perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Jejaring Sosial “Path” “Path” adalah sebuah aplikasi jejaring sosial yang berbasis internet dalam smartphone yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Penggunaan “Path” ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri untuk pengguna berbagi dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Dave Morin, salah satu dari pendiri “Path” dan CEO dari perusahaan tersebut berkata, “Yang menjadi visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas yang tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi setiap waktu.” “Path” mendiskripsikan perusahaan mereka yang dikutip dari situs resmi mereka sebagai berikut: “We started in 2010 as a small team of passionate and experienced designers and engineers. Holed up in a San Francisco apartment, we laid out our mission and the values that would guide our way. Over the years our products have changed, but our values remain the same.”128
“Path” dalam halaman “Who We Are” dalam situs resmi mereka menyatakan bahwa mereka adalah tim kecil yang penuh gairah serta berpengalaman dalam bidang desain dan teknik dengan berbagai nilai-nilai yang mereka junjung tinggi. Nilai-nilai ini mencakup kemudahan, kualitas serta privasi (simplicity, quality & privacy).
128
Path (2014). Who We Are. Diakses 25 November 2014 dari www.path.com
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
“Path” diawali oleh 3 pendirinya yaitu Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau. Penggalangan dana untuk memulai proyek ini berhasil dikumpulkan dari beberapa penyumbang di antaranya Ron Conway, Paul Buchheit, Ashton Kutcher, dan lain-lain. Pada bulan Februari 2011, perusahaan ini berhasil menggalang dana sebesar $8,5 juta untuk modal dasar yang berasal dari Kleiner Perkins Caufield & Byers dan Index Ventures serta Digital Garage dari Jepang. Pada bulan November dan Desember 2011, “Path” meluncurkan beberapa fitur baru dan meningkatkan penggunanya dari 30.000 menjadi lebih dari 300.000 dalam waktu kurang dari 1 bulan.129 1.
Sejarah Singkat Jejaring Sosial “Path”
Perusahaan ini berawal dengan aplikasi yang diterapkan pada “iPhone” dan juga website lalu kemudian mulai memasuki pasar smartphone berbasis “Android”. Perusahaan ini berkompetisi dengan jejaring sosial lainnya seperti “Instagram”, “Facebook” dan “Twitter”. Berpusat di San Fransisco, California, perusahaan ini didirikan oleh Shawn Fanning dan mantan Eksekutif dari “Facebook”, Dave Morin. “Path” didirikan dengan tujuan membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya karena mencakup banyak fitur dalam satu aplikasi. “Path” saat ini diasuh oleh 50 karyawan yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat. Mereka juga punya kantor di Tokyo, Jepang, untuk memantau pasar Asia, yang di dalamnya terdapat banyak negara berkembang.
129
Wikipedia. (2013). Path Jejaring Sosial. Diakses 7 Februari 2014 dari www.id.wikipedia.org
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Penggunaan “Path” berbeda dari jejaring sosial lainnya dimana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman “Path” seseorang. Jumlah pengguna yang dapat berinteraksi dengan satu pengguna dibatasi sampai 150 akun saja sehingga menunjukkan fungsi berbagi itu sendiri dimana momen dari pengguna hanya akan dibagi kepada keluarga atau teman terdekat. Pada awalnya Path membatasi pertemanan hanya untuk 50 orang saja sehingga pengguna tidak akan bisa memiliki ribuan teman seperti di “Facebook” atau jutaan pengikut seperti di “Twitter”. Status privasi dari aplikasi ini menjadikan “Path” lebih eksklusif dari berbagai jejaring sosial lain yang ada. Keeksklusifan ini namun berubah seiring dengan kebutuhan pengguna, sehingga pada April 2014 pengguna kini dapat berbagi dengan 500 akun dalam jejaring sosial ini.130 “Path” dapat digunakan di berbagai ponsel berbasis Android dan iOS. Aplikasi ini bisa didapatkan melalui “Apple Application Store”, “Play Store” dan berbagai situs penyedia aplikasi lainnya. “Path” dalam situs resminya menyatakan misinya sebagai berikut: “At Path we have one mission: through technology and design we aim to be a source of happiness, meaning, and connection. We do what we do so that you might be a little closer to what you care about most.”131 “Path” dibuat tidak semata-mata untuk meramaikan dunia sosial media yang kini marak untuk menandingi “Facebook” juga “Twitter”. CEO Path Dave Morin,
130
Tribunnews. (2 Mei 2014). Bos Path Bilang Kebijakan Tambah Teman dari Input Orang Indoensia. Diakses 16 Mei 2014 dari www.tribunnews.com/iptek/ 131 Path (2013). About Us. Diakses 25 November 2014 dari https://path.com/about
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
mengatakan kalau “Path” didesain berdasar sebuah teori ilmu sosial yang dikembangkan oleh seorang profesor di Oxford University.132 “Kami memilih angka 50 itu berdasar sebuah riset yang dilakukan oleh Professor Robin Dunbar, seorang profesor Evolutionary Psychology. Profesor Dunbar menyarankan agar pertemanan hanya dibatasi pada angka 150 orang saja karena 150 adalah jumlah maksimum hubungan sosial yang bisa dipertahankan oleh otak manusia setiap waktu.” 133
Riset yang dilakukan profesor Dunbar juga menunjukkan bahwa hubungan personal cenderung akan meluas sampai kisaran tiga. Artinya, jika Anda memiliki 5 teman yang Anda anggap sebagai teman terdekat, 20 orang sebagai teman biasa maka 50 adalah batas personal networks yang bisa dimiliki seseorang. 2.
Fitur “Path”
“Path” menjadikan berbagi momen lebih mudah dan juga lebih interaktif. Pengembangan dari “Path” yang ada menjadikan jejaring sosial ini terkenal dan menarik banyak pengguna. Fitur-fitur yang tersedia dalam jejaring sosial ini menggabungkan beberapa fitur yang terdapat dalam jejaring sosial lain ke dalam satu kemudahan. Tidak hanya dapat berbagi status maupun gambar, namun “Path” juga menyediakan fitur berbagi momen lain, seperti menunjukkan lokasi dimana pengguna berada dengan mengaktifkan GPS, musik yang sedang didengarkan pengguna, film yang tengah ditonton, maupun buku yang sedang dibaca. Data lokasi, musik, film
132
Gopego. (14 Desember 2011). Path: Social Media Pertama yang Terapkan Teori Ilmu Sosial. Diakses 29 Mei 2014 dari http://social-media.gopego.com 133 Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
serta buku dapat dicari dalam data base “Path” kemudian momen tersebut diunggah untuk dibagi kepada pengguna lain. Tidak hanya itu, bahkan “Path” menyediakan fitur sleep serta wake up, dimana pengguna dapat berbagi momen ketika mereka hendak pergi tidur dan ketika telah bangun tidur. Fitur ini dilengkapi pula dengan petujuk suhu, lokasi serta berapa waktu tidur yang dihabiskan oleh pengguna.
Gambar 2.1. Tampilan Jejaring Sosial “Path”
(Sumber: Blogger.com, 2014) Fitur- fitur yang disuguhkan “Path” ini merupakan gabungan dari banyak aplikasi, sehingga dirasakan pengguna sebagai aplikasi lengkap dalam fungsinya untuk berbagi. “Path” dapat dikatakan merupakan aplikasi dengan fitur lengkap yang tetap bersifat pribadi dan eksklusif dibandingkan pesaingnya seperti sebut saja “Foursquare” atau “Instagram” yang hanya dapat membagikan momen dalam bentuk gambar dan lokasi pengguna. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
B. “Path” sebagai Ruang Publik Dunia Maya Perkembangan teknologi informasi seolah-olah menambah sebuah ruang baru ke dalam ruang-waktu 4-matra tempat manusia berinteraksi. Kita menyebutnya ruang maya. Tidaklah mudah memahami hakikat ruang maya. Komunikasi yang berlangsung di dalamnya bersifat aktual, meski segala sesuatu yang hadir di hadapan kita bersifat maya.134 Keluasan jaringan yang ditawarkan oleh internet memungkinkan bukan hanya orang menonton dunia yang ditampilkannya, tetapi juga memungkinkan orang untuk masuk, menghuni dan bertindak di dalamnya. Gejala inilah yang melahirkan komunitas maya (cybercommunity). Ruang hunian ini disebut ruang maya (cyberspace) dimana warga melakukan komunikasi secara elektronik. 135 “Path” dengan segala fiturnya yang dianggap mumpuni dapat dikatakan sebagai sebuah hunian maya baru dan menciptakan komunitasnya sendiri. Jejaring sosial karya Dave Morin ini dianggap telah mampu memenuhi banyak kebutuhan pengguna dalam hal berbagi sehingga membawanya Indonesia menjadi negara ke tiga dengan pengguna “Path” terbanyak 136 serta disebut merupakan pengguna “Path” teraktif di dunia. 137 Jejaring sosial “Path” dipilih sebagai lokasi penelitian karena di jejaring sosial ini netizen paling banyak membagikan gambar
134
Karlina Supelli, “Ruang Publik Dunia Maya”, dalam “Ruang Publik” ed. F. Budi Hardiman. (Yogyakarta: Kanisisus, 2010), hal. 329. 135 Ibid., hal .336-337. 136 Aditya Panji. (25 Juli 2013). Petinggi Path Komentari Orang Indonsesia. Diakses 30 Juli 2013 dari http://tekno.kompas.com 137 Merdeka Jakarta. (4 Novenber 2013). CEO Path: Indonesia Pengguna Path Teraktif Nomor 1 di Dunia. Diakses 16 Mei 2014 dari http://berita.plasa.msn.com
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
meme dalam akun pribadinya, berbeda seperti pada jejaring seperti “Facebook” meme banyak dibagikan melalui Fan Page. “Path” dengan sifatnya yang eksklusif dalam segi berbagi dianggap merupakan media yang paling nyaman digunakan untuk membagikan meme yang mengandung konten politik sebagai bentuk ungkapan gagasan, pemikiran, maupun kritik dari para pengguna yang membagikannya. Melalui media ini pula, dapat dilihat berbagai versi meme politik yang muncul sebagai bentuk rekonstuksi kritik maupun opini publik dari pelbagai peristiwa politik, terutama yang berkenaan dengan Pemilu 2014. C. Meme dalam “Path” Meme merupakan sebuah bentuk pertukaran ide-ide, dimana sebuah ide atau meme ini dapat mudah tersebar dari satu benak ke benak lainnya. Walaupun tidak selalu berbentuk gambar, secara umum, meme dimaknai oleh masyarakat luas terutama di cyberspace sebagai gambar-gambar yang telah melalui proses pengeditan dari penggalan-penggalan video maupun foto dan kemudian dikemas sedemikian rupa untuk memunculkan citra tersendiri mengikuti tema yang diusung oleh kreatornya. Internet meme merupakan objek utama yang dimaksud dalam penelitian ini. Internet meme adalah sesuatu yang menjadi terkenal melalui internet, seperti gambar, video, atau bahkan orang. Internet meme biasanya tercipta saat seseorang membuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
atau mengunggah sesuatu di internet, dan menyebar secara luas. 138 Istilah meme kini telah sangat populer dalam cyberspace. Berbagai sumber dari internet mengatakan bahwa fenomena ini dimulai pada tahun 2011 di McGill University di Quebec, Kanada. Dimulai dari sana munculah berbagai meme yang dikenal juga dengan sebutan “university memes” dimana memfokuskan terhadap isu spesifik dan diperuntukkan bagi masyarakat dengan pendidikan lebih tinggi. 139 Internet meme yang paling umum adalah berbentuk gambar, hyperlink, video, foto, website, maupun hashtag. Kemunculan sebuah meme biasanya diambil dari kejadian menarik, ucapan yang lucu, khas, bahkan kesalahan pengejaan. Penyebarannya pun melalui berbagai macam media, seperti social network, blog, milis, bahkan news platform.140 Penggunaan istilah meme sendiri digeneralisasikan sebagai segala bentuk budaya yang tersebar di masyarakat, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya atau internet. Meme yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah produk dari perkembangan budaya siber yaitu gambar-gambar yang tidak hanya mengandung humor tapi juga sentilan, kritik serta ungkapan gagasan-gagasan mengenai fenomena dalam masyarakat, kebanyakan merupakan kritik sosial dan politik yang kini marak tersebar di dunia maya, terutama jejaring sosial “Path”.
138
Wikipedia. (19 November 2013). Meme Internet. Diakses 10 Februari 2014 dari www.id.wikipedia.com 139 Keith Darnay. (13 Februari 2012). Growth and Spread of Internet Memes. Diakses 28 Maret 2014 dari http://bismarcktribune.com/news/columnists/keith-darnay/ 140 The World of Meme. (2013) diakses 10 Februari 2014 dari www.lipton.co.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
Keaktifan pengguna “Path” dalam berbagi meme juga diamini oleh petinggi “Path” seperti dikutip dari Kompas.com berikut: “Pihak Path menyatakan, Indonesia masuk tiga besar negara dengan jumlah pengguna Path terbanyak hingga kuartal dua tahun 2013. "Orang Indonesia sangat aktif dan membagikan banyak momen di Path," ujar Business Manager Path, Andreas Bezamat-Homer, saat berkunjung ke Jakarta, Rabu (24/7/2013). Banyak pengguna asal Indonesia yang memublikasi foto dan gambar, termasuk gambar meme. Andreas mengetahui bagaimana pada pertengahan 2013, orang Indonesia banyak memublikasi meme. "Orang Indonesia kreatif dan punya selera humor yang tinggi," ujarnya sembari tertawa.”141 Kutipan dari penggalan berita tersebut menunjukkan bahwa “Path” tidak dapat dipungguri merupakan salah satu media yang tengah naik daun serta diketahi banyak digunakan penggunanya untuk membagikan gambar meme kepada komunitasnya dianggap merupakan lokasi penelitian yang paling tepat untuk dapat melihat jenisjenis meme politik yang tersebar serta mengkaji makna di dalamnya. Kritik sosial dan politik yang dimediasi oleh meme kini marak tersebar di dunia maya sebagai bentuk demokrasi, terutama di jejaring sosial “Path”. Meme yang disebarluaskan melalui internet dan dibagi oleh pengguna jejaring sosial menyebabkan persebaran meme menjadi begitu cepat serta luas. Konsep meme yang tekesan lebih fun dan dianggap ‘kurang serius’ membuatnya mudah diterima oleh masyarakat siber, walaupun kontennya sendiri seringkali sensitif dan mampu mengarahkan opini publik, maka dari itu makna yang terkandung dan bagaimana meme politik yang tersebar pada masa Pemilu 2014 menggambarkan kritik sangatlah menarik untuk dikaji lebih jauh. 141
Aditya Panji, Op. Cit.
commit to user