MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
Disusun oleh: MELISA TANDUN 060904004
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH: NAMA
: MELISA TANDUN
NIM
: 060904004
JUDUL
: MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan)
Pembimbing
Ketua Departemen
Drs.HR Danan Djaja,M.A
Drs.Amir Purba,M.A
Dekan
Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Pada Hari : Tanggal
:
Pukul
:
Tim Penguji:
1. Ketua
:
2. Anggota 1
:
3. Anggota 2
:
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orangtua tercinta, Ayah Tehdy Susanto dan Ibu Linna Tandun yang selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Semoga penulis dapat membuat Ayah dan Ibu selalu tersenyum bahagia dan bangga. 2. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A selaku Dekan FISIP USU. 3. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi. 4. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis. 5. Kakak Emilia Ramadhani, S.Sos selaku dosen wali penulis. 6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan. 7. Ibu Dra. Dewi Kurniawati selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU beserta Kak Cut, Kak Maya, dan Kak Ros. Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
8. Kak Hanim, Kak Puan, dan staf Laboratorium Ilmu Komunikasi. 9. Keluarga IEC yang telah sangat membantu selama penelitian skripsi. 10. Adik satu-satunya, Haris Susanto yang telah bersedia membantu penulis saat membutuhkan dan berbagi suka dan duka yang dapat membuat penulis tertawa dan menangis bersama. 11. Keluarga besar Susanto dan Tandun dimanapun mereka berada yang terus mendorong penulis dengan bertanya kapan wisuda. Tanpa disadari, hal itu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan dan mendapat gelar kesarjanaan. 12. Anggota Akselerasi SMP Chandra Kusuma, yaitu Yuriko, William, Valen, Albert, Sherly, Harry, Ira, Andi, Rara, dan Andrew, yang telah menjadi sahabat penulis tanpa mengenal batas negara, waktu, dan hambatan lainnya. Rasa persahabatan ini sudah tertanam di benak penulis seperti layaknya rasa persaudaraan. Semoga suatu hari nanti, kita bersebelas dapat berkumpul kembali dengan profesi yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing. 13. Anggota Walky Talky, yaitu Rianty, Mona, Ameliya, dan Ingres yang selalu setia berbagi cerita tentang apapun. Meskipun kita semua memiliki sifat dan selera yang berbeda, namun penulis merasa senang meluangkan waktu bersama kalian. Semoga persahabatan ini akan selalu terbina dengan baik. 14. Anggota Happy Yummy yang terus berubah jumlahnya namun sudah menjadi bagian dari cerita penulis selama perkuliahan. Mereka adalah Yuli, Dhika, Wana, Vega, Fiqi, Novi, Desi, dan Putrou. Meskipun kadang
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
kita sering berselisih paham, namun penulis sangat menyayangi kalian semua. Semoga segala perbedaan yang ada pada diri kita tidak memudarkan persahabatan ini dan suatu hari nanti kita akan berkumpul kembali sebagai orang yang sukses. 15. Keluarga Power Rangers, Jula-jula, Telenovela, Flickazone, dan temanteman Komunikasi stambuk 2006 yang menjadi teman yang sangat baik bagi penulis selama masa perkuliahan. Canda tawa yang dibagi sangat berkesan dan berarti. Penulis merasa sangat senang karena telah menjadi bagian dari stambuk 2006 yang sangat kompak. 16. Semua pengarang buku yang telah memotivasi dan menjadi narasumber bagi penulis serta semua supir angkot no.10 dan tukang becak yang telah mengantar penulis untuk menempuh perjalanan selama masa perkuliahan. 17. Semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari ataupun tidak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah kepada kita semua. Terima kasih.
Penulis
Melisa Tandun
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Perumusan Masalah
1.3
Pembatasan Masalah
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5
Kerangka Teori
1.6
1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.2 Teori Uses and Gratification 1.5.3 Motivasi Penggunaan Media 1.5.4 Facebook 1.5.5 Kebutuhan Afiliasi Kerangka Konsep
1.7
Model Teoritis
1.8
Operasional Variabel
1.9
Definisi Operasional
1.10
Hipotesa
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi dan Komunikasi Massa
2.2
2.1.1 Definisi Komunikasi 2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi 2.1.3 Fungsi Komunikasi 2.1.4 Definisi Komunikasi Massa 2.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa 2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa 2.1.7 Fungsi Komunikasi Massa Teori Uses and Gratification
2.3
2.2.1 Sejarah Teori Uses and Gratification 2.2.2 Kelebihan dan Kritik terhadap Teori Uses and Gratification Motivasi Penggunaan Media
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
2.4
Facebook
2.5
Kebutuhan Afiliasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
3.2
3.1.1 Sejarah International Education Centre 3.1.2 Logo International Education Centre 3.1.3 Program Kursus International Education Centre 3.1.4 Daftar Jumlah Murid IEC Per 2009 di Malaka 3.1.5 Struktur Organisasi International Education Centre Metodologi Penelitian
3.3
3.2.1 Metode Penelitian 3.2.2 Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel
3.4
3.3.1 Populasi 3.3.2 Sampel Teknik Penarikan Sampel
3.5
Teknik Pengumpulan Data
3.6
Analisis Data
BAB IV
ANALISA DATA
4.1
Pengumpulan Data
4.2
Pengolahan Data
4.3
Analisis Deskriptif
4.4
4.3.1 Karakteristik Responden 4.3.2 Motivasi Penggunaan Facebook 4.3.3 Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi Analisis Korelasional
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
DAFTAR TABEL Tabel 1
Operasional Variabel
Tabel 2
Jumlah Murid
Tabel 3
Populasi
Tabel 4
Sampel
Tabel 5
Jenis Kelamin
Tabel 6
Usia
Tabel 7
Lama Kepemilikan Akun Facebook
Tabel 8
Lama Pengaksesan per Hari
Tabel 9
Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook
Tabel 10
Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook
Tabel 11
Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook
Tabel 12
Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook
Tabel 13
Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook
Tabel 14
Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook
Tabel 15
Alasan Penambahan Teman
Tabel 16
Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman
Tabel 17
Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook
Tabel 18
Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah
Tabel 19
Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama
Tabel 20
Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook
Tabel 21
Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi
Tabel 22
Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah
Tabel 23
Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook
Tabel 24
Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook
Tabel 25
Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook
Tabel 26
Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 27
Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook
Tabel 28
Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Tabel 29
Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat
Tabel 30
Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik
Tabel 31
Jenis Kelamin dan Perasaan Saling Memiliki
Tabel 32
Usia dan Rasa Diterima di Lingkungan Sekolah
Tabel 33
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Tabel 34
Perasaan Saat Sedang Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Tabel 35
Koefisien Korelasi Spearman Rho
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Model Teoritis
Gambar 2
Uses and Gratification
Gambar 3
Logo IEC
Gambar 4
Jenis Kelamin
Gambar 5
Usia
Gambar 6
Lama Kepemilikan Akun Facebook
Gambar 7
Lama Pengaksesan per Hari
Gambar 8
Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook
Gambar 9
Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook
Gambar 10
Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook
Gambar 11
Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook
Gambar 12
Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook
Gambar 13
Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook
Gambar 14
Alasan Penambahan Teman
Gambar 15
Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman
Gambar 16
Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook
Gambar 17
Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah
Gambar 18
Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama
Gambar 19
Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook
Gambar 20
Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi
Gambar 21
Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah
Gambar 22
Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook
Gambar 23
Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook
Gambar 24
Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook
Gambar 25
Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook
Gambar 26
Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Gambar 27
Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Gambar 28
Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat
Gambar 29
Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Kuesioner Penelitian
Lampiran II
Tabel SPSS
Lampiran III
Surat permohonan penelitian dari Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik USU
Lampiran IV
Surat balasan untuk memberikan izin penelitian dari IEC Malaka Medan
Lampiran V
Lembar catatan bimbingan skripsi
Lampiran VI
Biodata
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi pada murid IEC Malaka Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya. Sampel dalam penelitian ini adalah murid-murid IEC Malaka Medan yang tergolong usia remaja awal yaitu umur 12 hingga 17 tahun dan mengambil program bahasa Inggris yang berada pada tingkatan Step 1 sampai dengan Step 10. Jumlah sampel yang diambil sebesar 28 orang dengan menggunakan rumus dari Arikunto. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifikasi proporsional dan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 26 buah. Analisa data menggunakan bentuk tabel deskriptif lalu dihubungkan menjadi tabel korelasional. Selanjutnya uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 17.0. Dari hasil penelitian, terbukti bahwa hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan adalah cukup berarti. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, dilakukan dengan menghitung nilai tabel temuan. Nilai tabel untuk murid IEC Malaka Medan adalah 0.031. Pernyataan thitung < ttabel yang berarti bahwa hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisa tabel tunggal yaitu terdapat perbedaan antara sesama murid dalam alasan penggunaan situs jejaring sosial Facebook. Hasil uji hipotesa yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi para murid IEC Malaka Medan.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan manusia adalah berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang per orang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia (Soekanto, 2002: 62). Interaksi sosial dapat dikatakan terjadi dalam sebuah masyarakat apabila ada kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication). Kontak sosial secara fisik dapat terjadi apabila ada hubungan fisikal, sedangkan kontak sosial adalah gejala sosial yang dapat terjadi tanpa harus menyentuh seseorang. Komunikasi adalah sebuah proses memaknai yang dilakukan seseorang terhadap informasi, sikap, prilaku, dan perasaan sehingga seseorang dapat membuat reaksi terhadap informasi, sikap, prilaku, dan perasaan berdasarkan pengalaman yang pernah ia alami. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa adanya komunikasi. Ada tiga unsur penting dalam komunikasi yaitu komunikator yaitu seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi untuk disebarkan kepada masyarakat luas, saluran (media) yang merupakan perantara yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita berupa media interpersonal yang digunakan untuk khalayak umum dan komunikan yaitu pihak yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Seiring dengan perkembangan zaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi pun semakin berubah. Menurut Burhan Bungin (2007), ada beberapa catatan bentuk orang-orang berhubungan dan melakukan kontak sosial, yaitu: 1. Komunikasi pos berkuda Komunikasi di Tiongkok dahulu menggunakan sistem pos berkuda. Metode ini digunakan para penunggang kuda yang ingin mengirimkan pesan-pesan. Tiongkok yang merupakan daerah luas, pada saat itu masih memiliki keterbatasan dalam jaringan telekomunikasi sehingga sistem pos berkuda ini dianggap sebagai metode transmisi yang sangat nyaman dan cepat. 2. Telegraf dan telepon Pada tahun 1837, Samuel Finley Breese Morse untuk pertama kalinya mendemonstrasikan telegrafi di depan publik. Ia menemukan kode morse yang menggunakan sirkuit terbuka dan tertutup untuk mewakili tanda nol dan satu. Lewat pengkodean tersebut, kita dapat mengetahui isi pesan di transmisi. Setelah itu, Alexander Graham Bell menemukan telepon dan sukses menggunakan fasilitas teleponnya untuk mentransmisikan suara pada tanggal 10 Maret 1876 dan menjadikan saat itu sebagai hari pertama dilakukan komunikasi jarak jauh. 3. Teleks dan faksimili Teleks dikembangkan langsung setelah telepon. Teleks menggunakan sambungan telepon dan mengharuskan pengirim maupun penerima memiliki alat yang sama. Teleks dapat mengirimkan teks seketika (real
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
time), kemudian dalam sekejap posisi teleks dapat digantikan dengan mesin faksimili dengan menggabungkannya dengan telepon. Alat ini dapat mengirimkan teks, grafik, suara, maupun musik. 4. Pesawat pager dan SMS Cara kerja SMS pager adalah seseorang mengirimkan pesan kepada orang lain yang memiliki pesawat pager dengan menggunakan telepon yang digunakan untuk menghubungi stasiun radio pager, kemudian setelah operator pager menerima pesan tersebut, pesan pun diteruskan ke pesawat pager. Ketika pager berbunyi, maka pemilik pager dapat membaca pesan tersebut. Setelah teknologi pager ini semakin populer, lahirlah ide tentang pesawat seluler, dimana orang-orang dapat mengirim pesan langsung melalui telepon seluler. 5. Telepon seluler Telepon seluler yang telah disinggung sebelumnya merupakan alat komunikasi paling populer. Hampir setiap lini masyarakat memiliki telepon seluler. Teknologi ponsel ini kini telah sampai pada tahap generasi ketiga (3.5G). Hampir semua fasilitas ponsel memberikan kenyamanan terhadap penggunanya. Mulai dari sambungan telepon jarak jauh, fitur SMS, jaringan internet, dan lain sebagainya. 6. Jaringan internet Kekuatan jaringan internet bukan hanya terletak pada kecanggihan hardware tetapi juga pada kerumitan software-nya. Aplikasi software komunikasi dan kolaborasi jaringan digunakan untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam cyber
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
communication. Jaringan internet juga memfasilitasi terjadinya hyperlink. Hyperlink (hubungan yang sangat banyak) ini mulai dipergunakan untuk perdagangan cyber atau e-commerce. Tak bisa disangkal bahwa bumi telah menjadi sebuah kampung global. Dunia kini tak lebih sebagai tempat dimana umat manusia bisa saling bersua, berbagi pesan, dan berhubungan dengan cepat tanpa membutuhkan waktu dan tenaga yang berlebihan. Kutub-kutub pemisah jarak dan waktu, seolah sudah sedemikian dekat sehingga kesenjangan yang sebelumnya melebar, kini menjadi kian sempit. Internet sebagai salah satu produk manusia yang kehadirannya telah membuat aktivitas lintas batas antarnegara dan penggunaan teknologi informasi dilakukan hampir dalam hitungan detik. Kehadiran internet tidak hanya tentang kecepatan dan kedekatan, namun juga tentang penjungkirbalikkan cara berpikir dan bertindak manusia. Thomas Friedman dalam buku “The World is Flat” mengungkapkan bahwa perubahan yang terjadi di dunia ini tidak lagi dilakukan oleh negara (versi 1), perusahaan (versi 2), namun oleh individu dan kelompokkelompok kecil (versi 3). Maraknya situs yang beredar di dunia maya dapat mendorong perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Pola interaksi pun ikut berpengaruh. Pergeseran pemanfaatan media pun terjadi. Masyarakat yang sebelumnya menggemari fitur SMS di telepon genggam untuk bertukar pesan maupun menjalin interaksi sudah berganti kepada pemanfaatan situs jejaring sosial. Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan afiliasi mereka. Menurut Kamus Lengkap Psikologi, afiliasi adalah pertalian, gabungan, perhubungan, persatuan, sedangkan kebutuhan afiliasi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
adalah kebutuhan akan pertalian perkawanan dengan orang lain, pembentukan persahabatan ikut serta dalam kelompok tertentu, kerja sama, dan koperasi. Situs jejaring sosial memang menyedot banyak minat masyarakat dari berbagai kalangan, baik itu anak-anak hingga orang dewasa. Hampir semua tahu dan ikut berinteraksi di dalamnya. Yang paling fenomenal saat ini adalah Facebook. Facebook telah mengubah cara berkomunikasi. Facebook adalah jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg, yang sempat terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu Psikologi Harvard . Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah. Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi. Dan pada April 2009, jumlah pengguna Facebook telah mencapai 200 juta. Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengatasi Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10. Menurut data tersebut, yang dikutip VIVAnews, diketahui Indonesia merupakan negara dengan jumlah Facebook terbesar kedua setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar 5.949.740 pengguna. Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki 10.926.180 pengguna per Selasa, 16 Juni 2009 pukul 17.00 WIB. Dalam hal persentase populasi online, Indonesia mencapai angka 23,8 persen. Artinya, kurang lebih 23,8 persen dari total populasi penduduk di Indonesia telah terdaftar di Facebook. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial dengan pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan?”
1.3
Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian, maka peneliti
merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang akan diteliti sehingga lebih fokus dan spesifik. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang bertujuan untuk mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. 2. Penelitian ini menganalisis motivasi penggunaan dan pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan terhadap situs jejaring sosial yaitu Facebook. 3. Lokasi penelitian yang dipilih adalah lembaga kursus bahasa asing yaitu IEC pusat yang terletak di Jalan Malaka no. 29/59 Medan. 4. Objek penelitian adalah murid pada program Bahasa Inggris di IEC Malaka yang tergolong remaja awal, yaitu usia 12-17 tahun yang berada pada tingkatan kelas Step 1-Step 10. 5. Penelitian dimulai pada bulan November 2009, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui motivasi murid IEC Malaka dalam menggunakan situs jejaring sosial. b) Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka. c) Untuk mengetahui intensitas penggunaan situs jejaring sosial di kalangan murid IEC Malaka. d) Untuk mengetahui hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial dengan pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.
Manfaat penelitian: a) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian dan sumber bacaan kepada mahasiswa departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. b) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai komunikasi, khususnya komunikasi massa. c) Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja yang tertarik terhadap perkembangan media massa, khususnya internet.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
1.2
Kerangka Teori Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir. Dengan
demikian pemecahan masalah yang diteliti tampak jelas dan sistematis sesuai dengan pengertian teori itu sendiri yakni serangkaian asumsi, konstruk, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1995: 37) Nawawi (1991: 39-41) mempertegas bahwa kerangka teori merupakan landasan dan kerangka berpikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu disoroti. Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah: 1.2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Pada abad ke-5 SM, di Yunani, berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antarmanusia, namanya retorika, kemudian muncul istilahistilah baru seperti dialog, dan orasi. Pada perkembangan awal ini batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antarmanusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi. Penyampaian gagasan ini bukan tanpa tujuan, melainkan demi mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang lain atau masyarakat. Komunikasi terus berkembang tidak hanya menyampaikan gagasan melalui lisan. Pada zaman kekaisaran Romawi, salah seorang kaisarnya yang bernama Julius Caesar membuat papan pengumuman yang disebut Acta Diurna.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg dan terbitnya surat kabar pertama (Avisa Relation Oder Zeitung) di Jerman dan Weekly News di Inggris pada tahun 1622. Setelah surat kabar, peradaban manusia juga lebih berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain seperti yang kita miliki saat ini. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari kata Latin “communicatio” dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan satu pihak, maka orang tersebut cenderung mengadakan berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya. Joseph A.Devito (1978) dalam bukunya “Communicologi: An Introduction to the Study of Communication” menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan komunikasi yang terganggu keributan, dalam suatu kompleks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik. Howard Stephenson (1971) dalam bukunya “Handbook of Public Relations” menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian peran komunikasi dan efek komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya (Lubis, 2005: 10). Berikut beberapa definisi yang dapat dirinci: 1. Miller (1966) menyebutkan komunikasi sebagai suatu hal yang mempunyai pusat perhatian dalam situasi prilaku dimana sumber
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi prilaku. 2. Gerbner (1966) menyebutkan komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem pesan. 3. Emery, Ault, dan Agee (1963) menyebutkan bahwa komunikasi diantara manusia merupakan seni menyampaikan informasi, ide, dan tingkah laku dari satu orang ke orang lain (Ardianto, 2007: 18-19) Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri (1991), merupakan bentuk komunikasi yang mengemukakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu, sedangkan definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa ini menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dan jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri: 1. komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. 2. pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri (Severin, 2007: 4).
1.2.2 Teori Uses and Gratification Pendekatan uses and gratification dijabarkan pertama kali dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz (1959). Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak?”. Katz dan Blumler, dan Michael Gurevitch (1974) mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204). Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramtic break with effect tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodemik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2004: 65) Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2004: 70). Menurut teori ini,
konsumen media
memiliki kebebasan untuk
memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik. Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204). Mereka mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu “model manfaat dan gratifikasi” yang mencakup unsur-unsur: 1. audiens dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran. 2. dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien. 3. media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Teori ini dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 2003: 294) : 1. Kebutuhan kognitif (cognitive needs) Adalah
kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
informasi,
pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Kebutuhan afektif (affective needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Kebutuhan pribadi secara integratif (personal integrative needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut didapat dari hasrat akan harga diri. 4. Kebutuhan sosial secara integratif (social integrative needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Kebutuhan pelepasan (escapist needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
1.2.3 Motivasi Penggunaan Media Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004: 81). Motif timbul karena adanya motivasi. Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motivasi dan tingkah laku berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang dapat termotivasi untuk bertingkah laku. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu 2. apabila orang merasa yakin mampu menghadapai tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut (Hamzah, 2007: 8). David Mc Clelland berpendapat bahwa : a motive is the redintegration by acue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang akan datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan (Hamzah, 2007: 9). Dapat disimpulkan bahwa motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: 1. adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan 2. adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 3. adanya harapan dan cita-cita 4. penghargaan dan penghormatan atas diri 5. adanya lingkungan yang baik 6. adanya kegiatan yang menarik (Hamzah, 2007: 10)
1.2.4 Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
bergabung
dengan
satu
atau
lebih
jaringan
yang
tersedia,
seperti
berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah.
1.2.5 Kebutuhan Afiliasi Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi yang berintikan pendapat bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan, yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan papan. 2. Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan rasa aman secara fisik maupun psikologis. 3. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berkisar pada pengakuan, akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4. Kebutuhan esteem adalah kebutuhan akan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. 5. Kebutuhan
untuk
aktualisasi
diri
adalah
kebutuhan
untuk
mengembangkan potensi dalam diri menjadi kemampuan efektif. David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”: 1. Motivasi untuk berprestasi (n-Ach) adalah keinginan untuk dipandang berhasil dalam hidup. 2. Motivasi untuk berkuasa (n-Pow) adalah keinginan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. 3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-Affil) adalah kebutuhan yang muncul sebagai sifat manusia sebagai makhluk sosial. Dari kedua pendapat diatas, maka kebutuhan sosial menurut Abraham Maslow sama dengan kebutuhan afiliasi menurut David McClelland. Kebutuhan akan afiliasi menggambarkan seseorang perlu merasakan rasa keterlibatan dan 'milik' dalam kelompok sosial. Kebutuhan ini adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Kebutuhan
berafiliasi
adalah
dorongan
untuk
membentuk
dan
mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman. Manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Dalam hubungannya dengan gratifikasi
media,
dikatakan
bahwa
salah
satu
fungsi
media
adalah
menghubungkan individu yang satu dengan individu yang lain. Harold D.Laswell menyebut media massa memiliki fungsi “correlation”. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif dengan orang-orang lain baik itu diri sendiri, keluarga, teman, bangsa, dan sebagainya. Isi media menegaskan fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusiaan yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan seseorang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. Media massa juga dapat menjadi sahabat karib bagi khalayaknya yang setia.
1.3
Kerangka Konsep Didalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep karena dengan menetapkan variabel akan mempermudah penelitian si peneliti. Kerangka
konsep
adalah
hasil
pemikiran
yang
bersifat
dalam
memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Namawi, 1983:
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
40). Kerangka konseptual merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami (Singarimbun, 1989: 17). Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Adalah gejala/faktor/unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala/faktor/unsur yang lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook dan karakteristik responden. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi oleh variabel bebas . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan afiliasi.
1.4
Model Teoritis Gambar 1 Model Teoritis Variabel bebas (X)
Variabel terikat (Y)
Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook
Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi
Karakteristik Responden
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
1.5
Operasional Variabel Operasional variabel berguna untuk memudahkan penggunaan kerangka
konsep yang telah disusun dalam operasionalisasinya. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut: Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Bebas (X)
Variabel Operasional 1. Kebutuhan kognitif a) Informasi
Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook
b) Pengetahuan 2. Kebutuhan afektif a) Kesenangan b) Kepuasan 3. Kebutuhan pribadi secara integratif 4. Kebutuhan sosial secara integratif a) Peneguhan kontak keluarga b) Peneguhan kontak rekan 5. Kebutuhan pelepasan a) Hobi b) Tekanan
1. Jenis Kelamin 2. Usia
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
3. Lama kepemilikan akun profil 4. Lama pengaksesan per hari
Karakteristik Responden Variabel Terikat (Y)
Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi
1.6
1.
Penerimaan
2.
Rasa memiliki
3.
Kerja sama
4.
Sosial
5.
Hubungan yang erat
Definisi Operasional Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi operasional merupakan unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasioanal adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Kebutuhan kognitif yaitu pemenuhan kebutuhan informasi yang dilakukan oleh murid terhadap fasilitas situs jejaring sosial. a. Informasi, yaitu informasi mengenai adanya fitur-fitur yang disediakan situs jejaring sosial Facebook. b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh setelah mengakses situs jejaring sosial Facebook.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
2. Kebutuhan afektif yaitu kebutuhan murid yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan terhadap situs jejaring sosial. a. Kesenangan, yaitu rasa senang yang muncul saat mengakses atau menggunakan fitur pada situs jejaring sosial Facebook. b. Kepuasan, yaitu kepuasaan dari murid terhadap fitur-fitur situs jejaring sosial Facebook. 3. Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan murid akan harga diri terhadap penggunaan situs jejaring sosial. Menyangkut suasana emosional, yaitu perasaan yang melatarbelakangi murid menggunakan situs jejaring sosial Facebook. 4. Kebutuhan sosial secara integratif, yaitu kebutuhan murid terhadap jiwa sosial. a. Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan murid terhadap keluarga setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook. b. Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan murid terhadap lingkungan rekan-rekan setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook. 5. Kebutuhan pelepasan a. Hobi, yaitu kesenangan seseorang dalam menggunakan situs jejaring sosial Facebook. b. Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri murid setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook. 6. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin yang dimiliki oleh responden yaitu pria atau wanita. 7. Usia, yaitu umur responden.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
8. Lama kepemilikan akun profil, yaitu lama responden terdaftar sebagai pengguna Facebook. 9. Lama pengaksesan per hari, yaitu lamanya responden mengakses situs jejaring sosial Facebook per hari. 10. Penerimaan, yaitu bentuk penghargaan atau pengakuan yang diberikan pihak lain kepada dirinya. 11. Rasa memiliki, yaitu rasa kebersamaan antaranggota dalam suatu “grup” Facebook. 12. Kerja sama, yaitu bentuk tindakan yang dilakukan sesama teman dalam Facebook dalam melakukan sesuatu. 13. Sosial, yaitu melibatkan diri dalam kegitan yang diselenggarakan dalam “event” Facebook. 14. Hubungan yang erat, yaitu membina hubungan persahabatan yang mendalam, tidak hanya sebatas status dalam Facebook.
1.7
Hipotesa Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Namawi, 1991: 44). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1
Komunikasi Dan Komunikasi Massa
2.1.1 Definisi Komunikasi Secara epistemologi, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Jika diartikan secara sederhana, berarti sebuah proses komunikasi yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Keinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003: 1). Beberapa pakar menilai bahwa komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang yang hidup bermasyarakat. Suatu teori dasar biologi mengatakan bahwa yang mendorong manusia untuk berkomunikasi adalah
kebutuhan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya
dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teori tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
melengkapi dalam pelaksanaannya. Harold D.Laswell menyebutkan tiga fungsi yang menyebabkan manusia berkomunikasi, yaitu: 1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya 2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya 3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi Harold juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa”. Jika dilihat dari definisi komunikasi yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada dasarnya komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai proses, sebagai simbolik, sebagai sistem, dan sebagai multi-dimensional. Maka tidak heran bila komunikasi juga mempunyai tujuan yang sangat universal. Tujuan dari sebuah proses komunikasi yaitu: 1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude) 2. Untuk mengubah opini dan/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Untuk mengubah prilaku (to change the behaviour) 4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society) Selain itu, komunikasi juga memiliki fungsi: 1. Untuk menginformasikan (to inform) 2. Untuk mendidik (to educate) 3. Untuk menghibur (to entertain) 4. Untuk mempengaruhi (to influence)
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya menyertakan unsur-unsur berikut:
1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau source, sender, atau encoder. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda. Sering disebut juga sebagai message, content, atau informasi. 3. Media Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Termasuk juga telepon, surat kabar, dan media massa lainnya. 4. Penerima
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai bahkan negara. Sering juga disebut sebagai khalayak, sasaran, komunikan, atau audience. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetaoi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja, yaitu sumber, pesan, dan penerima. Sedangkan Claude E.Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. (Cangara, 2003: 22) 2.1.3 Fungsi Komunikasi Karlinah, dalam Karlinah, dkk (1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah (dalam Ardianto, 2004: 19): 1. Fungsi informasi Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. 2. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara yang mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca. 3. Fungsi mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. 4. Fungsi proses pengembangan mental Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain.
5. Fungsi adaptasi lingkungan Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. 6. Fungsi memanipulasi lingkungan Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
2.1.4 Definisi Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan prilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, atau pembaca. Dalam komunikasi massa, kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disc, dan buku). Definisi yang dikemukakan diatas menekankan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Intinya adalah dalam proses komunikasi massa disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan atau menyebarkan informasi. Media massa tidak berdiri sendiri. Didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audiensnya. Mereka yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya. Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri, dilihat dari sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas, sedangkan dari sifat penyebarannya pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas (Cangara, 2003: 27) Komunikasi massa juga memiliki jumlah sasaran ataupun komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Sejarah dan penggambaran media massa sudah cukup menjadi bukti bahwasanya segala unsur komunikasi massa akan kita rasakan melalui media massa. Ini dikarenakan sumber dari komunikasi massa bukanlah seorang individu ataupun satu orang, melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya adalah komunikator profesional. Pesan yang disampaikan beraneka ragaman dan pesan tersebut merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan satu arah yang tercipta, jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan lebih mengarah kepada interpersonal, bahkan juga terkadang bersifat non moral dan kalkulatif, artinya komunikator tidak bertanggung jawab atau konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang ataupun menukarnya dengan perhatian tertentu (McQuail, 1996: 33). Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
penerima saluran media massa seperti televisi, surat kabar, radio, majalah, atau film. Definisi sederhana dari komunikasi massa juga dikemukakan oleh Bitner, yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Terlihat bahwa hal penting dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Itu artinya, jika suatu pesan disampaikan kepada khalayak yang jumlahnya cukup banyak sekalipun, jika tidak menggunakan media massa maka tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa. Gerbner (1967) mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan pada teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Ia menekankan bahwa komunikasi massa itu akan menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).
2.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect (Wiryanto, 2000: 5-10): 1. Who (sumber atau komunikan)
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.
2. What (pesan) Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak. 3. Which (saluran atau media) Menyangkut
pada
peralatan
mekanik
yang
digunakan
untuk
menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film, dan internet. 4. Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar diberbagai lokasi tidak dilakukan dengan
tatap
muka
dan
tidak
terikat
ditempat
yang
sama;
(2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa)
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
5. What (unsur efek atau akibat) Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan
dengan
jumlah
khalayak
secara
keseluruhan
yang
merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed.
2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, seperti: 1. komunikator bersifat melembaga Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang
dikemukakan
oleh
komunikator
biasanya
untuk
mencapai
keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. komunikan bersifat heterogen Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
3. pesannya bersifat umum Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.
4. komunikasinya berlangsung satu arah Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5. menimbulkan keserempakan Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan. 6. mengandalkan peralatan teknis Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. dikontrol oleh gatekeeper gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
II.1.7 Fungsi Komunikasi Massa
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai: 1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya. 2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa. 4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal. 6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran. 7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup. 8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat.
2.2
Teori Uses And Gratification
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
2.2.1 Sejarah Teori Uses And Gratification Salah satu teori dalam komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Barelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan, apa yang dilakkukan media untuk khalayak? Atau what do media do to people? Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendy, 2003: 289). Model ini merupakan suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah Uses and Gratifications, penggunaan dan pemeuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa prilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn).
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Karena penggunaan media hanyalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Model Uses and Gratifications dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2 Uses and Gratification
Anteseden
Motif
Variabel individual
Personal
Penggunaan media
Variabel lingkungan Diversi Personal identity
Efek
Hubungan
Kepuasan
Macam isi
Pengetahuan
Hubungan dengan isi
Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan strukur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasist escapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance; atau surveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan multifungsional. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi medis, dan sebagai pengetahuan (Rakmat, 2004: 65). Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalanpersoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi bermanfaat lainnya. Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membenci acara Y? Bila anda kesepian, mengapa anda lebih senang mendengarkan musik klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah diantara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan Uses and Gratifications. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori ini menekankan bahwa khalayak
dianggap
secara aktif menggunakan
media untuk
memenuhi
kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atau kebutuhan seseorang. Penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratifications salah satu teori dan pendekatan yang
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar prilaku audiens hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan pesan media (Bungin, 2006: 284). Efek merupakan perubahan prilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan disampaikan media massa. Kita cenderung melihat efek media massa baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri. Pendekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan prilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan yang ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa individu, kelompok, atau bangsa (Rahkmat, 2005: 218). Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawankawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2007: 356) : 1. pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi 2. hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan. 3. identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4. pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu. Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications yaitu: 1. khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media diasumsikan mempunyai tujuan 2. dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan. 4. tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Herbert Blumer dan Elihu Katz dalam Rakmat (1993: 204) adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Menurut mereka, asumsi-asumsi dasar dari teori ini dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa mempunyai tujuan. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia. Teori ini bertujuan untuk menjawab atau menjelaskan bagaimana pertemuan antara kebutuhan seseorang dengan media atau lebih khusus informasi yang terdapat dalam media, terutama media massa. Konsep dasar dari model uses and gratification oleh para pendirinya Elihu Katz adalah sebagai berikut: (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan yang melahirkannya (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sember-sumber yang menyebabkan (5) perbedaan pada terpaan media massa (keterlibatan dalam kegiatan lain) dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain seringkali akibat yang tidak dikehendaki. Oleh karena adanya kebutuhan manusia yang berbeda maka khalayak cenderung memilih media atau jenis media yang dirasakan dapat memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan. Dengan perkataan lain, pendekatan uses and gratification
menunjukkan
bagaimana
tinglah
laku
khalayak
bukanlah
permasalahan penting, tetapi yang lebih utama adalah dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, penekanannya adalah khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
2.2.2 Kelebihan dan Kritik terhadap Teori Uses and Gratification Menurut E.Rossi, model Uses and Gratifications memiliki kelebihan tersendiri dari teori komunikasi yang lainnya, dimana model ini menekankan pada keaktifan masyarakat sebagai pengguna media. Dengan demikian, dapat diketahui media mana yang disukai khalayak dan media mana yang tidak disukai khalayak. Selain memiliki kelebihan, model ini juga tidak terhindar dari beberapa kritikan, seperti yang dikemukakan oleh David Morley, yaitu: 1. Teori Uses and Gratifications terlalu membesar-besarkan paham kepuasan, terlalu individualistik dan psikologistik sehingga mengabaikan konteks sosial budaya. 2. Disamping perbedaan interpretasi individu, perbedaan sosial ekonomi khalayak juga sangat berpengaruh dalam pemilihan media. 3. Teori Uses and Gratifications terlalu mengagungkan keaktifan khalayak dan kesadaran memilih, sehingga secara tidak langsung, teori ini mengatakan bahwa media dapat dipaksa untuk memenuhi kebutuhan khalayak. 4. Teori ini mengabaikan wawancara dan lebih menekankan penggunaan kuesioner dalam penelitian. Sebenarnya dalam kesempatan tertentu wawancara sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna. Para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain, mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audiens mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (1993) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara kronis atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun. Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan (Severin dan Tankard, 2007: 363). Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu. Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl (1986) yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan ketergantungan
mereka menempatkan
individu di dalam sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhankebutuhan mereka. Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka. Pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan dan audiens merasa sukar untuk mengelak (Severin dan Tankard, 2007: 358).
2.3
Motivasi Penggunaan Media Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif sama.
Motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua gerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 87) Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat
individu dalam
menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Erdianto, 2004: 87). Motif adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motif dan tingkah laku sangat berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang juga bisa termotivasi untuk bertingkah laku. Idealnya, kita tidak berpengalaman tinggi dalam gerakan,
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
tetapi kita juga berkesempatan untuk bertingkah laku dengan maksud memenuhi kebutuhan (Epstein, 2004: 2). Motivasi berasal dari kata motif yang menurut Effendy (1978: 69) dijadikan sebagai konsisi seseorang yang mendrong untuk mencapai kepuasan suatu tujuan. Menurut Gerungan (1991: 140-141), motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasasan-alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang memyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Kebutuhan dapat dipenuhi dari penggunaan media dan non media sehingga tercapainya kepuasan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan individual khalayak, dimana digolongkan ke dalam lima kategori, yakni: Dikutip dalam Peterson (2003: 311), Wilbur Schramm mengajukan dua prinsip dasar yang menjelaskan faktor pendorong khalayak untuk memilih media, yakni: 1. Prinsip kemudahan Schramm menyatakan bahwa pendengar, pembaca, atau pemirsa memilih suatu media yang palin gmudah diperolehnya. Dijelaskannya bahwa manusia memang cenderung memilih yang gampang-gampang saja dan ini diterapkan pula dalam memilih media. Selama medianya tersedia, khalayak akan memilih yang paling dekat dalam jangkauannya. Biaya juga termasuk dalam prinsip ini, bila sebuah keluarga sudah menghabiskan sekian ratus dolar untuk membeli televisi, maka mereka takkan tertarik bergabung dalam klub membaca atau berlangganan koran atau majalah baru.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Waktu pun jadi bahan pertimbangan. Memang ada orang yang mau berjalan jauh untuk menemukan koran yang disukainya atau sengaja berputar-putar dengan mobilnya hanya untuk mendengarkan radio. Namun, umumnya orang menikmati media pada waktu-waktu tertentu yang tidak merepotkannya. 2. Prinsip harapan memperoleh imbalan Schramm menjelaskan bahwa prinsip ini berarti orang-orang akan memilih media yang menurut harapannya akan memberikan imbalan besar. Ia juga mendefinisikan dua macam imbalan, yakni imbalan langsung dan imbalan tertunda. Jika seseorang merasa senang dengan membaca suatu artikel tentang meningkatnya kriminalitas lalu bersikap lebih hati-hati, maka ia memperoleh imbalan yang tertunda. McGuire dalam Rakhmat (2005: 209) menjelaskan motif kognitif yang menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. Berbagai motif yang mendorong orang menggunakan media sangat tergantung kepada konsumsi komunikasi massa. Bagi sebagian orang, terpaan media lebuh merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan kebutuhan dengan media begitu kecil dibandingkan dengan kebutuhan khalayak sehingga faktor motivasional hampir tidak berperan dalam menentukan terpaan media. Sebagian yang lain lagi berpendirian bahwa walaupun ada pemuasaan potensial dalam komunikasi massa, kita tidak begitu berhasil dalam menentukan pemenuhan
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
kebutuhan karena media massa tidak memberikan petunjuk tentang ganjaran yang dapat diberikannya. Menurut Mc Quail (1994: 216), untuk mengetahui minat audiens suatu media, berarti menyangkut kadar sejauhmana selektivitas kadar dan jenis motivasi yang menimbulkan penggunaan media, terhadap pengaruh yang tidak diinginkan, jenis, dan jumlah tanggapan yang diajukan audiens media. Barelson (1989) mengemukakan alasan khalayak membaca surat, alaasan tersebut ternyata terbagi ke dalam lima kategori yaitu membaca untuk memperoleh informasi, membaca untuk memperoleh prestise sosial, membaca untuk melarikan diri dari ketegangan atau stress, membaca sebagai kebutuhan sehari-hari, dan membaca untuk megetahui keadaan lingkungan sosial Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang angaota kahalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan UG adalah: 1. Informasi − Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia − Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan − Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum − Belajar, pendidikan sendiri 2. Identitas diri − menemukan penunjang nilai-nilai pribadi − menemukan model prilaku Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
− mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) − meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Integrasi dan interaksi sosial − menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial − memperoleh teman − memperoleh pegetahuan tentang orang lain, empati sosial 4. Hiburan − melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan − bersantai − memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 1994: 72)
2.4
Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari
2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung
dengan
satu
atau
lebih
jaringan
yang
tersedia,
seperti
berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah.
2.5
Kebutuhan Afiliasi David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang
diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”: 1. Motivasi untuk berprestasi (n-Ach) adalah keinginan untuk dipandang berhasil dalam hidup. 2. Motivasi untuk berkuasa (n-Pow) adalah keinginan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. 3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-Affil) adalah kebutuhan yang muncul sebagai sifat manusia sebagai makhluk sosial. Kebutuhan akan afiliasi menggambarkan seseorang perlu merasakan rasa keterlibatan dan 'milik' dalam kelompok sosial. Kebutuhan ini adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Kebutuhan
berafiliasi
adalah
dorongan
untuk
membentuk
dan
mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman. Manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Dalam hubungannya dengan gratifikasi
media,
dikatakan
bahwa
salah
satu
fungsi
media
adalah
menghubungkan individu yang satu dengan individu yang lain. Orang dengan kebutuhan afiliasi tinggi memerlukan hangat hubungan interpersonal dan persetujuan dari orang-orang dengan siapa mereka kontak teratur. Orang-orang yang menempatkan penekanan pada afiliasi tinggi cenderung mendukung anggota tim, tetapi mungkin kurang efektif dalam kepemimpinan posisi. Afiliasi dapat didefenisikan sebagai positif, kadang-kadang intim, pribadi hubungan. Ada banyak situasi di mana orang merasa perlu untuk afiliasi. Satu situasi yang menyebabkan kebutuhan yang lebih besar untuk afiliasi adalah selama situasi stres. Motif afiliasi yang mungkin terkait dalam beberapa hal untuk semakin besar kesempatan bahwa manusia yang afiliasi, berkelompok, akan menerima dukungan dari fakta bahwa motivaasi afiliasi muncul menjadi lebih kuat ketika kita takut tentang kesejahteraan kita.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Beberapa percaya bahwa kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan bawaan yang didasarkan pada seleksi alam. Dahulu, manusia yang memilih untuk berburu sendirian akan kurang mampu membunuh binatang besar untuk makanan dan untuk menghindari menjadi mangsa binatang lain, dan untuk bertahan hidup, daripada manusia yang merasa perlu untuk hidup dan berburu dengan orang lain. Dengan demikian, kekuatan alam mungkin dipilih orang manusia dengan kebutuhan untuk afiliasi karena mereka adalah orang-orang yang selamat. Psikolog percaya bahwa setiap manusia belajar motif untuk afiliasi melalui sendiri pengalaman pembelajaran. Karena pengalaman bayi diberi makan, dibersihkan, menggelitik, tetap hangat, dan bentuk-bentuk positif lainnya dalam memelihara kehadiran manusia lain, manusia lain mungkin menjadi rangsangan positif melalui pengkondisian klasik. Demikian juga karena tindakan kita yang menyebabkan kita berada dalam kehadiran orang lain tersenyum, mengulurkan tangan bayi untuk memeluk, dan sejenisnya sering mengakibatkan hasil yang menyenangkan kemudian prilaku afiliasi cenderung positif diperkuat (Houston, 1985). Kebutuhan untuk afiliasi bagi seorang individu dapat bervariasi dalam jumlah pendek waktu, disini adalah saat-saat ketika individu ingin dengan orang lain dan lain waktu untuk sendirian. Kebutuhan afiliasi hadir dalam semua manusia normal, tetapi kebanyakan penelitian tentang topik ini menyangkut perbedaan antara individual yang memiliki tingkat yang berbeda ini motif. Individu yang tinggi dalam kebutuhan affliasi, misalnya, cenderung lebih suka dengan orang lain.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Harold D.Laswell menyebut media massa memiliki fungsi “correlation”. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif dengan orang-orang lain baik itu diri sendiri, keluarga, teman, bangsa, dan sebagainya. Isi media menegaskan fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusiaan yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan seseorang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. Media massa juga dapat menjadi sahabat karib bagi khalayaknya yang setia. Memenuhi kebutuhan berafiliasi dengan cara mengadakan kontak sosial seperti menghubungi atau mengunjungi teman merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh individu yang sedang mengalami kesepian (Peplau & Perlman, 1982). Penelitian yang ia lakukan bertujuan untuk membuktikan secara empiris hubungan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi pada remaja. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi. Kesepian merupakan suatu pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan, yang diakibatkan karena tidak terpenuhinya pengalaman untuk menjalin hubungan kedekatan dengan orang lain, atau perasaan kurang puas dalam berhubungan dengan orang lain, yang disebabkan oleh factor dari dalam diri maupun dari luar diri yang akan berpengaruh terhadap emosi maupun perilaku individu. Kebutuhan berafiliasi adalah dorongan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman. Subjek pada
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 50 responden. Alat ukur yang akan dipakai untuk mengukur kesepian dan kebutuhan berafiliasi dalam penelitian ini adalah Skala Kesepian yang diadaptasi dari Sita (2003) yang disusun berdasarkan karakteristik kesepian dikemukakan oleh Peplau & Perlman, (1982), dan Skala Kebutuhan Berafiliasi yang diadaptasi dari Runikasari (1991) yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi kebutuhan berafiliasi, yaitu akan tampil lebih baik jika ada insentif afiliasi, mempertahankan hubungan, kerjasama,konformitas, menghindari konflik, tingkah laku kepemimpinan kurang, dan rasa takut akan penolakan. Hasil penelitian menyimpulakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi pada renaja. Dikatakan semakin tinggi kesepian maka semakin tinggi kebutuhan berafiliasinya dan sebaliknya, semakin rendah kesepian maka semakin rendah pula kebutuhan berafiliasinya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah International Education Centre Lembaga kursus bahasa International Education Centre (IEC) dimulai pada tahun 1999. Pak Wesley sebagai salah satu dari pemegang saham IEC, menjelaskan bahwa gagasan untuk memulai sekolah pada saat itu, sebenarnya bukan waktu yang sangat baik. Pemegang saham menyadari bahwa untuk memulai usaha baru disaat semua negara di Asia Tenggara masih berjuang untuk membebaskan diri dari moneter krisis di seluruh Asia dan resesi ekonomi di Indonesia adalah usaha yang penuh resiko. Empat pemegang saham yang terdiri dari Pak Gunawan, Pak Indra, Pak Wesley dan Pak Hasan adalah pengusaha-pengusaha dengan banyak pengalaman di bidang ekonomi dan komersil. Mereka tahu bahwa jalan ke depan bagi Indonesia untuk masa depan yang lebih baik adalah untuk tumbuh tidak hanya secara internal tetapi juga eksternal. Salah satu usaha untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menyediakan sarana bagi orang-orang muda untuk memperluas pengetahuan mereka tentang dunia. Pengetahuan tentang dunia tentu berkaitan dengan penguasaan bahasa internasional. Bahasa internasional yang paling diakui adalah Inggris, Mandarin, dan Jepang. Hal ini lah yang menjadi daya tarik bagi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
keempat orang tersebut untuk memberikan kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk dapat mempelajari beragam bahasa asing tersebut. Seperti halnya dengan usaha baru lainnya, tahun pertama adalah tahun yang sangat sulit. Hal yang membuatnya semakin sulit adalah karena IEC dimulai tidak hanya dengan satu departemen baru, tetapi empat, yaitu: Playgroup, Inggris, Mandarin, dan Jepang. Namun, tantangan yang besar ini diambil dan dilaksanakan oleh semua anggota sekolah baru, dan dari awal kecil sekolah kini telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dan terkenal di Medan, dengan 3 cabang sekolah, yaitu di Jalan Malaka (1999), Kompleks Jemadi Indah (2004), dan Hayam Wuruk (2007). IEC sudah memiliki lebih dari 3000 siswa, dan banyak lagi dalam daftar tunggu untuk semester baru. Salah satu ukuran keberhasilan IEC adalah bahwa banyak murid yang telah bersama IEC sejak 1999 masih bertahan sampai sekarang. Bahkan, tak jarang yang merekomendasikannya kepada orang lain karena menyadari kualitas yang dimiliki oleh IEC. Berbagai langkah dilakukan para pemegang saham dalam membangun IEC. Mereka menggunakan pengetahuan mereka yang luas dalam bidang pembangunan dan komersil perusahaan. Diantaranya, memilih lokasi yang strategis, dimana berada dalam lingkungan yang menyenangkan dan memiliki area luas bagi tempat parkir maupun tempat bermain anak, kemudian penggunaan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar, seperti sistem audio visual yang dilengkapi dengan MP3 player dan sound system yang mendukung untuk kegiatan movie watching para siswa , study centre (ruang belajar khusus yang dilengkapi komputer dan jaringan internet), dan pemilihan
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
staf akademis maupun non akademis yang berkualitas dan menunjang program IEC secara maksimal. Para pemegang saham telah melaksanakan tugas awalnya dengan baik dan selanjutnya pengembangan sekolah diserahkan kepada orang-orang yang berkualitas dan memiliki wawasan dan kemampuan dalam bidang akademis maupun bidang yang mendukung lainnya. Namun, tentu tidak terlepas dari pengawasan dari para pemegang saham. Dukungan dan ide-ide baru selalu dikembangkan dan didiskusikan demi kelancaran usaha tiga sekolah IEC. Sikap keterbukaan dan kebersamaan sangat erat dan terlihat dalam manajemen IEC. Inilah yang membuat sekolah ini terus bertahan dan mampu membuka dua cabang lainnya di dua tempat yang berjauhan dengan pangsa pasar yang berbeda pula. IEC selalu berpartisipasi dalam perayaan internasional maupun keagamaan seperti Valentine, Halloween, Idul Fitri, Imlek, Natal, dan lain sebagainya. Partisipasi
yang
dilakukan
adalah
dalam
bentuk
dekorasi
dan
juga
menyelenggarakan beragam kegiatan yang sifatnya menghibur dan juga informatif. IEC memandang bahwa kesuksesan yang didapat adalah kerja keras dari segala pihak, dari direktur hingga petugas keamanan. Namun, yang terpenting adalah para murid dan orangtua murid yang mempercayakan IEC untuk terlibat dalam proses belajar mengajar anaknya. Oleh sebab itulah, IEC selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan staf juga muridnya dengan beragam kegiatan. Seperti, barbeque party yang rutin dilakukan setiap tahun untuk mempererat hubungan antara guru dan murid, dan kegiatan outdoor lainnya yang ditujukan untuk para staf di tiga sekolah dan juga para murid tanpa memandang perbedaan yang ada.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
IEC tidak pernah berhenti berinovasi demi kesuksesan lembaganya sendiri maupun kesuksesan murid didiknya. Semua dilakukan untuk kepentingan bersama yang tidak hanya difokuskan pada jangka pendek semata tetapi untuk keberlangsungan yang sifatnya permanen.
3.1.2 Logo International Education Centre Gambar 3 Logo IEC
3.1.3 Program Kursus International Education Centre IEC memiliki 4 departemen yaitu Playgroup, English, Mandarin, dan Japanese. Masing – masing departemen memiliki Academic Coordinator yang mengepalai guru full time dan part time. Khusus untuk Playgroup dan English, staf pengajar yang disediakan ada local dan native (Inggris, Kanada, Australia dan Amerika). Semuanya adalah yang terbaik. Untuk anak – anak berusia 2 – 6 tahun, ada program Playgroup dengan menggunakan Bahasa Inggris dan Mandarin. Program ini menawarkan lingkungan yang sangat nyaman, dengan pendekatan belajar yang ramah, bersifat
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
membangun, dan sangat mendidik. Staf pengajarnya juga terlatih untuk mencermati perkembangan anak karena pada usia inilah, seorang anak mulai belajar tentang banyak hal. Anak-anak tidak hanya diajari untuk belajar, tetapi juga mencari tahu hal-hal baru. Sistem belajarnya sangat interaktif dan kreatif dengan beraneka ragam kegiatan yang pasti disukai oleh anak-anak. Didalamnya, sudah termasuk program speaking, listening, reading, dan writing. Tingkatannya: 1. Early Kids 2. Junior Plus 3. Pre Nursery 4. Nursery A 5. Nursery B Untuk anak – anak usia 5 hingga 7 tahun, programnya menggunakan bahasa Inggris, dengan mengutamakan pengembangan kemampuan membaca dan berbahasa, kreativitas, dan pengembangan diri dan sosial. Tingkatannya: 1. Kindergaten 1 2. Kindergarten 2 3. Way Ahead 1 4. Way Ahead 2 5. Way Ahead 3 6. Way Ahead 4 Untuk anak – anak SD (usia 7-14 tahun), programnya mengutamakan peningkatan grammar dan vocabulary, percaya diri dalam berbahasa Inggris, dan kreativitas diri. Tingkatannya: Level 1 – Level 10.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Untuk anak – anak SMP dan SMA, programnya cenderung membantu pelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Tingkatannya: 1. Beginner
----------
Step 1 – Step 2
2. Elementary
----------
Step 3 – Step 4
3. Pre – Intermediate
----------
Step 5 – Step 6
4. Intermediate
----------
Step 7 – Step 8
5. Upper Intermediate
----------
Step 9 – Step 10
Untuk tingkatan dewasa, ada program yang dirancang khusus untuk meningkatkan kepercayaan dalam berbahasa Inggris, meningkatkan pengetahuan grammar,
pronounciation,
intonasi,
vocabulary,
reading,
dan
writing.
Pembagiannya : 1. Beginner English
----------
BE 1 – BE 2
2. Elementary English
----------
EE 1 – EE 2
3. Pre - Intermediate English
----------
SE 1 – SE 2
4. Intermediate English
----------
PE 1 – PE 2
5. Upper Intermediate English ----------
UE 1 – UE 2
6. Advanced
AE 1 – AE 2
----------
Sedangkan untuk program Bahasa Mandarin, IEC menawarkan sistem pembelajaran yang komprehensif, mengutamakan keinteraktifan dan penekanan pada kemampuan berkomunikasi dan pelafalan yang tepat. Tingkatannya: 1. Children First Starter 2. Children Express Primary 3. Children Express Secondary 4. Chinese Communicative
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Untuk program Bahasa Jepang, IEC menawarkan 2 tingkatan: 1. Untuk anak-anak (usia 7-12 tahun) Pembelajaran dilakukan melalui film maupun gambar. Anak-anak dituntut untuk mengenal kosa kata dalam Bahasa Jepang melalui hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Nantinya, mereka akan mampu membaca dan menulis Hiragana, Katakana, dan beberapa kata Kanji dasar. Mereka juga mampu membuat kalimat dan berbicara Bahasa Jepang dengan lancar. 2. Untuk dewasa IEC akan melatih berbahasa Jepang hingga mahir. Ditambah dengan pengenalan budaya dan kehidupan Jepang. Tingkatannya: − Basic Japanese − Junior Japanese − Elementary Japanese − Intermediate Japanese − Advanced Japanese
3.1.3 Daftar Jumlah Murid IEC Per 2009 di Malaka Tabel 2 Jumlah Murid JAN - JUN'09 CLASS
NEW INTAKE (JUL - DEC'09)
STUDENT TOTAL
Early Kids
57
Junior Plus
75
Pre-Nursery
64
324
CLASS
STUDENT TOTAL
Early Kids
58
Junior Plus
80
Pre-Nursery
74
331
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Nursery A
71
Nursery A
54
Nursery B
57
Nursery B
65
Kindergarten 1
68
Kindergarten 1
62
Kindergarten 2
74
Kindergarten 2
58 340
Way Ahead 1
54
Way Ahead 1
67
Way Ahead 2
58
Way Ahead 2
52
Way Ahead 3
41
Way Ahead 3
56
Way Ahead 4
84
Way Ahead 4
45
Level 1
87
Level 1
84
Level 3
55
Level 3
83
Level 4
57
Level 4
51
Level 5
44
Level 5
56
Level 6
53
Level 6
42
Level 7
53
Level 7
43
379
489
487 Level 8
67
Level 8
45
Level 9
38
Level 9
56
Level 10
35
Level 10
27
Step 1
22
Step 1
37
Step 2
42
Step 2
22
Step 3
42
Step 3
47
Step 6
76
Step 4
58
Step 8
46
Step 7
71
237
283
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Step 9
9
Private Classes
7
Basic Japanese
6
Junior
4
7
Step 9
39
Step 10
9
PE-1
14
TOEFL I
9
Private Classes
13
Basic Japanese
12
Junior
4
16
36
27
Advanced
3
Advanced
3
Young Japanese
3
Young Japanese
8
CFS-N2 (NEW)
48
CFS-N2 (NEW)
37
CFS-N2 (OLD)
36
CFS-N2 (OLD)
33
CFS-K1 (NEW)
33
CFS-K1 (NEW)
27
CFS-K1 (OLD)
22
CFS-K1 (OLD)
37
CFS-K2 (NEW)
31
CFS-K2 (NEW)
14
CFS-K2 (OLD)
11
CFS-K2 (OLD)
34
CP 1A
38
CP 1A
8
CP 1B
8
CP 1B
49
CP 2A
45
388
385 CP 2A
24
CP 2B
19
CP 2B
17
CP 3A
13
CP 3A
29
CP 3B
25
CP 3B
28
CP 4A
22
CP 4A
16
CP 4B
14
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
CP 4B
14
CP 5A
12
CP 5A
1
CP 5B
0
CP 5B
11
CP 6A
3
CP 6B
2
SEC-1A
2
SEC-1B
3
SEC-2A
2
SEC-2A
1
SEC-2B
1
Private Mandarin
3
TOTAL
1837
1837
1892
1892
Sumber: IEC Malaka Medan
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
3.1.4 Struktur Organisasi International Education Centre BOARD OF DIRECTOR
Admin Staff
Marketing and PR
CUSTOMER SERVICE
DRIVER
PG / Kindergarten Coordinator
Native TEACHERS
General Affair
OFFICE BOY
School Director
English Coordinator
Native TEACHERS
Mandarin Coordinator
Project Coordinator
TEACHERS
SECURITY GUARD
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
3.2
Metodologi Penelitian Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara
pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan ilmiah. Meodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara teoritis tentang teknik operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil langkah-langkah sehingga diketahui tentang:
3.2.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Metode ini digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel yang lain (Rakhmat, 2004: 27). Metode ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut.
3.2.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah IEC (International Education Centre) yang terletak di Jalan Malaka nomor 29/59 Medan.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Namawi, 1995: 141).
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh murid remaja yang mengambil program Bahasa Inggris tingkatan Step 1-Step 10 di IEC Jalan Malaka nomor 29/59 Medan. Tabel 3 Populasi No
Keterangan
N
%
1
Step 1
37
13.07
2
Step 2
22
7.77
3
Step 3
47
16.61
4
Step 4
58
20.49
5
Step 7
71
25.09
6
Step 9
39
13.78
7
Step 10
9
3.18
JUMLAH
283
100
Sumber: IEC Malaka Medan 3.3.2 Sampel Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu yang diteliti. Penelitian sampel dilaksanakan apabila keadaan subjek benar-benar sama (Arikunto, 2006: 134). Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, maka penneliti menggunakan pendapat Arikunto, yaitu jika populasi lebih besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat dimabil 10-15% atau 20-25%, tetapi jika populasi kecil atau kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel. (Arikunto, 1998: 120).
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Mengingat keterbatasan dari faktor waktu, dana, tenaga dan juga sifat populasi yang cukup homogen, maka dalam penelitian ini, sampel yang diambil hanya 10% dari jumlah populasi dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah sampel : 10% x 283 orang = 28 orang Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 28 orang.
3.4
Teknik Penarikan Sampel Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Sampel Stratifikasi Proporsional (Proportional Stratified Sampling) Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau kategori yang disebut strata dengan tujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen (Kriyantono, 2006: 151). Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Rumus pengambilan sampelnya adalah: N=
n1 × n N
Keterangan:
n1 = jumlah jiwa n = jumlah sampel N = populasi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang dipilih di setiap tingkatan kelas adalah: Tabel 4 Sampel No
Keterangan
N
%
1
Step 1
37 x 28 =4 283
14.29
2
Step 2
22 x 28 =2 283
7.14
3
Step 3
47 x 28 =5 283
17.86
4
Step 4
58 x 28 =6 283
21.43
5
Step 7
71x 28 =6 283
21.43
6
Step 9
39 x 28 =4 283
14.29
7
Step 10
9 x 28 =1 283
3.57
JUMLAH
28
100
2. Sampel Purposive Dalam teknik ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006: 154). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah murid yang berusia
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
antara 12-17 tahun yang berada pada tingkatan Step 1 hingga Step 10 dan memiliki akun profil pada situs jejaring sosial Facebook. 3. Accidental Sampling Karena tidak ada kerangka sampel yang mencantumkan siapa saja yang memiliki akun profil Facebook, maka pemilihan sampel dipilih dengan bertanya terlebih dahulu.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. b) Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kueinoner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “projective questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
3.6
Analisis Data Menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2006: 248), analisis data adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu: a) Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan membagibagi variabel peneliti kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis deskriptif merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom frekuensi dan presentase setiap kategori (Singarimbun, 1995: 266). b) Analisis Korelasional Analisis
korelasional
adalah
teknik
yang
digunakan
untuk
menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273). c) Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam uji hipotesis, peneliti menggunakan aplikasi “SPSS (Statistical Product and System Solution) for Windows versi 17” dimana peneliti akan memberikan analisis
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
yang lebih terukur. Namun, dalam mengukur tingkat validitasnya, secara konvensional masih menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho Rank Order Correlations). Dalam rumus Spearman, data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (Kriyantono, 2006: 174). Rumus koefisien korelasinya adalah: Rho = 1 −
6 − Σd 2 N ( N 2 − 1)
Keterangan: Rho
= koefisien korelasi rank-order
d
= perbedaan antara pasangan jenjang
Σ
= sigma atau jumlah
N
= jumlah individu dalam sampel
1
= bilangan konstan
6
= bilangan konstan
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford, yaitu sebagai berikut:
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Kurang dari 0.20
: hubungan rendah sekali
0.20 – 0.40
: hubungan rendah
0.41 – 0,70
: hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0.90
: hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0.90
: hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.
Untuk melihat tingkat signifikansi, Jika thitung > ttabel, maka hubungannya signifikan Jika thitung < ttabel, maka hubungannya tidak signifikan
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
BAB IV ANALISA DATA 4.1
Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : c) Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. d) Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kuesioner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “projective questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden. Tahapan penelitian lapangan adalah: -
Penyebaran kuesioner penelitian pada tanggal 19 dan 20 November 2009.
-
Pemilihan sampel dilihat dari syarat kepemilikan akun Facebook.
-
Peneliti memberikan keterangan seperlunya
tentang
kuesioner
penelitian. Hampir keseluruhan murid tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam mengisi kuesioner penelitian yang berisi 26 pertanyaan tersebut.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4.2
Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data
hasil jawaban murid dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Penomoran kuesioner , proses ini dilakukan dengan memberikan nomor dalam kotak yang tersedia di sebelah kanan kuesioner. b. Editing, tahap ini dilakukan untuk memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pengisian. c. Tabulasi data, tahap ini dilakukan dengan memasukkan data kuesioner penelitian ke dalam tabel frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjuk keadaan umumnya. d. Pengujian hipotesa, tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Untuk mengukur hubungan tinggi atau rendahnya hubungan antarvariabel digunakan skala Guilford.
4.3
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan peneliti dengan
membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis data ini terdiri dari kolom frekuensi, persentase, kumulatif persentase dari masing-masing jawaban dalam kuesioner penelitian. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masingmasing sebagai berikut:
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4.3.1 Karakteristik Responden Tabel 5 Jenis Kelamin
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Jenis Kelamin dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: diketahui responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sejumlah 16 orang (57.1 %) dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sejumlah 12 orang (42.9 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jenis Kelamin dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 4 Jenis Kelamin
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 6 Usia
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Usia dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang berusia 12 sampai dengan 13 tahun adalah 8 orang (28.6 %), 14 sampai dengan 15 tahun adalah 13 orang (46.4 %), dan 16 sampai dengan 17 orang adalah 7 orang (25 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Usia dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 5 Usia
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 7 Lama Kepemilikan Akun Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Lama Kepemilikan Akun dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang memiliki akun kurang dari setahun adalah 13 orang (46.4 %), responden yang memiliki akun 1 sampai dengan 2 tahun adalah 13 orang (46.4 %), dan yang memiliki akun lebih dari 2 tahun adalah 2 orang (7.1%). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Lama Kepemilikan Akun dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 6 Lama Kepemilikan Akun Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 8 Lama Pengaksesan Per Hari
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Lama Pengaksesan per Hari dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengakses situs kurang dari 30 menit adalah 5 orang (17.9 %), responden yang mengakses situs 30 sampai dengan 60 menit adalah 12 orang (42.9 %), responden yang mengakses lebih dari 1 jam adalah 11 orang (39.3%). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Lama Pengaksesan per Hari dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 7 Lama Pengaksesan Per Hari
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4.3.2 Motivasi Penggunaan Situs Facebook (Variabel X) Tabel 9 Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengetahui adalah 21 orang (75 %) dan yang tidak mengetahui adalah 7 orang (25 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 8 Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 10 Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengaku bertambah adalah 23 orang (82.1 %) dan responden yang mengaku tidak bertambah adalah 5 orang (17.9 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 9 Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 11 Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa senang adalah 12 orang (42.9 %), responden yang merasa biasa saja adalah 16 orang (57.1 %) dan tidak ada responden yang merasa tidak senang. Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 10 Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 12 Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa puas adalah 19 orang (67.9 %), responden yang merasa tidak puas adalah 1 orang (3.6 %) dan responden yang merasa kurang puas adalah 8 orang (28.6 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 11 Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 13 Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengakses pada saat sedang bosan adalah 7 orang (25%), responden yang mengakses pada saat kapan saja adalah 21 orang (75 %) dan tidak ada responden yang mengakses pada saat sedang sedih maupun senang. Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 12 Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 14 Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang memiliki kurang dari 100 teman adalah 6 orang (21.4 %), responden yang memiliki 100 sampai dengan 300 teman adalah 15 orang (53.6 %), responden yang memiliki 301 sampai dengan 500 teman adalah 1 orang (3.6 %), responden yang memiliki 501 sampai dengan 700 teman adalah 3 orang (10.7 %), dan yang memiliki lebih dari 700 teman adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 13 Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 15 Alasan Penambahan Teman
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Alasan Penambahan Teman dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang menambah orang yang telah dikenal saja adalah 5 orang (17.9 %), responden yang menambah orang tidak dikenal, namun sesama warga Indonesia adalah 1 orang (3.6 %), dan responden yang menerima siapa saja adalah 22 orang (78.6 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Alasan Penambahan Teman dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 14 Alasan Penambahan Teman
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 16 Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang tidak memiliki anggota keluarga dalam Facebook adalah 4 orang (14.3 %), responden yang memiliki 1 sampai dengan 5 anggota keluarga adalah 10 orang (35.7 %), responden yang memiliki 6 sampai dengan 10 anggota keluarga adalah 8 orang (28.6 %) dan responden yang memiliki lebih dari 10 anggota keluarga adalah 6 orang (21.4 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 15 Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 17 Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang tidak pernah melakukan kontak adalah 10 orang (35.7%), responden yang jarang melakukan kontak adalah 15 orang (53.6 %) dan responden yang sering melakukan kontak adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 16 Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 18 Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang menjadikan Facebook sebagai topik pembicaraan adalah 18 orang (64.3 %) dan responden yang tidak menjadikannya sebagai topik pembicaraan adalah 10 orang (35.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 17 Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 19 Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa terbantu adalah 27 orang (96.4 %) dan responden yang merasa tidak terbantu adalah 1 orang (3.6 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 18 Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 20 Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa lebih percaya diri adalah 14 orang (50 %) dan responden yang merasa tidak lebih percaya diri adalah 14 orang (50 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 19 Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 21 Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang menjadikannya hobi adalah 14 orang (50 %) dan responden yang tidak menjadikannya hobi adalah 14 orang (50 %) . Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 20 Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 22 Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa terbantu adalah 25 orang (89.3 %) dan responden yang merasa tidak terbantu adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 21 Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 23 Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: diketahui responden yang sering mengupdate status atau profil adalah 4 orang (14.3 %), responden yang sering memberikan comment atau menulis wall merasa adalah 14 orang (50 %), responden yang sering bermain games atau chatting adalah 8 orang (28.6 %), dan responden yang hanya melihat-lihat adalah 2 orang (7.1 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan Di Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 22 Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4.3.3 Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi (Variabel Y) Tabel 24 Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Rasa Lebih Dihargai atau Diterima di Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa lebih diterima adalah 14 orang (50 %) dan responden yang tidak merasa lebih diterima adalah 14 orang (50 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Rasa Lebih Dihargai Atau Diterima Di Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 23 Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 25 Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang tidak bergabung dengan grup manapun adalah 5 orang \ (17.9 %), responden yang bergabung dengan 1 sampai dengan 10 grup adalah 18 orang (64.3 %) dan responden yang bergabung dengan lebih dari 10 grup adalah 5 orang (17.9 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 24 Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 26 Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa saling memiliki adalah 13 orang (46.4 %) dan responden yang tidak merasa saling memiliki adalah 15 orang (53.6 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 25 Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 27 Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang ikut membantu adalah 25 orang (89.3 %) dan responden yang tidak ikut membantu adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 26 Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 28 Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang ikut melibatkan diri adalah 10 orang (35.7 %) dan responden yang tidak ikut melibatkan diri adalah 18 orang (64.3 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 27 Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 29 Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa sangat terbantu adalah 15 orang (53.6 %), responden yang merasa biasa saja adalah 13 orang (46.4 %) dan tidak ada responden yang merasa tidak terbantu. Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 28 Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Tabel 30 Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik
Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang menganggap Facebook sebagai situs jejaring sosial yang baik adalah 25 orang (89.3 %) dan responden yang tidak menganggap demikian adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui “pie chart” : Gambar 29 Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4.4
Analisis Korelasional
4.4.1 Korelasi antara Jenis Kelamin dan Perasaan Saling Memiliki Tabel 31 Jenis Kelamin dan Perasaan Saling Memiliki
Berdasarkan output “SPSS Statistics Viewer”, diketahui nilai fhitung sebesar 1.161 lebih besar dari ftabel sebesar 0.05. Dengan demikian, bila analisis data tersebut dirumuskan melalui hipotesis, maka didapat: fhitung : 1.161
≥
ftabel : 0.05
Maka hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan perasaan saling memiliki.
4.4.2 Korelasi antara Usia dan Rasa Diterima di Lingkungan Sekolah Tabel 32 Usia dan Rasa Diterima di Lingkungan Sekolah
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Berdasarkan output “SPSS Statistics Viewer”, diketahui nilai fhitung sebesar 0.571 lebih besar dari ftabel sebesar 0.05. Dengan demikian, bila analisis data tersebut dirumuskan melalui hipotesis, maka didapat: fhitung : 0.571
≥
ftabel : 0.05
Maka hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan rasa diterima di lingkungan sekolah.
4.4.3 Korelasi antara Pengetahuan Bertambah Setelah Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event Yang Dipromosikan Dalam Facebook Tabel 33 Pengetahuan Bertambah Setelah Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Berdasarkan output “SPSS Statistics Viewer”, diketahui nilai fhitung sebesar 0.622 lebih besar dari ftabel sebesar 0.05. Dengan demikian, bila analisis data tersebut dirumuskan melalui hipotesis, maka didapat: fhitung : 0.622
≥
ftabel : 0.05
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Maka hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
bertambah
setelah
mengakses
situs
Facebook
dan
keikutsertaan dalam event yang dipromosikan dalam Facebook.
4.4.4 Korelasi antara Perasaan Saat Sedang Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook Tabel 34 Perasaan Saat Sedang Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook
Berdasarkan output “SPSS Statistics Viewer”, diketahui nilai fhitung sebesar 0.304 lebih besar dari ftabel sebesar 0.05. Dengan demikian, bila analisis data tersebut dirumuskan melalui hipotesis, maka didapat: fhitung : 0.304
≥
ftabel : 0.05
Maka hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang signifikan antara perasaan saat sedang mengakses situs Facebook dan keikutsertaan dalam event yang dipromosikan dalam Facebook.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4.5
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah rumus Spearman Rho Koefisien. Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford, yaitu sebagai berikut: Kurang dari 0.20
: hubungan rendah sekali
0.20 – 0.40
: hubungan rendah
0.41 – 0,70
: hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0.90
: hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0.90
: hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Tabel 35 Koefisien Korelasi Spearman Rho
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Interpretasi: 1. Pada hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman Rho Koefiesien, terlihat angka .408 yang diartikan sebagai 0.408. Angka tersebut adalah angka koefisien korelasi. Diambil dua digit terakhir dibelakang koma menjadi 0.41. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang cukup berarti karena terletak pada interval 0.41 – 0.70 pada skala Guilford. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan atau diuraikan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi. 2. Signifikansi atau nilai penerimaan hasil korelasi Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesis sebagai berikut: Ho
: Tidak ada hubungan antara dua variabel
Ha
: Terdapat hubungan antara dua variabel
Pengujian dilakukan dua sisi karena yang dicari adalah ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. Rho > 0 menunjukkan Ha diterima. 3. Dasar pengambilan keputusan signifikansi: Jika thitung > ttabel , maka hubungannya signifikan Jika thitung < ttabel , maka hubungannya tidak signifikan Keputusan pada baris baik pada sel kanan atas maupun sel kiri bawah (kedua sel isinya sama atau lurus dengan baris sig. (2-tailed), angka thitung adalah 0.031 < ttabel . Maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan motivasi penggunaan situs Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan adalah tidak signifikan.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Angka korelasi antara kedua variabel sebesar 0.41 yang menunjukkan hubungan yang cukup berarti antara motivasi penggunaan situs Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan. 2. Hubungan penggunaan situs Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi adalah tidak signifikan dengan angka thitung sebesar 0.031. 3. Karakteristik responden berpengaruh terhadap kebutuhan afiliasi yang harus dipenuhi oleh murid-murid. 4. Motivasi penggunaan Facebook setiap individu berbeda-beda, namun secara umum alasan utamanya adalah untuk bersosialisasi dengan temanteman lama maupun baru serta dengan anggota keluarga. 5. Responden rata-rata mengakses situs Facebook selama 30 sampai dengan 60 menit dengan lama kepemilikan antara 1 hingga 2 tahun. Responden tidak memiliki waktu spesifik untuk mengakses Facebook. Kapanpun mereka mau, mereka akan mengaksesnya. 6. Responden tidak hanya sekedar menggunakan Facebook, tetapi mereka juga mengerti aplikasi yang ada di dalamnya. 7. Kebutuhan kognitif responden terpenuhi karena mereka berpendapat bahwa pengetahuan mereka bertambah setelah mengakses situs Facebook. Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
8. Mayoritas responden menganggap penggunaan situs Facebook tidak terlalu berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan afektif tentang kesenangan. Namun mereka merasa sangat puas terhadap situs jejaring sosial ini. 9. Responden tidak memilih-milih dalam penambahan teman. Mereka dapat menerima atupun meminta permohonan pertemanan dengan siapa saja. Jumlah teman yang dimiliki sekitar 300 orang. Namun, dengan anggota keluarga, responden cenderung lebih tertutup. Jumlah anggota keluarga yang ada sebagai teman hanya berkisar antara 1 hingga 5 orang dengan peneguhan kontak yang relatif jarang. 10. Facebook tidak hanya diakses tetapi juga menjadi salah satu topik pembicaraan di sekolah. Facebook juga dapat melepaskan tekanan mereka terhadap segala rutinitas sekolah. Namun, pengaksesan bukan dijadikan hobi utama mereka. Kegiatan yang paling sering dilakukan responden saat mengakses Facebook adalah memberikan comment atau menulis wall. 11. Responden berpendapat bahwa dengan memiliki akun Facebook, mereka merasa lebih diterima dan lebih dihargai. Hal ini pun berpengaruh terhadap rasa percaya diri mereka. 12. Responden hanya mengikuti beberapa grup yang dipandang paling cocok dengan mereka. Sehingga jumlah grup yang diikuti hanya sekitar 1 sampai dengan 10 grup. 13. Untuk hal kerja sama, para responden mengakui bahwa mereka selalu berusaha untuk membantu memecahkan masalah teman yang dibagi dalam Facebook. Baik itu hanya comment ataupun disertai tindak lanjut lainnya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
14. Facebook dianggap
sangat
membantu dalam menjalin hubungan
persahabatan yang erat. Dan menjadikan situs jejaring sosial ini sebagai situs yang paling baik diantara yang lain.
4.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner murid IEC Malaka
Medan, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan situs jejaring sosial pada umumnya dan situs Facebook pada khususnya sebaiknya dilakukan dengan seoptimal mungkin. Untuk muridmurid, yang diutamakan adalah tidak mengganggu waktu maupun kewajiban sebagai murid di sekolah. 2. Responden diharapkan mengetahui secara baik semua aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam situs Facebook. Sehingga, tidak hanya sekedar untuk hiburan semata tetapi mendapatkan informasi yang lainnya. 3. Penggunaan Facebook dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan afiliasi. Sehingga karakter murid-murid remaja yang berbeda-beda dalam berteman dapat menggunakan situs ini dalam menjalin hubungan pertemanan maupun kerja sama yang baru. 4. Facebook diharapkan dapat menjadi jembatan yang dapat menghubungkan seseorang tidak hanya dengan teman namun juga dengan anggota keluarga lain. Sehingga, semua yang dilakukan mereka dapat diketahui dan diawasi secara tidak langsung oleh orang tua. Facebook juga lebih mendekatkan semua penggunanya.
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi R. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ardianto, Elvinaro. 2007. Filsafat Imu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Hamalik,Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Le Boueuf, Michael. 1992. Memenangkan dan Memelihara Pelanggan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Lubis, Suwardi. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Medan: Bartong Jaya Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Namawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya __________________.2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian dan Survey. Jakarta: LP3ES Supratiknya,
A.
1995.
Komunikasi
Antarpribadi:
Tinjauan
Psikologis.
Yogyakarta: Kanisius Wagito, Buno. 1991. Psikologi Kerja. Jakarta: Gramedia
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
KUESIONER PENELITIAN Judul Penelitian
:
MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan) Peneliti
: Melisa Tandun
Petunjuk Pengisian
:
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan jawaban yang ada. 2. Lingkari jawaban yang paling sesuai menurut Anda. 3. Mohon untuk tidak mengisi kotak kode yang berada di sebelah kanan. 4. Harap mengisi semua pertanyaan yang tertera karena semuanya berkaitan dalam penelitian ini.
No. Responden
1 I. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin (JK) : 1. Laki-laki
2
2. Perempuan
2. Usia (US) : 1. 12-13 tahun
3
2. 14-15 tahun 3. 16-17 tahun 3. Asal sekolah (AS) : 1. SMP Negeri 2. SMP Swasta
4
3. SMA Negeri 4. SMA Swasta Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
4. Lama kepemilikan akun (LK) : 1. Kurang dari setahun
5
2. 1-2 tahun 3. Lebih dari 2 tahun 5. Lama pengaksesan setiap hari (LP) : 1. Kurang dari 30 menit
6
2. 30-60 menit 3. Lebih dari 1jam
II. Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook
6. Apakah Anda mengetahui aplikasi dasar yang ada pada situs Facebook? (MA) 1. Ya
7
2. Tidak
7. Apakah pengetahuan Anda bertambah setelah mengakses situs Facebook? (MB) 1. Ya
8
2. Tidak
8. Bagaimana perasaan Anda ketika mengakses situs Facebook? (MC) 1. Senang 2. Tidak senang
9
3. Biasa saja 9. Bagaimana pendapat Anda tentang aplikasi yang ada pada situs Facebook? (MD) 1. Puas
10
2. Tidak puas 3. Kurang puas
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
10. Kapan biasanya Anda ingin mengakses situs Facebook? (ME) 1. Saat sedang bosan
11
2. Saat sedang sedih 3. Saat sedang senang 4. Kapan saja 11. Berapa banyak jumlah “teman” yang Anda miliki? (MF) 1. Kurang dari 100 orang
12
2. 101-300 orang 3. 301-500 orang 4. 501-700 orang 5. Lebih dari 700 orang 12. Apa yang menjadi alasan Anda dalam menambah atau menerima teman dalam Facebook? (MG) 1. Yang telah dikenal
13
2. Tidak dikenal, namun sesama warga Indonesia 3. Siapa saja 13. Berapa banyak anggota keluarga yang tercantum dalam “friend list” Anda? (MH) 1. Tidak ada
14
2. 1-5 orang 3. 6-10 orang 4. lebih dari 10 orang 14. Bagaimana frekuensi Anda dalam melakukan kontak dengan keluarga melalui Facebook? (MI) 1. Tidak Pernah
15
2. Jarang 3. Sering 15. Apakah Facebook termasuk topik yang Anda bicarakan di lingkungan sekolah? (MJ) 1.Ya 2. Tidak
16
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
16. Apakah Facebook membantu Anda dalam menemukan teman lama (MK) 1. Ya
17
2. Tidak 17. Apakah memiliki akun Facebook menambah kepercayaan diri Anda? (ML) 1. Ya 2. Tidak
18
18. Apakah Anda menjadikan pengaksesan Facebook sebagai salah satu hobi Anda? (MM) 1. Ya
19
2. Tidak 19. Apakah Facebook dapat membantu Anda dalam melepaskan tekanan sekolah? (MN) 1. Ya
20
2. Tidak 20. Apa yang paling sering Anda lakukan di situs Facebook? (MO) 1. Update status atau profil (termasuk upload foto)
21
2. Memberikan comment atau menulis wall 2. Bermain games atau chatting 3. Hanya melihat-lihat
III. Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi
21. Apakah Anda merasa lebih dihargai atau diterima di sekolah bila memiliki akun Facebook? (PA)
22
1. Ya 2. Tidak 22. Berapa jumlah “group” yang Anda ikut dalam Facebook? (PB) 1. Tidak ada
23
2. 1-10 3. Diatas 10
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
23. Apakah Anda merasa saling memiliki bila bergabung dengan grup tertentu? (PC) 1. Ya
24
2. Tidak 24. Apakah Anda turut membantu sesama teman dalam memecahkan persoalan yang mereka bagi dalam Facebook? (PD) 1.
Ya
25
2. Tidak 25. Apakah Anda turut melibatkan diri dalam“event” yang dipromosikan dalam Facebook? (PE) 1. Ya
26
2. Tidak
26. Bagaimana fungsi Facebook dalam membantu Anda untuk menjalin persahabatan yang erat? (PG) 1. Sangat membantu
27
2. Tidak membantu 3. Biasa saja
27. Apakah Anda menganggap Facebook sebagai situs jejaring sosial yang baik? (PF) 1. Ya
28
2. Tidak
TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN TENAGANYA
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.
BIODATA
Nama
:
Melisa Tandun
NIM
:
060904004
Departemen
:
Ilmu Komunikasi
Program Studi
:
Hubungan Masyarakat (Humas)
Tempat / Tanggal Lahir
:
Jakarta / 8 Februari 1989
Agama
:
Buddha
Anak ke
:
1 dari 2 bersaudara
Pendidikan
:
1. SD Chandra Kusuma Jakarta 2. SD Sutomo Medan 3. SD Permata Indah Jakarta, lulus tahun 2001 4. SMP Akselerasi Chandra Kusuma Jakarta, lulus tahun 2003 5. SMU W.R.Supratman 1 Medan, lulus tahun 2006 6. Ilmu Komunikasi FISIP USU, lulus tahun 2010
Nama Orangtua a) Ayah
:
Tehdy Susanto
b) Ibu
:
Linna Tandun
Alamat
:
Jalan Sabaruddin No. 25 BB – Medan 20214
No. Telepon
:
(061) 7361353
Melisa Tandun : motivasi penggunaan situs jejaring sosial dan Kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan), 2010.