BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Facebook 2.1.1 Pengertian Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Facebook lahir atas usaha seorang mantan mahasiswa Harvard bernama Mark Zuckerberg. Mark Zuckerberg menciptakan Facemash, pendahulu Facebook, tanggal 28 Oktober 2003 ketika berada di Harvard sebagai mahasiswa tahun kedua. Facemash menarik 450 pengunjung dan 22.000 tampilan foto pada empat jam pertama mengudara. Situs ini langsung diteruskan ke beberapa server group kampus, namun dimatikan beberapa hari kemudian oleh administrasi Harvard. Zuckerberg dihukum karena menembus keamanan kampus, melanggar hak cipta, dan melanggar privasi individu, dan terancam dikeluarkan. Namun, hukuman tersebut dibatalkan. Pada 4 Februari 2004, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook” yang awalnya berada di situs web TheFacebook.com. Nama layanan ini berasal dari nama buku yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh administrasi universitas di AS dengan tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Keanggotaan awalnya dibatasi kepada mahasiswa Harvard College saja, dan pada bulan pertama, lebih dari setengah mahasiswa sarjana di Harvard terdaftar di situs ini. Namun karena mengandung unsur kebaruan dalam
8
layanannya, situs itu pun mulai dilirik oleh banyak instansi. Terhitung 2 minggu berselang setelah peluncurannya, hampir seluruh universitas di Boston meminta untuk dimasukkan dalam jangkauan jejaringnya. Sean Parker (petinggi Napser) dan Peter Thiel (petinggi PayPal) turut bergabung dalam pengembangan situs Facebook. Pada bulan September 2005 Facebook mulai melebarkan jaringannya. Situs yang awalnya hanya untuk mahasiswa itu kemudian membuka jaringannya untuk para siswa SMA dan pekerja kantoran. Hingga pada September 2006, Facebook membuka pendaftaran secara umum keseluruh dunia dengan batasan usia minimal 13 tahun. Pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnya. Menurut Ginting (2012), Facebook diartikan sebagai mesin yang sangat pintar, canggih, serba komplit, namun justru sangat user friendly. Dari segi teknis, Facebook juga bersifat open source sehingga pengguna bisa menambahkan sendiri aplikasi yang disukai. Sedangkan dari segi sosial, Facebook bisa dikatakan sebagai identitas di dunia maya.
2.1.2 Fitur Facebook Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi Social Networking, Chatting, Blogging, Multimedia, Photo Sharing, dan bahkan Email. Beberapa
9
bagian dalam Facebook adalah Profil, News Feed, Wall, Applications, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gift. Dalam satu akun Facebook seseorang dapat melakukan beragam aplikasi tersebut.
Menurut Sanjaya (2009) terdapat beberapa menu dalam Facebook, diantaranya: a. Menu Beranda Melalui menu ini pengguna akan berpindah ke halaman Beranda yaitu halaman yang pertama kali muncul ketika berhasil login. b. Menu Profil Menu ini akan mengantarkan pengguna ke halaman profil. Halaman ini berisi semua aktifitas teman lain yang terkait dengan pengguna. Selain itu, informasi mengenai data diri, foto, dan catatan-catatan juga bisa dilihat di halaman ini. c. Menu Teman Menu ini digunakan untuk menayangkan tampilan foto-foto teman yang sudah masuk ke dalam daftar pertemanan. Selain itu, update status terbaru dan nomor telepon dari teman-teman pengguna juga bisa dilihat disini. d. Menu Pesan Masuk Melalui menu ini, pengguna dapat membuka halaman pesan-pesan terbaru yang dikirim oleh teman. Hampir sama dengan e-mail, namun yang berbeda adalah orang lain tidak perlu menggunakan atau mengetahui alamat tujuan seperti halnya di dalam e-mail. e. Menu Pengaturan Di dalam menu pengaturan, pengguna diberikan keleluasaan dalam mengubah beberapa informasi diri, jaringan, konfigurasi, nomor telepon untuk Facebook Mobile dan penggunaan bahasa. f. Menu Keluar Untuk keluar (logout) dari Facebook. Menu ini cukup penting ketika pengguna sudah tidak lagi melakukan aktifitas di dalamnya. Demi keamanan dan data-data di dalamnya, jangan biarkan akun Facebook ditinggal tanpa memilih menu keluar. g. Kotak Pencarian Digunakan untuk mencari teman berdasarkan kata yang dimasukkan ke dalam kotak pencarian. h. Aplikasi Berisi daftar aplikasi Facebook yang telah terinstal dan bisa digunakan langsung. Pada awalnya, daftar aplikasi yang ada hanyalah berisi aplikasiaplikasi standar, yaitu Koleksi Foto, Video, Grup, Acara, Catatan, Tautan dan Hadiah. Apabila nantinya pengguna menerima ajakan teman untuk
10
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
memasang aplikasi lain atau mencari sendiri aplikasi yang tersedia, maka daftar aplikasi akan bertambah. Koleksi Foto Dengan melakukan klik pada ikon tersebut, pengguna akan diarahkan pada aplikasi pembuatan album foto dan pengelolaan foto didalam album tersebut. Yang cukup menarik, pengguna dapat melibatkan pengguna lain untuk ikut bergabung dalam kegembiraan melalui pemberian tanda (tag) pada foto yang ditampilkan melalui Facebook. Video Melalui ikon ini, pengguna dapat mengunggah (upload) video, menampilkan, dan mengelolanya sebagai bagian dari akun Facebook yg dimiliki. Dengan adanya fasilitas ini, pengguna tidak perlu lagi memanfaatkan media penyimpanan video dari pihak luar. Grup Digunakan untuk bergabung ke dalam grup yang sudah ada di dalam Facebook atau membuat grup baru sesuai dengan minat, serta mengajak pengguna lain untuk bergabung ke dalamnya. Acara Jika pengguna melakukan klik pada ikon ini, pengguna bisa membuat agenda kegiatan sendiri atau mengikuti agenda yang dibuat oleh pengguna lain. Catatan Melalui ikon ini, pengguna dapat membuat artikel, tulisan, atau catatan. Bahkan jika diperlukan, tersedia fasilitas impor artikel dari blog tertentu. Tautan Pengguna bisa membuat daftar alamat internet (link) yang diperlukan melalui ikon ini. Teman yang online Sebagai penunjuk jumlah teman-teman pengguna yang sedang mengaktifkan fasilitas chatting di dalam Facebook. Pemberitahuan Berisi catatan-catatan aktivitas yang terkait dan ditujukan untuk pengguna. Pemberitahuan ini akan memunculkan angka tertentu untuk menunjukkan adanya notifikasi yang belum dibaca. Hal ini tentunya memudahkan pengguna untuk mengingat dan menindaklanjuti suatu aktivitas di dalam Facebook. Obrolan Di dalamnya terdapat fungsi untuk mengaktifkan atau mematikan fasilitas chatting. Di sana juga tersedia menu pengaturan untuk mengelola tampilan di dalam fungsi chatting.
2.1.3 Pengaruh Negatif Situs Facebook Facebook memberikan beberapa manfaat diantaranya memudahkan seseorang dalam menjalin hubungan pertemanan dan penyampaian informasi. Dengan fitur
11
yang terdapat pada Facebook para pengguna dapat membagikan informasi diri melalui biodata maupun status yang diperbaharui. Namun tidak jarang informasi yang disampaikan hanya fiktif atau bukan yang sebenarnya. Ada pula yang memberikan informasi terlalu terbuka tanpa memperhatikan situasi dan keadaan baik dari pihak pemberi maupun penerima informasi, yang akhirnya memberikan penggunaan fitur Facebook memberikan dampak negatif pada salah satu pihak. Adapun dampak negatif dari penggunaan situs Facebook menurut Yohana (2011) diantaranya : 1. Membuat siswa menjadi malas belajar, tidak mengerjakan tugas, karena selalu ingin tahu status teman-temannya. 2. Lebih banyak waktu yang terbuang sia – sia untuk hal yang kurang bermanfaat, contoh chatting. 3. Boros. Artinya, siswa dapat menghabiskan uangnya untuk online berjam – jam. 4. Menjadi ketergantungan dengan Facebook. 5. Kualitas pertemuan face to face dengan sesama anggota keluarga semakin berkurang, sehingga menimbulkan perasaan terabaikan. 6. Memicu terjadinya pergaulan bebas tanpa batas, karena namanya dunia maya, dunia tanpa batas, sehingga siswa bisa menjelma menjadi siapa saja dan berbuat apa saja, baik atau buruk. 7. Banyaknya kasus kriminalitas baik penipuan atau sebagainya 8. Menyita waktu belajar bagi pelajar.
Secara singkat dampak negatif dari situs Facebook adalah menimbulkan kemalasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu terlalu lama mengakses situs Facebook dapat mengganggu kesehatan karena terlalu lama berada di depan komputer.
2.2 Keterbukaan Diri 2.2.1 Pengertian Keterbukaan Diri
12
Keterbukaan diri cenderung bersifat timbal balik dan menjadi semakin mendalam selama hubungan komunikasi berlangsung. Hubungan yang baik dapat terbina bila seseorang mau mengungkapkan reaksi terhadap kejadian yang dialami. Orang lain akan mengenal diri seseorang bila orang tersebut mau terbuka. Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) menyatakan bahwa keterbukaan diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap sesuatu yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan dimasa kini. Menurut Mulyana, keterbukaan diri juga diartikan membeberkan informasi tentang diri sendiri (dalam Nurmawati, 2005). Sedangkan menurut DeVito (1997) pengungkapan diri adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan.
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri Faktor-faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri menurut DeVito (1997) adalah sebagai berikut : a. Besar Kelompok Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang dalam kelompok besar. Diad (kelompok yang terdiri atas dua orang) merupakan lingkungan yang paling cocok untuk pengungkapan diri. Dengan satu pendengar, pihak yang melakukan pengungkapan diri dapat meresapi tanggapan dengan cermat. Dengan dukungan atas ketiadaan dukungan ini, orang dapat memantau pengungkapan diri ini, meneruskannya jika situasinya mendukung dan menghentikannya jika situasi tidak mendukung. Bila ada lebih dari satu orang pendengar, pemantauan seperti ini menjadi sulit, karena tanggapan yang muncul pasti berbeda dari pendengar yang berbeda. b. Perasaan menyukai Kita membuka diri kepada orang-orang yang kita sukai atau cintai, dan kita tidak akan membuka diri kepada orang yang tidak kita sukai (Derlega
13
dkk., 1987). Ini tidak mengherankan, karena orang yang kita sukai (dan barangkali menyukai kita) akan bersikap mendukung dan positif. Periset pengungkapan diri John Berg dan Richard Archer (1983) melaporkan bahwa tidak saja kita membuka diri kepada mereka yang kita sukai, kita juga tampaknya menjadi suka kepada mereka terhadap siapa kita membuka diri. Kita juga membuka diri lebih banyak kepada orang yang kita percayai (Wheeles dan Grotz, 1977). c. Efek diadik Kita melakukan pengungkapan diri bila orang yang bersama kita juga melakukan pengungkapan diri. Efek diadik ini barangkali membuat kita merasa lebih aman dan, nyatanya, memperkuat perilaku pengungkapan diri kita sendiri. Berg dan Archer (1983) melaporkan bahwa pengungkapan diri menjadi lebih akrab bila itu dilakukan sebagai tanggapan atas pengungkapan diri orang lain. d. Kompetensi Orang yang kompeten lebih banyak melakukan dalam pengungkapan diri ketimbang orang yang kurang kompeten. “Sangat mungkin,” kata James McCroskey dan Lawrence Wheeles (1976), “bahwa mereka yang lebih kompeten juga merasa diri mereka memang lebih kompeten, dan karenanya mempunyai rasa percaya diri yang diperlukan untuk lebih memanfaatkan pengungkapan diri. Atau, lebih mungkin lagi, orang yang kompeten barangkali memiliki lebih banyak hal positif tentang diri mereka sendiri untuk diungkapkan ketimbang orang-orang yang tidak kompeten.” e. Kepribadian Orang-orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak ketimbang mereka yang kurang pandai bergaul dan lebih introvert. Perasaan gelisah juga mempengaruhi derajat pengungkapan diri. Rasa gelisah adakalanya meningkatkan pengungkapan diri kita dan kali lain menguranginya sampai batas minimum. Orang yang kurang berani bicara pada umumnya juga kurang mengungkapkan diri ketimbang mereka yang merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi. f. Topik Kita lebih cenderung membuka diri tentang topik tertentu ketimbang topik yang lain. Sebagai contoh, kita lebih mungkin mengungkapkan informasi diri tentang pekerjaan atau hobi kita ketimbang tentang kehidupan seks atau situasi keuangan kita (Jourard, 1968, 1971a). Kita juga mengungkapkan informasi yang bagus lebih cepat ketimbang informasi yang kurang baik. Umumnya, makin pribadi dan makin negatif suatu topik, makin kecil kemungkinan kita mengungkapkannya. g. Jenis kelamin Faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah jenis kelamin. Umumnya, pria lebih kurang terbuka ketimbang wanita. Judy Pearson (1980) berpendapat bahwa peran seks-lah (sex role) dan bukan jenis kelamin dalam arti biologis yang menyebabkan perbedaan dalam hal pengungkapan diri ini. “Wanita yang maskulin,” misalnya kurang
14
membuka diri ketimbang wanita yang nilai dalam skala maskulinitasnya rendah. Selanjutnya, “pria feminin” membuka dirinya lebih besar ketimbang pria yang nilai dalam skala femininitasnya lebih rendah. Pria dan wanita juag mengemukakan alasan yang berbeda untuk penghindaran mereka terhadap pengungkapan diri. Dalam keterbukaan diri terdapat dua aspek yaitu keterbukaan seeorang pada orang yang diajak berinteraksi. Hal ini bukan berarti seseorang harus menceritakan semua latar belakang kehidupannya. Tetapi yang penting adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum. Dari sini orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan. Aspek kedua dari keterbukaan diri menunjuk pada kemauan serta memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakan. Semikian pula sebaliknya, jika orang lain memberi tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakan. Demikian pula sebaliknya, jika orang lain memberikan tanggapan secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang dikatakan maka seseorang harus bisa menerimanya. Disini keterbukaan diri diperlihatkan dengan cara memberikan tanggapan secara spontan dan reaksi terhadap komunikasi dan umpan balik orang lain.
2.2.3 Karakterisik Individu Yang Mampu Mengungkapkan Diri Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan pengungkapan diri yang baik dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan sehari-hari. Orang dengan pengungkapan diri yang baik akan menunjukkan perilaku yang positif dan cenderung lebih senang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan orang
15
banyak. Dengan demikian maka seseorang akan mendapat energi positif dalam bersosialisasi dan akan berdampak positif terhadap psikis seseorang. Menurut
Johnson (dalam Ferasiska, 2010),
individu yang mampu
mengungkapkan dirinya secara tepat adalah sebagai berikut: 1) lebih mampu menyesuaikan diri (adaptif), 2) lebih percaya diri, 3) lebih kompeten, 4) ekstrovert, 5) dapat diandalkan, 6) lebih mampu bersikap positif dan percaya pada orang lain, 7) lebih obyektif dan terbuka.
2.3 Temuan Relevan Penggunaan Fitur Facebook Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memberikan manfaat bagi penggunanya antara lain, pengguna dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga bahkan orang yang belum dikenal sekalipun. Facebook sering menjadi ajang berdiskusi baik hal formal maupun non formal. Selain itu Facebook juga dijadikan sebagai tempat membangun kepercayaan diri serta pengungkapan diri. Dalam kehidupan sehari-hari peran komunikasi sangatlah penting, apalagi untuk usia remaja. Setiap orang harus mampu menyesuaikan diri dengan orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu perlu adanya kemampuan dalam mengungkapkan informasi diri kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Pengungkapan diri ini bisa dilakukan kepada teman maupun pihak yang belum dikenal, baik masalah yang umum maupun pribadi masing-masing. Menurut Papu (2002) ada beberapa manfaat keterbukaan diri antara lain 1) meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), 2) membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling membantu dan lebih berarti bagi kedua belah pihak, 3) mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, 4)
16
mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri (self acceptance), 5) menyelesaikan berbagai konflik dan masalah interpersonal, 6) memperoleh energi tambahan untuk menjadi lebih spontan. Remaja lebih senang menggunakan Facebook untuk mengungkapkan diri, karena dengan Facebook individu bebas mengungkapkan diri kepada orang lain baik itu perasaan marah, sedih, senang, kecewa, dan lain-lain. Selain itu di Facebook seseorang dapat mengungkapkan pendapat tanpa harus bertatap muka. Pengungkapan diri melalui Facebook dinilai lebih praktis, efektif dan terarah dibanding jika harus bertatapan langsung dengan lawan bicara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asandi dan Rosyidi (2010) tentang self disclosure pada remaja pengguna Facebook menunjukkan model selfdisclosure yang dilakukan di Facebook tergantung pada kepercayaan dan kedekatan. Kepercayaan itu sendiri terbangun karena banyaknya dukungan dan perhatian yang diberikan. Semakin banyak perhatian yang diberikan, maka kepercayaaan semakin besar sehingga informasi yang dibagi juga semakin banyak dan detail. Self-disclosure yang paling sering remaja lakukan terkait dengan masalah asmara. Dan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Sheldon (2009) yang bertujuan untuk menguji seberapa tarik sosial di Facebook mempengaruhi keterbukaan diri, prediktabilitas, dan kepercayaan orang lain terhadap 243 siswa menunjukkan bahwa para siswa tersebut membagikan rahasia pribadi kepada pengguna Facebook lain yang disukai. Meskipun tidak dapat sepenuhnya menunjukkan perilaku nonverbal, pengguna Facebook mampu menilai perilaku
17
teman Facebook yang diajak berinteraksi sehingga mampu mengukur seberapa dalam keterbukaan diri yang dapat dilakukan.
2.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga.
18