. Batang Batang anggrek ada yang berbentuk tunggal dengan bagian ujung tumbuh lurus tidak terbatas. Pada pertumbuhan yang demikian disebut pertumbuhan monopodial. Pada jenis lain ditemui pola pertumbuhan yang simpodial, yaitu anggrek dengan pertumbuhan ujung batang terbatas (Iswanto, 2010: 9). Berdasarkan pertumbuhan batang tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a) Monopodial, Anggrek monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung batang, pertumbuhannya lurus keatas pada satu batang, bunga keluar dari sisi batang diantara dua ketiak daun (Darmono, 2003: 5).
8
Contoh anggrek tipe monopodial: Arachnis sp, Renanthera sp, Vanda sp, Rynchostylis sp, Aerides sp. b) Simpodial, Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru. Pada umumnya anggrek tipe simpodial bersifat epifit (Darmono, 2003: 5). Anggrek yang pertumbuhan ujung batangnya terbatas pada ukuran tertentu. Contoh: Cattleya sp, Oncidium sp, Cymbidium sp, Dendrobium sp. Pertumbuhan monopodial dan simpodial dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Tanaman anggrek Simpodial dan Monopodial (Sumber: Darmono, 2004: 5)
3. Akar Akar anggrek epifit umumnya lunak dan mudah patah, ujungnya meruncing, licin dan sedikit lengket. Pada saat akar ini menyentuh batang yang keras, maka akar ini mudah melekat. Pada bagian batang terdapat aerial yaitu akar yang keluar dari batang atas. Akar aerial yang masih aktif ujungnya berwarna hijau, hijau keputihan atau kuning kecoklatan, licin dan mengkilat, akar ini besar dan bercabang-cabang.
9
Pada tempat yang kering akar ini makin banyak percabangannya untuk mencari tempat yang lembab. Dalam keadaan kering akar anggrek tampak berwarna putih keperak-perakan pada bagian luarnya, dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut (Darmono, 2003: 6).
Gambar 2.2 Akar anggrek (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
4. Bunga Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga, jumlah kuntum bunga pada satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Bunga anggrek memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovary (bakal buah), dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut (Darmono, 2003: 8).
10
Gambar 2.3 Bagian-bagian Bunga Anggrek (Sumber: Priandana, 2007: 7)
Menurut Suryowinoto (1988: 17) berdasarkan tempat keluarnya bunga, jenis anggrek dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1) Anggrek akrant, anggrek yang tangkai bunga muncul dari ujung batang. Contoh: Arundia sp, Epidendrum sp. 2) Anggrek pleurant, anggrek yang tangkai bunga muncul dari samping batang. Contoh: Arachnis sp, Vanda sp, Dendrobium sp. 3) Anggrek dengan penancapan lain, anggrek yang tangkainya menancap tidak pada batang, tidak akrant atau tidak pleurant, tetapi mempunyai cara penancapan yang lain misalnya keluar dari pangkal pseudobulp, menancap pada sisi samping pseudobulp, menancap pada ujung pseudobulp, menancap pada rhizom, menancap pada umbi. 5. Buah Buah anggrek merupakan buah kapsular yang berbelah enam. Biji didalam buah sangat banyak, biji-biji anggrek ini tidak mempunyai endosperm yaitu cadangan makanan seperti biji tanaman lainnya. Cadangan makanan ini diperlukan dalam
11
perkecambahan dan pertumbuhan awal biji. Oleh karena itu untuk perkecambahannya dibutuhkan gula dan persenyawaan-persenyawaan lain dari luar atau lingkungan sekelilingnya. Buah anggrek dapat dilihat pada gambar 2.4 (Darmono, 2010: 8).
Gambar 2.4 Buah anggrek (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Anggrek memiliki biji yang banyak, sangat kecil, seperti bubuk, memanjang pada kedua ujung atau jarang sekali bersayap, lembaga belum terbentuk atau belum termodifikasi (Tjitrosoepomo, 2007: 456). Cyimbidium buahnya kadang-kadang mengandung sampai 1,5 juta biji, Vanda dan Cattleya dapat mengandung biji sampai 5 juta per buahnya (Suryowinoto, 1988: 6). 2.1.3
Klasifikasi Anggrek Dalam taksonomi tumbuhan menurut Tjitrosoepomo (2007: 450), klasifikasi
anggrek adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta (Angiospermae )
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Orchidales (Gynandrae)
Famili
: Orchidaceae.
12
2.1.4
Habitat Anggrek Menurut Nursub’i (2011: 8-9) berdasarkan tempat tumbuhnya anggrek dibagi
kedalam 4 jenis menurut habitatnya: 1. Anggrek epifit Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon atau batang tanaman lainnya, tidak parasit (tidak mengambil sari makanan dari tanaman tersebut sehingga tidak merugikan tanaman inangnya). Dengan demikian anggrek akan memperoleh posisi yang lebih baik untuk mendapatkan cahaya yang lebih. Akarnya melekat pada dahan pohon dan mendapatkan air hanya dari hujan dan kabut. 2. Anggrek litofit Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan serta tahan terhadap cahaya matahari penuh dan hembusan angin kencang, anggrek jenis ini menggunakan batu sebagai pegangan atau tempat pelekatnya. Misalnya Dendrobium dan Phalaeonopsis. 3. Anggrek saprofit Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus dan daun-daun kering serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya anggrek Goodyera sp. 4. Anggrek teresterial Anggrek yang tumbuh dipermukaan tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya matahari sekitar 70-100% dengan suhu pada siang hari 19-38˚ C dan malam hari sekitar 21˚ C.
13
2.2
Deskripsi Lokasi Harapan Rainforest Harapan Rainforest (HRF) adalah hutan dataran rendah terakhir yang masih
tersisa di Pulau Sumatera.Program restorasi HRF merupakan inovasi pengelolaan hutan di Indonesia dan juga menjadi inspirasi di 19 negara di dunia. HRF sudah menjadi tempat dimana suku asli bias hidup damai di dalamnya dan memanfaatkan hasil hutan non-kayu, sambil tetap menjaga dan mempertahankan Ekosistem Hutan Harapan (Harapan Rainforest). Harapan Rainforest merupakan salah satu paru-paru dunia yang terletak di 2 Provinsi yaitu: Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Hutan tropis dataran rendah seluas ±100.000 ha ini namanya sudah cukup dikenal baik didalam maupun luar negeri. Peta lokasi Harapan Rainforest dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut.
Hutanpendidikan (LokasiPenelitian)
Gambar 2.5 Peta Lokasi Harapan Rainforest (Harapan Rainforest).
14
Harapan Rainforest saat ini sedang menjalani program pemulihan untuk dikembalikan menjadi hutan alam atau dikenal juga sebagai Restorasi Ekosistem. Bila restorasi Hutan Harapan berhasil, maka HRF akan menjadi model positif yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan hutan alam di Indonesia dan dunia. Keberhasilan restorasi Hutan Harapan juga akan memperbaiki citra Indonesia dimata Internasional, yang saat ini reputasinya dikenal sebagai salah satu negeri dengan laju kehancuran hutan tercepat di dunia. Harapan Raintforest juga dikenal sebagai ikon Jambi dalam pemulihan hutan dan perlindungan ekosistem serta penyelamatan spesies langka. Proyek Restorasi Ekosistem (RE) pertama ini merupakan peluang bagi Jambi dan Indonesia secara umum untuk mengangkat citra dalam penyelamatan dan perlindungan hutan. Proyek RE ini merupakan proyek pertama di Indonesia yang berlokasi di Jambi dan Sumatera Selatan (Artikel Harapan Rainforest).