7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Pustaka 1 Kajian Teori a. Manajemen Operasi Manajemen operasional Merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan semua fungsi bisnis lainnya. Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2014), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Eddy Herjanto (2008), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Menurut
Richard
operasional
bidang manajemen yang mengkhususkan pada
adalah
L.
Daft
(2006:216),
manajemen
produksi barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi. Kegiatan menghasilkan barang dan atau jasa terjadi disemua jenis organisasi baik itu manufaktur maupun organisasi yang menghasilkan barang nonfisik. Dalam perusahaan manufaktur dapat terlihat jelas aktifitas proses produksi untuk mengasilkan produk, sedangkan dalam organisasi yang tidak memproduksi barang secara fisik fungsi produksi tidak terlihat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
jelas seperti proses yang terjadi di bank, rumah sakit, jasa transportasi, dsb. Terlepas dari produk akhir berupa barang atau jasa , aktifitas produksi yang berlangsung dalam organisasi tersebut disebut sebagai operasi atau manajemen operasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses pengubahan input melalui proses transformasi sumber daya produksi menjasi output baik itu berupa barang maupun jasa sesuai dengan yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar ;
Input
Output
Materials Machines Labor Management Capital
Transfromaion Perocess
Goods Services
Requirement and feedback
Gambar 2.1 Proses Transformasi Input Menjadi Output (Roberta S Russell & Bernard W Taylor III ,2009 )
b. Fungsi Manajemen Operasi Dalam menjalankan fungsi manajemen operasi pada suatu perusahaan diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem. Menurut Manahan P. Tampubolon (2005) terdapat empat fungsi terpenting
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
dalam fungsi produksi dan operasi adalah ; 1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs). 2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau periode tertentu. 4. Pengendaian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
c. Perencanaan Produksi Perencanaan merupakan
produksi menurut Arman Hakim Nasution (2008)
perencanaan
produk yang akan
tentang produk dan merencanakan
diproduksi
jumlah
oleh perusahaan yang bersangkutan
dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. Dalam penyusunan perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut. Perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Karena perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan atau peramalan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. d. Peramalan (Forecasting) Metode
peramalan
akan
membantu
dalam
mengadakan
pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran,
pengerjaan
dan
pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat. Ada beberapa pengertian peramalan (forecasting) menurut para ahli, antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2014), peramalan adalah seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan dan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis.
Menurut
Singgih
Santoso (2009), peramalan adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupaya memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang bersifat kualitatif. Menurut Eddy Herjanto (2008), peramalan adalah proses suatu variabel (kejadian) di masa datang dengan data variabel yang bersangkutan pada masa sebelumnya. Menurut Arman Hakim Nasution (2008), peramalan
adalah
proses memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam urusan kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa Jadi, peramalan adalah teknik untuk meramalkan kejadian di masa depan yang menggunakan model matematis dan melibatkan data masa lalu. 1. Jenis-Jenis Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2014), pada umumnya berbagai organisasi menggunakan tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan. a. Peramalan ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya. b. Peramalan teknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk
baru
yang
menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. c.
Peramalan
permintaan
permintaan untuk produk Peramalan
ini
disebut
(demand atau
forecast) layanan
adalah suatu
proyeksi
perusahaan.
peramalan penjualan yang mengendalikan
produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. 2. Metode Peramalan Semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu menggunakan data masa lampau untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa yang akan datang. Metode peramlan menurut Jay Heizer dan Barry Render terbagi menjadi peramalan kualitatif dan kuantitatif.
Metode
Peramalan kualitatif terdiri dari juri dan opini eksekutif, metode delpi, komposit tenaga penjualan dan survei pasar konsumen. Metod eperamalan kuantitatif teerdiri dari model deret waktu dan model asosiatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Gambar 2.2 Metode Peramalan Menurut Jay Heizer Dan Barry Render Peramalan kuantitatif terbagi menjadi 2 model yakni model deret waktu (time series model) dan model asosiatif/kausal/sebab-akibat. Pada penelitian kali ini dilakukan peramalan permintaan dengan dasar data history dari jumlah permintaan. Menurut
Widodo (2008)
teknik yang
digunakan
untuk membuat peramalan adalah sebagai berikut : 1.
Kita harus membuat atau menyiapkan data / catatan yang telah kita peroleh mengenai penjualan dari perusahaan yang bersangkutan.
2.
Mencoba
menghubungkan
penjualan industri
penjualan
perusahaan
sendiri
keseluruhannya. Dengan mengetahui hubungan ini
maka perusahaan akan dapat mengetahui share of market nya. 3.
dengan
Mengadakan analisis hubungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Pada dasarnya peramalan tidak terlepas daripada perencanaan di mana kemampuan para perencana dalam meramalkan harus sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini dan data
yang ada agar rencana atau
kebijakkan yang di ambil dapat dijalankan secara efektif dan tepat. Pada hakikatnya peramalan penjualan tidak terlepas daripada rencana atau perencanaan. Kegunaan daripada peramalan penjualan
adalah
untuk
dapat mengambil keputusan/ kebijakkan di mana keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan tersebut dilaksanakan (Widodo, 2008). Metode peramalan yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode trend moment. Dalam metode trend moment terdapat variabel trend Tren adalah suatu gerakan yang cenderung naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu kewaktu dan nilainya cukup rata atau mulus (smooth). Tren data berkala bisa berbentuk tren yang meningkat dan menurun secara mulus. Kekuatan yang dapat memengaruhi trend adalah perubahan
populasi,
harga, tekhnologi dan produktivitas (Suharyadi & Purwanto, 2007). Metode Trend Moment adalah salah satu metode yang di gunakan dalam melakukan forecast penjualan, yang nantinya akan di jadikan dasar untuk penjualan pada tahun
berikutnya. Pada metode Trend
Moment ini terdapat gabungan dari analisis statistik berupa analisis trend dan metode moment atau indeks musiman.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Dalam penerapan metode Trend Moment dapat di lakukan dengan menggunakan data historis dari satu variabel, adapun rumus yang di gunakan dalam penyusunan dari metode ini menurut Sugiarto & Dergibson (2002), adalah: Y=a+bX
(1)
Dimana : Y= nilai trend atau variabel yang akan diramalkan a = bilangan konstant b = slope atau koefisien garis trend X = indeks waktu (dimulai dari 0,1,2,….n) Untuk mencari nilai a dan b pada rumus diatas, digunakan dengan cara matematis
dengan penyelesaiannya menggunakan metode subtitusi dan
metode eliminasi. Adapun persamaannya menurut Sugiarto & Dergibson (2002), yaitu : ∑y = an + b∑x
(2)
∑xy = a∑x + b∑x2
(3)
Dimana : ∑y
=
jumlah dari data penjualan
∑x
=
jumlah dari periode waktu
∑xy
=
jumlah dari data penjualan dikali dengan periode waktu n
jumlah data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Setelah nilai ramalan yang telah diperoleh dari hasil peramalan dengan metode Trend akan dikoreksi terhadap pengaruh musiman dengan menggunakan indeks musim. Indeks Musiman adalah perhitungan data berkala yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana angka indeks musiman merupakan angka yang
menunjukkan
nilai
relative
dari
variable yang merupakan data berkala selama seluruh bulan dalam satu tahun ( dapat lebih dari satu tahun). Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung indeks musiman, antara lain metode rata-rata sederhana, metode relative bersambung, metode rasio terhadap trend, metode rasio terhadap rata-rata bergerak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan indeks musiman metode
relative
bersambung
dengan
menggunakan
rata-rata.
Perhitungan indeks musim yaitu (Jay Heizer dan Berry Rander, 2005) , Indeks Musim =
(4)
Hasil Ramalan
(5)
3. Kriteria Memilih Peramalan Terbaik Mengevaluasi tingkat keslahan peramalan yaitu menguji atau melihat apakah data yang diambil memiliki perbedaan simpangan kesalahan yang cukup kecil, untuk itu harus dicari error yang terkecil sehingga bisa memperkirakan bahwa hasil ramalan dan data observasi diyakini tidak memiliki perbedaan yang mencolok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Ada beberapa uji kesalahan yang dapat digunakan seperti kesalahan nilai tengah, kesalahan nilai tengah absolut, kesalahan kuadrat nilai tengah kesalahan deviasi standar dan lainnya. Beberapa model yang digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan menyeluruh, disebutkan oleh Jay Heizer dan Barry Render yang diantaranya adalah Mean Absolute Error (MAD), Mean Square Error (MSE), dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Pada penelitian akan digunakan uji Mean Square Error (MSE). MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati ∑
(6)
dimana nilai e adalah selisih antara nilai Y dengan peramalan (Yt). Model yang memiliki MSE paling kecil adalah model persamaan yang paling baik. e. Perencanaan Agregat 1. Pengertian Perencanaan Agregat Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan olehpara manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik
untuk
memenuhi
permintaan
yang
diprediksi
dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, danvariabel lain yang dapat dikendalikan (Jay Heizer dan Berry Rander, 2014). Pengertian perencanaan agregat yang dikemukakan oleh Chase Aquilano Jacob (2008:484) adalah sebagai berikut: “The main purpose of the aggregate plan is to specify the optimal combination of production rate, workforce level, and inventory on hand”. Artinya yaitu: “Perencanaan agregat bertujuan untuk menetapkan kombinasi nilai produksi yang optimal berdasarkan tingkat tenaga kerja dan penempatan tingkat persediaan.” Sedangkan menurut Eddy Haryanto (2008:193) menyatakan bahwa: “Bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat (aggregate planning)”. Nasution (2006:66) berpendapat bahwa Perencanaan Agregat merupakan suatu perencanaan produksi untuk menentukan berapa unit volume produk yang hasil diproduksi setiap periode bulannya dengan menggunakan kapasitas maksium yang tersedia. Kata agregat menyatakan perencanaan yang dibuat pada tingkat kasar untuk memnuhi total semua produk yang dihasilkan bukan perindividu produk. .Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output
Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat.
Metode untuk menentukan biaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan
2. Strategi Perencanaan Agregat Strategi perencanaan agregat menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2005) terdapat delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas (capacity option) atau disebut strategi perencanaan agregat secara murni (Pure Strategy) sebab pilihan ini tidak berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan. Tiga pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand option) dimana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan. Strategi-strategi ini melibatkan manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja,kapasitas, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. a. Pilihan Kapasitas / Pure Strategy Sebuah
perusahaan
dapat
memilih
pilihan
kapasitas
dasar(produksi) berikut: 1.
Mengubah tingkat persediaan Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode
permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap tahunnya). Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki masa dimana permintaan
meningkat,
maka
kekurangan
yang
terjadi
dapat
mengakibatkan tidak terjadinya penjualan yang disebabkan waktu tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk. 2.
Meragamkan jumlah tenaga kerja Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan.Salah
satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru memerlukan pelatihan, dan produktivitas rata-rata menurun untuk sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja, menurunkan moral semua pekerja dan dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah. 3.
Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan
meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa
banyak
lembur
yang
dapat
dilakukan.
Upah
lembur
membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead yang diperlukan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan.Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses yang sulit. 4.
Subkontrak Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan
melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. Bagaimana pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan yaitu cost yang tinggi, membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing dan seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu. 5.
Penggunaan karyawan paruh waktu Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi
kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan direstoran, toko eceran, dan supermarket. Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering kali pure strategy menjadi tidak layak, oleh karena itu kombinasi dari pure strategy ini menjadi mixed strategy lebih sering digunakan. Ketika perusahaan mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang bervariasi tersebut, maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang dihadapinya. Bagian pengendalian produksi dan bagian pemasaran harus mengendalikan master schedule yang mencakup beberapa kebijakan perubahan dan prosedur pengoperasian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Karena
22
masalah yang kompleks ini, maka dalam pengendalian keputusan diperlukan diskusi tentang The Value of Decision Rule. (Ginting, Rosnani, 2007) b. Pilihan Permintaan Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut : 6.
Mempengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba
untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan diskon. Perusahaan penerbangan dan hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim sepi; perusahaan telepon membebankan biaya yang lebih murah pada malam hari; beberapa perguruan tinggi member diskon bagi warga senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada waktu musim dingin. Bagaimana pun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi. 7.
Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi. Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima
perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka maupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi yang mungkin dijalankan. Banyak perusahaan menggunakan tunggakan pesanan,tetapi pendekatan ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
8.
Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim
yang berbeda). Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan perpaduan dari barang counterseasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan atau mesin pemotong rumput dan penyingkir salju. Bagaimanapun, perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan produk atau jasa di luar area keahlian atau target pasar mereka.
c. Strategi Campuran ( mixed Strategy ) Walaupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkinakan lebih baik. Kebanyakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat berdasarkan pada prediksi itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manager operasi masih memiliki banyak kemungkinan rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
1. Strategi perburuan (chase strategy), Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai jalan. Sebagai contoh, manager operasi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produks idengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,atau subkontrak. 2. Strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy), Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap samadari periode ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam dan mungkin membiarkan persediaan barang jadi naik atau turun untuk menopang perbedaan permintaan dan produksi atau menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan stabil. Berikut ini disajikan tabel Keuntungan dan Kerugian MasingMasing Strategi Perencanaan Agregat :
\
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Tabel 2.1 Keuntungan Dan Kerugian Masing-Masing Strategi Perencanaan Agregat (Render,2005) Pilihan
Keunggulan
Mengubah tingkat persediaan
Perubahan sumber daya manusia terjadi secara bertahap atau tidak ada perubahan produksi secara tiba-tiba
Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan karyawan
Menghindari biaya alternative lain
Meragamkan tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong Subkontrak
Menyesuaikan fluktuasi musiman tanpa biaya perekrutan / pelatihan
Menggunakan karyawan paruh waktu
Kerugian
Beberapa Komentar
Biaya penyimpanan persediaan dapat meningkat. Kekurangan persediaan dapat menyebabkan kehilangan pernjualan Biaya perekrutan, PHK, dan pelatihan mungkin berjumlah besar.
Diterapkan terutama untuk produksi dan operasi, bukan jasa
Upah lembur mahal; karyawan lelah; mungkin tidak dapat memenuhi permintaan Kehilangan pengendalian mutu; mengurangi keuntungan; kehilangan bisnis di masa datang
Memungkinkan fleksibilitas dalam rencana agregat
Lebih murah dan lebih fleksibel daripada karyawan penuh waktu
Biaya perputaran karyawan/ pelatihan tinggi; sulit membuat penjadwalan
Mempengaruhi permintaan
Mencoba untuk menggunakan kapasitas berlebih; diskon menarik pelanggan baru
Ketidakpastian permintaan, sulit untuk menyesuaikan permintaan pada pasokan ssecara tepat
Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi
Dapat menghindari lembur, menjaga kapasitas tetap konstan
Pelanggan harus mau menunggu, tetapi kehendak baik akan hilang
Baik untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan di wilayah dengan jumlah tenaga kerja sementara yg bnyak Menciptakan ide-ide pemasaran, sering digunakan overbook ( permintaan melebihi pasokan) dalam beberapa jenis usaha Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan
Perpaduan produk dan jasa counterseasonal
Sumber daya yang dimanfaatkan secara penuh; memungkinkan tenaga kerja stabil
Mungkin membutuhkan keahlian atau peralatan diluar keahlian perusahaan
Membolehkan adanya fleksibilitas dan memuluskan output perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Digunakan di mana jumlah angkatan kerja besar
Diterapkan terutama dalam penentuan produksi
Sangat berisiko untuk menemukan produk atau jasa dengan pola permintaan yang berlawanan
26
3. Metode Untuk Perencanaan Agregat Bagi sebagian besar perusahaan, baik strategi perburuan maupun bertingkat tidaklah ideal sehingga dipilihlah suatu kombinasi dari delapan pilihan yang disebut strategi campuran. Strategi campuran merupakan sebuah strategi perencanaan yang menggunakan dua atau lebih variabel kontrol untuk menetapkan sebuah rencana produksi yang bisa dilakukan. Rencana yang dipasukan lebih rumit dibandingkan rencana tunggal atau murni tetapi pada umunya menghasilkan sebuah strategi yang lebih baik. Beberapa rencana agregat beragam mulai dari metode diagram, pendekatan matematis termasuk metode transportasi pemograman linier, model koefisien manajemen dsb.
a. Metode Grafik dan Diagram Metode ini terkenal karena mudah dipahami dan digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variable secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan kapasitas yang ada. Pendekatan yang digunakan adalah “ trial and error “ yang tidak menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang palingdasar pekerjaannya (karyawan administrasi). Berikut lima tahapan metode grafik :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
1. Tentukan permintaan pada setiap periode 2. Tentukan kapasitas untuk waktu reguler, lembur, dan subkontrak pada setiap periode 3. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya ,merekrut dan memberhentikan, serta biaya penyimpanan persediaan. 4. Pertimbangkan kebijkan perusahaan yang dapat diterapkan pada pekerja atau tingkat persediaan. 5. Buat rencana alternatif dan telaah biaya totalnya.
b. Pendekatan Matematis Untuk perencanaan Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak dikembangkan diantaranya: 1. Metode transportasi pemrograman linear Ketika permasalahan perencanaan agregat dipandang sebagai cara mengalokasikan kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan yang diprediksi,perencanaan agregat tersebut dapat dirumuskan dalam sebuah bentuk pemrograman linear. 2. Model Koefisien Manajemen Model koefisien manajemen membentuk sebuah model keputusan formal di seputar pengalaman dan kinerja seorang manajer.Model ini dikembangkan oleh E.H Bowman. Asumsi yang mendasari adalah pengalaman masa lalu manajeer yang cukup baik sehingga menjadi dasar menettapkan keputusan di masa mendatang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap keputusan produksi yang diambil manajer di masa lalu. 3.
Model Linear Decision Rule (LDR) Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya
untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat tenaga kerja sepanjang periode tertentu. Model ini meminimisasi biaya total dari biaya gaji, rekrutmen, PHK, lembur, dan persediaan melalui serangkaian kurva biaya kuadrat. 4. Simulasi Sebuah model komputer yang disebut penjadwalan dengan simulasi menggunakan sebuah prosedur pencarian untuk mencari kombinasi biaya minimum dari harga-harga untuk ukuran tenaga kerja dan tingkat produksi tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Tabel 2.2 Rangkuman Empat Metode Perencanaan Agregat Utama (Jay Heizer dan Berry Rander,2005) Teknik
Pendekatan
Metode grafik
Uji coba
Aspek Penting Mudah dipahami dan digunakan. Banyak solusi,solusi yang dipilih mungkin tidak optimal.
Optimasi
Tersedia peranti lunak pemrograman linear, memungkinkan analisis sensivitas dan batas-batasan baru, fungsi linearnya mungkin tidak realitas.
Model koefisien manajemen
Heuristik
Sederhana, mudah diterapkan, mencoba meniru proses pengambilan keputusan manajer, menggunakan regresi.
Simulasi
Mengubah parameterparameter
Metode transportasi pemrograman linear
Kompleks, modelnya mungkin sulit dibuat dan dipahami manajer.
2 Penelitian Terdahulu Rika safitri (2012) melakukan penelitian perencanaan agregat produksi baju muslim di CV. Fien Fand dengan metode heuristik. CV Fien Fand adalah suatu usaha yang memproduksi baju muslim dan koko anakanak yang terletak di Petukangan Utara Jakarta Selatan. Strategi perencanaan agregat yang digunakan adalah Constant Work Force dan Subkontrak. Hasil perbandingan total biaya ke dua startegi menunjukkan bahwa untuk baju muslim katun polos, kotak-kotak dan bunga-bunga lebih baik menggunakan subkontrak sedangkan untuk baju koko menggunakan strategi Constant Work Force dalam mengefisiensikan biaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
B. Kerangka Pemikiran Pada umunya industri kerudung selalu menghadapi jumlah permintaan yang berfluktuasi atau berubah-ubah. Hal ini juga dialami oleh Industri kerudung Naris. Pola permintaan yang berfluktuasi ini dan keterbatasan
sumberdaya
mengakibatkan terdapat sejumlah permintaan yang tidak dapat terpenuhi khususnya pada saat jumlah permintaan sedang tinggi. Berdasarkan permasalah tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui peramalan permintaan kerudung pada tahun 2015 , sehingga dapat dihitung berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi peramalan permintaan dan jumlah produksi optimal kerudung sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Salah satu faktor yang berperan yang berperan dalam optimalisasi jumlah produksi sehingga efektif dan efisien adalah dengan perencanaan produksi agregat. Perencanaan produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan seperti tenaga kerja sehingga perlu digunakan secara efektif dan efisien. Sehingga tujuan dari perencanaan agregat yaitu optimalisasi pemanfaatan kapasitas perusahaan dapat tercapai. Tercapainya tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan Kerangka pemikiran penelitian dijelaskan dalam gambar 2.2 berikut ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Tidak terpenuhinya permintaan kerudung di Industri kerudung Naris
Tenaga kerja untuk memenuhi permintaan dan Peramalan Permintaan
Perencanaan Agregat
Jumlah tenaga kerja untuk pemenuhan permintaan
Tercapainya Pemenuhan permintaan Pelanggan
Keuntungan Maksimal Inudstri kerudung Naris
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/