BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari bahasa latin: Con atau Cum yang berarti
bersama-sama, dan tango berarti menyentuh,jadi pengertian secara harifiah adalah bersama-sama menyentuh. Interaksi social adlaah proses dimana orang-orang yang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Teori ini melihat kehidupan sosial sebagai suatu proses dari interaksi. Interaksi dilihat sebagai sesuatu yang penting untuk dipertahankan dan dipelihara, dan merubah perilaku, makna, dan bahasa. Dengan kata lain perkataan melalui interaksi dengan cepat dan mudah seseorang dapat mengetahui tentang sesuatu yang diinginkannya (Danandjaja, 2001:12). Inti yang ditarik dari kehidupan sosial adalah interaksi yaitu aksi /tindakan yang berbalas-balasan. Orang saling menanggapi tindakan mereka. Masyarakat merupakan jaringan relasi yang timbal balik. Yang satu berbicara, yang lain mendengar, yang satu bertanya, yang lain menjawab, yang satu member perintah, yang lain mentaati, yang satu bebruat jahat, yang lain membalas dendam, yang satu mengundang, yang lain datang. Selalu tampak bahwa orang selalu saling pengaruh mempengaruhi. Max Weber menekankan hakekat interaksi terletak dalam megarahkan kelakuan kepada orang lain. Yang harus ada orientasi timbal balik antara pihak-pihak yang bersangkutan. Menurut Bonner dan Gunawan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih,sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.
12
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kimball Young dan Raymond W.Mack dalam Soekanto (2000;67), interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosiial, oleh karena tanpa interaksi social tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dalam kehidupan bersama setiap individu dengan individu lainnya harus mengadakan komunikasi yang merupakan alat utama bagi sesame individu untuk saling kena; dan bekerja sama serta mengadakan kontak fisik dan non fisik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam bukunya Sosiologi suatu pengantar Sorkanto (2000;67), mengutip definisi Gillin dan Gillin, yaitu interaksi social merupakan hubungan social yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelopmpok, maupun antara individu dengan kelompok. A. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial: Di dalam kajian Sosiologi, proses sosial secara garis besar dibagi dalam dua bentuk, yaitu: 1.
Proses sosial Asosiatif. Proses sosial asosiatif adalah proses sosial yang di dalam realitas
anggota-anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola kerja sama. Harmoni sosial ini menciptakan kondisi sosial yang teratur atau disebut yang mengatur perilaku para anggoanya. Jika anggota masyarakat dalam keadaan mematuhi tata aturan ini, maka polapola harmoni sosial yang mengarah pada kerja sama antar anggota-anggota masyarakat
akan
tercipta.
Selanjutnya
harmoni
sosial
ini
akan
menghasilkan integrase sosial, yaitu pola sosial dimana para anggota masyarakatnya dalam keadaan bersatu padu menjalin kerja sama. Adapun dalam proses-proses sosial asosiatif dibedakan menjadi:
13
Universitas Sumatera Utara
a.
Kerja sama (Co-operation) Faktor
pendukung
munculnya
kerja
sama
adalah
adanya
kepentingan bersama. Sebagaimana bentuk kerja sama yang menjadi salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia yaitukebiasaan giting-royong dalam mengerjakan pekerjaan. Charles H.Cooley memberikan gambaran tentang kerja sama dalam kehidupan sosial. Kerja sama timbul jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup penegtahuan dan pengendalian terhadap dii sendiri untuk memenuhi kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna. Bentuk kerja sama dibagi menajdi 3 macam yaitu: 1. Bargaining process (proses tawar-menawar), pelaksanaan perjanjian. 2. Co-optation (kooptasi), proses penerimaan unsur-unsur baru. 3. Coalition (koalisi), kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. b.
Akomodasi (Accomodation) Akomodasi merupakan upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai yang mengarah pada kondisi atau keadaan selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Biasanya akomodasi di awali dengan upayaupaya oleh pihak-pihak yang bertikai untuk saling mengurangi
14
Universitas Sumatera Utara
sumber pertentangan di antara kedua belah pihak, sehigga intensitas konflik mereda. Bentuk-bentuk akomodasi diantaranya: 1. Coercion, merupakan akomodasi yang proses pelaksanaannya dilakukan dengan paksaan atau dengan kekerasan 2. Compromise, merupakan proses akomodasi di mana pihakpihak yang bertikai saling mengurangi tuntutan yang menjadi sumber ketegangan untuk mencapai penyelesaian terhadap suatu perselisihan. 3. Arbritration, usaha kompromi dari pihak-pihak yang bertikai yang dilakukan melalui pihak ketiga. 4. Mediation, penyelesaian melalui pihak ketiga, perbedaanya dengan arbritration adalah, pihak ketiga disini bersifat netral dan bertujuan untuk mendamaikan. 5. Conciliation, usaha untuk mempertemukan keinginan pihakpihak yang salingbbertikai guna mencapai persetujuan. 6. Toleration,
salah
satu
bentuk
akomodasi
yang
tidak
direncanakan sehingga terjadi dengan sendrinya. c.
Asimilasi (Asimilation) Arti dari kata asimilasi menurut Koentjarannigrat (2001:248) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lamat laun diterima dan di
15
Universitas Sumatera Utara
olahke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyeabkan hilangnya keprobadian kebudayaan itu sendiri. Koentjsranningrat (2002:255) mengatakan bahwa asimilasi timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan berbeda-beda, saling bergaul langsung secara intensif untuk
waktu
yang
lama
sehingga,
kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah wuudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan ca,puran. Biasanya suatu proses asimilasi terjadi antara suatu golongan mayoritas dan golongan minoritas. Dalam perisiwa sepreti itu biasanya golongan minoritas yang berubah menyeseuaikan diri dengan golongan mayoritas, sehingga sifat-sifat khas dari kebudayaan lambat laun nerubah dan menyatu dengan kebudyaan golongan Mayoritas. Asimilasi merupakan
adanya usaha mengurangi perbedaan-
perbedaan yang terdapat diantara orang-perorangan atau kelompokkelompok manusia dan meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindak,
sikap
dan
proses-proses
mental
dengan
memperhatikan kepentingan bersama. (Setiadi dan Kolip, 2011:81). Apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat maka dia tidak akan lagi
membeda-
bedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingankepentingan secara tujuan-tujuan kelompok. Apabila dua kelompok
16
Universitas Sumatera Utara
manusia mengadakan asimilasi, batas-batas antara kedua keolompok tadi
dengan
pengembangan
sikap-sikap
yang
sama,
walau
kadangkala bersifat emosional, dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi (Soekanto,1990:8). Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya upayaupaya mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau antar kelompok sosial yang di ikuti pula usaha-usaha untuk mencapai kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mengenal dengan memerhatikan kepentingan bersama Syarat asimilasi yaitu: 1. Kelompok manusia yang berbeda kebudayaan. Perpecahan antarkelompok dalam satu wilayah kultural (kebudayaan) tidak digolongkan asimilasi 2. Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama. Tanpa melalui pergaulan da;am kurun waktu tertentu maka asimilasi tidak akan tercapai. 3. Kebudayaan dari kelompok manusia tersevut masing-masing berubah dan saling menyesesuaikan diri, Faktor-faktor yang mempermudah bagi jalannya asimilasi di antaranya adalah: 1. Toleransi. 2. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya. 3. Amalgamasi.
17
Universitas Sumatera Utara
Amalgamasi merupakan proses social yang melebur dua kelompok budaya menjadi satu, yang pada akhirnya melahirkan sesuatu yang baru. Amalgamasi akan mmelenyapkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalam kelompok. Sebagai contoh pertentangan-pertentangan anatara suku bangsa - suku bangsa Anglo-Saxon dan normandia telah berakhir ketika terjadi perkawinan campuran antara kedua suku tersebut. Perkawinan campuran antara kedua kelompok ini telah melahirkan proses amalgamasi yang berhasil. Apa yang di uraikan di atas adalah hal-hal yang menggambarkan prosesproses sosial yang bersifat asosiatif. Sebagaimana halnya dengan proses-proses social yang bersifat asosiatif merupakan proses sosial yang bersifat positif, yaitu proses sosial mengindikasikan adanya gerakan pendektaan atau penyatuan salah satu dari bentuk tersebut adalah melalui Amalgamasi.relasi Amalgamasi salah satu bagian dari bentuk interaksi sosial asosiatif yaitu salah satu bentuk interaksi sosial yang mengindikasikan adanya penyatuan dalam masyarakat meskipun suku, etnis dan budaya dalam masyarakat tersebut berbeda. Menurut
(Usman
Pelly
1990:38)
kondisi
masyarakat
majemuk
diklasifikasikan ke dalam dua bentuk. Pertama, kondisi horizontal yang terdiri dari: (1)Etnik, rasa tau asal usul keturuan (2) Bahasa daerah (3) adat istiadat (4) Agama (5) Pakaian atau makanan dan budaya material lainnya. Kedua, kondisi vertical yang terdiri dai: (1) penghasilan atau ekonomi. (2) Pendidikan(3) Pemukiman (4) Pekerjaan (5) Pendudukan sosio-politik. Usman Pally, interaksi antar suku bangsa dalam masyarakat majemuk. Menurut Siti Norma (dalam Bagong Suyanto 2006:62-69) Factor yang dapat mempermudah Amalgamasi yaitu:
18
Universitas Sumatera Utara
Pertama, sikap dan kesediaan menenggang, apabila toleransi dapat di hidupkan diantara kelompok-kelompok manusia yang berbeda budaya itu, maka proses Amalgamasi akan mudah dilangsungkan tanpa banyak hambatan yang berarti. Kedua, sikap menghadapi orang asing berikut kebudayaannya, sikap demikian ini akan memeprmudah pendekatan-pendekatan warga dari kelompok berbeda itu. Ketiga, kesempatan dalam bidang ekonomi yang seimbang, kesempatan ekonomi yang seimang ini akan memberi kemungkinan paDa Setiap pihak untuk mencapai kedudukan tertentu berkat kemampuannya. Keempat, sikap terbuka golongan penguasa, sikap terbuka bagi golongan penguasa akan meniadakan kemungkinan-kemungkinan diskriminasi oleh kelompok-kelompok mayoritas terhadap kelompok-kelompok minoritas dan tiadanya diskriminasi antar kelompok akan mempermudah terjadinya amalgamasi. Kelima,
kesamaan
dalam
berbagai
unsur kebudayaan,
sekalipun
kebudayaan masing-masing kelompok itu sepenuhnya tidak sama, namun unsurunsur tertentu terdapat kesamaan Keenam, perkawinan campur, perkawinan campur antar kelopmpok mayoritas dengan kelompok minoritas atau antara golongan penjjah dan golongan terjajah I I merupakan langkah penting dalam usaha-usaha penyelenggaraan Amalgamasi. Ketujuh, musuh bersama dari luar, ancaman musuh bersama dari luar akan memperkuat rasa persatuan dalam masyarakat.
19
Universitas Sumatera Utara
Menurut Blumer, manusia merupakan actor yang sadar dan refleksti yang menyatukan objek-objek yang diketahuinya. Hal tersebut disebut dengan self indication yaitu proses komunikasi yang sedang berjalan dimana individu mengetahui sesuatu, menilainya dan memberinya makna dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna itu. Proses self-indication terjadi dalam konteks sosial di mana individu mencoba mengantisipasi tindakan-tindakan orang lain dan menyesuaikan tindakannya sebagaimana ia menafsirkan tindakan itu. Interaksi sosial yang diketengahkan Blomer yang mengandung sejumlah ide-ide dasar atau root omages yaitu masyarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi tindakan tersebut saling bersesuaian melalui tidakan bersama, membentuk apa yang di kenal sebagai organisasi atau struktur sosial. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa relasi amalgamasi akan mudah terjadi apabila setiap individu dalam masyaralay memahami multicultural yang terdiri dari suku dan budaya yang berlainan tidak cukup hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk serta harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima keyatan kemajemukan sebagai sebuah nilai positif yang memperkaya pertumbuhan budaya melalui interaksi dan pertukaran silang budaya yang beraneka ragam. 2.
Proses sosial disasosiatif Proses sosial disasosiatif adalah realitas sosial dalam keadaan
disharmonis sebagai akibat adanya pertentangan antar-anggota masyarakat. Proses sosial yang disasosiatif ini dipicu oleh adanya ketidaktertiban sosial atau sosial disorder. Proses-proses sosial disasosiatif diantaranya:
20
Universitas Sumatera Utara
a. Persaingan (Competition) Persaingan merupakan proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia yang terlibat dalam proses tersebut saling berebut untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada masa tertentu menjadi pusat perhatian public. b. Kontravensi (Contravention) Kontravensi merupakan proses sosial yang di antara oersaingan dengan pertentangan atau pertikaian yang ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian tentang diri seseorang atau rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Tipe-tipe kontravensi diantaranya: Kontraversi antar golongan dalam suatu masyarakat 1. Antoganisme keagamaan, sikap berlawan-lawanan antar penganut agama yang dilatarbelakangi oleh sikap dan keyakinan masyarakat. 2. Kontravensi inelektual, sikap memandang rendah dari golongan terdidik terhadap golongan yang tidak pernah memiliki kesempatan dalam pendidikan. 3. Oposisi moral, sikap golongan tertentu terhadap kebudayaan kelompok lain. c. Pertentangan atau pertikaian (Conflict) Konflik merupakan proses sosial di mana masing-masing pihak yang berinteraksi berusaha untuk saling menghancurkan, menyingkirkan, mengalahkan karena berbagai alasan seperti rasa benci atau rasa permusuhan.
21
Universitas Sumatera Utara
Adapun akar permasalahan atau sebab musabab konflik di antaranya: 1. Perebdaan antar perorangan maupun kelopk yang acapkali menibulkan benturan-benturan antar individu maupun kelompok. 2. Perbedaan
kebudayaan
yang
berpengaruh
pada
perbedaan
kepribadian seseorang atau sekolompok sebab karakter kebudayaan akan berpengaruh dalam membentuk karakter manusia dalam kehidupan sosialnya. 3. Bentrokan antar kepentingan,
yang dilatar belakangi dari
pertentangan. 4. Perubahan-perubahan sosial yang meliputi perubahan norma dan nilai sosial. 2.2. Teori Adaptasi Sosial A. Definisi adaptasi sosial Adaptasi adalah suatu penyesesuaian pribadi terhadap lingkungan. Penyesesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungannya, jadi dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan pribadi (Gerungan,1991:55). Menurut Suparlan, adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melamgsungkan kehidupan. Dalam proses kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat, individu tidak dapat begitu saja melakukan tindakan yang dianggap sesuai dengan dirinya, karena individu tersebut mempunyai lingkungan diluar dirinya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Dan lingkungan ini mempunyai aturan dan norma-norma yang membatasi tingkah laku individu tersebut.
22
Universitas Sumatera Utara
Penyesesuaian diri terhadap lingkungan fisik sering disebut dengan istilah adaptasi dan penyesesuaian diri dengan lingkungan sosial disebut dengan adjustment. Adaptasi lebih bersifat fisik, dimana orang berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, karena hal ini lenih banyak berhubungan dengan diri orang tersebut. Tingkah lakunya tidak saja harus menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan lingkungan sosialnya (adjustment). Dalam (Soekanto,2000:10-11) memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yaitu: 1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan 2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan 3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. 4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. 5. Memanfaatkan
sumber-sumber
yang
terbatas
untuk
kepentingan
lingkungan. 6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi ilmiah. Dan batas-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok maupun unit social terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Lebih lanjut tentang proses penyesuaian tersebut,
23
Universitas Sumatera Utara
Aminuddin menjelaskan bahwa penyesuaian dilakukan dengan tujuantujuan tertentu (Aminuddin,2000:38) antara lain: 1. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan 2. Menyalurkan ketegangan social. 3. Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit social. 4. Bertahan hidup. B. Pengertian adaptasi budaya Adaptasi budaya terdiri dari dua kata yang masing-masing mempunyai makna yakni, kata adaptasi dan budaya, adaptasi adalah sebagaimana uraian di atas
yaitu,
kemampuan
atau
kecenderungan
makhluk
hidup
dalam
menyesesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Adaptasi juga bias diartikan sebagai cara-cara yang dipakai oleh perantau untuk mengatasi rintangan-rintangan yang mereka hadapi dan untuk memperoleh keseimangan-keseimbangan positif dengan kondisi lata belakang perantau. Sedangkan kata budaya atau kebudayaan adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolaah dan mengubah alam. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang didapat atau yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola pikir, merasakan dan bertindak. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajarberfikir merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi, politik dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya.Budaya menampakkan diri dalam pola-pola Bahasa dan dalam
24
Universitas Sumatera Utara
bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu. Pada masyarakat multikultural adaptasi budaya di mulai dari penyeseuaian cara hidup yang berbeda, Bahasa, adat dan agama yang berbeda. Dimana di dalam sebuah masyarakat yang berlatar belakang budaya yang berbeda secara tidak langsung akan mengintegrasikan dirinya ke dalam suatu proses adaptasi yang berlangsung lama. Menurut Georg Simmel, munculnya masyarakat dikenal dengan istilh vergesellschaftung yang secara harafiah berrati “proses terjadinya masyarakat” atau disebut juga dengan istilah Sosiasi. Jadi munculnya masyarakat terjadi karena adanya interaksi timbal balik yangberupa adaptasi antar masyarakat suku asli dengan suku pendatang yang mana dalam proses tersebut individu akan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
25
Universitas Sumatera Utara