1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah kemampuan berdaya guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga memberikan hasil guna (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Kajian yang menyeluruh mengenai efektivitas dalam suatu aktivitas secara umum mengarah kepada proses pelaksanaan ataupun tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.
Kegiatan yang dimaksud adalah
kegiatan yang memberikan manfaat dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Mengenai defenisi efektivitas ini sendiri, banyak ahli yang mengemukakan pandangannya dengan sudut yang berbeda. Efektivitas merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara cermat dan tepat pada waktunya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Kemampuan dari setiap perangkat kerja baik perangkat kerja manusia maupun bukan manusia yang dapat melahirkan suatu hasil yang maksimal yang digunakan sesuai tujuan yang diharapkan. Jelaslah bahwa efektivitas tidak lain adalah kemampuan seseorang atau beberapa orang untuk mengelola dan mendesain suatu organisasi untuk meningkatkan bawahannya ataupun peserta didiknya agar menjadi manusia yang lebih kreatif dan mampu menjalankan semua tugas yang diembankan padany dengan baik dan benar.
2
Menurut (Mulyasa, 2009: 82) dikemukakan bahwa Efektif berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya,dan kesannya). Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksa`nakan tugas dengan sasaran yang dituju. Sementara itu Rahmat (2011:92) “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan
yang
telah
direncanakan.
Pengertian
efektivitas
secara
umum
menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah kemampuan seseorang atau beberapa orang yang terdapat dalam suatu unit tertentu, untuk dapat mengerjakan sesuatu yang nilai guna atau manfaat dari apa yang dikerjakan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka efektivitas penggunaan bahan ajar yang dimaksudkan adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan/menggunakan bahan ajar di dalam pembelajaran, sehingga Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisiensi dan efektif, karena penyusunan bahan ajar diambil dari berbagai referensi yang kemudian disusun secara sistemati dan terpadu. Sehingga memudahkan siswa untuk mempelajarinya.
3
2.2. Pengertian dan Prinsip Pemilihan Bahan Ajar 2.2.1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk merencanakan dan penelaahan implementasi pembelajaran, bahan ajar yang merupakan unit pembelajaran terkecil dengan memuat rangkaian kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara sistematik dan tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas serta spesifik (khusus) memungkinkan siswa belajar sendiri (independen).
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada tujuan pembelajaran.
Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam tujuan pembelajaran yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan tujuan
4
pembelajaran yang telah teridentifikasi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. Menurut Majid (2005:173)”Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar”. Bahan ajar memiliki manfaat bagi guru dan siswa, adapun manfaat yang dimaksud yaitu:
Manfaat bagi guru
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, 2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh 3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi 4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar 5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya. 6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
5
Manfaat bagi siswa
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. 3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai :
1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. 2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
Ketersediaan bahan ajar yang cukup dilingkungan pendidikan dapat mendukung kegiatan pembelajaran serta meningkatkan minat belajar siswa sehingga waktu yang dihabiskan untuk belajar menjadi lebih banyak. Semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh siswa dengan bahan ajar, maka proses pembelajaran akan terus berlangsung Bahan ajar disusun dengan tujuan untuk: 1) membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, 2) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, 3) agar kegiatan pembelajaran dapat lebih menjadi lebih menarik, dan 4)
6
menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Bahan ajar memmungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kopetensi atau kopetensi dasar secara utuh dan sistematik sehingga secara kumulatif mampu menguasai semua kopetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistemtik sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siwa belajar dengan baik. Dengan demikian, menurut Majid (2005:174) bentuk bahan ajar dapat dikelompokan menjadi empat yaitu : 1.
Bahan ajar cetak (printed) antara lain hand out (buku pegangan), buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto, atau gambar, model/mabet.
2. Bahan ajar dengan (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact closk audio.s 3. Bahan ajar gendang (audio visual) seperti radio, kompact disk film. 4.
Bahan ajar interaktif (intractive teaching material) seperti compact disk interaktif. Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kopetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetehuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
7
2.2.2.Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar Ada beberapa prinsip yang harus perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevensi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan/hubungan dengan pencapaian standar kopetensi dan kopetensi dasar. Sebagai misal, jika kopetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa berupa penghafalan fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Jika kopetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kopetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kopetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu pencapaian standar kopetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
8
Prinsip Pengembangan
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak, 2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman 3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik 4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar 5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. 6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan
Penyusunan Bahan Ajar Cetak memperhatikan
1. Susunan tampilan, 2. Bahasa yang mudah 3. Menguji pemahaman 4. Stimulan, 5. Kemudahan dibaca 6. Materi instruksional,
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang
9
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Menurut Nasution (2005: 28) Dalam pembuatan bahan ajar ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar antara lain : 1. Menampilkan daftar isi. 2. Penulisan harus jelas dan mudah dipahami. 3. Memiliki petunjuk belajar mengajar. 4. Memiliki kompetensi yang akan dicapai. 5. Informasi pendukung. 6. Melampirkan Latihan-latihan. 7. Memiliki petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK) dan 8. Memilki soal-soal evaluasi
Bahan ajar secara maksimal akan mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu : 1. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisiensi dan efektif 2. Siswa dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuan sendiri. 3. Siswa dapat memilih dan mengetahui hasil pelajarannya secara berkelanjutan. 4. Siswa benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
10
5. Kemajuan siswa dapat diukur dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap bahan berakhir. 6. Disusun dengan berdasarkan kepada konsep “mastery learning” yaitu suatu konsep guru membelajarkan siswa. 7. Yang menekan siswa harus secara optimal menguasai bahan belajar yang disajikan dalam bahan ajar. Bahan ajar mempunyai karakteristik sebagaimana yang teruraian berikut ini: 1. Merupakan hasil pembelajara terkecil dan lengkap. 2. Memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik. 3. Memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan spesifik (khusus). 4. Memungkinkan siswa belajar sendiri (independen) Apabila bahan ajar tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan yaitu : 1) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukan kepada peserta didik bagian yang sedang diplajari. 2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit. 3) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipidahpindahkan. 4) Menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi indifidu. 5) Bahan tertulis relative ringan dan dapat dibaca dimana saja. 6) Bahan ajar yangg baik akan dapat memotifasi pembaca untuk melakukan aktifitas seperti mencatat, dan membuat sketsa.
11
7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar. 8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
2.3. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran adalah sebuah rangkaian aktivitas membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh perserta didik atau murid. Menurut Rahmat (2011:51) “pembelajaran adalah suatu suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Kedudukan guru dalam KBM sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang dinamis serta memberikan rasa senang bagi siswa. Dalam konteks ini, guru perlu menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan karakter materi pelajaran serta kondisi totalitas siswa. Dengan penggunaan metode pembelajaran tersebut, siswa diharapkan berpartsipasi secara aktif serta memberikan umpan balik (feedback) secara proporsional dalam pembelajaran. Penulis berpendapat bahwa metode pembelajaran secara teknis lebih menekankan pada cara guru dalam mengkomunikasikan atau mentransformasi ilmu pengetahuan kepada siswa dengan harapan mendapat feedback yang sewajarnya. Pemilihan metode ajar yang
12
tepat diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga proses KBM lebih dinamis. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dapat diterjemahkan bahwa guru sebenarnya telah menerapkan sebuah proses demokratisasi dalam kegiatan pembelajaran. . Asmin (2006), dikutip dalam www.depdiknas.org, juga mengemukakan bahwa penetapan dan pemilihan metode pembelajaran orang dewasa yang menurut penulis dapat juga diterapkan pada siswa SMK, menuntut guru mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis, yakni: ”1) Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah dialami, serta 2) Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya”.
Kondisi sebagaimana uraian tersebut bisa berjalan optimal apabila seluruh komponen pembelajaran berperan dengan baik, komponen belajar mengajar dapat meliputi tujuan belajar,
materi pelajaran, motode mengajar, sumber belajar,
media, manajemen interaksi belajar-mengajar, evaluasi belajar, siswa, guru yang kompeten dan pengembangan dalam PBM. Berdasarakan uraian ini, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat berpangaruh dalam pembelajaran mencakup latar belakang pendidikan guru, metode mengajar, sumber dan bahan
13
pelajaran, peralatan dan perlengkapan, evaluasi belajar, supervisi pembelajaran serta kerja sama dengan pemerintah dan juga pihak swasta. Metode pembelajaran pada dasarnya merupakan cara yang digunakan guru yang dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar lebih mengarah pada prosedural yakni berisi tahapan-tahapan pembelajaran. Yang kemudian akan menjadi strategi guru dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didik. 2.3.1 Hakikat dan tujuan pembelajaran Tujuan
pembelajaran
merupakan
salah
satu
aspek
yang
perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut (Hamzah B. Uno, 2006 : 34) Keuntungan yang dapat Diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai: 1. Waktu mengajar dapa dialokasikan dan dimanfaaatkan secara tepat. 2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. 3. Guru dapat menetapkan berapa banya materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya bisa disajikan dalam setiap pelajaran. 4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
Artinya,
peletakan
masing-masing
materi
memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.
pelajaran
akan
14
5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik. 6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan mengajar. 7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. 8. Guru dapat menjamin bahwa hasi belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas. Dengan demikian pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. pada setiap pembelajaran terlebih dahulu yang harus dirumuskan adalah tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada setiap pembelajaran terlebih dahulu yang harus dirumuskan adalah tujuan pembelajarannya. Salah satu tahap dalam proses pembelajaran adalah merumuskan tujuan ingin dicapai dalam pembelajaran itu sendiri. Sebab, tujuan merupakan sesuatu yang sangat esensial dan besar maknanya, baik dalam ranga perencanaan pengajaran maupun pencapaian hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran, tujuan memberikan arah atau petunjuk untuk memilih isi materi pelajaran, menata urutan topik-topik, menentukan metode dan strategi pembelajaran, mengukur prestasi belajar siswa, dan sebagainya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara dosen dan mahasiswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik,
15
proses transaksional juga terjadi antara mahasiswa dengan mahasiswa. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran
Proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara guruh dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dimana siswa sebagai pembelajar melakukan kegiatan belajar dan guru sebagai pengajar melakukan kegiatan mengajar.
Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam Hernawan, dkk (2008:3), bahwa: “pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran” .
2.3.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran
Dimyati dan Mudjiono (2005:42-49) mengemukakan beberapa prinsip yang menjadi landasan pembelajaran antara lain:
1. Perhatian dan motivasi 2. Keaktifan 3. Keterlibatan langsung/berpengalaman 4. Pengulangan 5. Tantangan 6. Balikan dan penguatan
16
7. Perbedaan individu
Perhatian akan timbul pada individu apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan ajar dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Belajar pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku. Seseorang yang belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya akan mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Berbagai pengalaman yang diperoleh pembelajar selama pembelajaran berlangsung akan memperkaya pengetahuannya dan akan menjadi modal bagi dirinya di masa mendatang. Selama individu belajar hendaknya diberikan situasi pembelajaran yang kondusif bagi pembelajaran agar diperoleh pengalaman yang berarti bagi diri individu.