10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Biomekanika Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukumhukum mekanika terhadap struktur hidup. Aplikasi biomekanika di bidang olahraga yang utama adalah teknik pada cabang tertentu yang tidak sama antara satu dengan yang lain. Karakteristik masing-masing cabang olahraga perlu juga dipahami lebih dahulu oleh para pelatih. Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran. Pemakaian peralatan serta fasilitas yang sering digunakan harus ada kesesuaian dengan teknik yang ditampilkan pada setiap cabang olahraga diperlukan
analisis
biomekanik
secara
teliti
dan
tepat
untuk
memperbaikinya. Fungsi biomekanika sangat penting sebagai modal pengetahuan pelatih dalam membina para anak latihnya mencapai performance yang diharapkan secara optimal. Untuk bisa secara efektif menganalisis dan meningkatkan teknik, pelatih di masa kini membutuhkan
11
pemahaman mendalam tentang biomekanika (Joseph. H, et al, 2003: 5). Pendekatan
biomekanika
untuk
menganalisis
pergerakan
dapat
menggunakan kualitatif, dengan observasi dan deskriptif, atau kuantitatif, dalam pengertian bahwa beberapa aspek gerakan yang akan diukur. Menurut Hay (1985: 2) biomekanika adalah ilmu yang mempelajari mengenai gaya-gaya internal dan eksternal yang bekerja pada tubuh manusia dengan akibat-akibat dari gaya-gaya yang dihasilkan. Pate, dkk (1993: 2) mengemukakan bahwa biomekanika adalah suatu subdisiplin ilmu yang berhubungan dengan aplikasi dari prinsip-prinsip ilmu fisika yang mempelajari gerak pada setiap bagian dari tubuh manusia. Berdasarkan pengertian tersebut, maka biomekanika selalu berhubungan dengan gerakan tubuh dan gaya-gaya yang dihasilkan agar lebih efektif dan efisien, sehingga berdaya guna terutama di bidang olahraga prestasi. Pelatih dalam hal ini perlu memahami bahwa dalam aplikasi keilmuannya dan menjalankan profesinya setiap gerak tubuh yang ditampilkan oleh para atletnya selalu berdasarkan kajian biomekanika. 1. Biomekanika Olahraga Secara umum manfaat yang didapat dalam mempelajari biomekanika olahraga adalah untuk memperbaiki teknik dengan melakukan analisis yang dilakukan untuk mencegah cidera olahraga. Jadi dua manfaat utama mempelajari biomekinika adalah memperbaiki penampilan dan mencegah cidera. Selain itu ada beberapa manfaat lain
12
selain dua manfaat utama yang disebutkan diatas, yaitu: (1) membantu dalam proses mempelajari atau mengajarkan satu teknik tertentu, dan (2) dapat menciptakan teknik baru dalam upaya memaksimalkan prestasi yang sudah didapat. Dengan manfaat yang sudah disampaikan di atas, pencapaian prestasi yang optimal dapat diwujudkan dengan menggabungkan dengan disiplin ilmu yang lainnya dalam cakupan ilmu olahraga. Biomekanika digunakan juga oleh berbagai disiplin ilmu yang berbeda termasuk ilmu faal, biologi, medicine, dan mekanika. Biomekanika yaitu termasuk dalam ilmu fisika atau ilmu alam, sedangkan bentukbentuk parameter yang diukur adalah: (a) Gaya (Force); (b) Jarak (Distance); (c) Kecepatan (Velocity). Analisis biomekanika dapat mengukur karakteristik dalam suatu keterampilan atau merupakan dasa dari pelaksanaan suatu keterampilan. Menurut Crespo, et. al (2002: 20) pelatih harus memperhatikan fakta bahwa perkembangan pertumbuhan umur atlet dapat berbedabeda, maka dalam hal ini pelatih bisa mengamati atletnya secara biomekanika. Dari penjelasan tadi maka kegunaan biomekanika bagi pelatih: (1) pengetahuan biomekanika membantu para pelatih menganalisa suatu keterampilan, (2) biomekanika membantu dalam menilai teknik-teknik baru dan latihan baru, (3) biomekanika membantu memperkecil atau mencegah cidera yang di akibatkan oleh gerakan, (4) biomekanika membantu menciptakan teknik-teknik baru
13
dalam menampilan suatu keterampilan yang menghasilkan efektivitas yang lebih tinggi. 2. Ciri-ciri Mekanis Tubuh Manusia Menurut Imam Hidayat (1999: 5) melalui biomekanika pelatih akan membiasakan diri untuk melakukan gerakan tenis lapangan dengan cara yang efisien. Bila gerak itu efisien maka kita dapat mengontrol dan menguasai suatu permainan dalam tenis lapangan. Gerak itu efisien bila: (a) kelompok otot yang besar bekerja lebih dahulu, (b) melakukan kegiatan tenis lapangan dengan penuh gairah, (c) mengeluarkan tenaga secara intelijen, artinya ada koordinasi yang baik, dan saat/timing yang tepat, (c) bergerak secara proporsional, artinya dilakukan dengan ekonomis dan adanya otomasi. Sebaliknya gerakan yang tidak efisien akan menimbulkan: (a) penghamburan tenaga dan ketegangan yang berlebihan, (b) kelelahan fisik yang terlalu cepat, dan kelelahan psikis, (c) kelesuan, (d) rasa nyeri, (e) frustasi. Menurut Imam Hidayat (1999: 6) bila gerak itu efisien, dapat diasumsikan bahwa tekniknya benar, sebab teknik itu tidak lain adalah: “Kemampuan untuk memanfaatkan prinsip atau teori dalam meningkatkan keterampilan dengan cara yang efisien.” Sebaliknya bila teknik itu benar dapat dipastikan bahwa gerak itu adalah efisien. Efisiensi juga erat kaitannya dengan kesempurnaan
14
gerak dan keindahan gerak. Jadi efisiensi, teknik gerak, dan keindahan gerak mempunyai hubungan timbal balik. Efisiensi
Teknik
Keindahan gerak Gambar: 1. Hubungan efisiensi, teknik, dan keindahan gerak 3. Pendekatan-pendekatan dalam mempelajari gerak Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk mempelajari biologi dan aspek mekanika gerak tubuh yaitu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan
kualitatif.
Pendekatan
kuantitatif
termasuk
menggambarkan suatu gerak tubuh yang bagiannya dalam istilah numerik. Pengamat dengan menggunakan pendekatan kuantifikasi menjelaskan atau membuat uraian situasi yang sebenarnya. Namun tidak ekonomis bagi seorang pelatih menganalisis setiap gerak secara kuantitatif, oleh karena alat-alat elektronik untuk menganalisis serba mahal.
Menganalisis
pendekatan
kualitatif
kuantitatif
sangat
menyatakan
gerak
dianjurkan. tidak
Sedangkan
menggunakan
terminologi angka-angka (tanpa mengukur atau menghitung setiap bagian tubuh). Evaluasi kualitatif suatu keterampilan didasarkan pada ketepatan menggunakan suatu dalil, atau hukum dan pengaruhnya pada sebuah gerak. Dalam situasi melatih analisis gerak umumnya
15
didasarkan atas pengamatan. Menggunakan peragaan dengan gambar hidup dan video merupakan alat yang dianjukan untuk membantu memperbaiki proses melatih. Pelatih menggunakan film atau video untuk merekam gerakan anak asuhannya, agar kekeliruan gerak yang terjadi dapat dilihat oleh atlit pada saat masih segar sehingga mudah diingat mengenai apa yang harus diperbaiki. B. Hakekat Forehand Groundstroke Tenis Lapangan Menurut Sudiro (2008: 18) bahwa forehand groundstroke adalah pukulan yang dilakukan setelah bola memantul dari lapangan dengan cara posisi telapak tangan menghadap ke arah bola yang akan dipukul (menggunakan otot-otot lengan bagian depan). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pukulan forehand groundstroke merupakan pukulan yang dilakukan dengan menggunakan raket setelah bola mantul di lapangan agar masuk ke daerah lawan dengan cara posisi telapak tangan menghadap ke arah bola yang akan dipukul. Menurut Miley (1998: 68) the forehand shot is one of the most important srokes in tennis. Jadi dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pukulan forehand groundstroke adalah pukulan yang dilakukan dengan menggunakan raket setelah bola mantul di lapangan agar masuk ke daerah lawan dengan cara posisi telapak tangan menghadap ke arah bola yang akan dipukul.
16
Hohm dan Klavora (Sukadiyanto, 2004: 37) menyebutkan bahwa groundstroke merupakan jenis pukulan yang mempunyai jenis persentasi cukup tinggi untuk mendapatkan angka dalam pertandingan tenis, bahkan 47% teknik groundstroke dilakukan selama permainan. Dari pendapat tersebut jelas bahwa teknik pukulan dapat memberikan sumbangan terbesar dalam setiap permainan tenis dibandingkan dengan teknik pukulan yang lain. Oleh karena itu, sangat diperlukan latihan secara intensif, efektif, dan efisien untuk melatih teknik pukulan groundstroke, sehingga dapat bermain tenis dengan baik. Pukulan forehand groundstroke merupakan pukulan yang paling sering dilakukan selama permainan, dengan kata lain merupakan pukulan yang paling dominan. Pada prinsipnya, teknik forehand groundstroke gerak dasarnya adalah mengayun (swing). Menurut Jim Brown (2001: 31) “Sedikitnya setengah dari seluruh pukulan tenis adalah forehand. Karena anda akan melakukan ribuan pukulan forehand dan karena pukulan ini dapat menjadi senjata simpanan yang bermanfaat bagi anda, maka pukulan ini sangat penting” agar mampu bermain tenis lapangan dengan baik. Teknik dasar pukulan forehand groundstroke tenis lapangan tersebut dapat dikuasai melalui latihan secara sistematis dan kontinyu. Untuk melakukan groundstrokes seorang perlu memperhatikan beberapa komponen gerak yang tersebut dikenal dengan nama ”Four in one principle”. komponen gerak tersebut adalah: Grip (pegangan raket), Body Stance (posisi badan), Arm motion (gerakan lengan), Point of contact
17
(perkenaan bola pada raket). Beberapa grip atau pegangan raket untuk forehand groundstroke tenis lapangan. Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau dari posisi pegangan raket.
Gambar: 2. Posisi Grip, forehand continental grip, forehand eastern grip, forehand semi-westerngrip, forehand western grip. (http://prasso.wordpress.com). 1. Grip Umumnya gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di atas, yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk petenis.
a. Forehand Continental Grip Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).
18
Pemain tenis profesional modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Kelemahan grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket. b. Forehand Eastern Grip Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Petenis dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti berjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
19
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun kelemahan pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik. Salah satu pemain tenis profesional yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena merupakan tipikal pemain service volley yang sangat nyaman memakai grip ini. c. Forehand Semi-Western Grip Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner. Dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal), bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2 atau 3. Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai
20
untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. kelemahan dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bolabola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah: Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin. d. Forehand Western grip Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini. Grip ini sering disebut sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang raket ini seperti saat memegang gagang wajan. Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan topspin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Kelemahan dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court). Pemain pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain spesialis tanah
21
liat
seperti
Rafael
Nadal,
Carlos
Moya
(http://prasso.wordpress.com/2007/08/02/teknik-dasar-bermain-tennisgrip/). 2. Body Stance adalah sikap pemain yang diambil pada saat pemain memukul dan bagaimana posisi kaki pemain. Stance dalam permainan tenis ada dua macam yaitu open stance (terbuka) dan close stance (tertutup). Karena banyak melibatkan segmen badan sekarang ini stance yang digunakan semi open dan open stance. 3. Arm motion pada permainan tenis adalah gerakan lengan yang terdiri dari tiga tahap di mana, tahapan tersebut merupakan gerakan yang tidak terputus dan satu kesatuan yang serasi. Adapun tiga tahap tersebut adalah: (a). Gerakan lengan ke belakang (backswing), (b) Gerakan lengan ke depan (forward swing), perkenaan bola dengan raket (point of contact), (c) Gerakan lanjutan (follow through). Gerak lanjut atau followtrough merupakan sifat-sifat yang terdapat dalam hukum Newton I, yakni hukum tentang kelembaman (inertia) yang berbunyi: jika suatu benda dalam keadaan diam atau bergerak, maka benda tersebut akan tetap diam atau bergerak bila tidak ada sebab-sebab yang menimbulkannya. Akibat lebih lanjut dari followtrough adalah: (1) gerakan lebih terkontrol, (2) irama gerak dapat dijaga, (3) lebih stabil, (4) lebih akurat (tepat dan cermat), (5) lebih efisien, (6) mencegah terjadinya cidera.
22
4. Point of contact pada permainan tenis adalah titik temu antara bola dan raket, dan dilakukan di depan badan karena akan memudahkan dalam memukul bola.
Gambar: 3 Posisi siap (Jim Brown, 2001: 17) Forehand groundstroke dapat dilakukan tetap memperhatikan masalah keseimbangan badan dan koordinasi. Mengatur kaki pada sudut yang tepat untuk menembak, kaki belakang pada 90 derajat, kaki depan pada 45 derajat (How to Do a Tennis Forehand Ground Stroke | eHow.com). Untuk memperoleh keseimbangan adalah dengan cara merendahkan titik berat badan (lutut ditekuk), karena dengan menekuk lutut maka titik berat badan akan dekat dengan bidang tumpu. Posisi semi sampai open dengan lutut ditekuk, maka keseimbangan akan semakin kuat tetapi dalam tenis keseimbangan yang digunakan adalah keseimbangan yang bersifat labil, karena posisi selalu berubah-ubah dan dilakukan dengan cepat. Pengertian forehand groundstroke adalah pukulan yang dilakukan oleh pemain dengan telapak tangan memegang raket memukul
23
bola ke depan setelah bola memantul di lapangan. Pukulan ini dilakukan setelah bola memantul sekali.
Gambar: 4. Persiapan forehand groundstroke. (http://2.bp.blogspot.com). Howard. B, et al, (2002: 184) dalam forehand groundstroke modern bahwa banyak pemain telah mengadopsi open stance dengan semi western atau western grip. Teknik forehand groundstroke mempunyai gerakan yang kompleks dan memiliki beberapa unsur gerakan, gerakan pada teknik ini pada dasarnya terdiri dari tiga tahap gerakan yang tidak terputus melainkan satu kesatuan yang serasi dan ritmis: (a) gerakan ayunan lengan ke belakang (back swing), (b) gerakan ayunan lengan ke depan (forward swing) dan perkenaan bola dengan raket (point of contact), (c) gerakan lanjutan (follow trough). Ketiga tahap gerakan tersebut dilakukan secara berkesinambungan agar mendapatkan pukulan yang terarah dan efisien.
24
Gambar: 5. Back swing, Forward swing, Point of contact dan Follow through (Jim Brown, 2001: 32). Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomekanika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian
prestasi
maksimal.
Pukulan
forehand
groundstroke
merupakan suatu pola gerakan yang terdiri dari beberapa bagian yang harus dirangkaikan dengan baik dan harmonis. Gerakan harus dirangkai dengan irama tertentu untuk menjadi gerakan yang harmonis. Dalam latihan forehand groundstroke ada tiga hal yang penting yaitu gerak ayun (backswing), perkenaan (impact) dan gerak lanjut (follow through) merupakan satu gerakan yang serasi dan tidak terputus-putus, yang nantinya dijadikan satu gerakan ayunan lengkap dan harmonis guna memukul bola.
25
Untuk menganalisis gerakan teknik forehand grounstrokes dilihat dari sikap permulaan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir dari teknik. Untuk memulai suatu gerakan baik sikap saat permulaan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir dari teknik diperlukan sikap siap. a. Gerakan ayunan lengan tangan ke belakang (back swing) Gerak ayunan ke belakang dimulai dari sikap siap kemudian memutar badan sehingga dengan sendirinya raket terbawa ke belakang. Hal yang perlu diperhatikan seorang pelatih kepada anak latihnya adalah bahwa dalam mengayun ke belakang yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan melihat bola setelah lepas dari raket lawan, (2) Memperkirakan tempat dan jatuhnya bola.
Gambar: 6. Backswing forehand groundstroke tenis lapangan (http://www.google.co.id) b. Gerakan ayunan lengan/raket ke depan (forward swing) Gerak ayunan lengan/raket ke depan dimulai setelah raket sampai di belakang badan dengan posisi lengan relatif lurus terayun pada
26
persendian bahu setelah itu diayun ke depan. Ayunan ke depan di sertai putaran bahu dan pinggul. Komponen yang perlu diperhatikan dalam ayunan ke depan adalah: (1) Konsentrasi ke depan pada bola yang memantul di tanah, (2) Ayunan raket ke depan di mulai dengan menurunkan raket di bawah garis datangnya bola, sehingga kepala raket lebih rendah dari titik bola yang akan dipukul, (3) Ayunan raket ke depan atas, ke arah net, dan posisi tungkai raket mendatar dengan lantai.
c. Gerakan lanjut (follow through) Gerakan lanjut dimulai setelah raket mengenai bola, arah ayunan ke depan atas dan lengan berhenti setinggi bahu. Perlu diperhatikan dalam gerakan lanjut adalah: (1) Jangan mengangkat bola untuk melihat bola sebelum gerakan lanjut berakhir, (2) Pergelangan tangan harus tetap stabil dalam gerakan lanjut. (3) Berat badan dipindahkan dari kaki yang berada di belakang ke kaki yang berada di depan (body transfer), (4) Gerakan lengan kiri untuk keseimbangan, (5) Kaki yang berada di belakang, pergelangan kaki lurus mengikuti gerakan badan.
27
Gambar: 7. Follow through forehand groundstroke tenis lapangan (http:www.optimumtennis.net) Ketepatan gerakan ayunan ke belakang sangat di perlukan agar menghasilkan pukulan yang terarah dan efisien.
Gambar: 8. Analisis forehand groundstroke dari posisi depan kanan pemain (http://www.yocto-tennis-club.com/tennis-strokesforehand.html)
28
Sering sekali pada saat memukul forehand mengalami kesulitan, baik para pemain pemula ataupun yang sudah lanjut. Jim Brown (2001: 37) mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam pukulan forehand dan cara memperbaikinya sebagai berikut: Tabel 1. Kesalahan dalam forehand groundstroke dan perbaikannya KESALAHAN 1. Anda memegang raket dengan genggaman yang salah
2. Raket terputar saat terkena bola 3. Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk memukul
4. Anda memukul bola terlalu keras 5. Pukulan anda kurang bertenaga
6. Pukulan anda tidak konsisten
7. Siku anda tinggi dan bergerak lebih dulu saat pukulan forehand
Sumber (Jim Brown, 2001: 37)
PERBAIKAN 1. Gunakan tangan anda yang bebas untuk mengatur genggaman antara dua pukulan. Ingatlah, dengan melihat pada genggaman dari atas, pergelangan tangan anda harus berada di belakang dan agak ke kanan atas saat forehand, di belakang dan agak ke kiri saat backhand. 2. Pegang raket dengan lebih erat 3. Mulailah bersiap-siap ketika bola baru dipukul oleh lawan anda. Jangan menunggu hingga bola sudah jatuh di lapangan anda 4. Kurangi jarak ayunan ke belakang pertahankan posisi muka raket tegak lurus terhadap tanah 5. Berat badan anda harus condong ke depan saat memukul. Lakukan backswing lebih awal dan gerakkan raket ke depan saat mengayun. Tanpa follow-through akan menyebabkan pukulan yang lemah dan pendek. jangan melakukan forehand dengan genggaman forehand. 6. Periksa genggaman anda dan jaga genggaman pada posisi yang tetap, semakin banyakbergerak, semakin berkurang kendali. 7. Pertahankan agar siku selalu dekat dengan pinggang saat melakukan pukulan backhand. Jangan memulai pukulan dengan bagian tangan anda
29
Untuk mendapatkan pukulan forehand yang baik dan benar, maka kesalahan-kesalahan seperti di atas harus dihindari. Kesalahan dalam melakukan pukulan forehand merupakan sebuah kegagalan, sehingga akan memberi peluang lawan untuk menyerang atau mematikan bola. Di samping itu supaya terhindar dari cidera maka perlu diperhatikan oto-otot yang berperan dalam pelaksanaan forehand groundstroke. Berikut ini merupakan otot-otot yang berperan dalam pelaksanaan forehand groundstroke. Tabel
2.
Otot-otot
yang
berperan
dalam
pelaksanaan
forehand
groundstroke
Fase pukulan Persiapan
Fungsi
FOREHAND Otot-otot yang digunakan
Tipe kontraksi Gastrocnemius, quadriceps, Eccentric gluteals, hip rotators,
Penurunan beban ekstrimitas dan rotasi pinggul Ipsilateral internal oblique, Concentric contralateral external oblique Contralateral internal Eccentric Rotasi togok oblique, ipsilateral external oblique, abdominals, erector spinae Middle and posterior Concentric deltoid, latisimus dorsi, Bahu-lengan infraspinatus, teres minor, atas rotasi wrist extensors, (bidang transversal) anterior deltoid, pectoralis Eccentric major, subscapularis
Gastrocnemius, quadriceps, Concentric
30
gluteals, hip rotators Menurunkan tubuh penggerak dan rotasi pinggul Obliques, back extensors
Concentric/ eccentric
Rotasi togok Lengan gerakan horisontal
Anterior subscapularis, atas pectoralis major
deltoid, Concentric biceps,
Forearm pronators
Concentric/ eccentric
Biceps
Concentric/ eccentric/is ometric
Akselerasi Lengan bawah pronasi Ekstensi/fleksi elbow
Latissimus dorsi, pectoralis Concentric Lengan atas major, subscapularis, rotasi internal
Followtro ugh
Wrist flexors Tangan fleksi (maju), fleksi tangan (ke samping-ke arah kelingking) Gastrocnemeus, hip rotators Menurunkan tubuh Obliques, erector spinae Rotasi togok
Concentric
Eccentric Concentric/ eccentric
Infraspinatus, teres minor, Eccentric Perlambatan posterior deltoid, rhomboid, dari lengan serratus anterior, trapezius, triceps, wrist extensors. atas / raket Sumber (Bruce, et.al, 2003: 126) Dalam penjelasan diatas tentang otot-otot yang berperan dalam pelaksanaan forehand groundstroke tenis lapangan dalam tipe-tipe kontraksi
31
otot terjadi kontraksi concentric, kontraksi eccentric, dan kontraksi isometric. Dalam hal ini menurut Sukadiyanto (2011: 178) kontraksi concentric adalah kontraksi otot yang terjadi pada saat otot dalam keadaan memendek, yang merupakan bentuk gerak yang dihasilkan. Kontraksi eccentric adalah kontraksi otot yang terjadi pada saat otot dalam keadaan memanjang, yang merupakan gerakan awal untuk menghasilkan tenaga. Sedangkan kontraksi isometric adalah meningkatnya ketegangan otot pada saat memanjang, sehingga panjang otot dalam keadaan tetap atau tidak berubah tetapi berkontraksi. Dalam kontraksi isometric ini tidak melibatkan gerakan persendian, atau otot mengatasi tahanan (beban) yang tidak bergerak atau dalam keadaan diam. Artinya, pada kontraksi isometric biasanya dilakukan dengan cara melawan benda atau tahanan yang diam. Dalam pelaksanaan forehand groundstroke anak latih harus melakukan dengan cara menirukan
dan mengulang-ulang secara terus
menerus gerakan yang sama, sehingga akan menjadikan satu pola bentuk gerak, yaitu teknik groundstrokes. Hal ini anak latih tenis lapangan akan dapat mengurangi terjadinya cidera pada otot-otot yang berhubungan dengan gerakan forehand groundstroke jika melaksanakan pukulan forehand groundstroke dengan baik dan efektif sesuai dengan teknik pukulan yang telah ditentukan dalam pukulan forehand groundstroke tenis lapangan.
32
Gambar: 9. Analisis forehand groundstroke dari posisi belakang pemain. (http://www.google.co.id) Gambar di atas diambil dari gerakan forehand Andy Roddick yang dimulai dari ayunan raket ke belakang (Gambar 1) dapat melihat stance yang dipakai Andy Roddick adalah open stance di mana kaki kanan yang lebih dulu maju ke depan dan posisi badan paralel atau menghadap net. Gambar 2 dan 3 raket mulai diayunkan ke depan menuju titik kontak bola dengan raket. Raket sampai pada titik kontak dengan bola pada daerah sweetspot kepala raket (Gambar 4). Setelah titik kontak bola dengan raket maka dilanjutkan dengan followthrough di mana raket diteruskan ke samping badan dengan gerakan seperti whiper mobil atau dinamakan “whiper whip” (Gambar 5 dan 6).
33
Gambar: 10. Analisis forehand groundstroke posisi dari depan kiri pemain. (http://prasso.wordpress.com) Gambar 1. menunjukkan Hewitt telah bergerak menuju bola dan telah menentukan jenis pukulan dan zona pukulan yang akan dipakai. Kemudian pada gambar 2 Hewitt terlihat mulai mengayunkan raketnya ke belakang dan diikuti dengan ayunan ke depan pada gambar 3. Titik kontak raket dengan bola terjadi pada gambar 4 di mana dapat dilihat badan Hewitt paralel dengan net atau tegak lurus terhadap target area. Hewit kemudian meneruskan ayunannya hingga raketnya berada di seberang bahu dari lengannya yang terpakai. Setelah followthrough selesai maka pukulan tenis pun selesai yang diikuti dengan pemulihan dan kembali ke posisi tengah.
Gambar: 11. Forehand groundstroke Stevi Graff (http://tennisfreaks.contentcreatorz.com)
34
Pada pelaksanaan teknik gerakan
forehand groundstrokes,
diperlukan
yang kompleks supaya pukulan yang dihasilkan efektif serta
terhindar dari terjadinya cidera. Oleh karena
aktivitas motorik pada
keterampilan tertutup tidak memerlukan penyesuaian (adjusments) ruang dan waktu dalam pola geraknya. Dengan demikian faktor-faktor lain di luar gerak tidak memberikan pengaruh
yang besar selama dalam
pelaksanaan gerak teknik. C. Hakekat Permainan Tenis Lapangan Prinsip dasar bermain tenis lapangan adalah memukul bola melewati net dan jatuh di dalam daerah permainan lawan (Sukadiyanto, 2002: 29). Karakteristik permainan tenis lapangan yaitu bolanya kecil, bergerak dengan cepat dan lapangan relatif luas serta menggunakan alat raket sebagai perpanjangan dari lengan. Jadi dapat disimpulkan tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang relatif sulit dibandingkan dengan olahraga yang lain, maka dipergunakanlah teknik-teknik dasar yang baik dan benar untuk dapat menguasai permainan tenis lapangan. Setiap pukulan dalam permainan tenis diperlukan unsur kekuatan dan ayunan cepat disertai kemampuan mengontrol bola dengan baik. Pada permainan tenis, kekuatan ayunan raket harus terkontrol dan terkendali, sebab permainan tenis dibatasi oleh net dan garis daerah sasaran. Untuk itu saat memukul bola harus melewati di atas net dan masuk daerah lapangan permainan.
35
Dalam permainan tenis termasuk keterampilan terbuka (open skill) terdapat empat tahap proses yaitu perception, (2) decision, (3) execution, dan (4) feedback. Dalam keempat proses tersebut pemain dapat mengembangkannya sehingga terbentuk sebuah otomatisasi gerak. Tahap pertama perception berguna untuk mengidentifikasi, memahami karakteristik terhadap bola yang datang melalui kecepatan melakukan reaksi dan antisipasi. Untuk melaksanakan reaksi dan antisipasi yang dibutuhkan pengalaman bermain yang cukup memadai dan harus dibekali dengan tingkat ketajaman indra. Antisipasi dalam tenis menurut Cayer yang dikutip oleh Budi Setyo Wahadi (2001: 9) terdiri atas empat macam, yaitu: perceptual, geometrical, technical dan tactical anticipation. Tahap kedua decision adalah kemampuan untuk mengambil keputusan secepat mungkin sebelum pelaksanaan pukulan. Decision dapat dilakukan dengan mempertimbangkan lima situasi dalam permainan tenis dengan tujuh variabel di dalamnya. Kelima situasi yang terdapat dalam permainan tenis menurut Cayer yang dikutip oleh Budi Setyo Wahadi (2001: 9) dimulai dari serve, return serve, rally, approach shot, dan passing shot. Sedangkan tujuh variabel yang terdapat dalam permainan tenis terdiri atas: (I) karakteristik pemain (characteristic of the player), (2) lingkungan (environment) biasanya terkait jenis lapangan yang digunakan diantaranya adalah lapangan sintetik contoh: Gran Slam di Australia, lapangan tanah liat di Prancis, lapangan rumput di Wimbledon, ataupun lapangan keras di Amerika, (3) daerah bermain (zone of play), (4) tahap
36
bermain (phases of play), (5) gaya bermain (styles of play), (6) karakteristik bola yang datang (characteristics of ball received), dan (7) karakteristik bola yang dikirim (characteristics of ball sent). Tahap ketiga execution yaitu fase pelaksanaan pukulan. Execution menurut Cayer yang dikutip oleh Budi Setyo Wahadi (2001: 10) terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: (1) Five ball control yang terdiri dari arah (direction) yaitu ke sebelah kanan atau ke sebelah kiri dari badan, jarak (distance) yaitu jauh atau tidaknya bola yang datang, ketinggian (height) yaitu tinggi rendahnya bola, kecepatan (speed) yaitu cepat atau tidaknya bola yang datang, dan putaran (spin) bola yang dihasilkan di antaranya adalah tanpa putaran (fiat), putaran ke atas (top spin), putaran ke bawah (back spin atau slice), dan putaran ke samping (side spin). (2) Landasan dasar (basic fundamental) yang terdiri dari keseimbangan (balance) dan koordinasi (coordination). (3) Dasar-dasar khusus (specific fundamental) yang terdiri dari (reception) dan (projection). Adapan reception dibagi lagi menjadi 4 yaitu persiapan (perception), gerak kaki (foot work), persiapan raket (racguet preparation) dan persiapan badan (body preparation). Projection dibagi menjadi saat perkenaan bola dengan raket (impact), kerja kaki (foot work), kerja raket (racquet work) dan kerja badan (body work). Tahap keempat adalah feedback yaitu umpan balik terhadap hasil pukulan. Suatu evaluasi yang tepat melalui umpan balik ini, seorang pemain akan mengetahui dan sadar tentang pukulan yang dilakukan
37
terhadap kemampuan lawan serta sebagai media untuk melakukan koreksi terhadap kinerja yang dilakukan pemain itu sendiri. Untuk dapat melaksanakan proses tahapan open skill diperlukan komponen biomotorik sebagai faktor penunjang dan pelaksanaan teknik dan taktik bermain tenis. Biomotor adalah kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi oleh sistem-sistem organ dalam di antaranya adalah sistem neoromuskuler, pernafasan, pencernaan, peredaran darah, energi, tulang dan persendian. Hampir semua aktivitas gerak dalam olahraga selalu mengandung unsur-unsur kekuatan, durasi, kecepatan dan gerak kompleks, yang memerlukan keleluasan gerak persendian. Dengan demikian komponen biomotor adalah keseluruhan dari kondisi fisik olahragawan (Bompa, 1994: 259). Pada permainan tenis lapangan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan dan bahkan campuran. Apabila dalam permainan tenis ini dimainkan oleh satu orang melawan satu orang dinamakan partai tunggal. Jika dalam bermain dimainkan secara berpasngan maka disebut partai ganda. Apabila partai ganda tersebut dimainkan oleh laki-laki dan perempuan yang saling berpasangan maka disebut partai ganda campuran. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam olahraga permainan tenis terdapat tiga partai yang dapat dipertandingkan yaitu partai tunggal, partai ganda, dan partai ganda campuran. Selama proses bermain dalam olahraga tenis ini, pemain harus mampu memukul bola dengan baik dan benar agar dapat mengalahkan lawan. Pada prinsipnya bola hanya boleh dipukul satu kali untuk melewati net sehingga masuk ke daerah lawan dengan sempurna. Oleh karena itu
38
diperlukan penguasaan teknik-teknik yang benar dalam melakukan pukulan bola sehingga dapat menghasilkan pukulan bola yang efektif, akurat, dan dapat menyulitkan lawan (Nasrulloh, 2009: 11). Menurut Sukadiyanto (2004: 9) menyatakan bahwa untuk dapat menciptakan kemampuan teknik secara efektif dan efisien harus berlandaskan pada keseimbangan tubuh dan koordinasi pukulan. Keseimbangan tubuh tetap terjaga saat memukul bola diperoleh dengan cara: kepala selalu diam dan pandangan lurus ke depan kea rah net, togok tetap relatif tegak dan bahu selalu dalam posisi sejajar. Koordinasi pukulan, terdiri dari gerak raket dan kerja tubuh. Tennis Canada (2000: 30) menyatakan bahwa gerak raket berkaitan dengan timing dan irama. Timing adalah keselarasan pukulan agar bola benar-benar tepat karena kena pada waktu impact. Adapun cirri pemain yang memiliki timing baik adalah memiliki tingkat konsistensi yang baik, dalam memukul bola selalu dapat mengarahkan sesuai dengan keinginan yang dituju, mampu menambah kecepatan pukulan tanpa nampak ngoyo. Irama adalah ayunan raket yang berkesinambungan dan tidak terputusputus dengan akselerasi yang cepat sesaat sebelum impact. Secara biomekanis, ada kecenderungan alami untuk memperpendek gerakan yang akan membuat beraneka macam kesalahan. Menurut Brown (2001: 8) Seperti halnya dengan permainan fisik lainnya, permainan tenis dapat menimbulkan cedera. Cedera yang paling sering dialami adalah cedera siku, disamping itu bisa juga terjadi cedera
39
lainnya, seperti lecet, keseleo, kram dan salah urat. Cedera-cedera tersebut akan dialami oleh setiap pemain tenis, cepat atau lambat (lihat tabel berikut). Umumnya cedera yang dialami tersebut tidaklah serius dan seorang yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai cedera akan dapat mengatasinya. Tabel 3. Cedera, penyebab dan penanganan dalam forehand groundstroke Cedera, Penyebab, dan Penanganan Cedera
Penyebab
• Bersihkan kulit yang lecet • Biarkan kulit yang lecet kering • Oleskan Skin Lube • Balut dengan perban Keseleo • Sendi yang digerakkan • Dinginkan dengan es melewati batas gerakan selama 24-48 jam • Kompres • Tinggikan • Istirahat Ketegangan dengan es • Latihan yang terlalu berlebihan • Dinginkan setiap 20 menit selama 1 • Pemanasan yang salah hari setelah cedera • Gerakan yang tiba-tiba • Lakukan pemanasan • Kelelahan sebelum bermain • Dinginkan dengan es setelah bermain Kram • Lemaskan otot yang kram • Kelelahan • Beri es • Latihan yang berlebihan • Pressure • Ketidak seimbangan kimia • Pijat Telapak kaki • Permukaan yang keras • Balut atau tinggikan pecah-pecah telapak kaki • Kaki terlalu kering • Telapak sepatu yang kurang • Sepatu yang sesuai memadai • Es • Istirahat • Teknik berlari yang jelek • Cacat bawaan Nyeri siku • Es • Tekanan ujung lengan (Tennis elbow) • Otot yang lemah • Aspirin • Teknis memukul yang tidak • Istirahat Melepuh
• Iritasi terhadap pegangan raket • Iritasi sepatu dan kaos kaki
Penanganan
40
• Ganti raket • Pita tangan
tepat • Raket yang salah • Keretakan tulang
Sumber (Jim Brown, 2001: 8) Pada permainan tenis, bola selalu dalam keadaan bergerak dan sebagai obyek yang dipukul menggunakan raket sebagai perpanjangan dari lengan. Untuk itu diperlukan kemampuan dan ketajaman melihat serta mengkoordinasikannya dengan gerakan lengan. Pada saat melihat bola, langsung terjadi proses di dalam
otak untuk memperkirakan posisi
pantulan dengan jarak berdiri agar bola dapat dipukul secara baik. Proses ini berlangsung cepat dan tidak terlihat oleh mata. Analisis data dari pertandingan tenis yang sebenarnya menggambarkan metode dan memotivasi lebih lanjut analisis empiris (A. James O'Malley, 2008). Agar diperoleh keefektifan gerak yang dilakukan, diperkokoh kemampuan antisipasi gerak yang baik. D. Peranan Biomekanika dalam Olahraga Tenis Lapangan Biomekanika adalah ilmu tentang gaya gerak tubuh, Rudiger. B, et al, (2000: 26) prinsip biomekanika meliputi pergerakan hukum mekanika yang diaplikasikan untuk tubuh manusia. Dengan menentukan pola pergerakan yang paling efektif dalam menghasilkan pukulan (stroke), seorang ahli biomekanik tenis dapat kemudian menganalisis efisiensi gerakan seorang pemain dan mencoba untuk menentukan apakah pemain itu dapat bergerak lebih efektif lagi. Teknik yang optimal dapat didefinisikan sebagai gerakan yang paling efektif sebagai kombinasi antara
41
tenaga dan kontrol baik di dalam pukulan (stroke) maupun teknik gerakan sehingga meminimalisasikan risiko cedera. Menurut Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 56) bahwa gerak tubuh (biomekanika) di dalam tenis lapangan dengan prinsip-prinsip utama dari biomekanik tenis dapat dengan mudah dihafal dengan singkatan BIOMEC; yang kepanjangannya adalah sebagai berikut: Balance (keseimbangan), Inersia (kelembaman), Opposite force (daya berlawanan), Momentum (momentum), Elastic Energy (energi elastis), Coordination Chain (rantai koordinasi). 1. Balance (Keseimbangan) Keseimbangan adalah kemampuan untuk menjaga equilibrium (keadaan kesetimbangan) baik secara dinamis maupun statis. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 56) menerangkan bahwa “sebagaimana tenis diketahui sebagai olahraga yang selalu gerak, maka dibutuhkan keseimbangan yang dinamis”. Sangat penting bagi pelatih untuk mengamati apakah pemain menjaga a straight line suatu garis lurus/vertical axis (poros vertikal) dari kepala sampai ke tanah yang memungkinkan perpindahan momentum linear ataupun angular. Ketika seorang pemain top meskipun pada situasi yang sulit sekalipun, menjaga agar kepala dan tubuh bagian atas stabil dengan maksud dapat memberi pukulan yang efektif. 2. Inersia (kelembaman)
42
Hukum dari kelembaman menyatakan “tubuh akan tetap diam atau bergerak sampai diberi tenaga yang menggerakkan dari luar”. Dengan kata lain inersia adalah ketahanan tubuh untuk bergerak atau untuk berhenti bergerak. Bagaimana seorang pemain tenis bergerak cepat dari posisi diam, memperlambat gerakan, dan kemudian mengubah arah gerak. Pada saat posisi siap, tubuh dan raket pasti tidak bergerak, oleh karenanya, mempunyai beberapa inersia yang diam. Saat petenis bereaksi terhadap pukulan lawan, harus mengubah inersia diam dengan menggunakan gaya gravitasi dan dengan gaya yang cukup menolak tanah untuk dapat bergerak melalui kontraksi otot yang ada di kaki (Miguel Crespo dan Dave Miley, 1998: 56). Saat petenis memukul dengan tekukan lengan sedikit saja maka lebih sedikit moment inersia yang dibutuhkan daripada memukul dengan lengan yang lurus. 3. Opposite force (daya berlawanan) Teknik gerakan dan pukulan dari kaki yang bergerak menolak tanah. “Pada setiap aksi terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan”. Tanah kemudian memberi tolakan seimbang dengan tolakan yang dilakukan oleh pemain yang menolakkan kakinya. Reaksi tanah memberikan daya dorong untuk aksi pertama eksplosif. Sebagai contoh, sewaktu Becker memulai gerak servis, pertama kali menekan tanah (dengan menekukkan lututnya) dan aksi ini memberikan daya untuk servis yang penuh tenaga.
43
4. Momentum (momentum) Momentum adalah gaya yang dihasilkan oleh tubuh, atau lebih tepatnya mass x Velocity. Ada dua tipe momentum yaitu: linear, sebagai contoh momentum di dalam garis lurus, dan angular, sebagai contoh momentum di dalam gerak sirkular (putar). Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 56) menerangkan bahwa “Momentum linear secara simpel mentransfer berat tubuh ke depan menuju arah memukul (sebagai contoh backhand Graff), sementara momentum angular dihasilkan dari rotasi tubuh yang terjadi pada pinggul dan batang tubuh (sebagai contoh forehand Agassi)”.
Gambar: 12. Backhand graff (http://www.fortunecity.com)
dan
forehand
Agassi
5. Elastic Energy (energi elastis) Energi elastis adalah energi yang tersimpan di dalam otot dan tendon sebagai hasil dari otot yang merenggang. Pemain ketika mempersiapkan untuk memukul bola, akan mengarahkan lengan hampir tegak lurus ke bagian belakang badan. Ini dikenal sebagai backswing. Dengan demikian, otot-otot lengan pemain tenis akan meregangkan
44
mirip dengan karet gelang terentang. Pada tahap ini dalam teknik pemain, ada banyak elastis energi yang tersimpan dalam otot lengan (http.odec.ca). Sebagai contoh, ketika petenis Edberg melangkahkan kaki setelah servis dan mendekat ke net menyimpan energi di kakinya sehingga ketika mendarat dapat menggunakan langkah pertama yang eksplosif terhadap bola. Pemain modern juga menggunakan prinsip ini untuk ‘mengisi’ (pra renggang) dalam tahap persiapan dari servis dan hentakan ke tanah yang membantu untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar (Miguel Crespo dan Dave Miley, 1998: 57). `6. Coordination Chain (rantai koordinasi) Menurut
Sukadiyanto
(2002:
141)
koordinasi
adalah
kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan cepat, agar dapat mencapai satu tugas fisik khusus. Koordinasi adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat indikator utama, koordinasi adalah ketepatan dan gerak ekonomis. Dengan demikian koordinasi merupaka hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efisien. Di mana komponen gerak yang terdiri dari energi, kontraksi otot, syaraf, tulang dan persendian
merupakan
koordinasi
neuromuscular.
Koordinasi
45
neuromuscular adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga. Sebab terjadinya gerak ditimbulkan oleh kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena adanya perintah yang diterima melalui sistem syaraf. Menurut Sukadiyanto (2011: 230) koordinasi neuromuscular meliputi koordinasi intramuscular dan intermusculer. Pada koordinasi intramuscular adalah kinerja dari seluruh serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut otot di dalam otot itu sendiri. Ciri orang yang memiliki koordinasi intramuscular baik, dalam melakukan gerak akan serasi, tepat, ekonomis, dan efektif. Lebih lanjut Sukadiyanto (2002: 141) menyatakan bahwa koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang dan persendian dalam menghasilkan satu gerak. Di mana komponenkomponen gerak terdiri dari energi, kontraksi otot, syaraf, tulang, dan persendian. Oleh karena itu koordinasi dalam permainan tenis merupakan koordinasi neuro muscular. Koordinasi neuro muscular adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga. Oleh karena terjadinya gerak disebabkan oleh kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena adanya perintah yang diterima melalui sistem syaraf.
46
Menurut Sukadiyanto (2002: 139) koordinasi diperlukan dalam permainan tenis, sebab unsur-unsur dasar teknik pukulan dalam permainan tenis melibatkan sinkronisasi dari beberapa kemampuan, yaitu: (1) melibatkan jalan (lintasan bola), (2) cara mengatur kerja kaki, (3) mengatur jarak posisi berdiri dengan tempat pantulan bola, (4) gerakan lengan dengan raket, (5) memindahkan berat badan saat memukul. Jadi beberapa kemampuan tersebut menjadi serangkaian gerak yang selaras, serasi, dan simultan, sehingga gerak yang dilakukan nampak luwes dan mudah. Dengan demikian sasaran untuk latihan koordinasi adalah untuk meningkatkan kemampuan penguasaan gerak terhadap bola, baik bola yang akan dipukul maupun yang datang di seluruh daerah permainan. Oleh karena itu koordinasi selalu terkait dengan biomotor yang lain, terutama kelincahan dan ketangkasan (Borneman, et.al, 2000: 117). Kata-kata seperti timing (presisi waktu) dan rhythm (irama) sering digunakan para pelatih namun sebenarnya, dan bagaimana dapat melatih pemain untuk meningkatkan kualitas fundamental dari mekanika pukulan? Jawaban terhadap ini terletak pada prinsip pada koordinasi tubuh. Koordinasi sering melibatkan bagian-bagian dari tubuh yang bertindak sebagai suatu satu sistem rangkaian rantai di mana daya yang dihasilkan oleh satu rangkaian, atau bagian tubuh, diteruskan runtut ke rangkaianrangkain yang lainnya. Koordinasi optimal (timing) dari bagian-bagian tubuh akan membuat transfer efisien percepatan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Pertama, adalah penting untuk memahami bahwa
47
tubuh harus disederhanakan untuk memahami kompleksitas gerakan selama tenis stroke. Satu harus berpikir tentang tubuh sebagai serangkaian hubungan terhubung satu sama lain dan mempengaruhi satu sama lain dalam urutan tertentu. Misalnya, kaki adalah link, yang dihubungkan ke kaki oleh sendi pergelangan kaki, yang pada gilirannya terhubung ke paha oleh sendi lutut dan sebagainya (midwest.usta.com). Bagian tubuh
Biomekanik
Kaki
Lutut
Pinggul
Rotasi pinggul
Batang tubuh
Rotasi batang tubuh
Lengan/bahu
Rotasi dengan sekitar bahu
Siku
Perluasan siku-perubahan lengan depan
Pergelangan Tangan
kelentukan pergelangan tangan
Gambar: 13. Urutan bagian-bagian tubuh. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 58) Kecepatan dari bagian tubuh sebelumnya ditambahkan ke bagian tubuh yang berikutnya yang sudah juga mempunyai kecepatan sendiri sehingga diperoleh kecepatan komulatif, ini berlanjut sampai pada saat raket terayun ke bola merupakan wujud jumlah kecepatan semua bagianbagian tubuh.
48
Pada diagram, kecepatan semua bagian tubuh bersama-sama untuk membantu pengembangan kecepatan raket. Koordinasi, sering disebut sebagai sistem keterkaitan (link system), merupakan pijakan awal untuk membuat teknik yang optimal sebagaimana jika hal itu dilakukan untuk: memaksimalkan kekuatan, meningkatkan control, menunda kelelahan, mencegah cedera. Lengan bawah Lengan atas Batang tubuh Pinggul Kaki Gambar: 14. Rantai Koordinasi Bagian Tubuh. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 58) Di dalam menganalisis penggunaan efisien rantai koordinasi, pelatih harus waspada beberapa hal yaitu: gerakan dimulai dari tolakan tanah, gerakan harus dimulai dari bagian tubuh yang besar menuju bagian tubuh yang kecil, dan gerakan harus diukur dan progresif. Ada empat alasan sebuah pukulan tidak menghasilkan tenaga yang cukup, kurang kontrol atau menyebabkan seorang pemain mendapatkan cedera berkait dengan koordinasi. Empat alasan tersebut adalah sebagai berikut: (a) satu bagian tubuh yang diabaikan, (b) masalah ketepatan waktu, (c)
49
ketidakefisien penggunaan bagian-bagian tubuh, (d) penggunaan satu bagian tubuh yang diabaikan. a. Satu Bagian Tubuh Diabaikan Jika satu bagian tubuh diabaikan, daya yang dihasilkan untuk memukul akan berkurang dan kemungkinan cedera akan meningkat. Bagan di bawah menunjukkan pinggul yang diabaikan ketika melakukan pukulan. Lengan bawah Lengan atas Batang tubuh Kaki Gambar: 15. Satu bagian tubuh yang terabaikan. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 58) b. Masalah Ketepatan Waktu Ketepatan waktu bagian tubuh memutus ke urutan lebih lanjut dari gerakan. Bisa terjadi karena terlalu terburu-buru atau terlalu lambat di dalam melakukan urut gerakan. Hasilnya adalah hilangnya tenaga dan kontrol dan meningkatnya kemungkinan cedera. Lengan bawah Lengan atas
50
Batang tubuh Pinggul Kaki Gambar: 16. Masalah ketepatan waktu. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 59)
c. Ketidakefisien Penggunaan Bagian-bagian Tubuh Manakala semua bagian tubuh digunakan namun tidak secara efisien, hasilnya adalah kurangnya tenaga untuk memukul.
Lengan bawah Lengan atas Batang tubuh Pinggul Kaki Gambar: 17. Ketidakefisien penggunaan bagian-bagian tubuh. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 59).
d. Penggunaan Satu Bagian Tubuh yang Diabaikan
51
Penggunaan
bagian
tubuh
yang
tidak
diperlukan
kadang
menghasilkan hilangnya control di dalam memukul. Pada kasus ini contohnya pada voli forehand, dapat melihat bagaimana pergelangan tangan telah digunakan pada saat akhir gerakan. Pergelangan tangan Lengan bawah Lengan atas Batang tubuh Pinggul Kaki Gambar:18. Penggunaan satu bagian tubuh yang diabaikan. Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 59). E. Atlet Yunior Menurut Sukadiyanto (2004: 26) pemula berdasarkan usia pada umumnya adalah orang yang masih berusia muda. Demikian juga pada petenis pemula yang penggolongannya berdasarkan usia adalah petenis berusia muda. Dengan demikian kelompok petenis pemula berdasarkan usia adalah anak yang masih berusia muda dan yang baru belajar bermain tenis. Adapun usianya berkisar antara 6-9 tahun merupakan tahap belajar keterampilan gerak dasar dan usia 10-14 tahun merupakan tahap menuju spesialisasi. Maka berdasarkan uraian di atas petenis yunior pemula yang
52
digunakan
dalam
penelitian
ini
diutamakan
menggunakan
pengelompokkan atas dasar usia. Tabel 4. Tahap-tahap mulai belajar, spesialisasi, dan usia puncak berprestasi Cabang Olahraga Pentathlon modern Mendayung Rugby Berlayar Menembak Ski Alpine Nordic Lebih 30K Melompat Speed skating Sepakbola Squash & bola tangan Renang Putri Putra Sinkronisasi renang Tenis meja Tenis Putri Putra Bola voli Polo air Angkat besi Gulat
Usia mulai belajar 11-13 11-14 13-14 10-12 12-15
Usia spesialisasi 14-16 16-18 16-17 14-16 17-18
Usia Puncak berprestasi 21-25 22-25 22-26 22-30 24-30
12-15 12-14 10-12 10-12 10-12 10-12
17-18 16-18 17-19 14-15 15-16 14-16 15-17
24-30 23-28 24-28 22-26 22-26 22-26 23-27
7-9 7-8 6-8 8-9
11-13 13-15 12-14 13-14
18-22 20-24 19-23 22-25
7-8 7-8 10-12 10-12 14-15 11-13
11-13 12-14 15-16 16-17 17-18 17-19
20-25 22-27 22-26 23-26 23-27 24-27
Bompa (1999:36) Dengan demikian yang dimaksud petenis yunior dalam penelitian ini adalah atlet tenis putra dan putri yang berumur maksimal 18 tahun. F. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Penelitian Bambang Mujiono, (2008) dengan judul “Analisis Gerak Teknik Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat PPLM DIY (Sebuah Analisis Biomekanika)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja teknik tendangan sabit atlet pencak silat anggota PPLM DIY pada tahap sikap pasang, fleksi kaki serang atau kaki yang belakang
53
cenderung lebih kecil dari pada kaki yang berada di depan sehingga tendangan sabit kurang efektif dan efisien. Pada tahap point of contact, posisi kepala cenderung menunduk dan pandangan mata tertuju pada sansak, posisi togok cenderung bungkuk tidak dipertahankan dalam posisi tegak. Kinerja teknik tendangan sabit atlet pencak silat PPLM DIY pada tahap sikap pasang dan point of contact belum efektif dan efisien. 2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Abdul Alim, (2010) dengan judul “Analisis Biomekanik Teknik Servis Tenis Lapangan Pada Atlet Pelatda PON DIY Tahun 2008”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja teknik servis atlet tenis pelatda PON DIY ahun 2008 pada tahap persiapan, hitting, contact point, followthrough, dan persiapanfollowthrough berada pada kategori baik, sedangkan pada tahap take back dan loading berada pada kategori cukup baik. G. Kerangka Berpikir Berdasarkan Landasan teori dan penelitian yang relevan di atas, maka akan dilanjutkan dengan kerangka berpikir peneliti sebagai berikut: Dalam pelaksanaan tenis lapangan, teknik pukulan forehand groundstroke yang dilaksanakan oleh atlet pada saat bermain biasanya dilaksanakan dengan pukulan yang keras, cepat dan bola masuk ke daerah lawan atlet tenis, namun terkadang atlet kurang hati-hati dalam pelaksanaan pukulan forehand
groundstroke
secara
baik
dan
benar
yang
kemudian
mengakibatkan atlet menjadi lebih banyak kurang terarah dalam
54
melaksanakan pukulan serta terkena cidera pada sendi-sendi atau ligamen dalam diri atlet tersebut. Pada dasarnya pukulan forehand groundstroke merupakan pukulan yang sangat berperan lebih pada saat melaksanakan permainan tenis lapangan, untuk itu diperlukan teknik pukulan yang keras, cepat, akurat, dan selalu terhindar dari cidera agar lawan sulit mengembalikan sehingga hasil pukulan menjadi lebih efektif. Berdasarkan
kerangka
berpikir
di
atas,
teknik
forehand
groundstroke yang dilaksanakan atlet Yunior DIY adalah efektif dan efisien, akan tetapi masih perlu penelitian. Berikut ini bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini: Situasi Pertandingan Teknik Dasar Forehand Groundstroke Tenis Lapangan
Teknik Forehand Groundstroke Atlet yunior DIY
Analisis Biomekanika
Bentuk gerak yang lebih efektif
Gambar: 19. Kerangka Berpikir Penelitian. H. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah kinerja teknik forehand groundstroke atlet tenis lapangan Yunior DIY tahun 2011 pada tahap persiapan, backswing, forwardswing, impact position, dan follow-through secara biomekanika?